BAB IV UJICOBA NUKLIR KOREA UTARA 12 PEBRUARI 2013 DAN
KAITANNYA DENGAN PERDAMAIAN DAN STABILITAS KEAMANAN GLOBAL
A. Latar Belakang Ujicoba Nuklir Korea Utara
Penggunaan senjata-senjata yang dapat menyebabkan maut tanpa pandang bulu lethal weapons seperti senjata kimia, biologi dan nuklir, yang mampu
menghancurkan musuh tanpa memerlukan pasukan atau peralatan perang tank, meriam, pesawat tempur dalam jumlah yang besar, tetapi mempunyai daya
musnah yang jauh lebih efektif dan efisien. Dengan bantuan teknologi komputer, posisi penyerang dengan menggunakan senjata penghancur dapat mengakibatkan
lawan mendapat tekanan psikologis dalam peperangan.
137
Penggunaaan senjata kimia, biologi dan nuklir dapat dikategorikan sebagai bentuk terror psikologis yang mempunyai dampak persaingan supremasi bagi
Negara besar dimana semua itu dimaksudkan untuk mengembangkan strategi militer dalam usaha menanamkan pengaruh Negara-negara yang bersangkutan.
Bisa dikatakan bahwa usaha-usaha untuk menghilangkan senjata kimia, biologi dan nuklir tersebut merupakan suatu hal yang jauh dari harapan dan semua
pengembangan teknologi persenjataan tidak dapat dihentikan. Hal tersebut terbukti karena bukan hanya Negara-negara maju saja yang dapat menciptakan
senjata- senjata kimia, biologi ataupun nuklir, tetapi juga Negara-negara dunia
137
Tim Peneliti Penulis pada Pusat Kajian Pasifik Universitas Hasanuddin. Prospek Didirikannya Southeast Asian Nuclear Weapon Free Zone. Ujung Pandang: 1990 hlm. 43
Universitas Sumatera Utara
ketiga turut berlomba untuk dapat menciptakan senjata-senjata tersebut termasuk Korea Utara.
Menurut Annex II Traktat Pelarangan Menyeluruh Ujicoba Nuklir Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty
CTBT terdapat Korea Utara sebagai negara pemproduksi senjata nuklir. Korea Utara memusatkan perhatiannya pada
pembuatan senjata nuklir lewat pengembangan dan kemampuan militer yang dimiliki, berupa penyediaan dana dan dukungan dari kebijaksanaan politik
militernya guna memodernisasi angkatan bersenjata, dan ini mengakibatkan kegelisahan tidak hanya bagi Negara-negara tetangganya tetapi juga Negara-
negara di dunia. Kebanggaan suatu Negara terhadap modernisasi persenjataan yang
dimilikinya merupakan prestasi tersendiri terhadap suatu Negara. Hal tersebut dijadikan sebagai sebuah identitas suatu bangsa di dunia internasional yang dapat
menimbulkan kepercayaan diri terhadap modernitas senjata yang dimiliki. Dengan postur militer yang dimiliki tentu Negara lain akan memperhitungkannya. Apalagi
didukung dengan personil militer yang terampil dalam menggunakan senjata. Dalam kasus Korea Utara, program pengembangan nuklir untuk tujuan militer
telah menelan dana anggaran keuangan Negara habis-habisan. Maka tidak heran jika militer memiliki kendali yang kuat atas pembuatan kebijakan nasional
negaranya.
Universitas Sumatera Utara
Adanya perlombaan senjata nuklir tentu mempunyai dikotomi
138
persenjataan yang dapat mengancam umat manusia. Sebab apabila terjadi perang nuklir, tidak ada pihak yang menang dalam perang tersebut, hanya akan
menimbulkan kesengsaraan.
139
Betapapun kerugian yang dialami Korea Utara ketika secara terbuka mendeklarasikan diri sebagai negara bersenjata nuklir, ada
strategi yang logis di balik deklarasi Korea Utara sebagai Negara berkekuatan nuklir. Korea Utara percaya tindakan ini akan memberikan keuntungan strategis,
simbolis, dan teknologi yang dibutuhkan dalam jangka panjang untuk mewujudkan Korea Utara yang kuat dan makmur.
140
Pada tanggal 12 Pebruari 2013, Korea Utara telah melaksanakan ujicoba nuklirnya. Korea Utara menyatakan uji coba nuklir tersebut berhasil dilakukan
dengan dalam skala kecil. Tes itu juga diakui aman dan dengan cara yang sempurna. Hal tersebut dikonfirmasi lebih lanjut setelah Amerika Serikat, Korea
Selatan, dan Jepang mendeteksi adanya aktivitas seismik dengan kekuatan 5,1 SR di Korea Utara yang diakibatkan ledakan nuklir tersebut. Uji coba nuklir tersebut
dilakukan sebagai bagian untuk melindungi keamanan nasional dan kedaulatan melawan permusuhan dengan Amerika Serikat yang melanggar hak Korea Utara
untuk meluncurkan satelit.
141
138
Dikotomi adalah pembagian atas dua kelompok yg bersama-sama lengkap semuanya
harus berasal dari satu bagian atau yang lain, dan saling eksklusif tidak ada yang bisa milik secara bersamaan untuk kedua bagian.
139
Tim Peneliti Penulis pada Pusat Kajian Pasifik Universitas Hasanuddin. hlm. 48
140
International Risk. “North Korea’s Nuclear Test : The Logic Behind the Leadership’s Action and Likely Future Development”.
12 Oktober 2006
141
Korea Utara Akui Berhasil Uji Coba Bom Nuklir dikutip dari sumber http:www.republika.co.idberitainternasionalglobal130212mi3t2y-korea-utara-akui-berhasil-
uji-coba-bom-nuklir terakhir diakses tanggal 9 Mei 2013 pukul 20:16 WIB
Universitas Sumatera Utara
Korea Utara sebagai Negara yang pernah bergabung dalam Perjanjian Nonproliferasi Nuklir Nuclear Non-Prolifertion Treaty tentu mengetahui akibat
dari tindakannya tersebut. Selain telah mendapatkan sanksi dari Dewan Keamanan PBB, hubungan Korea Utara dengan Negara-negara yang sebelumnya membela
posisinya seperti Uni Soviet dan RRC, kini berbalik mengecam dan mengucilkan Korea Utara. Tentu Korea Utara memiliki alasan di balik kenekatannya dalam
melaksanakan ujicoba nuklir tersebut. Hal yang melatarbelakangi Korea Utara secara kontiniu melakukan
ujicoba nuklirnya adalah regime survival.
142
Perang Korea yang terjadi dari 25 Juni 1950 hingga 27 Juli 1953 antara Korea Utara dan Korea Selatan telah
menyeret Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Inggris di kubu Korea Selatan. China menyediakan kekuatan militer, dan Uni Soviet menyediakan penasihat
perang dan pilot pesawat, dan juga persenjataan, untuk pasukan China dan Korea Utara. Akhir dari peperangan ini kemudian memisahkan kedua bangsa Korea
tersebut. Perseteruan antara RRC dengan Uni Soviet tidak luput pula terjadi yang disebabkan oleh keinginan untuk menjadi pemimpin komunisme internasional.
143
142
Andi Purwono dan Ahmad Saifuddin Zuhri. “Peran Nuklir Korut Sebagai Instrumen Diplomasi Politik Internasional”. Spektrum : Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional Vol. 7
No. 2 Tahun 2010. hlm. 7
Perang Korea akhirnya berakhir pada 27 Juli 1953 saat Amerika Serikat, Republik China dan Korea Utara menandatangani persetujuan gencatan senjata yang bukan
merupakan perjanjian damai sehingga Korea Utara masih merasa terancam dengan adanya penempatan 27.000 tentara Amerika Selatan di Korea Selatan, dan
ditambah 47.000 tentara Amerika Serikat lainnya di Jepang.
143
Tim Peneliti Penulis pada Pusat Kajian Pasifik Universitas Hasanuddin. Op. Cit., hlm. 114
Universitas Sumatera Utara
Para realis mempercayai bahwa kekuatan negara adalah variabel kunci dalam konstelasi politik internasional. Kekuatan negara yang dimaksud disini
dapat diukur dari berbagai indikator seperti kekuatan ekonomi, kekuatan industri, serta tentunya kekuatan militer.
144
Dalam kasus ini, Korea Utara memanifestasikan seluruh kekuatan Negara tersebut pada bidang militer dengan
melakukan serangkaian ujicoba nuklir. Negara akan berusaha untuk mengembangkan nuklir jika mereka tidak memiliki alternatif lain dalam
menghadapi sebuah ancaman militer yang sangat serius bagi keamanan mereka. Jika hal tersebut tidak terjadi maka Negara-negara tersebut merasa lebih baik
untuk tidak mengembangkan nuklir sama sekali. Argumen tersebut menempatkan nuklir sebagai sebuah instrument keamanan internasional namun isu nuklir tidak
hanya mengenai permasalahan militer tetapi juga mengenai konsensus politik dari berbagai kelompok kepentingan di dalam negerinya sendiri dan juga menjadi
sebuah simbol modernitas dan identitas di dunia internasional.
145
Sebagai negara yang disebut sebagai axis of evil, belajar dari pengalaman negara-negara “musuh” Amerika Serikat yang lain, satu-satunya hal yang dapat
menghalangi Amerika Serikat melakukan serangan atau invasi ke tanah Korea seperti yang dilakukan Amerika Serikat terhadap Iran dan Afganistan adalah
kepemilikan senjata pemusnah masal, termasuk senjata nuklir sebagai the ultimate
144
Boni Andika. “Program Nuklir Korea Utara Analisa Realist”. dikutip dari sumber http:andikaboni.blogspot.com201209program-nuklir-korea-utara-analisa.html terakhir diakses
tanggal 13 Mei 2013 pukul 18:30 WIB
145
Scott, D. Sagan, Why Do States Build Nuclear Weapon?: Three Models in Search of a Bomb :
Internasional Security, Vol. 21, No. 3. Winter, 1996-1997, hlm. 54-86.
Universitas Sumatera Utara
weapons of mass destruction . Korea Utara menganggap efek deterrence
146
Hal lain yang bisa digunakan untuk menjelaskan mengapa Korea Utara melakukan ujicoba nuklir dan mengembangkan persenjataan nuklirnya adalah
untuk mengangkat posisi tawar yang dimiliki oleh Korea Utara baik dalam hal diplomasi ekonomi. Korea Utara melihat sistem internasional sebagai sistem
anarki yang tidak dapat menjamin kelangsungan hidup negaranya, kecuali dengan memperjuangkannya sendiri. Korea Utara menggunakan program nuklirnya
sebagai instrumen untuk memeras negara-negara di sekitarnya untuk memberikan bantuan ekonomi. Konsesi yang diberikan Korea Utara, seperti penghentian
sementara program nuklirnya atau izin inspeksi IAEA dilakukan dengan imbalan bantuan makanan dan bahan bakar dari Cina dan Korea Selatan, serta
pembangunan reaktor nuklir sipil di Korea Utara oleh pihak Korea Selatan dan Jepang. Korea Utara bahkan meminta konsesi untuk sekedar hadir di meja
perundingan, sebagaimana syarat Korea Utara agar AS mencairkan rekening 25 kepemilikan kemampuan serang nuklir yang ditunjukkan melalui “pamer” ujicoba
nukir tersebut merupakan upaya untuk meredam ancaman Amerika Serikat serta sebagai garansi regime survival Pyongyang. Sehingga disini sangat terlihat bahwa
keamanan negara merupakan hal yang amat penting bagi Korea Utara. Sesuai dengan prinsip dasar realis yang memandang persoalan keamanan sebagai sesuatu
yang maha penting.
146
Deterrence dapat diartikan sebagai ancaman yang berpotensi menimbulkan lebih banyak kerugian dibandingkan keuntungan apabila suatu pihak melakukan serangan, sehingga
membuatnya memutuskan untuk tidak melakukan serangan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
juta dollar miliknya yang dibekukan di Macau tahun 2005 sebelum kembali ke meja perundingan.
147
Sebagaimana diketahui Korea Utara merupakan salah satu negara yang terkucil dalam tata pergaulan global, dan Korea Utara merasa sistem internasional
memberikan banyak ancaman bagi keamanan negaranya. Ancaman tersebut tidak hanya dapat berasal dari Amerika Serikat, tetapi bahkan juga negara-negara kecil
yang ada di sekelilingnya. Korea Utara menarik perhatian negara lain dengan pengembangan persenjataan nuklir dan penggunaannya mereka sehingga negara
lain terutama negara-negara tetangganya, mau berunding dengan Korea Utara demi menjaga kestabilan keamanan regional.
Hal lain yang mendasari program ujicoba senjata nuklir Korea Utara adalah untuk mengangkat status politik Korea Utara di mata dunia serta
menggunakan senjata nuklir sebagai alat diplomasi politik. Korea Utara selalu ingin bernegosiasi langsung dengan Amerika Serikat. Hal ini menunjukkan bahwa
Korea Utara ingin menunjukkan gambaran bagi dunia bahwa Korea Utara adalah Negara yang merupakan lawan yang sepadan dengan Amerika Serikat, Negara
superpower . Adanya penggunaan senjata nuklir untuk mencapai kepentingan
dalam politik internasional muncul seiring dengan penggunaan instrumen ini dalam pembuatan kebijakan luar negeri.
148
147
Andi Purwono dan Ahmad Saifuddin Zuhri. “Peran Nuklir Korut Sebagai Instrumen Diplomasi Politik Internasional”. Spektrum : Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional Vol. 7
No. 2 Tahun 2010. hlm. 9
148
“Isu Nuklir Korea Utara” sebagaimana dimuat dalam http:world.kbs.co.krindonesianeventnkorea_nuclearfaq_01.htm2 terakhir diakses tanggal 13
Mei 2013 pukul 18:46 WIB
Universitas Sumatera Utara
Negara-negara yang mengembangkan senjata nuklir biasanya akan melakukan kegiatan pengembangannya dengan sangat rahasia untuk menghindari
intervensi dari luar. Keberanian Korea Utara untuk melaksanakan pengembangan senjata nuklir dengan dilakukannya ujicoba nuklir serta pernyataan keinginannya
secara terang-terangan untuk diakui sebagai Negara nuklir menunjukkan bahwa Negara Korea Utara memiliki perilaku eksibisionis atom atomic exhibionist
149
. Dengan menunjukkan hal tersebut Korea Utara ingin menunjukkan pada dunia
bahwa mereka sangat berbahaya dan patut ditakuti oleh Negara-negara lain termasuk Amerika Serikat. Secara teknis, senjata nuklir merupakan ancaman yang
kredibel dalam usaha untuk menghindarkan agar lawan tidak melakukan tekanan lebih keras atau mengancam keamanan nasional. Deterrence nuklir dapat saja
tidak berjalan, akan tetapi negara manapun yang diketahui memiliki senjata nuklir akan akan diperlakukan dengan “lebih hormat”.
150
Keamanan nasional dengan internasional semakin saling berkaitan dan karenanya meragukan anggapan bahwa keamanan terutama berkaitan dengan
fungsi kekuatan nasional atau kemampuan militer dan ekonomi. Dalam mencari pemecahan masalah ketidak amanan, banyak bangsa semakin mendapatkan
dirinya harus berhadapan dengan suasana di luar pengendalian langsung mereka seperti krisis ekonomi struktural dan kecenderungan ekonomi, kependudukan,
lingkungan dan sumber daya global. Seluruh bangsa menghadapi ancaman universal sebagai akibat pacuan senjata nuklir. Saling ketergantungan global telah
menciptakan situasi yang apabila suatu Negara melakukan aksi, lebih-lebih
149
Ibid., hlm. 11
150
Gray dan Morgan dalam John Bayliss et. al. “Strategy in Contemporary World”. hlm. 264.
Universitas Sumatera Utara
Negara adikuasa, dapat memberikan dampak regional atau bahkan internasional.
151
Bangsa-bangsa hanya dapat mengembangkan langkah-langkah kerjasama yang diperlukan bagi usaha mencapai keamanan di masa saling bergantung ini
bila mengakui bahwa keamanan tidak dapat dipilah-pilah baik dalam dimensi- dimensi militer, ekonomi, social dan politiknya maupun antara aspek-aspek
nasional dan internasionalnya. Hal ini membutuhkan suatu pendekatan komprehensif dan bersama terhadap keamanan internasional. Suatu pengejaran
kepentingan keamanan nasional yang dapat merugikan tidak akan menguntungkan keamanan internasional dan mungkin akan mengakibatkan bencana. Dengan
adanya senjata nuklir, kebijaksanaan seperti ini merupakan ancaman yang potensial terhadap kelangsungan hidup umat manusia. Karenanya bangsa-bangsa
berkewajiban mendamaikan kontradiksi antara kepentingan keamanan nasional individual dan kepentingan menyeluruh keamanan dan perdamaian
internasional.
152
B. Dampak Ujicoba Nuklir Korea Utara 12 Pebruari 2013 terhadap Perdamaian dan Stabilitas Keamanan Global
Ujicoba nuklir yang dilakukan pada tanggal 12 Pebruari 2013 silam bukanlah ujicoba nuklir yang pertama kali yang pernah dilakukan oleh Korea
Utara. Terdapat dua kali ujicoba nuklir yang telah dilakukan oleh Korea Utara yaitu pada tahun 2006 dan tahun 2009. Ujicoba nuklir pertama kali dilakukan
151
Perserikatan Bangsa-bangsa. Berbagai Konsep Keamanan. New York. 1986. hlm. 38
152
Ibid., hlm. 39
Universitas Sumatera Utara
pada 9 Oktober 2006, dimana Korea Utara melaporkan telah melakukan ujicoba nuklir dan diperkuat dengan adanya pernyataan dari pejabat intelijen Amerika
Serikat bahwa adanya dideteksi isotop radioaktif oleh Angkatan Udara Amerika Serikat dengan daya ledak yang masih sedikit sekitar 1 kiloton.
153
Ujicoba nuklir kedua yang dilakukan Korea Utara terjadi pada tanggal 25 Mei 2009 dengan melakukan ujicoba nuklir di bawah tanah. Ledakan yang
ditimbulkan ujicoba nuklir di bawah tanah sedalam 300 meter tersebut menghasilkan gempa dengan kekuatan 4.5 Skala Ritcher
Atas ujicoba nuklir yang dilakukannya, Korea Utara mendapat sanksi dari Dewan Keamanan
PBB.
154
Banyak dampak yang akan ditimbulkan sebagai akibat daripada ledakan bom nuklir. Selain dapat memusnahkan semua benda yang berada di atas
permukaan tanah, radiasi dari bom nuklir akan mencemari tanah dengan . Negara-negara
tetangga Korea Utara menganggap kegiatan ujicoba nuklir Korea Utara tersebut merupakan tindakan provokasi yang tidak dapat diterima dan secara jelas telah
melanggar isi Resolusi 1718 mengenai sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap Korea Utara atas ujicoba yang pernah dilakukannya sebelumnya. Selain sanksi
yang terdapat resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1695 tahun 2006 dan Nomor 1718 tahun 2008, Pyongyang juga telah mendapat sanksi dari PBB karena telah
meluncurkan roket Unha-3 pada Desember 2012.
153
Uji coba nuklir Korea Utara 2013 sebagaimana dimuat dalam http:id.wikipedia.orgwikiUji_coba_nuklir_Korea_Utara_2013 terakhir diakses tanggal 3 Juli
2013 pukul 09:25 WIB
154
Tri Mulyono. “Dahsyat Uji Coba Nuklir Korea Utara Timbulkan Gempa”. dikutip dari http:internasional.kompas.comread2009052611003365Dahsyat..Uji.Coba.Nuklir.Korea
Utara.Timbulkan.Gempa terakhir diakses tanggal 13 Mei 2013 pukul 16:52 WIB
Universitas Sumatera Utara
jangkauan yang sangat luas dan dalam jangka panjang. Ledakan bom nuklir akan merusak struktur tanah dan juga struktur dasar laut dalam jangka waktu yang
panjang. Gelombang elektromagnetik yang dihasilkan ledakan akan merusak sistem elektronik satelit serta merusak ionosfer bumi yang mengakibatkan cahaya
matahari secara langsung terkena bumi. Pada 12 Pebruari 2013 lalu, Korea Utara berhasil melakukan ujicoba
nuklir ketiganya dalam kurun waktu 7 tahun terakhir. Ujicoba nuklir yang dilakukan Korea Utara tersebut mendapat kecaman dari berbagai pihak karena
dianggap sebagai tindakan provokasi dan bentuk ancaman terhadap ketenteraman serta tindakan untuk melakukan agresi karena ujicoba nuklir ketiga ini merupakan
respon atas resolusi Dewan Keamanan PBB berisi sanksi terhadap peluncuran roket Korea Utara pada 12 Desember 2012. Korea Utara telah melanggar resolusi
DK PBB No. 1695 tahun 2006, resolusi No. 1718 tahun 2008 dan resolusi No. 1874 tahun 2009.
155
Ketika Korea Utara sukses melakukan uji coba nuklir pada 12 Pebruari 2013, dunia dikejutkan dengan kemampuan negara yang terisolasi ini. Tidak
hanya karena Korea Utara sebagai salah satu Negara yang tidak mampu memberi makan rakyatnya tetapi mampu mengembangkan senjata nuklir, namun karena
kenekatannya melanggar sanksi dalam Resolusi Dewan Keamanan PBB yang Berbagai pihak menilai peluncuran roket tersebut adalah
ujicoba terselubung rudal balistik dan telah melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB karena telah mengancam perdamaian dan stabilitas keamanan global
khususnya di kawasan Semenanjung Korea dan kawasan Pasifik.
155
Yesi Syelvia. “Luncurkan Unha-3, Korut langgar 3 resolusi DK PBB.” http:international.sindonews.comread2012121240696860luncurkan-unha-3-korut-langgar-
3-resolusi-dk-pbb , terakhir diakses tanggal 3April 2013 pukul 1:57
Universitas Sumatera Utara
sebelumnya telah dijatuhkan pada negaranya yang tentu saja semakin semakin mengisolasi Korea Utara dari pergulatan bangsa-bangsa semakin gencar. Dan
akhirnya melemahkan perekonomian Korea Utara. Banyak pihak melihat tindakan provokatif ini sebagai kebodohan, mengingat ini adalah pelanggaran terhadap
1992 Joint North-South Declaration on the Denuclearization of the Korean Peninsula
dan 1994 Agreed Framework, yang keduanya merupakan sumber ekonomi dan finansial penting bagi negara miskin ini.
Uji coba nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara telah mengancam rejim anti pengembangbiakan bahan nuklir dan juga telah menciptakan konflik
keamanan yang cukup serius, tidak hanya pada kawasan Asia Timur tetapi juga untuk seluruh masyarakat internasional.
156
Tindakan provokatif Korea Utara ini juga menimbulkan kecemasan internasional akan bahaya timbulnya perang nuklir, sehingga berselang kurang
dari sebulan pasca ujicoba nuklir tersebut tepatnya pada 7 Maret 2013, lima belas negara anggota Dewan Keamanan PBB melakukan pertemuan di Markas Besar
PBB, New York, untuk membahas kondisi darurat terkait ujicoba nuklir Korea Utara tersebut. Ujicoba nuklir Korea Utara mendapat kecaman dari berbagai
Masyarakat internasional beranggapan bahwa ujicoba nuklir Korea Utara telah menjadi ancaman terhadap perdamaian
dan keamanan global. Ujicoba tersebut juga dianggap sebagai tindakan untuk melakukan agresi karena sanksi-sanksi yang dibuat sebelumnya tidak diindahkan
oleh Korea Utara.
156
Andi Purwono dan Ahmad Saifuddin Zuhri. Op.Cit., hlm. 6
Universitas Sumatera Utara
Negara. Amerika Serikat, Korea Selatan, Rusia, dan Jepang juga mengumumkan kecaman serupa.
Sebagaimana disebutkan dalam Dokumen Final sidang khusus Majelis Umum untuk pelucutan senjata, “menyingkirkan ancaman perang dunia – perang
nuklir – merupakan tugas yang sangat mendesak saat ini. Umat manusia kepada suatu pilihan; kita harus menghentikan pacuan senjata dan memulai pelucutan
senjata atau menghadapi kemusnahan”. Pacuan senjata nuklir merupakan ancaman utama bagi keamanan internasional. Perlombaan di bidang senjata nuklir
teah menciptakan suatu kekuatan yang mampu memastiakn kehancuran bersama. Mengingat daya penghancur senjata nuklir, maka perang nuklir bukanlah suatu
instrumen kebijakan nasional yang rasional. Tidak ada pemenang dalam konflik tersebut.
157
Perang nuklir dapat terjadi sebagai akibat meluasnya konflik bersenjata yang melibatkan Negara-negara bersenjata nuklir. Bencana nuklir dapat
disebabkan oeh faktor-faktor manusiawi atau teknis yang belum terbayangkan sebelumnya. Ia dapat pula diakibatkan oleh malfungsi mekanis, atau karena
kekeliruan sistem peringatan dan pengawasan. Kemungkinan lain, juga dapat terjadi sebagai akibat tingkah laku manusia yang tidak rasional dalam
pemanfaatannya.
157
Perserikatan Bangsa-bangsa. Berbagai Konsep Keamanan. New York. 1986. hlm. 42
Universitas Sumatera Utara
C. Resolusi Dewan Keamanan PBB terkait Ujicoba Nuklir Korea Utara 12 Pebruari 2013