Tinjauan Hukum Internasional Terhadap Uji Coba Nuklir Korea Utara Dan Kaitannya Dengan Perdamaian Dan Stabilitas Keamanan Global

(1)

TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP UJI

COBA NUKLIR KOREA UTARA DAN KAITANNYA

DENGAN PERDAMAIAN DAN STABILITAS KEAMANAN

GLOBAL

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat-syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum

Oleh :

CHRISYELA SINAGA NIM : 090200180

DEPARTEMEN HUKUM INTERNASIONAL

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N


(2)

TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP UJI

COBA NUKLIR KOREA UTARA DAN KAITANNYA

DENGAN PERDAMAIAN DAN STABILITAS KEAMANAN

GLOBAL

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat-syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum

Oleh :

CHRISYELA SINAGA NIM : 090200180

DEPARTEMEN HUKUM INTERNASIONAL

DISETUJUI OLEH :

Ketua Departemen Hukum Internasional

(Arif, S.H., M.H.)

NIP. 196403301993031002

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Dr. Jelly Leviza, SH, M.Hum) (Sutiarnoto, SH, M.Hum) NIP. 197308012002121002 NIP. 195610101986031003

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N


(3)

ABSTRAK

Dr. Jelly Leviza, S.H., M.Hum.* Sutiarnoto, S.H., M.Hum.**

Chrisyela Sinaga*** .

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaturan mengenai nuklir menurut hukum internasional, pengaturan hukum internasional dalam menjaga perdamaian dan stabilitas keamanan global serta bentuk aturan yang dikeluarkan oleh PBB dalam bentuk Resolusi Dewan Keamanan PBB terkait ujicoba nuklir Korea Utara tanggal 12 Pebruari 2013 guna menjaga perdamaian dan stabilitas keamanan global.

Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif dengan spesifikasi penelitian deskriptif. Hasil penelitian disajikan secara sistematis melalui pengumpulan data yang dilakukan dengan mencari informasi melalui studi pustaka atau data-data sekunder yang meliputi bahan hukum primer, sekunder dan tertier yang terkait dengan permasalahan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat aturan hukum internasional yang mengatur mengenai nuklir terdapat di dalam Piagam PBB, Resolusi Majelis Umum PBB, Resolusi Dewan Keamanan PBB, dan Statuta IAEA. Pengaturan hukum internasional dalam menjaga perdamaian dan stabilitas keamanan global terlihat dari terbentuknya Perserikatan Bangsa-Bangsa yang tujuannya adalah memelihara perdamaian dan keamanan internasional.

Aturan-aturan yang dikeluarkan oleh PBB dalam bentuk Resolusi Dewan Keamanan PBB terkait ujicoba nuklir Korea Utara tanggal 12 Pebruari 2013 adalah Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 2094 yang berisi tentang sanksi terhadap Korea Utara berupa perintah kepada Korea Utara untuk meninggalkan semua program senjata nuklirnya, pemberlakuan sanksi keuangan baru untuk memblokir transaksi keuangan yang mendukung aktivitas ilegal Korea Utara, pemeriksaan kargo yang mencurigakan dan penolakan akses pelabuhan serta penerbangan terhadap pengiriman terkait Korea Utara sesuai ketentuan hukum dan memungkinkan penegakan lebih kuat dari sanksi-sanksi yang sudah dijatuhkan oleh Negara-Negara Anggota PBB.

Kata Kunci : Nuklir, Ujicoba Nuklir, Nuklir Korea Utara, Perdamaian dan Keamanan Global

* Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara ** Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara *** Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara


(4)

ABSTRACT

Dr. Jelly Leviza, S.H., Hum. * Sutiarnoto, S.H., Hum. **

Chrisyela Sinaga ***

.

This study aims to determine the regulation of nuclear in international law perspection, international legal regulation in maintaining peace and stability of global security and shape the rules issued by the United Nations in the form of UN Security Council Resolution related to North Korea's nuclear test on 12 February 2013 in order to maintain peace and stability of the global security .

The method used is the normative legal research with specification of descriptive research. The results are presented systematically through data collection is done by seeking information through library or secondary data including primary legal materials, secondary and tertiary-related issues.

The results showed that the rule of international law that regulates nuclear contained in the UN Charter, UN General Assembly Resolution, UN Security Council Resolution, and the Statute of the IAEA. Setting of international law in maintaining global peace and security stability seen from the formation of the United Nations whose purpose is to maintain international peace and security. The rules issued by the United Nations in the form of UN Security Council Resolution related to North Korea's nuclear test on 12 February 2013 were the United Nations Security Council Resolution No. 2094 which provides for sanctions against North Korea in the form of an order to North Korea to abandon all nuclear weapons programs, enforcement of sanctions new finance to block financial transactions that support North Korea's illegal activities, inspection of suspicious cargo and denial of access to ports and shipping cost related to North Korea in accordance with the law and allow stronger enforcement of the sanctions that have been imposed by the UN Member States.

Keywords: Nuclear, Nuclear Tests, Nuclear North Korea, Peace and Global Security

* Lecture of Faculty of Law, University of Sumatera Utara ** Lecture of Faculty of Law, University of Sumatera Utara *** Student of Faculty of Law, University of Sumatera Utara


(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya :

Nama : Chrisyela Sinaga

NIM : 090200180

Judul : TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP

UJI COBA NUKLIR KOREA UTARA DAN KAITANNYA DENGAN PERDAMAIAN DAN STABILITAS KEAMANAN GLOBAL

menyatakan bahwa skripsi yang saya buat ini adalah betul-betul hasil karya saya sendiri dan tidak menjiplak hasil karya orang lain maupun dibuatkan oleh orang lain.

Apabila ternyata terbukti saya melakukan pelanggaran sebagaimana tersebut di atas, maka saya bersedia mempertanggunjawabkannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku termasuk menerima sanksi pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.

Medan, Juli 2013

CHRISYELA SINAGA NIM. 090200180


(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan hormat syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa dan anakNya Tuhan Yesus Kristus Sang Kepala Gerakan sebagai Tuhan dan Juruselamat yang hidup yang telah mencurahkan berkat dan karuniaNya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan masa studinya dan memperoleh gelar Sarjana Hukum Jurusan Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Sesuai dengan yang tercantum pada halaman depan skripsi ini, maka judul

yang dipilih adalah ”TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL

TERHADAP UJI COBA NUKLIR KOREA UTARA DAN KAITANNYA DENGAN PERDAMAIAN DAN STABILITAS KEAMANAN GLOBAL”.

Tiada gading yang tak retak, andaipun retak jadikanlah sebagai ukiran, demikian halnya skripsi ini juga yang masih jauh dari sempurna dalam penyusunan, pemilihan maupun merangkai kata demi kata, serta kelalaian dalam proses pengeditan. Dengan segala kerendahan hati, penulis bersedia menerima kritik dan saran yang membangun agar dapat menjadi acuan bagi penulis dalam karya penulisan berikutnya.

Sebagai penghargaan dan ucapan terimakasih kepada semua dukungan dan perhatian yang telah diberikan, penulis mengucapkan terimakasih kepada:


(7)

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc(CTM). Sp.A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara ;

2. Bapak Prof. Dr. Runtung, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H., M.Hum selaku Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Bapak Syafruddin, S.H. M.H. D.F.M. selaku Pembantu Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, dan Bapak Muhammad Husni, S.H., M.Hum. Pembantu Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara ;

3. Bapak Arif, S.H., M.H. selaku Ketua Departemen Hukum Internasional

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara ;

4. Bapak Dr. Jelly Leviza, S.H., M.Hum. selaku Sekretaris Departemen Hukum

Internasional Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Pembimbing I, yang mendukung penulis dalam pemilihan judul dan membimbing penulis dalam masa penulisan sampai penyelesaian skripsi ini ;

5. Bapak Sutiarnoto, S.H., M.Hum. selaku Dosen Pembimbing II, yang telah

membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini ;

6. Ibu Dr. Marlina, S.H., M.Hum selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis

yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara ;

7. Segenap Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah


(8)

8. Seluruh staf dan pegawai Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan pelayanan yang baik berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar ;

9. Yang teristimewa dan penulis cintai Ayahanda H. Sinaga dan Ibunda B.

Purba yang telah sabar dalam mengasuh dan mendidik serta memberi dorongan kepada penulis dengan iringan doa yang tak henti-hentinya serta kerja keras, kesabaran, nasehat dan kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan studi. Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya buat ayahanda dan ibunda tercinta. Semua hal yang telah kalian berikan tidak akan mungkin dapat tergantikan. Semoga saya bisa membuat ayahanda dan ibunda bangga ;

10.Abang-abangku, Hedbien Frederik Sinaga, S.T., Ade FD Sinaga S.H., Briptu. Briend Sinaga, dan adikku Oinike Sinaga, Irene Sinaga yang telah memberi masa indah dan banyak pelajaran hidup dari saat penulis lahir hingga sekarang. “Jika punya cita-cita harus dilakukan dengan belajar dan usaha. Belajar dan belajar dan berdoa. Sai adong do tempat na denggan tu akka jolma namalo jala na marYesus.” ;

11.Segenap keluarga pinompar Op. Hanna Sinaga dan Op. Melva Purba, dan kak

Ronauli Tumanggor.

12.Fredy Yohannes, yang selalu mendukung, menyemangati dan mendoakan

penulis selama proses penulisan skripsi. Semoga skripsinya juga selesai dan sukses dalam cita-cita. Sampai jumpa di Swiss.


(9)

13.Pelayan-pelayan Kristus di Pengurus Komisariat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia Komisariat Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Masa Bakti 2010-2011 (KaSuk Derma (kakak kelompok), bang Nimrot, bang Uhum, Nono, kak Whenny, kak Juni, bang Jery, Obe, kak Sondang) dan Masa Bakti 2011-2012 ‘keluargaku yang kapalnya terus digoyang’ (Ketuaku Jeffrianto, Jeje, Onyak, Jojo, Bapa Hotman, Merty, Ricky, Togi, Inggri, Cipo, Daniel, dan Dessy). Semoga pelayanan kita kepadaNya tidak terhenti di masa mahasiswa saja, dan kita tetap terus membawa harta karun idealisme itu ke tempat dimana kita ditempatkan Tuhan ;

14.Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia Komisariat Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara, terkhusus buat kakanda-kakandaku, bang Cnr, bang Tondi, bang Putra, bang Andre, kak Melly, kak Debo, kak Witra, bang Oude, bang David, bang Bani, bang Lincoln, dan saudara/i kader, Anggie, Hardy, Sahat, Kristi, Rio Montes, Sumanggam, Jan, Rudy Voiler, Julius, Defina, Nurmawati, Dona, Novly, Togar, Ari, Naomi, Ubi, Putri, yang telah memberikan pembelajaran dan pengalaman tak ternilai bagi penulis;

15.Sahabat-sahabatku alumni SD Swasta RK Pakkat 1997, SMP Swasta RK

Pakkat 2003, dan SMA Swasta RK Santa Maria Pakkat 2006 khususnya kelas SerDADu XII IPA 2, (Jadiaman, Bernath, Zenny, Riris, Apriadi, Artasari, Ardi, Ros, Monang, Chandra, Mesy, Joseph, Juni, Sumitro), Yassir, Givson, Weldy, Jhon Ricardo, Eva, Maria, yang telah memberi warna indah masa remaja yang luarbiasa dan para guru-guru tercinta yang telah memperkenalkan penulis pada indah dan ajaibnya ilmu pengetahuan ;


(10)

16.Pramuka dan Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Humbang Hasundutan ;

17.International Affairs Office USU, Ibu Dra. Asima Yanty Siahaan, M.A.,

Ph.D, Ibu Joiverdia Arifiyanto, S.H., M.H., Pak Adar, kak Elisabeth, kak Ajeng, bang Freddy, dan bang Hery untuk tempat magang yang nyaman dan membangun pribadiku ;

18.ILSA (International Law Student Association) FH USU ;

19.Kawan-kawan seperjuangan stambuk 2009 khususnya grup H dan grup E,

Lorensia, Putri, Eka, Andi. Terimakasih telah menjadi rekan sekelas yang saling membangun. Semoga kelak semuanya jadi alumnus yang sukses ;

20.Alunan lagu BIGBANG dan Sheila on 7 yang selalu menemani dan

membangkitkan semangat penulis dalam mengerjakan skrispi ini ;

21.Serta setiap pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini yang namanya tidak dapat penulis tuliskan satu persatu.

Akhirnya penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi setiap pihak terkhususnya pembaca.

Medan, Juli 2013

Hormat Penulis,

CHRISYELA SINAGA NIM. 090200180


(11)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ...

ABSTRACT ...

LEMBAR PERNYATAAN ...

KATA PENGANTAR ...

DAFTAR ISI ...

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...

B. Perumusan Masalah ... C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ...

D. Keaslian Penulisan ... E. Tinjauan Kepustakaan ... F. Metode Penelitian ... G. Sistematika Penulisan ...

BAB II : PENGATURAN HUKUM INTERNASIONAL MENGENAI NUKLIR

A. Suatu Tinjauan Tentang Nuklir ... 1. Pengertian Nuklir ... 2. Sejarah Penemuan Nuklir ...


(12)

B. Implikasi Penemuan Nuklir ... 1. Dampak Positif ... 2. Dampak Negatif ... C. Instrumen Hukum Internasional terkait Nuklir ... 1. Piagam PBB ... 2. Resolusi Majelis Umum PBB ... 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB ... 4. Statuta IAEA ...

BAB III : PENGATURAN HUKUM INTERNASIONAL DALAM MENJAGA PERDAMAIAN DAN STABILITAS KEAMANAN GLOBAL

A. Latar Belakang Uji Coba Nuklir Pasca Perang Dunia II .. B. Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir ...

C. Peran PBB dalam Menjaga Perdamaian dan Stabilitas

Keamanan Global dalam Perspektif Hukum Internasional ...

BAB IV : UJI COBA NUKLIR KOREA UTARA 12 PEBRUARI 2013 DAN KAITANNYA DENGAN PERDAMAIAN DAN STABILITAS KEAMANAN GLOBAL

A. Latar Belakang Dilakukannya Uji Coba Nuklir Korea


(13)

B. Dampak Uji Coba Nuklir Korea Utara 12 Pebruari 2013 terhadap Perdamaian dan Stabilitas Keamanan Global ....

C. Sanksi PBB atas Uji Coba Nuklir Korea Utara 12

Pebruari 2013 ...

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... B. Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ...


(14)

ABSTRAK

Dr. Jelly Leviza, S.H., M.Hum.* Sutiarnoto, S.H., M.Hum.**

Chrisyela Sinaga*** .

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaturan mengenai nuklir menurut hukum internasional, pengaturan hukum internasional dalam menjaga perdamaian dan stabilitas keamanan global serta bentuk aturan yang dikeluarkan oleh PBB dalam bentuk Resolusi Dewan Keamanan PBB terkait ujicoba nuklir Korea Utara tanggal 12 Pebruari 2013 guna menjaga perdamaian dan stabilitas keamanan global.

Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif dengan spesifikasi penelitian deskriptif. Hasil penelitian disajikan secara sistematis melalui pengumpulan data yang dilakukan dengan mencari informasi melalui studi pustaka atau data-data sekunder yang meliputi bahan hukum primer, sekunder dan tertier yang terkait dengan permasalahan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat aturan hukum internasional yang mengatur mengenai nuklir terdapat di dalam Piagam PBB, Resolusi Majelis Umum PBB, Resolusi Dewan Keamanan PBB, dan Statuta IAEA. Pengaturan hukum internasional dalam menjaga perdamaian dan stabilitas keamanan global terlihat dari terbentuknya Perserikatan Bangsa-Bangsa yang tujuannya adalah memelihara perdamaian dan keamanan internasional.

Aturan-aturan yang dikeluarkan oleh PBB dalam bentuk Resolusi Dewan Keamanan PBB terkait ujicoba nuklir Korea Utara tanggal 12 Pebruari 2013 adalah Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 2094 yang berisi tentang sanksi terhadap Korea Utara berupa perintah kepada Korea Utara untuk meninggalkan semua program senjata nuklirnya, pemberlakuan sanksi keuangan baru untuk memblokir transaksi keuangan yang mendukung aktivitas ilegal Korea Utara, pemeriksaan kargo yang mencurigakan dan penolakan akses pelabuhan serta penerbangan terhadap pengiriman terkait Korea Utara sesuai ketentuan hukum dan memungkinkan penegakan lebih kuat dari sanksi-sanksi yang sudah dijatuhkan oleh Negara-Negara Anggota PBB.

Kata Kunci : Nuklir, Ujicoba Nuklir, Nuklir Korea Utara, Perdamaian dan Keamanan Global

* Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara ** Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara *** Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara


(15)

ABSTRACT

Dr. Jelly Leviza, S.H., Hum. * Sutiarnoto, S.H., Hum. **

Chrisyela Sinaga ***

.

This study aims to determine the regulation of nuclear in international law perspection, international legal regulation in maintaining peace and stability of global security and shape the rules issued by the United Nations in the form of UN Security Council Resolution related to North Korea's nuclear test on 12 February 2013 in order to maintain peace and stability of the global security .

The method used is the normative legal research with specification of descriptive research. The results are presented systematically through data collection is done by seeking information through library or secondary data including primary legal materials, secondary and tertiary-related issues.

The results showed that the rule of international law that regulates nuclear contained in the UN Charter, UN General Assembly Resolution, UN Security Council Resolution, and the Statute of the IAEA. Setting of international law in maintaining global peace and security stability seen from the formation of the United Nations whose purpose is to maintain international peace and security. The rules issued by the United Nations in the form of UN Security Council Resolution related to North Korea's nuclear test on 12 February 2013 were the United Nations Security Council Resolution No. 2094 which provides for sanctions against North Korea in the form of an order to North Korea to abandon all nuclear weapons programs, enforcement of sanctions new finance to block financial transactions that support North Korea's illegal activities, inspection of suspicious cargo and denial of access to ports and shipping cost related to North Korea in accordance with the law and allow stronger enforcement of the sanctions that have been imposed by the UN Member States.

Keywords: Nuclear, Nuclear Tests, Nuclear North Korea, Peace and Global Security

* Lecture of Faculty of Law, University of Sumatera Utara ** Lecture of Faculty of Law, University of Sumatera Utara *** Student of Faculty of Law, University of Sumatera Utara


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum internasional dapat didefinisikan sebagai keseluruhan hukum yang untuk sebagian besar terdiri dari prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah perilaku yang terhadapnya Negara-negara merasa dirinya terikat untuk menaati, dan karenanya, benar-benar ditaati secara umum dalam hubungan-hubungan mereka satu sama lain.1 Hukum internasional telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hukum internasional kini tidak hanya merupakan suatu sistem yang terdiri dari kaidah-kaidah yang mengatur hubungan antar Negara-negara saja. Hal ini disebabkan banyaknya lahir negara-negara baru yang mengakibatkan meningkatnya hubungan antar Negara yang mendorong pembentukan lembaga-lembaga atau organisasi internasional permanen seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mampu menjalin hubungan satu sama lain dan dengan negara-negara, serta adanya gerakan yang disponsori oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bertujuan untuk melindungi kebebasan dan hak asasi manusia. Kedua kategori perkembangan tersebut telah menyebabkan timbulnya kaidah-kaidah baru di masa mendatang.2

Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang berkembang pesat juga salah satu pendorong berkembangnya hukum internasional. Adanya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan mengharuskan dibuatnya ketentuan-ketentuan

1

J.G. Starke, Pengantar Hukum Internasional 1, terjemahan Bambang Iriana Djajaatmadja, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hlm. 3

2


(17)

baru yang mengatur kerjasama antar negara di berbagai bidang untuk mencapai tujuan bersama. Melalui ketentuan-ketentuan hukum internasional, Negara-negara secara bersama ingin menciptakan kehidupan yang harmonis guna mencapai perdamaian dan keamanan yang ditujukan bagi kesejahteraan umat manusia.

Dalam menciptakan perdamaian dan keamanan internasional, berbagai usaha telah dilakukan. Dengan dibuatnya perjanjian internasional, setiap Negara dapat berkontribusi secara penuh untuk mencapai kehidupan antar Negara yang harmonis. Terutama dalam hal stabilitas internasional, yang paling diperhatikan

oleh masyarakat internasional3

Teknologi nuklir banyak memberikan manfaat bagi manusia. Energi nuklir merupakan jawaban atas kelangkaan sumber energi. Dengan dikembangkannya energi nuklir sebagai sumber energi alternatif pengganti energi listrik, selain mampu memberikan kemajuan pada ilmu pengetahuan dan teknologi juga mampu memberikan kesejahteraan bagi manusia dengan pemanfaatannya menyediakan pasokan energi yang menjadi kebutuhan manusia dengan jumlah yang besar dengan efektif, biaya terjangkau dan aman. Tetapi penggunaan tenaga nuklir tidak terbatas hanya sebagai sumber energi melainkan dapat digunakan untuk berbagai kepentingan lainnya. Salah satunya adalah dengan mengembangkan senjata nuklir untuk keperluan militer.

adalah masalah mengenai senjata-senjata pemusnah massal (weapon of mass destruction) atau yang lebih dikenal dengan senjata nuklir.

3 Masyarakat internasional adalah subyek-subyek hukum internasional yang saling mengadakan hubungan satu dengan lainnya. Tidak mengenal badan supra-nasional, ataupun pemerintah (internasional). I Wayan Parthiana, Pengantar Hukum Internasional, cet. II, Mandar Maju, Bandung, 2003, hlm. 14


(18)

Penggunaan senjata nuklir yang pernah terjadi yaitu serangan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat atas perintah Presiden Amerika Serikat, Harry S. Truman, yang terjadi selama Perang Dunia II terhadap Kekaisaran Jepang dimana nuklir “Little Boy” dijatuhkan di kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945, diikuti dengan pada tanggal 9 Agustus 1945, dijatuhkan

bom nuklir “Fat Man” di atas Nagasaki. Bom atom ini membunuh sebanyak

140.000 orang di Hiroshima dan 80.000 di Nagasaki pada akhir tahun 1945.4

Sejak itu, ribuan telah tewas akibat luka atau sakit yang berhubungan dengan radiasi yang dikeluarkan oleh bom.5

Serangan bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki menimbulkan banyak kerugian serta menyisakan ketakutan pada masyarakat internasional terutama Negara-negara non-pemilik nuklir terhadap penggunaannya di masa mendatang yang dapat membunuh umat manusia. Untuk mengantisipasi masalah tersebut

dibentuklah Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy

Agency/IAEA) yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

yaitu sebuah organisasi independen yang didirikan pada 29 Juli 1957 dengan tujuan mencegah penyalahgunaan nuklir dan mempromosikan penggunaan nuklir untuk tujuan damai serta menangkal penggunaannya untuk keperluan militer.

Pada kedua kota, mayoritas yang tewas adalah penduduk.

4

sumber “Serangan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki”., 2013 pukul 17:09

5

Rezelman, David; F.G. Gosling and Terrence R. Fehner (2000)

dikutip dari sumber “Serangan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki”.,

2013 pukul 17:09


(19)

Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) sebagai badan internasional pengawas penggunaan tenaga nuklir membuat perangkat-perangkat hukum internasional berupa konvensi internasional yang berada di bawah pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa serta konvensi/

traktat dari Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy

Agency/IAEA) tersebut.

Instrumen hukum internasional berupa konvensi mengenai ketenaganukliran ditaati oleh Negara angggotanya dan apabila ditemui ada negara-negara anggotanya yang melakukan pelanggaran terhadap isi konvensi maka akan dikenai sanksi berupa Resolusi Dewan Keamanan PBB yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh Dewan Keamanan PBB sebagai badan pengawas dalam memelihara perdamaian dan stabilitas keamanan global.

Seperti yang terjadi pada tanggal 12 Pebruari 2013 lalu, Korea Utara6 berhasil melakukan ujicoba nuklir ketiganya dalam kurun waktu 7 tahun terakhir. Ujicoba nuklir tersebut diketahui setelah terjadi gempa berkekuatan 5,1 SR7

6 Korea Utara, secara resmi disebut Republik Demokratik Rakyat Korea adalah sebuah

yang mengguncang daerah Pegunungan Sungjibaegam, sekitar 300 km sebelah timur laut kota Pyongyang (Korea Utara) yang merupakan akibat ledakan atas ujicoba tersebut. Ujicoba kali ini merupakan yang ujicoba ketiga setelah dilakukannya ujicoba nuklir pada tahun 2006 dan tahun 2009.

terbesarnya adalah

7

Berdasarkan hasil lapora

dikutip dari sumber “Ujicoba nuklir Korea Utara 2013”.,

2013, pukul 18:17 WIB


(20)

Ujicoba nuklir yang dilakukan Korea Utara tersebut mendapat kecaman dan sangat disayangkan oleh berbagai pihak karena dianggap sebagai tindakan provokasi dan mengancam perdamaian dan stabilitas keamanan global. Ujicoba nuklir ketiga ini merupakan respon atas dikeluarkannya resolusi Dewan Keamanan PBB yang berisi sanksi terhadap peluncuran roket Korea Utara pada 12 Desember 2012. Korea Utara telah melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1695 tahun 2006, resolusi No. 1718 tahun 2008 dan resolusi No. 1874 tahun 2009.8

Selain Korea Utara masih terdapat beberapa Negara yang diindikasi sedang melakukan pengembangan tenaga nuklir untuk keperluan militer. Tetapi Korea Utara-lah yang menyatakan bahwa negaranya memiliki senjata nuklir aktif dan secara terbuka menyatakan keinginannya untuk diakui sebagai Negara nuklir. Pernyataan Korea Utara tersebut terbukti dengan dilakukannya serangkaian ujicoba nuklir ditengah sedemikian banyak konvensi dan perjanjian internasional yang melarang tindakan tersebut serta sanksi yang sudah dijatuhkan oleh Dewan Keamanan PBB.

Berbagai pihak menilai peluncuran roket tersebut adalah ujicoba terselubung rudal balistik dan telah melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB karena telah mengancam perdamaian dan stabilitas keamanan global khususnya di kawasan Semenanjung Korea dan kawasan Pasifik.

Oleh karena itu, untuk mencegah timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan akibat penyalahgunaan tenaga nuklir untuk keperluan militer, masyarakat dunia melalui Badan Tenaga Atom Internasional/ IAEA menetapkan berbagai peraturan

8

Yesi Syelvia. “Luncurkan Unha-3, Korut langgar 3 resolusi DK PBB.” Dikutip dari

sumber


(21)

internasional baik berupa konvensi ataupun perjanjian internasional yang harus dipatuhi oleh Negara-negara terutama yang sedang mengembangkan teknologi nuklirnya. Hal ini dilakukan demi menghindari kemungkinan-kemungkinan terganggunya perdamaian dan stabilitas keamanan global yang mungkin saja dapat memicu perang nuklir sebagai akibat yang timbul atas penyalahgunaan nuklir.

Berdasarkan uraian di atas maka dirasa penting untuk mengkaji mengenai ujicoba nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara pada tanggal 12 Pebruari 2013 yang lalu karena dianggap sebagai tindakan provokasi yang tidak dibenarkan dan dapat menjadi stimulan proliferasi pengembangan senjata nuklir bagi Negara lain yang dapat mengancam perdamaian dan stabilitas keamanan global.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan judul dan latar belakang di atas, adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana perangkat aturan hukum internasional mengatur mengenai nuklir?

2. Bagaimana pengaturan hukum internasional dalam menjaga perdamaian dan

stabilitas keamanan global?

3. Bagaimana aturan-aturan yang dikeluarkan oleh PBB dalam bentuk Resolusi Dewan Keamanan PBB terkait ujicoba nuklir Korea Utara tanggal 12 Pebruari 2013 guna menjaga perdamaian dan stabilitas keamanan global?


(22)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui perangkat aturan hukum internasional terkait nuklir.

2. Untuk mengetahui pengaturan hukum internasional dalam menjaga

perdamaian dan stabilitas keamanan global.

3. Untuk mengetahui aturan-aturan yang dikeluarkan oleh PBB dalam bentuk

Resolusi Dewan Keamanan PBB terkait ujicoba nuklir Korea Utara tanggal 12 Pebruari 2013 guna menjaga perdamaian dan stabilitas keamanan global.

Manfaat Penelitian

Secara praktis dapat memberikan pengertian dan informasi tentang nuklir dan perangkat hukum internasional yang mengaturnya. Selain itu sebagai sumbangsih bagi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan masyarakat luas agar memahami dampak ujicoba nuklir serta aturan-aturan yang dipakai dalam penyelesaian permasalahan mengenai ujicoba nuklir guna menjaga perdamaian dan stabilitas keamanan global.

D. Keaslian Penelitian

Penelitian ini adalah asli, sebab ide, gagasan pemikiran dalam penelitian ini bukan merupakan hasil ciptaan atau hasil penggandaan dari karya tulis orang lain yang dapat merugikan pihak-pihak tertentu. Dengan ini penelitian ini dapat


(23)

dipertanggungjawabkan keasliannya dan belum pernah ada judul yang sama, demikian juga dengan pembahasan yang diuraikan berdasarkan pemeriksaan oleh Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara/ Pusat Dokumentasi dan Informasi Hukum Fakultas Hukum USU tertanggal 5 Maret 2013. Dalam hal mendukung penelitian ini dipakai pendapat-pendapat para sarjana yang diambil atau dikutip berdasarkan daftar referensi dari buku para sarjana yang ada hubungannya dengan masalah dan pembahasan yang disajikan.

E. Tinjauan Kepustakaan

Penelitian ini memperoleh bahan tulisannya dari berbagai sumber yang dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan berupa buku-buku, laporan-laporan, dan informasi dari internet. Untuk itu akan diberikan penegasan dan pengertian dari judul penelitian, yang diambil dari sumber-sumber buku yang memberikan pengertian terhadap judul penelitian ini, yang ditinjau dari sudut etimologi dan pengertian-pengertian lainnya dari sudut ilmu hukum maupun dari pendapat para sarjana, sehingga mempunyai arti yang lebih tegas.

Pengertian judul “TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL

TERHADAP UJICOBA NUKLIR KOREA UTARA DAN KAITANNYA DENGAN PERDAMAIAN DAN STABILITAS KEAMANAN GLOBAL”

dapat diartikan secara etimologis.

Hukum adalah himpunan petunjuk hidup – perintah dan larangan – yang mengatur tata tertib dalam sesuatu masyarakat, dan seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan, oleh karena pelanggaran petunjuk hidup


(24)

tersebut dapat menimbulkan tindakan oleh pemerintah atau penguasa masyarakat

itu.9; internasional adalah menyangkut bangsa, negera seluruh dunia atau

antarbangsa. Hukum internasional adalah ilmu yang mempelajari dan meninjau dari sudut hukum segala kejadian dalam sejarah politik internasional dan hubungan internasional.10

Ujicoba artinya pengujian sesuatu sebelum dipakai atau dilaksanakan

(bahan tes, kendaraan, dsb);11 nuklir adalah berhubungan dengan atau

menggunakan inti atau energi (tenaga) atom.12 Nuklir dalam hal ini dimaksudkan adalah senjata nuklir artinya “devices capable of releasing nuclear energy in an uncontrolled manner and having characteristics appropriate for use for warlike purposes.”13

Perdamaian berasal dari kata dasar damai yang berarti tidak ada perang, tidak ada kerusuhan, aman, tenteram, tenang dan keadaan tidak bermusuhan, rukun.

(Alat-alat yang dapat menghasilkan energi nuklir secara tidak terkendali dan memiliki karakteristik yang sesuai untuk digunakan untuk tujuan-tujuan perang). Secara umum dapat digambarkan bahwa ujicoba nuklir adalah pengujian terhadap alat penghasil energi nuklir yang memiliki karakteristik dan dapat digunakan untuk keperluan militer dan perang.

14

Berasal dari bahasa Latin , yang berarti "kebebasan dari kekacauan

9

E. Utrecht/Moh. Saleh Djindang, Pengantar Dalam Hukum Indonesia, PT. Ichtiar Baru, Jakarta, 1989, hal. 3

10

Ibid., hlm. 445 11

“Uji” sebagaimana dimuat dalam 2013 pukul 18:08

12

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”. (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm. 618

13

The Tlateloco Treaty Article 3

14

“Damai” sebagaimana dimuat dalam http://kbbi.web.id/ terakhir diakses tanggal 7 Juni 2013 pukul 18:08


(25)

sipil." Perdamaian adalah keadaan harmoni yang ditandai oleh kurangnya kekerasan, perilaku konflik dan kebebasan dari rasa takut kekerasan.15

Stabilitas adalah Negara atau kualitas menjadi stabil, terutama: a. Resistensi terhadap perubahan, kerusakan, atau perpindahan. b. Keteguhan karakter atau tujuan; ketabahan.

c. Keandalan; ketergantungan.16

Keamanan adalah suatu kondisi yang menurut anggapan Negara-negara tidak terdapat bahaya ancaman militer, tekanan politik akan pemaksaan ekonomi, sehingga mereka mampu secara bebas melakukan pembangunan dan mengejar kemajuan.

Global yang terdiri dari kata17 yang berkaitan dengan semua

bagian dari dunia. Dalam hal ini, global yang dimaksud adalah berada pada ruang lingkup internasional baik secara menyeluruh termasuk juga wilayah regional. Karenanya, keamanan global merupakan hasil dan perpaduan keamanan masing-masing dan setiap Negara anggota masyarakat internasional, sehingga dengan demikian keamanan internasional tidak dapat dicapai tanpa kerjasama internasional secara penuh. Akan tetapi, pengertian keamanan lebih bersifat nisbi dibanding mutlak.

15

“Peace” sebagaimana dimuat dalam

diakses tanggal 7 Juni 2013 pukul 18:13 16

“Stability” sebagaimana dimuat dalam

terakhir diakses tanggal 7 Juni 2013 pukul 18:15 17

“Global” sebagaimana dimuat dalam


(26)

F. Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang akan ditempuh dalam memperoleh data-data atau bahan-bahan dalam penelitian meliputi :

1. Jenis Penelitian

Sebagaimana lazimnya penulisan dalam penyusunan dan penulisan karya tulis ilmiah yang harus berdasarkan fakta-fakta dan data-data obyektif (benar dan layak dipercaya), demikian halnya dalam menyusun dan menyelesaikan penulisan penelitian ini sebagai karya tulis ilmiah juga menggunakan pengumpulan data secara ilmiah (metodologi), guna memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunannya sesuai dengan yang telah direncanakan semula yaitu menjawab permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya.

Metode penulisan yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif (yuridis normatif) yang dilakukan dan ditujukan pada norma-norma hukum yang berlaku. Dalam penelitian ini, metode yuridis normatif yang digunakan adalah norma-norma hukum internasional yang tertuang dalam bentuk Treaty (perjanjian) dan Resolusi Dewan Keamanan PBB.

2. Jenis Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Adapun data sekunder yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Bahan hukum primer, yaitu semua dokumen peraturan yang mengikat dan


(27)

penelitian, yakni berupa Undang-undang, Perjanjian Internasional dan sebagainya.

b. Bahan hukum sekunder, yaitu semua dokumen yang merupakan

tulisan-tulisan atau karya-karya para ahli hukum dalam buku-buku teks, jurnal, makalah, surat kabar, majalah, internet dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah penelitian.

c. Bahan hukum tersier, yaitu semua dokumen yang berisi konsep-konsep

dan keterangan-keterangan yang mendukung bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti kamus hukum, kamus bahasa, ensiklopedia, dan lain-lain.

3. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan

(Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau yang disebut dengan data sekunder. Adapun data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini antara lain berasal dari buku-buku koleksi pribadi maupun pinjaman dari perpustakaan, makalah, jurnal serta artikel baik yang diambil dari media cetak maupun media elektronik, termasuk peraturan perundang-undangan.

Tahap-tahap pengumpulan data melalui studi pustaka adalah sebagai berikut :

a. Melakukan inventarisasi hukum positif dan bahan-bahan hukum lainnya


(28)

b. Melakukan penelusuran kepustakaan melalui artikel-artikel media cetak maupun elektronik, dan peraturan perundang-undangan.

c. Mengelompokkan data-data yang relevan dengan permasalahan.

d. Menganalisa data-data yang relevan tersebut untuk menyelesaikan masalah

yang menjadi objek penelitian.

4. Analisis Data

Data sekunder yang telah disusun secara sistematis kemudian dianalisa secara perspektif dengan menggunakan metode deduktif dan induktif. Metode deduktif dilakukan dengan membaca, menafsirkan dan membandingkan, sedangkan metode induktif dilakukan dengan menerjemahkan berbagai sumber yang berhubungan dengan topik penelitian ini, sehingga diperoleh kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan.

G. Sistematika Penulisan

Secara sistematis penelitian ini dibagi dalam beberapa bab dan tiap-tiap bab dibagi atas sub bab yang terperinci sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan pusataka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.


(29)

BAB II : TINJAUAN UMUM HUKUM INTERNASIONAL MENGENAI NUKLIR

Bab ini menguraikan tentang nuklir secara umum, dalam bab ini juga dibahas tentang instrumen hukum internasional yang terkait dengan nuklir.

BAB III : PERANAN HUKUM INTERNASIONAL DALAM MENJAGA PERDAMAIAN DAN STABILITAS KEAMANAN GLOBAL

Bab ini menguraikan tentang latar belakang dilakukannya ujicoba nuklir oleh Negara-negara pasca Perang Dunia II dan perjanjian yang dibuat untuk mengendalikan pengujicobaan nuklir. Dalam bab ini juga dibahas tentang peranan PBB dalam menjaga perdamaian dan stabilitas keamanan global.

BAB IV : UJICOBA NUKLIR KOREA UTARA 12 PEBRUARI 2013 DAN KAITANNYA DENGAN PERDAMAIAN DAN STABILITAS KEAMANAN GLOBAL

Bab ini menguraikan ujicoba nuklir Korea Utara pada 12 Pebruari 2013 dan dampak yang ditimbulkannya. Selain itu diuraikan juga tentang aturan-aturan yang dikeluarkan PBB dalam bentuk resolusi Dewan Keamanan PBB terkait ujicoba tersebut guna menjaga perdamaian dan stabilitas keamanan global.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan bab terakhir yang menguraikan tentang kesimpulan dan saran.


(30)

BAB II

PENGATURAN HUKUM INTERNASIONAL MENGENAI NUKLIR A. Suatu Tinjauan Tentang Nuklir

1. Pengertian Nuklir

Kata nuklir mungkin sudah tidak asing lagi didengar. Nuklir, sebuah kata yang saat ini banyak diberitakan di media cetak maupun elektronik terkait Korea Utara yang telah melakukan ujicoba nuklirnya pada 12 Pebruari 2013 silam. Istilah nuklir mulai dikenal masyarakat dunia setelah terjadinya serangan bom

nuklir di kota Hiroshima dan Nagasaki pada 6 dan 9 Agustus 194518

Akibat dari peristiwa tersebut, sebagian orang seringkali mengkaitkan pengertian nuklir ini dengan sesuatu yang sangat berbahaya. Dalam hal ini, yang semakin membuat orang semakin resah adalah dengan adanya penggunaan teknologi nuklir yang dapat membunuh manusia. Sebagian orang secara langsung mendefinisikan bahwa nuklir adalah senjata nuklir

yang meluluhlantakkan kedua kota tersebut dalam sekejap dan menimbulkan ribuan orang tewas akibat luka dan sakit sebagai akibat dari radiasi yang dikeluarkan oleh bom serta menimbulkan kerusakan lingkungan hidup.

19

18

“Serangan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki” sebagaimana dimuat dalam

itu sendiri. Hal ini

tanggal 14 Juni 2013 pukul 13:59 WIB

19

Negara pemilik senjata nuklir yang dikonfirmasi adalah diuji da tidak. Sebagaimana dimuat dalam tanggal 15 Juni 2013 pukul 00:35 WIB


(31)

disebabkan teknologi nuklir yang kita miliki sudah cukup untuk membuat benda (bom) yang memiliki daya ledak yang sangat besar.20

Selain itu, bayangan buruk peristiwa ledakan Pembangkit Listrik Tenaga

Nuklir (PLTN) Chernobyl pada tanggal 26 April 198621 yang juga menelan

banyak korban jiwa serta timbulnya radiasi nuklir yang mengakibatkan kerugian dimana jumlah pekerja yang dilibatkan untuk menanggulangi bencana ini sekitar 500.000 orang, dan menghabiskan dana sebesar 18 miliar rubel dan

mempengaruhi ekonomi Uni Soviet22

Dalam pengertian umum, nuklir adalah berhubungan dengan atau menggunakan inti atau energi (tenaga) atom.

serta terjadinya sejumlah kematian setelah peristiwa tersebut. Kejadian tersebut menimbulkan stigma bahwa nuklir itu adalah sesuatu yang berbahaya tanpa mengetahui dengan pasti apa itu nuklir dan manfaat positif yang dimilikinya.

23

20

“Apa itu Nuklir…!!” sebagaimana dimuat dalam

Segala sesuatu yang berkaitan dengan nuklir adalah berhubungan dengan atom. Atom merupakan bagian terkecil dari suatu benda yang terdiri atas proton, neutron dan elektron. Nuklir merupakan

pukul 00:44 WIB

21

“Bencana Chernobyl” sebagaimana dimuat dalam WIB

22

“From interviews withThe

Battle of Chernobyl. Discovery Channel. Relevant video locations: 31:00, 1:10:00.” Dikutip dari sumber “Bencana Chernobyl” sebagaimana dimuat dalam WIB

23

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm. 618


(32)

inti atom yang tersusun dari proton dan neutron, namun proton dan neutron ini juga tersusun dari beberapa partikel yang jauh lebih kecil bernama kuark.24

Kejadian pada kehidupan sehari-hari, fenomena alam, jarang sekali berkaitan dengan reaksi nuklir. Hampir semuanya melibatkan gravitasi dan

elektromagnetik. Keduanya adalah bagian dari empat

bukanlah yang terkuat. Namun dua lainnya,

range yang pendek dan tidak bekerja di luar

inti atom. Inti atom terdiri dari muatan positif yang sesungguhnya akan saling menjauhi jika tidak ada suatu gaya yang menahannya.25

Dalam fisika nuklir, dikenal dengan dua reaksi nuklir yakni reaksi fusi dan

reaksi fisi. Jika inti atom bertabrakan, dapat terjadi

melepas atau menyerap dari hasil tabrakan lebih berat dari besi, maka pada umumnya fusi nuklir

26

Fusi nuklir (reaksi termonuklir) adalah sebuah proses saat dua Fusi nuklir merupakan sumber energi yang menyebabkan bintang bersinar dan bom hidrogen meledak.27

24

Ngarayana. “Nuklir Untuk Kehidupan” sebagaimana dimuat dalam

25 “Teknologi Nuklir” sebagaimana dimuat dalam

WIB

26

“Teknologi Nuklir” sebagaimana dimuat dalam WIB

27

“Fusi nuklir” sebagaimana dimuat dalam terakhir diakses tanggal 14 Juni 2013 pukul 14:42 WIB


(33)

hampir setara, dan melepaskan energi dan neutron dalam prosesnya. Jika neutron ini ditangkap oleh inti lainnya yang tidak stabil, inti tersebut akan membelah juga

dan memicu28 Reaksi fisi nuklir adalah reaksi pembelahan inti

atom (nukleus) akibat tubrukan inti atom lainnya sehingga menghasilkan energi dan atom baru yang mempunyai massa lebih kecil dan juga radiasi elektromagnetik. Kalau reaksi fisi menghasilkan radiasi elektromagnetik29, maka reaksi fusi menghasilkan radiasi sinar alfa, beta dan gamma.30

Nuklir merupakan benda misterius yang mana manusia selalu berusaha untuk menguak rahasianya. Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meneliti teknologi nuklir tersebut. Albert Einstein (1879-1955), melalui teori Relativitas Khusus mengungkapkan bahwa massa dapat dianggap sebagai bentuk lain dari energi. Menurut Einstein, jika entah bagaimana massa diubah menjadi energi, dan akan mungkin untuk membebaskan sejumlah besar energi. Hal ini kemudian diteliti dan dikembangkan oleh ilmuwan-ilmuwan lain dan akhirnya menemukan energi nuklir dengan berbagai pengaplikasian teknologi nuklir tersebut. Akan ada Ketiga jenis radiasi terjadi secara alami dimana radiasi sinar gamma adalah yang paling berbahaya dan sulit ditahan.

28 “Teknologi Nuklir” sebagaimana dimuat dalam

WIB

29

Radiasi adalah energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau gelombang. Jika suatu inti akan melepaskan kelebihan energi dan mungkin melepaskan satu atau dua atau lebih partikel atau gelombang sekaligus. Setiap inti yang tidak stabil akan mengeluarkan energi atau partikel radiasi yang berbeda. Dikutip dari sumber “Pengenalan Radiasi” sebagaimana dimuat dalam

terakhir

diakses tanggal 15 Juni 2013 pukul 12:36 WIB 30

“Reaksi Nuklir”, dikutip dari sumber terakhir diakses tanggal 12 April 2013 pukul 09:56 WIB


(34)

banyak manfaat yang diperoleh manusia jika teknologi nuklir ini dimanfaatkan secara benar.

2. Sejarah Penemuan Nuklir

Awal penemuan nuklir oleh manusia adalah ketika Wilhem K. Roentgen (1845-1923), fisikawan berkebangsaan Jerman, pada tahun 1895 menemukan jenis sinar yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Karena belum dikenal, maka sinar ini diberi nama sinar X. Untuk menghargai jasa beliau dalam penemuan sinar X tersebut maka sinar tersebut dinamai juga sebagai sinar

Roentgen.31

Setelah penemuan sinar X, berselang satu tahun ditemukanlah gejala radioaktivitas oleh ahli fisika Perancis, Antonie Henri Becquerel ketika ia

melakukan percobaan plat-plat fotonya diburamkan oleh sinar dari uranium32

dimana selanjutnya bahan yang memiliki sifat yang sama lebih dikenal dengan istilah bahan radioaktif. Pada tahun 1898, pasangan suami-istri berkebangsaan Perancis, Pierre Curie (1859-1905) dan Marie Curie (1867-1905) memulai proyek yang berujung pada penemuan unsur baru yaitu Polonium (Po) dan Radium (Ra)33 yang dapat memiliki sifat yang sama dengan unsur Uranium (U)34

31 Mukhlis Akhadi. “Memahami Asas Optimalisasi dalam Proteksi Radiasi”. Buletin ALARA Vol. 1 No. 1, Agustus 1997. Hlm. 1

.

32

Unsur Uranium (U) pertama kali juga ditemukan oleh Antonie Henri Becquerel. 33

“Sejarah Perkembangan Nuklir di Dunia” sebagaimana dimuat dalam tanggal 12 April 2013 pukul 10:32 WIB

34

Polonium (Po), Radium (Ra) dan Uranium (U) mampu memancarkan radiasi secara spontan


(35)

Pada tahun 1902, seorang ahli fisika berkebangsaan Inggris, Ernest Rutherford (1871-1937) dan ahli kimia Frederick Soddy (1877-1956) menerangkan peluruhan radioaktif yang mengubah unsur seperti radium menjadi unsur lain sambil menghasilkan energi. Hingga akhirnya berselang tiga tahun, Albert Einstein (1879-1955) berkebangsaan Jerman, menunjukkan kesetaraan

massa dan energi dalam persamaan , sebagai bagian dari Teori Kenisbian

(Relativity) Khusus. Persamaan ini bahkan meramalkan bahwa energi yang amat besar terkunci di dalam materi dan dapat dilepaskan.

Pada tahun 1910, Soddy mengusulkan adanya isotop - bentuk unsur yang memiliki sifat-sifat kimia sama tetapi berat atomnya berbeda. Pada tahun 1911, Rutherford, dengan menggunakan partikel alfa, menyelidiki bagian dalam atom dan menemukan intinya yang berat. Pada tahun 1913, Francis William Aston (1877-1945), ahli kimia berkebangsaan Inggris, secara meyakinkan menunjukkan adanya isotop. Ahli fisika Denmark, Niels Henrik David Bohr (1885-1962) mengajukan teorinya berdasarkan apa yang telah ditemukan oleh Rutherford dan teori kuantum ahli fisika Jerman, Max Planck (1858-1947). Pada tahun 1919, Rutherford menunjukkan perubahan nitrogen menjadi oksigen dan hidrogen setelah dibentur oleh partikel alfa. Ini adalah reaksi nuklir pertama yang diamati oleh manusia.

Pada tahun 1928, dalam langkah-langkah pertama ke arah pemahaman dasar mengenai nuklir, Edward Condon (1902-1974), Ronald Wilfred Gurney (1898-1953) dan George Gamow (1904-1968), orang Amerika yang lahir di Rusia, dalam penyelidikan tersendiri, menerangkan bagaimana partikel alfa


(36)

dipancarkan dari inti. Deuterium, isotop berat hidrogen yang kemudian dipakai dalam bom hidrogen (bom-H) yang pertama, ditemukan ahli kimia Amerika, Harold Urey (1893-1981) pada tahun 1931.

Berselang satu tahun, ahli fisika Inggris John Cockroft (1897-1967) dan ahli fisika Irlandia Ernest Walton (1903-1995) bekerja sama dalam mengubah litium menjadi inti helium, memakai proton yang dipercepat dengan alat pemecah atom sederhana. Ini merupakan pembuktian ekperimental yang pertama terhadap

rumus Einstein, . Neutron, partikel penyusun atom yang ternyata

merupakan kunci ke arah pembelahan inti, ditemukan oleh ahli fisika Inggris James Chadwick (1891-1974).

Pada tahun 1933, Irene Joliot-Curie (1897-1956) yang merupakan anak dari Marie dan Pierre Curie bersama suaminya Frederic Joliot-Curie (1900-1958), ahli fisika Perancis, menunjukkan bahwa beberapa atom yang stabil, mengalami reaksi nuklir bila dibentur oleh partikel alfa dan berubah menjadi isotop tak stabil berumur pendek. Inilah keradioaktifan berumur buatan pertama.

Pada tahun 1938, Hans Bethe (1906-2005) di Amerika Serikat berteori bahwa energi matahari berasal dari reaksi fusi, suatu proses yang memadukan dua inti ringan dan melepaskan energi yang jumlahnya besar. Istilah reaksi ini yang kini menghasilkan ledakan bom-H. Pada tahun 1939, Otto Hahn (1879-1968) dan Fritz Strassmann (1902-1980) di Berlin menembaki uranium dengan neutron dan menemukan unsur Barium (Ba) yang lebih ringan sebagai hasil dari reaksi itu, tetapi tidak dapat menjelaskan percobaan munculnya Barium (Ba) tersebut. Pelarian Jerman, Otto Frisch (1904-1979) dan Lise Meitner (1878-1968)


(37)

menjelaskan percobaan Hahn dan Strassmann tentang fisi adalah pembelahan suatu inti berat menjadi inti-inti yang lebih ringan, misalnya inti barium, dengan melepaskan banyak energi. Frederic Joliot-Curie menunjukkan bahwa fisi satu atom uranium oleh satu neutron menghasilkan dua atau tiga neutron bebas. Ini menyarankan kemungkinan reaksi berantai. Dalam reaksi ini neutron baru melanjutkan dan memperluas reaksi yang dimulai oleh pembenturan neutron awal. Bohr meramalkan bahwa uranium-235 akan membelah bila ditembak neutron, tetapi U-235 sangat langka35

Pada tahun 1940, para ahli kimia di Universitas California yang dipimpin oleh Glenn Seaborg (1912-1999) dan Edwin McMillan (1907-1991) menemukan plutonium, hasil penembakan U-238 yang radioaktif, dan pengganti yang baik dari U-235 yang langka. Metode difusi gas untuk memisahkan isotop-isotop uranium dikembangkan di Universitas Kolombia. Berselang dua tahun, dibawah pengarahan Enrico Fermi (1901-1954) reaktor nuklir

. Albert Einstein di Amerika Serikat pada Lembaga Penelaahan Lanjut memperingatkan Presiden Roosevelt akan bahaya militer dari energi atom.

36

Suatu program atom militer Amerika Serikat dengan nama “Manhattan

Project”, dibentuk dibawah pimpinan Mayor Jenderal Leslie R. Groves. Di Oak

pertama dibangun, dan pada tanggal 2 Desember 1942, berlangsung reaksi berantai pertama dalam proyek yang diprakarsai dan dikoordinasi oleh Arthur Holly Compton (1892-1962).

35

Uranium-235 adalah dar mempertahankan jumlah yang signifikan di alam.

36


(38)

Ridge, Tennessee, spektrometer massa dipergunakan untuk memproduksi U-235 murni di bawah pengarahan Ernest Orlando Lawrence (1901-1958). Pembangunan laboratorium bom atom dimulai di Los Alamos, New Mexico, di bawah pengarahan Julius Robert Oppenheimer (1904-1967).37

Pada tahun 1943, reaktor-reaktor dibangun di Hanford, Washington, untuk memproduksi plutonium. Akhirnya bom atom pertama diletuskan di Alamogordo, New Mexico, pada 16 Juli 1945. Bom atom pertama yang dibuat dan digunakan untuk kepentingan militer menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus yang menandakan berakhirnya Perang Dunia II dengan mengalahnya pemerintahan Jepang kepada sekutu.

B. Implikasi Penemuan Nuklir

Penemuan nuklir merupakan salah satu penemuan besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Sejak dikembangkannya reaktor nuklir oleh Enrico Fermi, semakin banyak teknologi baru yang tercipta dari teknologi nuklir serta pemanfaatan radiasi dari teknologi nuklir yang tidak hanya membahayakan tetapi juga dapat memberi manfaat yang dapat dirasakan secara langsung oleh manusia.

1. Dampak Positif

Pemanfaatan nuklir merupakan salah satu alternatif dalam penyediaan pasokan energi. Penggunaan energi nuklir akan berdampak pada penghematan bahan bakar fossil berupa gas, minyak bumi, dan batubara, dimana dulu sebagian

37

“Sejarah Perkembangan Nuklir di Dunia” sebagaimana dimuat dalam tanggal 12 April 2013 pukul 10:32 WIB


(39)

besarnya digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Dengan menggunakan energi nuklir untuk menghasilkan listrik akan mengurangi perlunya membakar bahan bakar ini, sehingga cadangannya dapat bertahan lama. Hal ini juga berdampak langsung pada perlindungan lingkungan.

reaksi fisi nuklir secara terkendali untuk melepaskan energi, termasuk propulsi, panas, dan pembangkit energi listrik. Energi nuklir diproduksi oleh reaksi nuklir terkendali yang menciptakan panas yang lalu digunakan untuk memanaskan air, memproduksi uap, dan mengendalikan turbin uap. Turbin ini digunakan untuk

menghasilkan energi listrik dan/ atau melakuka38

Energi nuklir telah memainkan peran signifikan dalam suplai listrik dunia dan sumber utama listrik di sejumlah negara. Produksi listrik dunia dari nuklir tumbuh cepat dan kini menyumbang hampir seperlima listrik yang dibangkitkan di negara-negara industri atau 17% pada produksi listrik dunia, dan berkisar 5%

konsumsi energi primer dunia.39 Dalam penggunaannya sebagai sumber energi

juga terbilang aman karena selain dapat menghasilkan jumlah energi yang sangat besar dibandingkan pembangkit lainnya, energi nuklir juga tidak mencemari udara dan menghasilkan sedikit limbah padat serta tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca selama operasi normal dengan dan biaya operasional yang lebih rendah.40

38 “Teknologi Nuklir” sebagaimana dimuat dalam

terakhir diakses tanggal 15 Juni 2013 pukul 01:13 WIB 39

Biro Kerjasama, Hukum dan Hubungan Masyarakat Badan Tenaga Nuklir Nasional,

“Nuklir, Energi Masa Depan”,

40

Jelly Leviza, “Pengenalan Konvensi/ Peraturan Internasional Ketenaganukliran”, makalah disampaikan dalam seminar tentang ketenaganukliran pada tanggal 27 November 2007 di Fakultas Hukum USU, Medan, hlm. 12


(40)

Dalam aplikasinya, nuklir bisa dimanfaatkan untuk kedokteran, pertanian dan peternakan, hidrologi, industri, serta pangan. Dalam dunia medis, pengaplikasian teknologi nuklir dapat dimanfaatkan untuk diagnosa. Radioisotop merupakan bagian yang sangat penting pada proses diagnosis suatu penyakit.

Dengan bantuan peralatan pembentuk citra (imaging devices) dengan

memanfaatkan instrumen yang disebut dengan SPECT (Single Photon Emission

Computed Tomography)41dapat dilakukan penelitian proses biologis yang terjadi dalam tubuh manusia. Salah satu radioisotop yang sering digunakan adalah

technisium-99m42, yang dapat digunakan untuk mempelajari metabolisme

jantung, hati, paru-paru, ginjal, sirkulasi darah dan struktur tulang. Tujuan lain dari penggunaan di bidang diagnosis adalah untuk analisis biokimia yang disebut

radio-immunoassay. Teknik ini dapat digunakan untuk mengukur konsentrasi

hormon, enzim, obat-obatan dan substansi lain dalam darah.43

Manfaat lain dari teknologi nuklir dalam dunia kesehatan adalah terapi radiasi. Penggunaan radioisotop di bidang pengobatan yang paling banyak adalah untuk pengobatan kanker, karena sel kanker sangat sensitif terhadap radiasi.

41 SPECT

(Single Photon Emission Computed Tomography) atau Pesawat Gamma Kamera adalah teknik pencitraan menggunakan konvensional kedokteran nuklir planar pencitraan menggunakan mampu memberikan informasi 3D yang sesungguhnya. Informasi ini biasanya disajikan sebagai irisan cross-sectional melalui pasien, tetapi dapat bebas diformat ulang atau dimanipulasi sesuai kebutuhan. Dikutip dari sumber “Single photon pmission computed tomography” sebagaimana

dimuat dalam

terakhir diakses tanggal 15 Juni 2013 pukul 9:42 WIB

42 Technetium-99m adalah

dengan 99m Tc. Digunakan dalam puluhan juta prosedur diagnostik medis setiap tahunnya. Dikutip dari “Technetium-99m” sebagaimana dimuat dalam terakhir diakses tanggal 15 Juni 2013 pukul 11:33 WIB

43 Pusat Pendidikan dan Latihan Badan Tenaga Atom Nasional. “Pengenalan Radiasi”

sebagaimana dimuat dalam

terakhir


(41)

Masyarakat kedokteran menggunakan radioisotop Radium untuk pengobatan kanker dan lebih dikenal dengan brakiterapi. Sedangkan para pakar seringkali menyebut aplikasi untuk terapi sumber radioisotop terbuka ini disebut sebagai endoradioterapi. 44 Manfaat lainnya adalah dimana dewasa ini banyak peralatan kedokteran yang disterilkan menggunakan radiasi gamma dari Co-60. Metode sterilisasi ini lebih ekonomis dan lebih efektif dibandingkan sterilisasi menggunakan uap panas, karena proses yang digunakan merupakan proses dingin, sehingga dapat digunakan untuk benda-benda yang sensitif terhadap panas seperti bubuk, obat salep, dan larutan kimia. Keuntungan lain dari sterilisasi dengan menggunakan radiasi adalah proses sterilisasi dapat dilakukan setelah benda tersebut dikemas dan masa penyimpanan benda tersebut tidak terbatas sepanjang kemasannya tidak rusak. 45

Pada aplikasi industri dalam eksplorasi minyak dan gas, penggunaan teknologi nuklir berguna untuk menentukan sifat dari bebatuan sekitar seperti porositas dan litografi. Teknologi ini melibatkan penggunaan neutron atau sumber energi sinar gamma dan detektor radiasi yang ditanam dalam bebatuan yang akan diperiksa. Pada konstruksi jalan, pengukur kelembaban dan kepadatan yang menggunakan nuklir digunakan untuk mengukur kepadatan tanah, aspal, dan

beton. Biasanya digunakan cesium-137 sebagai sumber energi nuklirnya.46

44

“Dampak Positif dan Negatif dari Nuklir”, dikutip dari sumber

45

Pusat Pendidikan dan Latihan Badan Tenaga Atom Nasional. “Pengenalan Radiasi”

sebagaimana dimuat dalam

terakhir

diakses tanggal 15 Juni 2013 pukul 12:52 WIB 46

“Teknologi Nuklir” dikutip dari diakses tanggal 12 April 2013 pukul 21:50 WIB


(42)

Radioisotop yang memancarkan radiasi gamma dan pesawat digunakan untuk “melihat” bagian dalam dari hasil fabrikasi, seperti hasil pengelasan atau hasil pengecoran, untuk melihat apakah produk tersebut mempunyai cacat atau tidak, dan memeriksa isi dari suatu kemasan/bungkusan tertutup, misalnya pemeriksaan bagasi di pelabuhan dan bandara.47

Teknologi nuklir dapat juga digunakan dalam dunia pertanian untuk mengefisiensi pemupukan dan pengendalian hama tanaman tanpa mengganggu

ekosistem.

suatu mahluk hidup, termasuk tanaman. Dengan berdasar pada prinsip tersebut, maka para peneliti dapat menemukan varietas unggul tanaman serta menghasilkan jenis tanaman yang berbeda dari tanaman yang telah ada sebelumnya dan sampai saat ini telah dihasilkan 1800 jenis tanaman baru. Radiasi nuklir juga bermanfaat untuk pengawetan makanan agar bahan makanan yang disimpan tidak mudah rusak. Pada teknik pengawetan dengan menggunakan radiasi, makanan dipapari dengan radiasi gamma berintensitas tinggi yang dapat membunuh organisme berbahaya, tetapi tanpa mempengaruhi nilai nutrisi makanan tersebut dan tidak meninggalkan residu serta tidak membuat makanan menjadi iradiasi juga dapat digunakan untuk sterilisasi kemasan. Di banyak negara kemasan karton untuk susu disterilkan dengan iradiasi.48

47 Pusat Pendidikan dan Latihan Badan Tenaga Atom Nasional. “Pengenalan Radiasi”

sebagaimana dimuat dalam

terakhir

diakses tanggal 15 Juni 2013 pukul 12:54 WIB

48 Pusat Pendidikan dan Latihan Badan Tenaga Atom Nasional. “Pengenalan Radiasi”

sebagaimana dimuat dalam

terakhir


(43)

Dengan membandingkan konsentrasi suatu benda dengan benda lainnya, para ahli geologi, antropologi dan arkeologi dapat menentukan umur benda yang mereka temukan. Manfaat teknologi nuklir yang paling sederhana yang paling sering dijumpai oleh manusia adalah seperti yang digunakan dalam detektor asap dengan memanfaatkan radiasi sinar alfa, serta perpendaran lampu pada tanda-tanda penunjuk jalan serta akurator penembakan pada malam hari dengan menggunakan tritium bersama posfor pada rifle.49

2. Dampak Negatif

Seiring perkembangan teknologi masa kini, teknologi nuklir membawa banyak perkembangan di dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan berkembangnya teknologi nuklir, membawa perubahan yang sangat signifikan pada kehidupan umat manusia akan tetapi selain memberikan pengaruh yang positif juga menimbulkan efek negatif pula.

Dalam fisika nuklir, energi nuklir tercipta dari sebuah proses yang mana dua partikel nuklir bertubrukan akibat dari reaksi nuklir. Pada prinsipnya bukan hanya dua partikel yang bisa bertubrukan sehingga menghasilkan energi, melainkan lebih dari dua partikel namun kejadian itu sangat jarang.50

49

“Teknologi Nuklir” dikutip dari

Proses bertubrukannya dua partikel atom atau lebih inilah yang kemudian menghasilkan ledakan yang maha dahsyat.

diakses tanggal 15 Juni 2013 pukul 01:26 WIB

50

Fuad Rofiqi. “Radiasi Nuklir” sebagaimana dimuat dalam pukul 13:02 WIB


(44)

Pada awal penemuannya, nuklir dibuat bukan dengan tujuan untuk menciptakan senjata pemusnah massal seperti senjata nuklir, akan tetapi terjadi penyimpangan dalam pemanfaatan penemuan tersebut oleh manusia. Senjata nuklir adalah senjata yang mendapatkan tenaga dari reaksi nuklir dan mempunyai daya pemusnah yang dahsyat, sedangkan bom atom merupakan salah satu tipe senjata nuklir dimana penghasil energi ledakannya hanya berasal dari proses reaksi fisi. Lain halnya dengan bom hidrogen yang memperoleh energi ledakan dari proses reaksi fusi tak terkendali.51

Pemanfaatan nuklir melalui pengoperasian reaktor nuklir juga sangat membahayakan dan mengancam keselamatan jiwa manusia jika terjadi kebocoran nuklir dan menyebabkan radiasi. Hal tersebut dapat terjadi karena kesalahan manusia (human error). Jangkauan radiasi nuklir akibat kebocoran tersebut dapat menyebar luas dan berakibat fatal bagi lingkungan dan makhluk hidup yang terkena radiasinya. Radiasi yang diakibatkan oleh reaktor nuklir ini ada dua macam. Yang pertama adalah radiasi langsung yaitu radiasi yang terjadi bila radioaktif yang dipancarkan mengenai langsung kulit atau tubuh manusia. Kedua, radiasi tak langsung. Radiasi tak langsung adalah radiasi yang terjadi lewat

Sekalipun diperoleh melalui proses reaksi yang berbeda, baik bom atom maupun bom hidrogen tetap merupakan jenis senjata pemusnah massal. Senjata nuklir kini dapat digunakan dengan menggunakan berbagai cara, seperti melalui pesawat pengebom, peluru kendali, peluru kendali balistik, dan peluru kendali balistik jarak benua.

51

“Senjata Nuklir” sebagaimana dimuat dalam


(45)

makanan dan minuman yang tercemar zat radioaktif, baik melalui udara, air, maupun media lainnya.

Secara alami, tubuh manusia memiliki mekanisme untuk melindungi diri dari kerusakan sel akibat radiasi maupun zat kimia berbahaya lainnya. Tetapi radiasi yang terlalu tinggi dapat mengalahkan mekanisme perlindungan ini dan akan menimbulkan penularan yang dapat terjadi melalui udara, air, tanah, makanan, serta minuman. Dampak yang ditimbulkan oleh penularan tersebut adalah berupa penyakit yang tanda-tandanya sangat susah dilihat secara langsung sehingga berefek panjang dan ujung-ujungnya mematikan.

Secara umum, ada tiga gejala yang paling menentukan dan sangat mempengaruhi saat terjadinya radiasi nuklir. Ketiganya meliputi total radiasi yang dipejankan, seberapa dekat dengan sumber radiasi, dan yang terakhir adalah seberapa lama korban terpejan oleh radiasi. Faktor tersebut akan menentukan dampak apa yang akan dirasakan para korban. Radiasi yang tinggi bisa langsung memicu dampak sesaat yang langsung bisa diketahui, sementara radiasi yang tidak disadari bisa memicu dampak jangka panjang yang biasanya malah lebih berbahaya.52

Dampak sesaat akibat radiasi tinggi di sekitar reaktor nuklir adalah mual muntah, diare, sakit kepala, dan demam. Sedangkan dampak yang muncul setelah beberapa hari terkena radiasi nuklir adalah pusing, mata berkunang-kunang, disorientasi atau bingung menentukan arah, lemah, letih, tampak lesu, kerontokan

52 DAMPAK RADIASI NUKLIR TERHADAP KESEHATAN MANUSIA (Kasus

Kebocoran Reaktor Nuklir Fukushima, Jepang) dikutip dari sumber

terakhir


(46)

rambut, muntah darah, tekanan darah rendah, dan luka susah sembuh. Dampak kronis alias dampak jangka panjang dari radiasi nuklir umumnya justru dipicu oleh tingkat radiasi yang rendah sehingga tidak disadari dan tidak bisa diantisipasi hingga bertahun-tahun. Energi nuklir dapat menyebarkan material radioaktif diantaranya melalui hujan yang kontaminasinya menyebabkan penyakit kerusakan beragam organ tubuh. Selain itu ada efek tertunda yang tidak langsung nampak, seperti neoplasma (perubahan sel akibat radiasi), katarak, kemandulan, berkurangnya usia harapan hidup & hambatan pada pertumbuhan.53

Beberapa dampak akibat paparan radiasi nuklir jangka panjang lainnya antara lain adalah kanker, penuaan dini, gangguan sistem saraf dan reproduksi, serta terjadinya mutasi genetik. Tak hanya dampak tersebut, bahkan dampak terbesar ketika terkena radiasi nuklir tingkatan tinggi yang biasa disebut

dan makin besar pula peluang untuk menyebabkan kematian.

Kebocoran nuklir merupakan sebutan bagi kecelakaan dapat terjadi ketika sistem pembangkit tenaga nuklir atau kegagalan komponen menyebabka bakar nuklir yang dilindungi – yang berisi serius karena kemungkinan bahwa elemen

53

Jelly Leviza, “Pengenalan Konvensi/ Peraturan Internasional Ketenaganukliran”, makalah disampaikan dalam seminar tentang ketenaganukliran pada tanggal 27 November 2007 di Fakultas Hukum USU, Medan, hlm. 15


(47)

pembangunan, sebuah kebocoran dapat menyebabkan kerusakan parah terhadap reaktor, dan kemungkinan kehancuran total.54

Terdapat beberapa kasus kebocoran nuklir yang pernah terjadi. Salah satunya adalah kasus kecelakaan PLTN Chernobyl yang terjadi pada tanggal 26 April 1985, pukul 1.24 dini hari dimana unit 4 reaktornya meledak. Terjadi dua kali ledakan sangat besar dalam waktu 3 detik, yang telah meruntuhkan atap gedung. Gas radioaktif, reruntuhan bangunan, dan material berasal dari dalam gedung reaktor, terlempar ke udara setinggi dua per tiga mil (1 km). Potongan serpihan bahan bakar reaktor yang sangat panas beterbangan di udara dan jatuh dalam jarak nyaris mencapai 1 mil (1,6 km) jauhnya, menyulut kebakaran radioaktif yang menerangi wilayah itu.55

Pada tahun 2011, bencana Nuklir Fukushima Daiichi sebagai sebuah rentetan

Dua pekerja terbunuh seketika, dan dua puluh sembilan orang berkubang dalam radiasi yang begitu tinggi sehingga mereka bisa dikatakan tewas mulai itu. Ratusan ribu orang dievakuasi dari kota-kota di sekitarnya dan tak terhitung banyaknya hewan yang dimusnahkan untuk menghindari konsumsi daging yang telah terkena radiasi. Kecelakaan tersebut terjadi dikarenakan akibat kecerobohan oleh pekerja yang melakukan eksperimen secara tidak resmi dan berkekuatan rendah. yang mencakup tindakan mematikan sistem pendingin darurat yang memicu terjadinya kebocoran.

54

“Kebocoran nuklir” sebagaimana dimuat dalam WIB

55

“Kasus Kecelakaan Nuklir Chernobyl” sebagaimana dimuat dalam

terakhir


(48)

sejauh 20 km di

56

Sesuai dengan standar keselamatan yang diberlakukan secara internasional, setiap PLTN harus dilengkapi dengan generator listrik cadangan yang difungsikan untuk menjalankan pompa pendingin untuk mendinginkan teras reaktor. Kebocoran PLTN Fukushima diakibatkan generator cadangan listrik tersebut tidak berfungsi karena datangnya tsunami. Akibatnya teras reaktor masih belum dapat didinginkan dengan baik sehingga uap air dan hidrogen yang dihasilkan dilepaskan dengan resiko hydrogen explosive, yang mengakibatkan pengungkung reaktor tidak tahan dan terjadi ledakan.

.

57

Diberitakan bahwa

bencana nuklir ini merupakan bencana nuklir terburuk seja

International Atomic Energy Agency (IAEA) telah memperkenalkan 8 level skala kejadian kecelakaan nuklir58

1. Level 7

yang dikategorikan berdasarkan tingkatan pengaruh/ efek baik dalam PLTN itu sendiri maupun keluar PLTN. Delapan level tersebut adalah :

Level ini mengkategorikan kecelakaan nuklir yang mengakibatkan efek yang sangat besar terhadap kesehatan dan lingkungan di dan sekitar

56

“Japan unfolding disaster ‘bigger than Chernobyl” dikutip dari sumber “Bencana

nuklir Fushima Daiichi”., sebagaimana dimuat dalam

2013 pukul 09:50 WIB

57 Badan Pengawas Tenaga Nuklir. “KECELAKAAN REAKTOR NUKLIR

FUKUSHIMA DAI'ICHI DI JEPANG, RADIASINYA TIDAK SAMPAI KE INDONESIA“

sebagaimana dimuat dalam

58

“International Nuclear Event Scale” sebagaimana dimuat dalam 2013 pukul 15:50 WIB


(49)

PLTN. Yang termasuk dalam level ini adalah kecelakaan Chernobyl dan kecelakaan PLTN Fukushima Daiichi tahun 2011. Level ini bisa disamakan dengan kasus kecelakaan non-nuklir di India yang dikenal dengan Bhopal Disaster59

2. Level 6

pada tahun 1984 ketika tangki penyimpanan meledak dan melepaskan 50-100 ton limbah radioaktif tingkat tinggi yang mengakibatkan puluhan ribu orang dikabarkan meninggal dunia.

Pada level ini, kecelakaan nuklir diindikasikan dengan keluarnya radioaktif yang cukup signifikan, baik PLTN maupun kegiatan industri yang berbasis raioaktif. Contohnya adalah kecelakaan di Mayak yang lebih dikenal dengan istilah Kyshtym Disaster60

3. Level 5

, bekas Negara Uni Soviet pada tahun 1957.

Level ini mengindikasikan kecelakaan yang mengeluarkan zat radioaktif yang terbatas, sehingga memerlukan pengukuran lebih lanjut. Contoh dari

level ini yaitu The

195761, Three Mile Island Accident dekat

59

Bhopal Disaster adalah musibah industri yang diakibatkan pengeluaran 40 metrik ton metik isosianat (MIC) yang merupakan perantara dalam pemhasilan karbaril secara tidak sengaja dari pabrik pestisida Union Carbide yang terletak di kota Bhopal, di Negara bagian Madhya Pradesh di India. Sebagaimana dimuat dalam terakhir diakses tanggal 15 Juni 2013 pukul 15:56 WIB

60

”Mayak” sebagaimana dimuat dalam diakses tanggal 15 Juni 2013 pukul 16:10 WIB

61

Richard Black (18 March 2011) dimuat dalam 15 Juni 2013 pukul 17:10 WIB


(50)

Amerika Serikat pada tanggal 28 March 197962,

Accident di Ontario, Canada pada tanggal 12 December 195263

dadi

4. Level 4

Level ini mengelompokkan kecelakaan nuklir yang mengakibatkan efek yang kecil terhadap lingkungan sekitar, inti reaktor dan pekerja (sesuai dengan batas limit yang diizinkan). Beberapa contoh kejadian kecelakaan dalam level ini yaitu kecelakaan pada:

a. Sellafield (Inggris), terjadi sebanyak 5 insiden (1955-1979)

b. SL-1 Experimental Power Station (Amerika Serikat), tahun 1961,

reaktor mencapai kekritisan cepat, menewaskan tiga operator.

c. PLTN Saint-Laurent (Perancis), tahun 1969, krisis inti parsial tahun 1980.

d. Buenos Aires (Argentina), tahun 1983 kecelakaan kekritisan selama batang penataan ulang bahan bakar menewaskan satu operator dan melukai 2 lainnya.

e. Jaslovské Bohunice (Cekoslowakia) tahun 1977, kontaminasi gedung

reactor.

62

Spiegelberg-Planer, Rejane. 2009. Hlm. 46

63

Peter Jedicke. “The NRX Incident”. Canadian Nuclear Society (1989) sebagaimana dimuat dalam 21:29 WIB


(51)

f. PLTN Tokaimura (Jepang ) tahun 1999, tiga operator berpengalaman di fasilitas pemrosesan kembali menyebabkan kecelakaan kekritisan, dua diantaranya meninggal dunia.

5. Level 3

Kecelakaan yang dikelompokkan dalam level ini yaitu kecelakaan yang mengakibatkan efek yang sangat kecil terhadap masyarakat dan lingkungan dimana paparan lebih dari sepuluh kali batas tahunan wajib bagi pekerja yang dampak kesehatan bersifat deterministik (misalnya, luka bakar) dan tidak bersifat mematikan akibat radiasi dengan probabilitas rendah paparan publik yang signifikan, namun tidak ada perangkat keselamatan yang memadai. Contoh dari kecelakaan level ini yaitu :

a.

b.

membersihkan tangki.

c.

kontrol banyak, reaktor ditutup.

d. Stasiun Pembangkit Nuklir

kebocoran amonia. Tidak ada perintah evakuasi.

6. Level 2

Kecelakaan pada level ini tidak mengakibatkan efek apapun keluar area, namun tetap ada kontaminasi radiasi di dalam area. Level ini juga mengindikasikan kecelakaan yang disebabkan oleh kegagalan untuk


(52)

memenuhi syarat syarat keselamatan yang seharusnya ada. Contoh kecelakaan dalam level ini adalah kecelakaan pada :

a. PLTN Blayais (Prancis) Desember 1999;

b. Asco Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (Spanyol) April 2008;

kontaminasi radioaktif;

c. PLTN Forsmark (Swedia) Juli 2006, kegagalan generator cadangan, dua dari empat generator sedang beroperasi tapi karena kesalahan menyebabkan keempatnya gagal;

d. PLTN Gundremmingen (Jerman) 1977; disebabkan hubungan arus

pendek dari kabel listrik tegangan tinggi dan cepatnya reaktor mati; e. PLTN Shika (Jepang) 1999; kejadian kekritisan disebabkan oleh

batang kendali turun, menutupi sampai 2007.64

7. Level 1

Pada level ini, dikategorikan kecelakaan yang merupakan anomali dari pengoperasian sistem namun pengaturan untuk melaporkan peristiwa kecil kepada masyarakat berbeda dari satu negara ke Negara dan sulitnya memastikan konsistensi yang tepat dalam kegiatan penilaian antara INES Level 1 dan Level 0. Contoh kecelakaan dalam level ini adalah kecelakaan pada Penly (Seine-Maritime, Prancis) pada tanggal 5 April 2012, Gravelines (Nord, Prancis) tanggal 8 Agustus 2009, TNPC (Drôme, Perancis) pada bulan Juli 2008.

64

Enhancing Operational Experience Feedback: Regulatory control during outages and refueling” at Senior Regulators’ Meeting 20 September 2007. Hlm. 4


(53)

8. Level 0

Pada level ini tidak memerlukan tingkat keselamatan yang signifikan dan relevan. Disebut juga sebagai “out of scale”. Contoh kecelakaan dalam level ini adalah kebocoran dari sirkuit pendingin primer di Krško, Slovenia pada tanggal 4 Juni 2008, di Atucha, Argentina tanggal 17 Desember 2006, mematikan reaktor akibat kenaikan tritium dalam kompartemen reactor, dan tanggal 13 Februari 2006 dimana terjadi kebakaran di Fasilitas Reduksi Volume Limbah Nuklir Badan Energi Atom Jepang (JAEA) di Tokaimura.

Masalah lain yang ditimbulkan pemanfaatan nuklir adalah limbah nuklir yang mengandung bahan radioaktif yang berbahaya dan terus bertahan selama 240.000 tahun. Solusi buang limbah nuklir ke laut yang dalam tidak dapat dibenarkan karena suatu sistem tidak ada yang statis dalam skala waktu tertentu.65

C. Perangkat Hukum Internasional yang Mengatur Mengenai Nuklir

Instrumen diartikan sebagai landasan atau dasar dari sesuatu. Menurut

Moechtar Kusumaatmadja66

65

Jelly Leviza, “Pengenalan Konvensi/ Peraturan Internasional Ketenaganukliran”, makalah disampaikan dalam seminar tentang ketenaganukliran pada tanggal 27 November 2007 di Fakultas Hukum USU, Medan, hlm. 16

, hukum merupakan suatu perangkat kaidah dan asas-asas yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat yang harus mencakup lembaga institusi dan proses yang diperlukan untuk mewujudkan hukum itu dalam kenyataan. Hukum internasional ialah keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur

66

Mochtar Kusumaatmaja. “Pengantar Hukum Internasional”. (Bandung: Bina Cipta) hlm. 3


(54)

hubungan atau persoalan yang melintasi batas Negara, antara Negara dengan Negara, Negara dengan subjek hukum lain bukan Negara satu sama lain. Instrumen hukum internasional dalam hal ini berarti landasan dan alat daripada hukum internasional untuk mengatur mengenai nuklir dalam perkembangan hubungan antar negara.

1. Piagam PBB

Dengan berakhirnya Perang Dunia II yang ditandai dengan menyerahnya Jepang terhadap sekutu pasca serangan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki yang memakan banyak korban nyawa dan rusaknya lingkungan akibat radiasi zat radioaktif menimbulkan ketakutan masyarakat dunia akan bahaya senjata pemusnah massal yang dapat memicu timbulnya perang nuklir di masa mendatang.

Senjata nuklir merupakan bahaya terbesar bagi umat manusia dalam kelangsungan peradaban. Langkah-langkah efektif untuk memajukan perlucutan senjata dan mencegah terjadinya perang nuklir harus menjadi prioritas utama. Untuk tujuan ini, harus dilakukan upaya untuk menghapuskan ancaman senjata nuklir, menghentikan dan mengurangi pacuan senjata nuklir dan mencegah berkembangnya senjata nuklir. Sementara itu, harus pula diambil langkah-langkah lain yang ditujukan untuk mencegah pecahnya perang nuklir dan mengurangi bahaya ancaman atau penggunaan senjata nuklir, mengingat bahwa bahaya tersebut hanya dapat disingkirkan melalui pemusnahan total senjata-senjata nuklir. Dalam kaitan ini penting untuk dicatat bahwa prinsip untuk tidak menjadi


(55)

pengguna pertama senjata nuklir telah diproklamirkan oleh dua Negara bersenjata nuklir. Negara-negara bersenjata nuklir lainnya telah menyatakan bahwa mereka hanya akan menggunakan senjata nuklir dalam rangka membalas serangan.

Piagam PBB dapat dijadikan salah satu instrumen internasional yang berkaitan dengan nuklir saat ini. Piagam PBB (Charter of The United Nations) ditandatangani pada tanggal 26 Juni 1945 di San Francisco pada akhir Konperensi PBB tentang Organisasi Internasional, dan secara resmi dinyatakan mulai berlaku pada tanggal 24 Oktober 1945. Piagam PBB menjadi cikal bakal lahirnya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Setelah Perang Dunia II, pendapat umum cenderung lebih menginginkan suatu pengaturan mengenai menjaga perdamaian dan keamanan internasional yang menjadi tanggungjawab bersama negara-negara. Perserikatan Bangsa– Bangsa (PBB) didirikan dengan tujuan utama untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional, dan untuk itu untuk mengambil tindakan bersama yang efektif untuk pencegahan dan penghapusan ancaman.67

Dalam sejarah kelahiran PBB ini, Konperensi San Francisco bukanlah merupakan satu-satunya peristiwa yang mendasari lahirnya Piagam PBB. Ada beberapa peristiwa lain yang sangat penting yang melatarbelakangi lahirnya Piagam PBB

Terbentuknya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai induk organisasi internasional dapat mencegah persengketaan atau konflik bersenjata yang mewarnai hubungan internasional.

6869

67

Charter of The United Nations, Chapter I, Article 1(1) , diantaranya:

68

Sumarsono Mestoko. Indonesia dan Hubungan Antarbangsa. (Jakarta: Sinar Harapan, 1985) hlm. 95


(1)

a. Mengutuk dengan keras menegaskan kembali kewajiban kepada Korea Utara untuk meninggalkan semua program nuklir yang ada, senjata pemusnah massal lainnya, dan rudal balistik.

b. Memberlakukan sanksi keuangan baru untuk memblokir transaksi keuangan yang mendukung aktivitas ilegal Korea Utara, menindak transfer tunai massal, dan selanjutnya membatasi hubungan dengan sektor keuangan Korea Utara, jika ada hubungan kepada aktivitas gelap Korea Utara.

c. Memperkuat otoritas negara untuk memeriksa kargo yang mencurigakan dan menolak akses pelabuhan serta penerbangan terhadap pengiriman terkait Korea Utara sesuai ketentuan hukum. d. Memungkinkan penegakan lebih kuat dari sanksi-sanksi yang sudah


(2)

B. Saran

1. Perangkat aturan hukum internasional yang mengatur mengenai nuklir harus dibuat dan diawasi oleh Negara-negara secara bersama untuk menghindari kecurigaan-kecurigaan negara-negara di dunia pada Negara-negara yang sedang mengembangkan teknologi nuklir mereka.

2. Aturan hukum internasional dalam menjaga perdamaian dan stabilitas keamanan global hendaknya dapat dilaksanakan lebih seksama oleh Dewan Keamanan PBB sebagai organ yang mendapatkan mandat langsung dari Piagam PBB dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional. Hendaknya Dewan Keamanan PBB dalam melaksanakan tanggungjawabnya bertindak sesuai dengan azas-azas hukum internasional demi tercapainya tujuan bersama.

3. Aturan PBB dalam bentuk resolusi untuk menindaklanjuti ujicoba nuklir Korea Utara sudah cukup, terbukti dengan telah dikeluarkannya 3 resolusi sebelum Resolusi Dewan Keamanan PBB yang terbaru Nomor 2094. Implementasi dari resolusi-resolusi tersebut kurang dimana ada beberapa Negara yang masih kurang tegas dalam pelaksanaan isi resolusi. Diharapkan setiap Negara dapat memberlakukan isi resolusi agar tidak ada lagi Negara yang melakukan ujicoba nuklir yang dapat memicu proliferasi senjata nuklir.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Aust, Anthony. 2005. Handbook of International Law. Cambridge: Cambridge University Press.

Brownlie, Ian. 1973. Principles of Public International Law. Oxford: Clarendon Press

C.S.T. Kansil & Christine S.T. Kansil. 2002. Modul Hukum Internasional. Jakarta: Penerbit Djambatan.

Carter, Barry E. & Philip R. Trimble. 1991. International Law. Canada: Little, Brown and Company.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Dian Wirengjurit. 2002. Kawasan Damai dan Bebas Senjata Nuklir. Bandung: PT. Alumni.

G.P.H. Djatikoesoemo. 1956. Hukum Internasional tentang Damai. Jakarta: Penerbit N.V. Pemandangan Jakarta.

I Wayan Parthiana. 2003. Pengantar Hukum Internasional cetakan II. Bandung: Mandar Maju.

J.G. Starke, 2008. Pengantar Hukum Internasional 1 terjemahan Bambang Iriana Djajaatmadja. Jakarta: Sinar Grafika

Kantor Penerangan Perserikatan Bangsa. 1993. Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Indonesia. Jakarta.

Mochtar Kusumaatmadja. 1982. Pengantar Hukum Internasional, Buku I Bagian Umum. Jakarta: Bina Cipta.

Perserikatan Bangsa-bangsa. 1986. Berbagai Konsep Keamanan. New York.

Shaw, Malcolm N.. 1997. International Law Fourth Edition. Cambridge: Cambridge University Press.

Shotwell, James T. & Marina Salvin. 1949. Lessons on Security and Disarmament

From the History of The League of Nations. New York: King’s Crown

Press.

Sumarsono Mestoko. 1985. Indonesia dan Hubungan Antarbangsa. Jakarta: Sinar Harapan.

Sumaryo Suryokusumo. 1987. Organisasi Internasional. Jakarta: UI Press.

Teuku Amy Rudy. 1998. Administrasi dan Organisasi Internasional. Bandung: Refika Aditama.

Tim Peneliti/ Penulis pada Pusat Kajian Pasifik Universitas Hasanuddin. 1990. Prospek Didirikannya Southeast Asian Nuclear Weapon Free Zone. Ujung Pandang

Utrecht. E./ Moh. Saleh Djindang, 1989. Pengantar Dalam Hukum Indonesia. Jakarta: PT. Ichtiar Baru.

White, N.D. 1997. Keeping the peace – The United Nations and the maintenance

of International peace and security Second Edtion. Manchester:


(4)

Konvensi/ Traktat

Anti-Ballistic Missile Treaty of 1972 Charter of The United Nations of 1945 Convention on Nuclear Safety of 1994

Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty of 1996 Geneva Protocol of 1925

IAEA Statue of 1956

Intermediate Nuclear Forces Treaty of 1987 London Naval Treaty of 1930

Non-Proliferation Treaty of 1968 Partial Test Ban Treaty of 1963

Peaceful Nuclear Explosions Treaty of 2013

Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone Treaty (Treaty of Bangkok) of 1995 Strategic Arms Limitation Talks (SALT) I Agreements of 1969

Strategic Arms Limitation Talks (SALT) II Agreements of 1979 The Strategic Arms Reduction Talks (START) of 1982

Threshold Test Ban Treaty of 1974

Treaty for the Prohibition of Nuclear Weapons in Latin America (Tlateloco Treaty) of 1967

Resolusi Dewan Keamanan PBB

Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1695 Tahun 2006 Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1718 Tahun 2008 Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1874 Tahun 2009. Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 2087 Tahun 2013 Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 2094 Tahun 2013

Website http://indonesiaxpost.com/


(5)

http://www.pkc-indonesia.com/ http://www.tempo.co/ http://www.un.org/

Jurnal, Buletin dan Makalah

Andi Purwono dan Ahmad Saifuddin Zuhri. 2010. “Peran Nuklir Korut Sebagai Instrumen Diplomasi Politik Internasional”. Spektrum : Jurnal Ilmu Politik

Hubungan Internasional. Vol. 7 No. 2.

_____________. 2007. “Enhancing Operational Experience Feedback: Regulatory control during outages and refueling”. Senior Regulators’ Meeting 20 September 2007.

_____________. 2006 “North Korea’s Nuclear Test : The Logic Behind the Leadership’s Action and Likely Future Development”. International Risk.

12 Oktober 2006

Jelly Leviza. “Pengenalan Konvensi/ Peraturan Internasional Ketenaganukliran”, makalah disampaikan dalam seminar tentang ketenaganukliran pada tanggal 27 November 2007 di Fakultas Hukum USU, Medan

Mukhlis Akhadi. 1997 “Memahami Asas Optimalisasi dalam Proteksi Radiasi”.

Buletin ALARA, Vol. 1 No. 1.

Rezelman, David; F.G. Gosling and Terrence R. Fehner

Scott, D. Sagan. 1996. “Why Do States Build Nuclear Weapon?: Three Models in Search of a Bomb”. Internasional Security, Vol. 21, No. 3. (Winter, 1996-1997)

Spiegelberg-Planer, Rejane. 2009. IAEA Bulletin

Vol. 51-1 September 2009.

Yuku Zaitsu. “United Nations General Assembly Resolutions on Select Nuclear

Weapons Issues (2001-2011)” – A Briefing Paper for the 67th Session of

the United Nations General Assembly disampaikan tanggal 25 September 2012


(6)