Latar Belakang Ujicoba Nuklir Pasca Perang Dunia II

BAB III PENGATURAN HUKUM INTERNASIONAL DALAM MENJAGA

PERDAMAIAN DAN STABILITAS KEAMANAN GLOBAL

A. Latar Belakang Ujicoba Nuklir Pasca Perang Dunia II

Serangan bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki pada 6 dan 9 Agustus 1945 telah membawa dunia masuk ke dalam persaingan dalam pengembangan energi nuklir sebagai senjata pemusnah massal mass destroyed weapon. Untuk itu, masyarakat internasional menyepakati bersama membuat perjanjian-perjanjian guna melakukan pencegahan dan pengurangan penggunaan senjata nuklir seperti Perjanjian Nonproliferasi Nuklir Nuclear Non-Proliferation Treaty tahun 1968 dan Traktat Pelarangan Menyeluruh Ujicoba Nuklir Comprehensive Nuclear- Test-Ban Treaty CTBT tahun 1996. Namun dengan adanya perjanjian-perjanjian tersebut tidak menjadi jaminan konflik peperangan yang terjadi tidak akan membuat balistik-balistik nuklir yang telah bertebaran di banyak negara untuk tidak diluncurkan. 89 Negara-negara dunia yang tidak setuju dengan penggunaan senjata nuklir telah berkampanye dalam penerapan perjanjian yang melarang semua ledakan nuklir sejak awal 1950-an, ketika perhatian publik terangsang atas hasil dari pancaran radioaktif yang berbahaya yang jatuh akibat ujicoba nuklir yang dilakukan di atmosfer serta meningkatnya persaingan senjata nuklir. Ujicoba nuklir yang pertama kali dilakukan adalah pada 16 Juli 1945 yaitu ledakan bom 89 Perserikatan Bangsa-Bangsa. Op.Cit., hlm. 37 Universitas Sumatera Utara atom dengan kode “Trinity” yang dilakukan oleh Amerika Serikat di White Sands Missile di padang Alamogordo, Meksiko. 90 Menurut sebuah sumber penelitian yang dikeluarkan di Prancis pada April 2002, sedikitnya terdapat 1.400 reaktor nuklir di seluruh dunia yang dibangun sejak tahun 1954 dan 57 persennya digunakan untuk kepentingan sistem penyerangan pertahanan militer. Jumlah tersebut terdapat dalam 220 kapal selam peluncur rudal, 250 kapal serang, 10 kapal induk, dan 14 kapal jelajah. Sebanyak 245 reaktor nuklir terapung dimiliki AS, Inggris, Prancis, Cina, dan Rusia di dalam 182 kapal perang. Banyak Negara yang mulai mengkhawatirkan dampak nuklir termasuk India yang menyuarakan kekhawatiran internasional pada tahun 1954 dan semakin meningkat ketika ia mengusulkan penghapusan semua percobaan peledakan nuklir di seluruh dunia. Namun dalam konteks Perang Dingin, skeptisme tentang kemampuan untuk memverifikasi kepatuhan dengan perjanjian menyeluruh larangan ujicoba nuklir menimbulkan hambatan yang besar untuk membuat kesepakatan apapun. 91 Berakhirnya Perang Dunia II tidak menjadi akhir dari keinginan Negara- negara tertentu yang ingin menguasai dunia. Perubahan tatanan politik internasional yang terjadi setelah Perang Dunia II membawa Amerika Serikat dan Uni Soviet pada suatu keinginan untuk memimpin dunia. 92 90 Dian Wirengjurit. Op.Cit., hlm. 10 Amerika Serikat sebagai negara pemenang Perang Dunia II di pihak Sekutu Inggris, Perancis dan 91 “Sejarah Bom Nuklir” sebagaimana dimuat dalam http:yasir140.student.umm.ac.iddownload-as-docstudent_blog_article_188.doc terkahir diakses tanggal 25 April 2013 pukul 13:48 WIB 92 Tim Peneliti Penulis pada Pusat Kajian Pasifik Universitas Hasanuddin. Prospek Didirikannya Southeast Asian Nuclear Weapon Free Zone. Ujung Pandang: 1990 hlm. 53 Universitas Sumatera Utara Amerika Serikat atau lebih sering dikenal dengan nama Blok Barat, berkeinginan menjadi penguasa dunia dengan cara-cara baru tanpa menggunakan kekuatan senjata seperti pada Perang Dunia II. Dengan memiliki paham Liberal-Kapitalis yang mengagungkan kebebasan individu yang memungkinkan kapitalisme berkembang dan menjadikan Amerika Serikat sebagai Negara kreditor besar yang berperan dalam membantu negara-negara Eropa Barat untuk memperbaiki perekonomiannya serta membantu negara-negara yang sedang berkembang berupa memberi pinjaman modal untuk pembangunan dengan harapan bahwa rakyat yang makmur hidupnya dapat menjadi tempat pemasaran hasil industrinya kelak. Kemunculan Rusia Uni Soviet sebagai negara besar dan berperan dalam membebaskan Negara-negara di Eropa bagian Timur dari tangan Jerman serta membangun perekonomian negara-negara tersebut. Uni Soviet memperluas pengaruhnya dengan mencetuskan terjadinya perebutan kekuasaan di berbagai negara Eropa Timur 93 93 Negara-negara Eropa Timur yang berada di bawah pemerintahan komunis Uni Soviet yaitu Bulgaria, Albania, Hongaria, Rumania, Polandia, dan Cekoslowakia, sumber . Berbeda dengan Amerika Serikat yang memiliki ideologi Liberal-Kapitalis, Rusia Uni Soviet yang dikenal dengan nama Blok Timur berideologikan Sosialis-Komunis dimana melalui paham tersebut, apabila Negara yang mengendalikan perusahaan maka Negara dapat menjamin kesejahteraan rakyatnya dimana keuntungan yang didapat akan dibagi secara merata kepada rakyatnya. http:80infoku.blogspot.com201102perang-dingin-dan-sejarahnya.html terakhir diakses tanggal 25 April 2013, pukul 13.56 WIB Universitas Sumatera Utara Perang Dingin Cold War adalah ketegangan yang secara politis tampak saling bermusuhan karena adanya perbedaan ideologi dan persaingan untuk merebut dominasi atau hegemoni di dunia. Perang Dingin dimulai setelah berakhirnya Perang Dunia II yaitu sejak pembagian Jerman menjadi 2 wilayah, yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur. Pembagian Jerman menjadi 2 diikuti dengan pembagian kota Berlin menjadi Berlin Barat dan Berlin Timur. Amerika Serikat, Inggris dan Perancis menguasai Berlin Barat sedangkan Uni Soviet menguasai Berlin Timur, tepatnya saat terjadi Konferensi Yalta pada bulan Februari 1945. Guna mengatasi berbagai perbedaan yang ada dan kepentingan untuk dapat berkuasa maka negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat mendirikan pakta pertahanan yang dikenal dengan nama North Atlantic Treaty Organization NATO atau Organisasi Pertahanan Atlantik Utara. North Atlantic Treaty Organization NATO merupakan suatu organisasi pertahanan yang mempunyai prinsip apabila salah satu Negara anggotanya diserang maka hal tersebut dianggap sebagai serangan terhadap NATO. Sementara untuk mengimbangi kekuatan NATO, pada tahun 1955 Uni Soviet mendirikan pakta pertahanan yaitu Pakta Warsawa 94 94 The Warsaw Treaty Organization of Friendship, Cooperation, and Mutual Assistance 1955–1991 adalah sebuah perjanjian pertahanan bersama antara delapan negara komunis Eropa Tengah dan Timur selama Perang Dingin, ditandatangani pada 14 Mei 1955 di Warsawa. Pakta Warsawa adalah pelengkap militer Dewan CoMEcon, organisasi ekonomi regional untuk negara komunis Eropa Tengah dan Timur dan sebagian reaksi militer Soviet terhadap integrasi Jerman Barat ke dalam NATO tahun 1955. Kekuatan Pakta Warsawa runtuh seiring dengan gelombang revolusi demokratik di Eropa Timur akhir dekade 1980-an dan bubarnya Uni Soviet pada tahun 1999. Era Perang Dingin pun berakhir. Sebagaimana dimuat dalam http:enwikipedia.orgwikiWarsawa_Pact terakhir diakses tanggal 2 Juli 2013 pukul 10:38 WIB . Anggota Pakta Warsawa yaitu Uni Soviet, Albania, Bulgaria, Cekoslowakia, Jerman Timur, Hongaria, Polandia, dan Rumania. Universitas Sumatera Utara Berdirinya kedua pakta tersebut menyebabkan muncul rasa saling curiga, ketidakpercayaan, dan kesalahpahaman antara kedua blok baik blok barat maupun blok timur. Amerika dituduh menjalankan politik imperialis untuk mempengaruhi dunia sementara Uni Soviet dianggap melakukan perluasan hegemoni atas negara- negara demokrasi melalui ideologi komunisme. Keadaan tersebut memicu ketegangan kian memuncak sehingga muncullah persaingan senjata di antara kedua belah pihak. Masing-masing pihak saling diliputi oleh suasana Perang Dingin yang bahkan mengarah pada terjadinya Perang Dunia III. Perang dingin antara kedua Negara adidaya tersebut ditandai dengan perlombaan senjata nuklir secara besar-besaran anatar kedua Negara adidaya beserta kedua blok militer NATO dan Pakta Warsawa untuk mewujudkan ambisi mereka menjadi Negara adidaya superpower. 95 Jika muncul isu sensitif dapat saja membawa kedua belah pihak pada isu global yang menyebabkan munculnya perang secara terbuka. Perang dingin menimbulkan perlombaan senjata antara pihak Amerika Serikat dan Uni Soviet. Perlombaan senjata yang dilakukan kedua negara tersebut berupa perlombaan senjata nuklir. Setelah berakhirnya Perang Dunia II, Amerika Serikat melanjutkan ujicobanya dan Uni Soviet melakukan ujicoba senjata nuklir pertamanya pada 1949. Pada tahun berikutnya, Presiden Harry S. Truman mengumumkan bahwa ia Kegiatan tersebut sering disebut sebagai politik Balance of Power. Unjuk kekuatan kedua negara adidaya tersebut diikuti perlombaan dalam bidang teknologi militer dan ruang angkasa dimana keduanya saling unjuk kecanggihan. 95 Dian Wirengjurit, Op.Cit. Universitas Sumatera Utara telah menyetujui Komisi Tenaga Atom untuk melanjutkan pengembangan dan diujicoba pada tanggal 1 November 1952 di dekat Atol Eniwetok di Pasifik. Tidak hanya Amerika Serikat ataupun Rusia yang berhasil mengembangkan bom atomnya, Inggris pada tahun yang sama dengan ujicoba bom-H Amerika Serikat pada 3 Oktober meledakkan bom atom pertamanya di Pulau Monte Bello di lepas pantai Australia. Ujicoba nuklir tidak hanya dilakukan di darat tetapi juga di dalam air. Pada tahun 1954, Amerika Serikat meluncurkan USS Nautilus, kapal selam bertenaga nuklir pertama. USS Nautillus SSN-571 adalah kapal selam bertenaga nuklir yang beroperasi pertama kali di dunia dan merupakan kapal pertama yang menyelesaikan transit bawah air di Kutub Utara pada tanggal 3 Agustus 1958. 96 Perlombaan senjata nuklir ini dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya perang nuklir yang dahsyat yang dapat membahayakan kelangsungan hidup umat manusia dan makhluk hidup lainnya di dunia sebab jangkauan ledak senjata nuklir sangatlah luas biasa yang dapat menjangkau antarnegara dan antarbenua. Karena itu, selama masa Perang Dingin itu terlihat dua kenyataan yang saling bertolak belakang, yaitu meningkatnya upaya untuk membatasi proliferasi senjata nuklir tersebut tidak saja oleh negara-negara nuklir, juga terutama oleh negara-negara Pada tahun 1960, Perancis mengujicoba bom atom buatannya di Gurun Sahara dan berselang satu tahun kemudian, Uni Soviet melakukan ujicoba bom-H terbesar 55 sampai 60 megaton di pulau daerah kutub Novaya Zemlya. 96 “USS Nautilus SSN-571” dikutip dari sumber http:en.wikipedia.orgwikiUSS_Nautilus_SSN-571 terakhir diakses tanggal 25 April 2013 pukul 14:23 WIB Universitas Sumatera Utara non-nuklir yang tidak ingin terlibat dalam kerangka persaingan kedua Negara adidaya itu. 97 Kedua blok membangun pusat-pusat tombol peluncuran senjata nuklir berbagai negara yang berada di bawah pengaruhnya. Untuk mengurangi meningkatnya perlombaan senjata nuklir pada kedua belah pihak maka melalui Resolusi Majelis Umum PBB Nomor 1, PBB membentuk United Nations Atomic Energy Commision UNAEC 98 1946-1948 yang bertujuan mencari jalan dan cara untuk mengembangkan penggunaan tenaga atom untuk maksud damai serta mencegah penggunaannya untuk tujuan perang. Pada akhir Desember 1946 komisi setuju untuk mengadakan pengawasan dan pengaturan ketat guna mencegah produksi senjata-senjata atom yang dilakukan secara diam-diam. Tetapi Uni Soviet keberatan dan mengemukakan usul pengurangan senjata secara menyeluruh. Sementara Amerika Serikat tidak setuju, hingga akhirnya Uni Soviet memveto usul Amerika Serikat dalam sidang Dewan Keamanan. Pada tahun 1949, Uni Soviet mengadakan uji coba peledakan bom atomnya yang pertama. Yang ditanggapi dengan pembuatan bom-H 99 97 Dian Wirengjurit, Op.Cit oleh Amerika Serikat yang diuji pada 98 Sidang Majelis Umum PBB Resolusi 1 sesi 1 Pembentukan Komisi Deal dengan Masalah Dibesarkan oleh Discovery Energi Atom pada 24 Januari 1946 dikutip dari sumber http:en.wikipedia.orgwikiUnited_Nations_Atomic_Energy_Commission, terakhir diakses tanggal 25 April 2013, pukul 15:08 WIB 99 Merupakan sebuah senjata termonuklir yaitu desain senjata nuklir yang menggunakan panas yang dihasilkan oleh sebuah bom fisi untuk kompres fusi nuklir. Hal ini secara tidak langsung menghasilkan energy yang sangat meningkat. Senjata tersebut lebih dikenal sebagai bom hidrogen atau bom-H karena mempergunakan hidrogen fusi, meskipun dalam sebagian besar aplikasi mayoritas energi destruktif yang berasal dari uranium fisi, bukan fusi hidrogen saja. Tahap fusi dalam senjata tersebut diperlukan untuk secara efisien menyebabkan sejumlah besar karakteristik fisi dan sebagian lagi senjata termonuklir. Dikutip dari sumber http:en.wikipedia.orgwikiThermonuclear_weapon terakhir diakses tanggal 25 April 2013 pukul 15:26 WIB Universitas Sumatera Utara November 1952, meskipun begitu ternyata Uni Soviet pun sudah dapat membuat bom hidrogen sendiri. Sementara perlombaan senjata terus berlangsung, berbagai perundingan pun diadakan. Tercatat kedua Negara meratifikasi SALT I oleh Presiden Nixon dari Amerika Serikat dan Leonid Brezhnev dari Uni Soviet pada tahun 1972. Namun persetujuan ini tidak berhasil secara elementer, karena dari segi kuantitas perjanjian ini berhasil mengurangi persenjataan namun, dari segi kualitas justru menjadi babak baru bagi pacuan senjata. 100 SALT II yang berhasil ditandatangani oleh Presiden Carter dari Amerika Serikat dan Leonid Brezhnev dari Uni Soviet pada Juni 1979 muncul setelah perlombaan senjata yang mengandalkan nuklir. Walaupun perjanjian itu telah ditandatangani, pacuan senjata masih terus berlangsung. Beberapa perundingan yang juga berhasil dilakukan antara lain START Stategic Arms Reduction Talks dan INF Intermediate – Range Nuclear Force. Amerika Serikat dan Uni Soviet kemudian mengalihkan perhatiannya untuk meningkatkan kualitas sistem persenjataan nuklirnya. Perang Dingin memang merupakan pemicu utama ujicoba nuklir yang dilakukan berbagai negara pemilik nuklir. Mayoritas ujicoba tersebut dilakukan dalam kurun waktu Perang Dingin. Lebih dari 1.900 kali ujicoba nuklir dilakukan di masa Perang Dingin. Secara resmi, Amerika Serikat telah melakukan 1,054 kali tes nuklir dan Uni Soviet 715 kali. Gambaran perlombaan persenjataan yang dilakukan Amerika Serikat dan Uni Soviet diikuti pula oleh beberapa Negara 100 Tim Peneliti Penulis pada Pusat Kajian Pasifik Universitas Hasanuddin. Op.Cit. Universitas Sumatera Utara lainnya. Perancis telah melakukan tes nuklir sebanyak 210 kali sementara Inggris dan Republik Rakyat Cina melakukan tes nuklir sebanyak 45 kali. Setelah Negara-negara tersebut Negara-negara Asia pun mulai mengembangkan senjata nuklir seperti India, Pakistan, dan Korea Utara yang telah melakukan ujicoba senjata nuklir masing-masing enam, enam, dan dua kali. 101 Pemanfaatan nuklir untuk memajukan kesejahteraan umat manusia telah dikembangkan berbagai Negara di dunia. Ujicoba nuklir yang dilakukan untuk tujuan pengembangan senjata nuklir mungkin tidak berkurang intensitasnya tetapi aktivitas pengembangannya untuk kesejahteraan umat manusia seperti pembangunan reaktor nuklir untuk memenuhi pasokan energi mulai dilakukan. Pada tahun 1956, reaktor nuklir pertama yang menghasilkan tenaga listrik mulai bekerja di Calder Hall, Inggris. Reaktor Shippingport, pembangkit listrik tenaga atom pertama di Amerika Serikat pun mulai beroperasi. Amerika Serikat juga memulai Operation Plowshare, yaitu serentetan percobaan ledakan nuklir skala besar untuk maksud-maksud damai seperti misalnya pembuatan terusan dan menciptakan suatu zona radiasi buatan manusia dengan meledakkan bom-H dari sebuah roket. Kapal-kapal bertenaga nuklir juga berhasil dibuat Amerika Serikat dan dipergunakan sebagai kapal dagang. Angka-angka tersebut menunjukkan adanya polarisasi senjata nuklir yang dapat menimbulkan bahaya bagi kelangsungan hidup umat manusia. 102 101 Kemal Stamboel. “Posisi Indonesia dan Ratifikasi CTBT“. dikutip dari sumber http:www.kemalstamboel.comblog-manajemenposisi-indonesia-dan-ratifikasi-ctbt.html diakses tanggal 28 April 2013 pukul 10:57 WIB 102 Kapal dagang bertenaga nuklir pertama bernama N.S. Savannah milik Amerika Serikat, yang diluncurkan dan melakukan perjalanan perdananya pada tahun 1962. Universitas Sumatera Utara Pengembangan tenaga nuklir melalui ujicoba telah banyak dilakukan oleh Negara-negara di dunia dan diatur secara menyeluruh melalui perjanjian- perjanjian internasional. Semenjak ditemukannya teknologi bom nuklir, setidaknya lebih dari 2.000 bom nuklir telah diledakkan di berbagai penjuru dunia baik dalam bentuk bom bawah tanah, bom udara, maupun bom bawah laut. Ujicoba yang dilakukan tersebut pun dilakukan dengan berbagai tujuan dan tak terlepas dari situasi politik dunia. Situasi politik dunia dengan berbagai kepentingan yang mempergunakan teknologi nuklir terutama senjata nuklir sebagai alat diplomasi dapat mengganggu ketertiban dan keamanan internasional.

B. Traktat Pelarangan Menyeluruh Ujicoba Nuklir