Rumah Sakit Pendidikan Nauli Husada Sibolga
LAMPIRAN
(2)
(3)
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistika Kota Sibolga. 2014. Sibolga Dalam Angka 2014. BPS, Sibolga.
Blumenthal D, Weissman JS, Campbell EG. 1997. The Social Missions of
Academic Health Centers. New England Journal of Medicine.
Ching, Francis, D.K. 2008. Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan. Edisi ke-3. Jakarta : Erlanggga.
Davies, Colin. 2006. Key House of the Twentieth Century: Plans, Section and
Elevation. London: Laurence King Publishing Ltd.
Hutchinson, Wikipedia the Free Encyclopedia, Diakses pada tanggal 22 September 2015 dari website http://en.wikipedia.org/wiki/
Neufert, Ernst. 1993. Data Arsitektur Jilid I Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. Neufert, Ernst. 1993. Data Arsitektur Jilid II Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. Pusat Bahasa Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.
Republik Indonesia. 2009. Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit
Pendidikan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Republik Indonesia. 2009. Undang- Undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit. Lembaran Negara RI Tahun 2009, No. 153. Sekretariat Negara, Jakarta.
Republik Indonesia. 2007. Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
Kelas C. Lembaran Negara RI Tahun 2009, No. 153. Sekretariat Negara, Jakarta.
Rumah Sakit Pendidikan UNS, 2014. (http://ferrata.co.id/), diakses pada tanggal 28 September 2015.
(5)
Rumah Sakit Universitas Airlangga, 2011. (http://rumahsakit.unair.ac.id/), diakses pada tanggal 28 September 2015.
STIKes Nauli Husada Sibolga, 2010. (http://stikesnaulihusada.blogspot.co.id/),
diakses pada tanggal 26 September 2015.
The Aga Khan Award for Architecture: Menara Mesiniaga, 1992.
(http://www.akdn.org/architecture/pdf/1356_Mal.pdf), diakses pada tanggal 30
September 2015.
Wijono, Djoko. 1997. Manajemen Kepemimpinan dan Organisasi Kesehatan. Surabaya: University Airlangga.
Yeang K. (1999). The Green Skyscraper: The Basis for Designing Sustainable
(6)
BAB III
(7)
BAB III
ELABORASI TEMA
3.1Pengertian Tema
Bioklimatik berasal dari bahasa asing yaitu Bioclimatology. Menurut Kenneth Yeang,
“ Bioclimatology is the study of the relationship between climate and life, particulary the effect of climate on the health of activity of living things”.
Bioklimatik adalah Ilmu yang mempelajari antara hubungan iklim dan kehidupan terutama efek dari iklim pada kesehatan dan aktivitas sehari-hari. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa arsitektur bioklimatik merupakan suatu pendekatan dalam merancang bangunan dengan metode hemat energi yang memperhatikan iklim setempat dan memecahkan masalah iklim dengan menerapkannya pada bangunan.
3.2 Interpretasi Tema
Prinsip-prinsip Arsitektur Bioklimatik (Yeang, 1999)
Meminimalkan ketergantungan pada sumber energi yang tidak dapat diperbaharui.
Penghematan energi dari segi bentuk bangunan, penempatan bangunan dan pemilihan material.
Mengikuti pengaruh budaya setempat.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mendesain bangunan dengan tema bioklimatik strategi pengendalian iklim yakni
Memperhatikan keuntungan matahari
Meminimalkan perlakuan aliran panas
Meminimalkan besaran bukaan/bidang terhadap matahari
Memperhatikan ventilasi
(8)
Prinsip Arsitektur Bioklimatik Menurut Kenneth Yeang (Yeang, 1999)
1) Penempatan Core
Penggunaan core bukan hanya sebagai bagian struktur, tapi juga mempengaruhi kenyamanan termal. Penempatan core ganda memiliki banyak keuntungan, dengan memakai dua core dapat dijadikan sebagai penghalang panas yang masuk ke dalam bangunan. Penelitian harus menunjukkan penggunaan pengkondisian udara secara minimum dari penempatan servis core ganda yang tampilan jendala menghadap utara dan selatan, dan core ditempatkan pada sisi timur dan barat. Penerapan ini juga dapat diterapkan pada daerah beriklim sejuk.
Core Pusat Core Ganda Core Tunggal Gambar 3.1 Penempatan Core
Sumber : The Basis for Designing Sustainable Intensive Buildings (Yeang, 1999)
2) Menetukan Orientasi
Orientasi bangunan yang terbaik adalah meletakkan luas permukaan bangunan terkecil menghadap timur – barat memberikan dinding eksternal pada luar ruangan atau pada emperan terbuka. Kemudian untuk daerah tropis peletakan core lebih baik di poros timur-barat. Hal ini dimaksudkan daerah buffer dan dapat menghemat AC dalam bangunan.
3) Penempatan Bukaan Jendela
Bukaan jendela sebaiknya menghadap utara dan selatan sangat penting untuk mendapatkan orientasi pandangan. Pada daerah iklim sejuk,
(9)
maka teras bisa berfungsi sebagai “ruang sinar matahari”, berkumpulnya
panas matahari, seperti rumah kaca.
Gambar 3.2 Penggunaan Kaca Jendela
Sumber : The Basis for Designing Sustainable Intensive Buildings (Yeang, 1999)
Menggunakan kaca jendela yang sejajar dengan dinding luar dan menggunakan kaca dengan sistem Matrical Bioclimatic Window (MBW). MBW didesain sebaai elemen yang fungsinya dikhususkan untuk ventilasi, perlindungan tata surya, penerangan alami dan area visualisasi.
4) Penggunaan Balkon
Menurut Yeang penempatan teras pada bagian dengan tingkat panas yang tinggi dapat mengurangi penggunaan panel-panel anti panas. Hal ini dapat memberikan akses ke teras yang dapat juga digunakan sebagai area evakuasi jika terjadi bencana seperti kebakaran. Karena adanya teras-teras yang lebar akan mudah membuat taman dan menanam tanaman yang dapat dijadikan pembayang sinar alami dan sebagai daerah yang fleksibel akan mudah untuk menambah fasilitas-fasilitas yang akan tercipta dimasa yang akan datang.
5) Membuat Ruang Transisional
Ruang transisional dapat diletakkan di tengah dan sekeliling sisi bangunan sebagai ruang udara dan atrium. Ruang-ruang ini bisa menjadi koridor luar seperti rumah-rumah toko tua pada awal abad 19 di daerah tropis. Atrium sebaiknya tertutup, tetapi diletakkan diantara ruangan.
(10)
Puncak bangunan seharusnya dilindungi oleh sirip-sirip atap yang mendorong angin masuk ke dalam bangunan. Hal ini juga bisa di desain sebagai fungsi wind scoops untuk mengendalikan pengudaraan alami yang masuk ke dalam bagian gedung.
Gambar 3.3 Penggunaan Ruang Transisional
Sumber : The Basis for Designing Sustainable Intensive Buildings (Yeang, 1999)
6) Desain Pada Dinding
Penggunaan membran yang menghubungkan bangunan dengan lingkungan dapat dijadikan sebagai kulit pelindung. Pada iklim sejuk, dinding luar harus dapat menahan dinginnya musim dingin dan panasnya musim panas. Pada kasus ini, dinding luar harus seperti pelindung, dengan bagian yang variable yang menyediakan insulasi yang bagus tetapi harus dapat dibuka pada musim kemarau. Pada daerah tropis dinding luar harus bisa digerakkan yang mengendalikan dan cross ventilation untuk kenyamanan dalam bangunan.
Gambar 3.4 Penggunaan Membran Pada Dinding
(11)
7) Hubungan Terhadap Landscape
Menurut Yeang, lantai dasar bangunan tropis seharusnya lebih terbuka keluar dan menggunakan ventilasi yang alami karena hubungan lantai dasar dengan jalan juga penting. Fungsi atrium dalam ruangan pada lantai dasar dapat mengurangi tingkat kepadatan jalan. Tumbuhan dan lanskap digunakan tidak hanya untuk kepentingan ekologis dan estetika, tetapi juga membuat bangunan menjadi lebih sejuk.
Gambar 3.5 Hubungan Terhadap Lanskap
Sumber : The Basis for Designing Sustainable Intensive Buildings (Yeang, 1999)
8) Menggunakan Alat Pembayang Pasif
Menurut Yeang, pembayang sinar matahari adalah esensi pembiasan sinar matahari pada dinding yang menghadap matahri secara langsung (pada daerah tropis berada disisi timur dan barat) sedangkan
cross ventilation seharusnya digunakan (bahkan diruang ber-AC)
meningkatkan udara segar dan mengalirkan udara panas keluar. Dengan adanya ventilasi, maka udara panas diatas gedung dapat dialirkan ke lingkungan luar sehingga dapat menyegarkan ruangan kembali. Untuk penggunaan wind scoops diletakkan pada pertemuan fasad yang berfungsi sebagai daerah tangkapan angin.
Solar shading Cross ventilation Wind scoops
Gambar 3.6 Sistem Pembayangan dan Penghawaan
Sumber : The Basis for Designing Sustainable Intensive Buildings (Yeang, 1999)
(12)
9) Penyekat Panas Pada Lantai
Menurut Yeang, insolator panas yang baikpada kulit bangunan dapat mengurangi pertukaran panas yang terik dengan udara dingin yang berasal dari dalam bangunan. Karakteristik thermal insulation adalah secara utama ditentukan oleh komposisinya. Dengan alasan tersebut maka
thermal insolation dibagi menjadi lima bagian utama yaitu:
· Flake (serpihan) · Fibrous (berserabut)
· Granular (butiran – butiran) · Cellular (terdiri dari sel) · Reflective (memantulkan)
Gambar 3.7 Sistem Pembayangan
Sumber : The Basis for Designing Sustainable Intensive Buildings (Yeang, 1999)
3.3 Keterkaitan Tema dan Judul Proyek
Rumah sakit pemdidikan merupakan bangunan yang didalamnya terdapat berbagai macam aktifitas seperti aktifitas pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian/riset. Setiap aktifitas yang terjadi di dalam rumah sakit harus dilandasi oleh aspek kenyamanan dan keamanan lingkungan agar pengguna bangunan baik ruang dalam maupun ruang luar dapat melakukan aktifitas dengan lancar dan nyaman.
Oleh karena itu, rumah sakit hendaknya mampu memberi perlindungan dan kenyamanan bagi pasien, pengunjung dan pengguna bangunan lainnya. Hal ini
(13)
menciptakan suasanan yang nyaman dan tenang yang dapat membantu proses penyembuhan pasien.
Perancangan bangunan arsitektur bioklimatik ini lebih mengutamakan kenyamanan pengguna, bentuk bangunan berasal dari iklim tropis, penggunaan struktur disesuaikan dengan fungsi bangunan.
Arsitektur bioklimatik juga kaitannya dengan hemat energi sehingga dapat membuat bangunan terasa nyaman. Hal ini juga berkaitan dengan kasus proyek rumah sakit. Rumah sakit dikenal dengan banyak memakai energi baik dari aspek mekanikal/elektrikal, pengkondisisan udara, sanitasi dan sebagainya. Jika tidak dilakukan penghematan energi, maka hal tersebut akan berdampak pada pengguna bangunan baik ruang dalam maupun ruang luar rumah sakit merasa tidak nyaman. 3.4 Penerapan Tema Pada Bangunan
Konsep rumah sakit bertemakan arsitektur bioklimatik dalam kasus proyek Rumah Sakit Pendidikan ini diterapkan dengan tujuan untuk menciptakan rumah sakit pendidikan yang ramah lingkungan dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Berikut ini adalah penerapan arsitektur bioklimatik pada bangunan rumah sakit pendidikan.
Penempatan core pada sisi timur dan barat bangunan jika memungkinkan pada site.
Meminimalkan pembesaran bukaan/ bidang terhadap matahari.
Adanya ruang transisi pada bagian tengah bangunan sebagai ruang ruang udara (pergerakan udara dan cahaya yang masuk ke dalam bangunan) dan atrium.
Penggunaan material yang dapat memantulkan radiasi panas matahari.
Penggunaan elemen taman pada bangunan dapat memberikan efek dingin pada bangunan dan membentu proses penyerapan O2 dan pelepasan CO2.
(14)
3.5 Studi Banding Tema Sejenis 3.5.1 Menara Mesiniaga Malaysia
Gambar 3.8 Menara Mesiniaga
Sumber : www.akdn.org
Menara mesiniaga merupakan kantor pusat IBM di Subang Jaya dekat Kuala Lumpur. Bangunan ini merupakan bangunan hightech yang memiliki tinggi bangunan 15 lantai. Bangunan tunggal dengan tower tinggi yang modern merupakan hasil penelitian arsitek, Kenneth Yeang selama sepuluh tahun tentang prinsip-prinsip desain bangunan tinggi medium. Tiga bagian struktur terdiri dari bagian dasar “hijau” yang dinaikan, sepuluh lantai ruang kantor yang dilingkari balkon taman, hiasan dinding luar sebagai pembayang dan puncaknya dipasang atap matahari (sun roof).
(15)
Strategi desain Yeang menggunakan pendekatan ekologi dan lingkungan mengurangi biaya perawatan jangka panjang dengan mengurangi pemakaian energi. Sangat penting bahwa merancang bangunan dengan pendekatan iklim memberikan dimensi estetik bagi pekerjaannya (Yeang) yang tidak ditemukan pada jenis bangunan medium high rise dengan penutup kaca dan pengkondisian udara.
Bangunan ini dirancang dengan tetap mempertahankan konsep ramah lingkungan dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Untuk itu, menara ini menggunakan banyak kanopi dan kisi-kisi. Dapat dilihat pada gambar,
hightech Menara Mesiniaga setnggi 8 lantai dirancang dengan style modern dan
bertemakan bioklimatik.
Gambar 3.10 Detail Kisi-Kisi Menara Mesiniaga
Sumber : www.akdn.org
Menara mesiniaga juga lebih efisien karena infrastruktur (service core) yang biasanya di tengah ditarik ke tepi timur sehingga ruang kerja bisa lebih leluasa dan koridor untuk sirkulasi lebih sedikit. Yeang mendesain gedung yang memamerkan citra hightech sekaligus memberikan suasana nyaman kepada karyawan. Agar nyaman, Yeang menempatkan inti bangunan (service core)- tangga, lift, toilet, mekanikal-elektrikal, plumbing disisi paling banyak menerima sengatan matahari yakni timur gedung.
(16)
Gambar 3.11 Penggunaan Shading Pada Menara Mesiniaga
Sumber : www.akdn.org
Yeang menyebut pendekatannya dengan “gedung jangkung bioklimatik” yang memberikan kontrol iklim yang peka terhadap hemat energi, termasuk didalamnya menggunakan unsur hijau, pengudaraan dan pencahayaan yang alami secara intensif. Konsistensi untuk meneliti Bioclimatic Architecture untuk merancang gedung tinggi di daerah beriklim tropis. Kepedulian Yeang dalam menggali gedung tinggi secara Bioklimatik bertujuan untuk mengurangi biaya bangunan dengan cara menekan konsumsi energi mengembangkan keuntungan bagi pengguna dengan memberikan nilai-nilai ekologis.
3.5.2 The Roof-Roof House Malaysia
Gambar 3.12 Roof-Roof House
(17)
Bangunan ini juga didesain oleh Yeang dengan tema bioklimatik pada tahun 1984 di Kuala Lumpur, Malaysia. Bangunan ini merupakan tempat tinggal yang ditempati oleh dirinya sendiri dan berada di lingkungan perkebunan karet.
Bagian yang menarik yaitu atap dengan louverd payung atap. Atap melengkung di puncak bangunan berfungsi untuk menyaring cahaya yang masuk ke dalam rumah dan mengatur pencahayaan yang masuk. Pada sore hari, panas matahari dipantulkan ke samping sehingga dapat meminimalkan cahaya yang masuk ke dalam bangunan.
Gambar 3.13 Penggunaan Shading/ Louverd Pada Roof-Roof House
Sumber : Key House of the Twentieth Century: Plans, Section and Elevation (Colin, 2006)
Apabila cahaya masuk berlebihan hal ini dapat diatasi dangan penggunaan jalusi dan sekat-sekat yang dapat diatur sesuai keinginan, ini juga bermanfaat dalam pengaturan aliran udara dalam ruang.
(18)
Gambar 3.14 Potongan Yang Menunjukkan Respon Bangunan Terhadap Cahaya Matahari
Sumber : Key House of the Twentieth Century: Plans, Section and Elevation (Colin, 2006)
Dari penjelasan sebelumnya mengenai penerapan bioklimatik terhadap Menara Mesiniaga dan The Roof-roof House dapat disimpulkan bahwa penerepan arsitektur bioklimatik untuk bangunan tinggi dapat dilakukan dengan cara penggunaan balkon, penggunaan kanopi dan kisi-kisi (sun shading) pada dinding kaca/ jendela kaca, penngunaan sun roof pada puncak bangunan, penempatan
service core pada sisi timur dan barat bangunan. Sedangkan untuk bangunan
rumah tinggal dapat menggunakan atap dengan louverd payung atap. Atap ini melengkung di puncak bangunan berfungsi untuk menyaring cahaya yang masuk ke dalam rumah dan mengatur pencahayaan yang masuk.
(19)
BAB IV
ANALISA
(20)
BAB IV
ANALISA
4.12 Analisa Site
4.12.1 Analisa Kondisi Eksisting
Gambar 4.1 Analisa Kondisi Eksisting
Sumber : Analisis Pribadi, 2016
Lokasi proyek yang sebagai Rumah Sakit Pendidikan, terletak di Jl. Sisingamangaraja, Kelurahan Muara Pinang, Kecamatan Sibolga Selatan, Kota Sibolga, Sumatera Utara. Topografi site datar (tidak berkontur), iklim tropis dengan suhu udara berkisar 22-32oC dan kelembaban udara berada pada 66-92 %.
(21)
4.12.2 Tata Guna Lahan
Berdasarkan RUTRK Kota Sibolga, lokasi kasus proyek ini merupakan Kelurahan Muara Pinang termasuk ke dalam wilayah pengembangan pembangunan dengan peruntukkan lahan sebagai kawasan permukiman, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan serta perdagangan dan jasa. Sebagai kawasan kesehatan, lokasi ini sangat potensial untuk dibangun fasilitas kesehatan berupa rumah sakit. Berikut ini adalah peta tata guna lahan pada sekitar lokasi proyek.
Gambar 4.2 Analisa Tata Guna Lahan
(22)
4.12.3 Batas Site
Gambar 4.3 Analisa Batas Site Umumnya pada Jl.
Sisingamangaraja terdapat beberapa bangunan sebagai komersil, salah satunya ruko yang terdapat di sisi timur laut dari site. Ruko ini berlantai 3.
Rumah penduduk Jl. Kader Manik
Jl. Sisingamangaraja
Ruko Umumnya pada Jl. Kader Manik ini
terdapat banyak rumah penduduk yang terdiri dari bangunan 1-2 lantai. Pada sisi tenggara
dari site berbatasan dengan rumah penduduk yang terdiri dari bangunan 1-2 lantai
Pada sisi barat daya dari site berbatasan dengan universitas (STIKes Nauli Husada). Namun masih ada beberapa fungsi yang masih dalam tahap konstruksi yakni gedung rektor, gedung kuliah dan praktek. Sedangkan untuk fasilitas asrama putri dan masjid sudah selesai dibangun.
Rumah penduduk Universitas/Akademik
(23)
4.12.4 Kawasan Sekitar Site
Gambar 4.4 Analisa Kawasan Sekitar Site
(24)
4.12.5 Analisa Posisi Site Terhadap Beberapa RS di Sibolga
Posisi site sebaiknya mudah dicapai beberapa rumah sakit swasta dan pemerintah sehingga dapat mendukung fungsi Rumah Sakit Pendidikan ini sebagai pusat rujukan dari seluruh Rumah Sakit Umum dan klinik-klinik di Kota Sibolga.
Gambar 4.5 Analisa Posisi Site Terhadap Beberapa Rumah Sakit Umum
Sumber : Analisis Pribadi, 2016
4.12.6 Analisa Sirkulasi
Tabel 4.1 Analisa Sirkulasi
D A T A
RS. Dr. FL Tobing
RS. Metta Medika
RS. TNI AD Sibolga
Menuju Pandan SITE
(25)
A N A L I S A
Jl. Sisingamangaraja merupakan jalan utama kota Sibolga. Jalan ini dilalui oleh mobil, sepeda motor dan angkutan umum. Pada Jl. Sisingamangaraja jumlah kendaraan yang lewat lebih banyak dibandingkan Jl. Kader Manik. Jl. Kader Manik dapat dijadikan alternatif main entrance, jalur servis dan entrance ambulans. Sedangkan Jl. Sisingamangaraja dapat dijadikan side entrance, dan juga entrance ambulans. Pada Jl. Sisingamangaraja dan Jl. Kader Manik terdapat tempat pejalan kaki namun kondisinya buruk dan kurang nyaman.
T A N G G A P A N
Jumlah kendaraan yang lewat pada Jl. Sisingamangaraja relatif banyak.
Jumlah kendaraan yang lewat pada Jl. Kader Manik relatif sedikit
Pedestrian way pada Jl. Sisingamangaraja terlalu sempit dan tidak layak
Masih terdapat penggunaan material tanah pada sisi Jl. Sisingamangaraja
Pedestrian way pada Jl. Kader Manik juga terlalu sempit dan tidak layak.
(26)
Sumber: Analisis Pribadi, 2016
4.12.7 Analisa Kebisingan
Tabel 4.2 Analisa Kebisingan
D A T A
-Entrance utama, jalur servis dan entrance ambulans berada di Jl. Kader Manik. Jalan ini relatif rendah kepadatan kendaraannya sehingga memudahkan ambulans/ pengunjung menuju rumah sakit.
-Side entrance dan entrance utama ambulans berada di Jl.
Sisingamangaraja. Jalan ini merupakan jalan yang dilalui dari berbagai kota (Jalan arteri primer Kota Sibolga. -Sirkulasi teratur dan terarah.
(27)
A N A L I S A
T A N G G A P A N
Sumber: Analisis Pribadi, 2016
4.12.8 Analisa Pembayangan Matahari
Tabel 4.3 Analisa Pembayangan Matahari
D A T A
(28)
A N A L I S A
T A N G G A P A N
Sumber: Analisis Pribadi, 2016
4.12.9 Analisa Arah Angin
Tabel 4.4 Analisa Arah Angin
D A T A
(29)
A N A L I S A
Arah angin terhadap bangunan perlu dipertimbangkan berdasarkan posisi site. Maka angin akan mengenai sisi bangunan yang berada disisi terpanjang site, dengan kecepatan rata-rata pada site ini sekitar 15 km/jam.
T A N G G A P A N
Sumber: Analisis Pribadi, 2016
4.13 Analisa Bentuk Dasar Massa
Bentuk-bentuk dasar bangunan dalam buku Arsitektur Bentuk, Ruang dan Susunannya ( D.K. Ching , 2008) yakni:
Tabel 4.5 Analisa Bentuk Dasar Massa
Jenis Bentuk Kelebihan Kekurangan
Segitiga Bentuk stabil dan
berkarakter kuat
Mudah digabungkan menjadi bentuk geometris lainnya
Orientasi ruang pada setiap sudut
Pengembangan ruang pada ketiga sisinya
Fleksibelitas ruang kurang
Layout ruang sulit
Segiempat Bentuk statis
Mudah dikembangkan ke segala arah
Orientasi ruang pada
Orientasi cenderung statis
- Pergerakkan Angin dapat dimanfaatkan ke dalam bangunan dengan cross ventilation yakni meningkatkan udara segar dan mengalirkan udara panas ke luar. - Perletakkan posisi-posisi bukaan-bukaan perlu
(30)
keempat posisi pembatasnya
Layout ruang mudah Ruang memiliki efesiensi yang tinggi karena mudah digabungkan dengan bentuk lain
Lingkaran Bentuk halus
Orientasi ruang memusat dan statis
Relatif indah dilihat dari luar
Sulit dikembangkan
Fleksibilitas ruang rendah
Sulit digabungkan dengan bentuk lain
Layout ruang sulit Sumber: D.K. Ching , 2008
Kesimpulan : Bentuk yang efisien untuk fungsi rumah sakit adalah “Segiempat”
4.14 Analisa Penentuan Kapasitas Tempat Tidur
Berdasarkan peraturan Depkes, persyaratan kebutuhan parkir di rumah sakit kelas C ( > 100). Diasumsikan kapasitas tempat tidur rawat inap rumah sakit pendidikan ini berjumlah 140 tempat tidur. Berikut ini adalah pembagian Tempat Tidur (TT) menurut kelas perawatannya.
- Kelas VIP : 8 % = 10 TT
- Kelas I : 12 % = 48 TT
- Kelas II : 25 % = 36 TT
- Kelas III : 35 % = 42 TT
(31)
4.15 Analisa Kebutuhan Tenaga Pada Rumah Sakit
Berdasarkan pada perbandingan kapasitas tempat tidur, maka penentuan jumlah pengelola adalah sebagai berikut. (Keputusan Menteri Kesehatan No. 262 Tahun 1979)
TT : Tenaga Medis : 9 : 1
TT : Tenaga Keperawatan : 1 : 1
TT : Tenaga Non Keperawatan : 5 : 1
TT : Tenaga Non Medis : 4 : 3
TT : Reseden : 5 : 1
TT : Coass : 2 : 1
Maka jumlah pegawai/pengelola pada rumah sakit pendidikan ini adalah sebagai berikut.
- Jumlah tenaga Medis : 138/9 x 1 = 15 orang - Jumlah tenaga keperawatan : 138/1 x 1 = 138 orang - Jumlah tenaga non keperawatan : 138/5 x 1 = 27 orang - Jumlah tenaga non medis : 138/4 x 3 = 103 orang - Jumlah tenaga reseden : 138/5 x 1 = 27 orang - Jumlah tenaga Coass : 138/2 x 1 = 69 orang Jadi, total jumlah tenaga pada rumah sakit pendidikan ini adalah 379 orang.
4.16 Analisa Kebutuhan Parkir
Berdasarkan jumlah tempat tidur dan jumlah tenaga/pengelola disamping maka kebutuhan parkir rumah sakit pendidikan ini diasumsikan sebagai berikut.
Kelas VIP 1 mobil/TT Kelas 1 1 mobil/TT Kelas 2 1 mobil/2 TT Kelas 3 2 mobil/6 TT
(32)
Jumlah Tempat tidur pada rumah sakit pendidikan ini ± 140 (asumsi), maka kebutuhan parkir mobil :
Kelas VIP 10 TT = 10 mobil Kelas 1 48 TT = 48 mobil Kelas 2 36 TT = 36 mobil Kelas 3 42 TT = 14 mobil Total = 108 parkir mobil
Kebutuhan parkir motor diasumsikan untuk kapasitas 80 sepeda motor.
PARKIR PENGELOLA/TENAGA RUMAH SAKIT
Jumlah tenaga/pengelola rumah sakit sebanyak 358 orang. Asumsi 40 % untuk pengelola/ tenaga yang membawa kendaraan= 379 x 40% = 151
Kendaraan sepeda motor (asumsi 50 %) = 60% x 151 = 90 sepeda motor Kendaraan mobil (asumsi 50%) = 40% x 151 = 60 mobil
Jadi total keseluruhan, kebutuhan parkir sebanyak 168 mobil dan 170 sepeda motor.
4.17 Analisa Pemilihan Material
Sesuai dengan tema bioklimatik, pemilihan penggunaan material sangat mempengaruhi dalam kenyamanan pada bangunan tersebut. Oleh karena itu, diperlukan analisa pemilihan material yang tepat untuk bangunan rumah sakit dan sesuai dengan tema bioklimatik.
Pemilihan material yang cocok untuk bangunan rumah sakit Pendidikan Nauli Husada Sibolga dengan tema bioklimatik diantaranya adalah
a. Aluminium Composite Panel (ACP)
- Aspek rumah sakit : terlihat rapi dan bersih, mudah diaplikasikan dalam berbagai desain konsep modern, hemat biaya, perawatan mudah.
- Tema bioklimatik: daya tahan yang cukup tinggi terhadap cuaca dan iklim, sehingga cenderung lebih awet.
(33)
b. Sun Shading
- Aspek rumah sakit: perawatan sulit (harus melakukan pembersihan secara rutin dan teliti agar tidak ada debu ataupun kuman yang tertinggal).
- Tema bioklimatik: sangat efektif untuk memantulkan panas dan cahaya matahari yang masuk ke dalam bangunan.
c. Kaca Reflektif
- Aspek rumah sakit: Menjadikan ruangan tampak lebih privasi, perawatan mudah dan terlihat bersih.
- Tema bioklimatik: mampu meredam panas dan memantulkan cahaya matahari hingga 20%.
d. Kaca Filem Rayben/Riben
- Aspek rumah sakit: Menjadikan ruangan tampak lebih privasi, Melindungi perabotan atau bahan yang terbuat dari kain terhadap pemudaran warna dan kerusakan, perawatan mudah dan bangunan terlihat bersih.
- Tema bioklimatik: mampu meredam panas matahari dan memantulkan cahaya matahari hingga 80%.
Dari analisa tersebut dapat disimpilkan bahwa untuk penggunaan kaca pada bangunan rumah sakit lebih tepat mengggunakan kaca film riben.
4.18 Analisa Struktur Bangunan a. Struktur Bawah (Pondasi)
Pada struktur bawah terdapat beberapa jenis pondasi yang dapat digunakan untuk bangunan Rumah Sakit Pendidikan Nauli Husada Sibolga seperti pondasi tiang pancang dan pondasi bore pile. Berikut ini adalah analisa pada struktur bawah (pondasi) yang tepat digunakan pada Rumah Sakit Pendidikan Nauli Husada Sibolga.
(34)
Tabel 4.6 Analisa Struktur Bawah (Pondasi)
Jenis Pondasi Keterangan
Pondasi tiang pancang - Cukup aman untuk menahan gaya, baik itu gaya vertikal maupun horizontal
- Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (8-20 meter) - Pengerjaan cepat dan mudah
- Bahan dari beton, baja, dan kayu
- Menimbulkan getaran dan bunyi yang relatif besar Pondasi bore pile - Cukup aman untuk menahan gaya vertikal
- Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (>10 meter)
- Pengeboran untuk pengecoran pondasi - Digunakan pada tanah yang tidak keras
- Tidak menimbulkan getaran dan bunyi yang besar - Memerlukan keahlian khusus
- Tidak memakan waktu lama - Tidak ekonomis
Sumber: Google.com
Dari analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa struktur bawah (pondasi) yang digunakan untuk Rumah Sakit Pendidikan Nauli Husada Sibolga adalah pondasi tiang pancang.
b. Struktur Atas
Pada struktur atas terdapat beberapa bagian yakni:
- Struktur vertikal terdiri dari rangka dan dinding pemikul (dari pasangan batu bata)
- Struktur horizontal terdiri dari plat dasar dan balok - Atap
Penggunaan dimensi dari struktur atas disesuaikan dengan beban yang ditampung dan bentang bangunan. Makin berat yang ditampung, maka semakin tebal dimensi yang digunakan. Untuk dimensi balok ditentukan dengan 1/12 bentangan bangunan sedangkan untuk plat lantai minimal 10 cm.
(35)
c. Bahan Struktur
Bahan struktur terdapat beberapa jenis diantaranya adalah beton, baja dan komposit. Berikut ini adalah analisa bahan struktur yang tepat digunakan untuk bangunan Rumah Sakit Pendidikan Nauli Husada Sibolga.
Tabel 4.7 Analisa Bahan Struktur
Kriteria Beton Baja Komposit
Unsur Agregat kasar/halus, air, dansemen
Besi, karbon,
oksigen Beton dan baja
Sifat Mudah dibentuk,
praktis Kaku Relatif fleksibel
Kekuatan Gaya tekan Gaya tarik Gaya tekan dan tarik Daya tahan
(api/cuaca) 100-450 o
C 250oC.korosi 100-450oC/ non korosi Pengontrolan
kualitas Ketat
Relatif
merata Ketat
Keahlian Menengah Ahli khusus Ahli khusus
Pelaksanaan Bertahap di lapangan
Singkat, pabrikan
Singkat, pabrikan atau lapangan
Jenis Bertulang,
praktekan Variasi rangka dan profil Variasi Contoh Balok, kolom, lantai, dinding core Balok, kolom, kabel struktur
Balok, kolom, lantai, dinding core
Sumber: Google.com
Dari analisa tersebut, bahan struktur yang sesuai dengan tema bioklimatik dan yang tepat untuk bangunan rumah sakit adalah struktur berbahan beton.
(36)
4.19 Analisa Utilitas
Tabel 4.8 Analisa Utilitas
D A T A
A N A L I S A T A N G G A P A N
(37)
(38)
4.20 Analisa Pelaku Kegiatan
Analisa pelaku kegiatan ini berdasarkan pelaku kegiatan yang terdapat di
Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007).
- Instalasi Rawat Jalan
Diagram 4.1 Analisa Pelaku Kegiatan di Instalasi Rawat Jalan
Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007)
- Instalasi Gawat Darurat
(39)
- Instalasi Rawat Inap
Diagram 4.3 Analisa Pelaku Kegiatan di Instalasi Rawat Inap
Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007)
- Instalasi Perawatan Intensif (ICU)
Diagram 4.4 Analisa Pelaku Kegiatan di ICU
Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007)
(40)
- Instalasi Bedah Sentral
Diagram 4.5 Analisa Pelaku Kegiatan di Instalasi Bedah Sentral
Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007)
- Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan
(41)
- Instalasi Rehabilitas Medik
Diagram 4.7 Analisa Pelaku Kegiatan di Instalasi Rehabilitasi Medik
Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007)
- Instalasi Radiologi Alur Pengunjung/ Pasien
(42)
Alur Film
Diagram 4.8 Analisa Pelaku Kegiatan di Instalasi Radiologi
Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007)
- Instalasi Laboratorium
Diagram 4.9 Analisa Pelaku Kegiatan di Instalasi Laboratorium
Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007)
(43)
- Instalasi Farmasi
Diagram 4.10 Analisa Pelaku Kegiatan di Instalasi Farmasi
Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007)
(44)
- Instalasi Pemusalaran Jenazah
Diagram 4.11 Analisa Pelaku Kegiatan di Instalasi Pemusalaran Jenazah
Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007)
- Instalasi CSSD
Diagram 4.12 Analisa Pelaku Kegiatan di Instalasi CSSD
(45)
- Instalasi Gizi/ Dapur
Diagram 4.13 Analisa Pelaku Kegiatan di Instalasi Gizi/Dapur
Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007)
- Instalasi Mekanikal/ Elektrikal
Diagram 4.14 Alur Kegiatan di instalasi mekanikal dan elektrikal
Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007)
(46)
- Instalasi Pencucian Linen/ Laundry
Diagram 4.15 Analisa Pelaku Kegiatan di Instalasi Pencucian Linen (Laundry)
Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (Depkes RI, 2007)
4.21 Analisa Kebutuhan Ruang Dan Luasan Ruang
1. Instalasi Rawat Jalan
Tabel 4.9 Analisa Kebutuhan Ruang dan Luasan Ruang Pada Instalasi Rawat Jalan
No. Nama
Ruangan
Standar
ruang Sumber
Kapasitas orang/ tt Jumlah Ruang Besaran Ruang
1 Ruang Tunggu
Utama
1~1.5 m2/ orang (Min. 16 m2)
PTSPRSKC 16 orang 1 16 m2
2
Ruang Pengendai ASKES
3~5 m2/ petugas (Min. 12 m2)
PTSPRSKC 4 orang 1 16 m2
3 Ruang Tunggu
ASKES
1~1.5 m2/
(47)
Administrasi
- Loket
Pendaftaran Pasien - Loket Kasir
petugas (Min. 16 m2)
5 Ruang Rekam
Medis 12~16 m
2
PTSPRSKC 3 orang 1 16 m2
6 Ruang Tunggu
Poli
1~1.5 m2/ orang (Min. 4 m2 /
poli)
PTSPRSKC 6 orang 1 6 m2
7 Ruang Tindakan
Poli Umum
12~25 m2 /
poli PTSPRSKC 3 orang 1 12 m
2
8 Ruang Tindakan
Poli Anak
12~25 m2 /
poli PTSPRSKC 3 orang 1 12 m
2
9 Ruang Tindakan
Poli THT
12~25 m2 /
poli PTSPRSKC 3 orang 1 12 m
2
10 Ruang Tindakan
Poli Mata
12~25 m2 /
poli PTSPRSKC 3 orang 1 12 m
2
11
Ruang Tindakan Poli Gigi & Mulut
12~25 m2 /
poli PTSPRSKC 3 orang 1 12 m
2
12 Ruang Tindakan
Penyakit Syaraf
12~25 m2 /
poli PTSPRSKC 3 orang 1 12 m
2
13 Ruang Tindakan
Penyakit Dalam
12~25 m2 /
poli PTSPRSKC 3 orang 1 12 m
2
14
Ruang Tindakan Penyakit Kulit & Kelamin
12~25 m2 /
poli PTSPRSKC 3 orang 2 12 m
2
15
Ruang Tindakan Penyakit Kandungan
12~25 m2 /
poli PTSPRSKC 3 orang 2 12 m
2
16
Ruang Tindakan Penyakit Jantung
12~25 m2 /
poli PTSPRSKC 3 orang 5 12 m
2
17 R. Laktasi 6-12 m2 PTSPRSKC 4 orang 1 12 m2
18 R.Bermain
Anak Min. 4 m
2 NDA 6 orang 1 12 m2
19 Toilet
@ KM/WC pria/wanita luas 2 m2– 3
m2
PTSPRSKC 1 orang 7 14 m2
Jumlah 258 m2
Sirkulasi 45% 116 m2
(48)
2. Instalasi Rawat Inap
Tabel 4.10 Analisa Kebutuhan Ruang dan Luasan Ruang Pada Instalasi Rawat Inap
No. Nama Ruangan Standar
ruang Sumber
Kapasitas orang/tt Jumlah Ruang Besaran Ruang 1
Ruang Perawatan :
Kelas VIP (1 tt)
Kelas 1 (2 tt)
Kelas 2 (4 tt)
Kelas 3 (6 tt)
R. Isolasi (1 tt)
ruang 1 tt min. 7.2
m2
PTSPRSKC
140 tt terdiri dari: 10 tt 48 tt 36 tt 42 tt 4 tt 10 16 9 7 4
300 m2
480 m2
540 m2
420 m2
120 m2
2
Ruang Stasi Perawat (Nurse Station)
3~5 m2/
perawat PTSPRSKC 3 orang 8 stasi 72 m
2
3 Ruang Konsultasi
& Dokter Jaga 12 m
2 PTSPRSKC 3 orang 2 24 m2
4 Ruang Tindakan 12-20 m2 PTSPRSKC 6 orang 2 60 m2
5 R. Administrasi/ Kantor
3~5 m2/
petugas PTSPRSKC 3 orang 2 30 m
2
6 Ruang Perawat 3~5 m
2 /
perawat PTSPRSKC 12 orang 2 72 m
2
7 Ruang Linen
Bersih Min. 4 m
2 PTSPRSKC 2 orang 2 18 m2
8 Ruang Linen Kotor
& Gudang Kotor Min. 4 m
2 PTSPRSKC 2 orang 2 20 m2
9 R. Alat Bersih &
R. Obat 4-6 m
2 PTSPRSKC 3 orang 2 20 m2
10 KM/WC (pasien, petugas, pengunjung) @ KM/WC pria/wanita luas 2 m2–
3 m2
PTSPRSKC 7 orang 2 42 m2
11 Dapur Kecil
(Pantry) Min. 4 m
2 PTSPRSKC 4 orang 2 20 m2
Jumlah 2.238 m2
Sirkulasi 45 % 1.231 m2
(49)
3. Pelayanan ICU
Tabel 4.11 Analisa Kebutuhan Ruang dan Luasan Ruang Pada ICU
No. Nama Ruangan Standar
ruang Sumber
Kapasitas orang/ tt Jumlah Ruang Besaran Ruang
1 Loker (Ruang Ganti) 6-9 m2 PTSPRSKC 5 orang 1 8 m2
2 Ruang Perawat 9-16 m2 PTSPRSKC 10 orang 1 16 m2
3 Ruang Pos Perawat ICU 3~5 m
2 /
perawat PTSPRSKC 5 orang 1 15 m
2
4 Ruang Pos Perawat
PICU
3~5 m2/
perawat PTSPRSKC 2 orang 1 6 m
2
5 Ruang Pos Perawat
NICU
3~5 m2/
perawat PTSPRSKC 2 orang 1 6 m
2
6 R. Dokter 9-16 m2 PTSPRSKC 5 orang 1 16 m2
7 R. Konsultasi Min. 12 m2 PTSPRSKC 3 orang 1 12 m2
8
Daerah Rawat Pasien ICU:
- Daerah rawat
pasien non isolasi
- Daerah rawat
pasien isolasi
Min. 12 m2/ tt
Min. 16 m2/ tt PTSPRSKC 14 tt 1 tt 1 1
168 m2
16 m2
9 Ruang PICU Min. 16 m
2/
tt PTSPRSKC 7 tt 1 112 m
2
10 Ruang NICU Min. 4 m2/ tt PTSPRSKC 4 tt 1 16 m2
11 Gudang Alat Medik 6-16 m2 PTSPRSKC 2 orang 1 10 m2
12 Gudang Bersih (Clean
Utility) 4-12 m
2
PTSPRSKC 2 orang 1 8 m2
13 Gudang Kotor (Dirty
Utility) 4-6 m
2
PTSPRSKC 2 orang 1 8 m2
14 R. Obat 4-12 m2 PTSPRSKC 2 orang 1 8 m2
15 Dapur Kecil / Pantry 4-12 m2 PTSPRSKC 2 orang 1 8 m2
16 Ruang Tunggu Keluarga Min.12 m2 PTSPRSKC 25 orang 1 30 m2
17 Ruang Administrasi 6-16 m2 PTSPRSKC 2 orang 1 6 m2
18 Ruang Rekam Medik 12~16 m2 PTSPRSKC 3 orang 1 16 m2
19 Toilet
@ KM/WC pria/wanita luas 2 m2– 3
m2
PTSPRSKC 1 orang 5 10 m2
20 R. Penyimpanan Gas
Medik 4-8 m
2 PTSPRSKC 2 orang 1 8 m2
Jumlah 503 m2
Sirkulasi 45% 226,35 m2
(50)
4. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Tabel 4.12 Analisa Kebutuhan Ruang dan Luasan Ruang Pada Instalasi Gawat Darurat (IGD)
No. Nama Ruangan Standar
ruang Sumber
Kapasitas orang/ tt Jumlah Ruang Besaran Ruang A. RUANG PENERIMAAN
1 Ruang Administrasi
dan pendaftaran
3~5 m2/ petugas (Min. 16
m2)
PTSPRSKC 8 orang 1 24 m2
2 Ruang Tunggu
Pengantar Pasien
3~5 m2/ orang (Min. 16
m2)
PTSPRSKC 18 orang 1 54 m2
3 Ruang Rekam
Medis Min. 12 m
2
PTSPRSKC 3 orang 1 15 m2
4 Ruang Triase Min. 16 m2 PTSPRSKC 1 tt 1 16 m2
5 Ruang Persiapan
Bencana Massal
Min. 3 m2/pasien
bencana
PTSPRSKC 9 tt 1 27 m2
B. RUANG TINDAKAN
6 R. Resusitasi 12-20 m2 PTSPRSKC 6 orang 1 20 m2
7 R. Tindakan
Kebidanan 12-25 m
2 PTSPRSKC 6 orang 1 25 m2
8 R. Tindakan Bedah Min. 16 m2 PTSPRSKC 8 orang 1 30 m2
9 R. Tindakan Non
Bedah 12-25 m
2
PTSPRSKC 6 orang 1 25 m2
10 R. Persiapan Min. 6 m2 PTSPRSKC 2 tt 1 20 m2
11 R. Pemulihan
Min. 7,2 m2/ tempat
tidur
PTSPRSKC 2 tt 1 15 m2
12 R.Khusus / Isolasi
Min. 7,2 m2/ tempat
tidur
PTSPRSKC 1 tt 1 9 m2
C. RUANG OBSERVASI
13 R. Observasi
Min. 7,2 m2/ tempat
tidur
PTSPRSKC 2 tt 1 9 m2
D. RUANG PENUNJANG MEDIS
14 R. Farmasi/ Obat Min. 3 m2 PTSPRSKC 2 orang 2 12 m2
15 R. Linen Steril Min. 6 m2 PTSPRSKC 2 orang 2 20 m2
(51)
18 R. Co-Ass Dokter 9-16 m2 PTSPRSKC 8 orang 1 28 m2 19 R. Pos Perawat
(Nurse Station) Min. 4 m
2 PTSPRSKC 3 orang 2 8 m2
20 R. Perawat dan
Bidan 9-16 m
2
PTSPRSKC 10 orang 1 30 m2
21 R. Co-Ass Perawat
dan Bidan 9-16 m
2 PTSPRSKC 10 orang 1 30 m2
22 Ruang Kepala IGD 8-16 m2 PTSPRSKC 5 orang 1 16 m2
23 Gudang Kotor
(Dirty Utility) 4-6 m
2 PTSPRSKC 2 orang 3 15 m2
24 Toilet (petugas, pengunjung)
@ 2 m2– 3
m2 PTSPRSKC 1 orang 4 12 m
2
25
R. Parkir Troli, Brankar
(R. Perlengkapan)
Min. 12 m2 PTSPRSKC 2 orang 1 12 m2
Jumlah 530 m2
Sirkulasi 45% 238,50 m2
Total 768,50 m2
5. Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan
Tabel 4.13 Analisa Kebutuhan Ruang dan Luasan Ruang Pada Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan
No. Nama Ruangan Standar
ruang Sumber
Kapasitas orang/ tt Jumlah Ruang Besaran Ruang
1 R. Administrasi dan Pendaftaran
3~5 m2/ petugas (Min. 6 m2)
PTSPRSKC 3 orang 1 8 m2
2 Ruang Tunggu
Pengantar Pasien
1~1,5 m2/orang (Min. 16 m2)
PTSPRSKC 18 orang 1 18 m2
3 Ruang Bersalin Min. 12 m
2/
tempat tidur PTSPRSKC 5 orang 3 15 m
2
4 Ruang Tindakan/
Periksa
Min. 12 m2/
tempat tidur PTSPRSKC 3 orang 2 6 m
2
5 Ruang Persiapan Min. 7,2 m
2/
tempat tidur PTSPRSKC 3 tt 1 22 m
2
6 Ruang Pemulihan Min. 7,2 m
2/
tempat tidur PTSPRSKC 3 tt 1 22 m
2
7 Ruang Operasi 12- 25 m2 PTSPRSKC 6 orang 1 25 m2
8 Ruang Bayi Min. 9 m2 PTSPRSKC 10 tt 1 12 m2
9 Ruang Resusitasi
Neonatus Min. 9 m
2 PTSPRSKC 8 tt 1 12 m2
10 Gudang Steril
(clean utility) 4-12 m
2 PTSPRSKC 2 orang 1 9 m2
11 Gudang Kotor
(dirty utility) 4-6 m
2 PTSPRSKC 2 orang 1 6 m2
12 Ruang Linen
Bersih 4-12 m
(52)
13 Ruang Linen
Kotor 4-12 m
2 PTSPRSKC 2 orang 1 9 m2
14 Ruang Ganti
Pakaian/ Loker @ Min. 6 m
2 PTSPRSKC 3 orang 2 36 m2
15 R. Obat 4-12 m2 PTSPRSKC 2 orang 1 9 m2
16 R. Rekam Medik 12~16 m2 PTSPRSKC 2 orang 1 12 m2
17 R. Audiovisual Min.12 m2 PTSPRSKC 15 orang 1 30 m2
18 R. Diskusi Min. 16 m2 PTSPRSKC 12 orang 1 20 m2
19 Ruang Dokter 9-16 m2 PTSPRSKC 6 orang 1 16 m2
20 Ruang Co-Ass 9-16 m2 PTSPRSKC 10 orang 1 16 m2
21 Ruang
Perawat/Petugas 9-16 m
2 PTSPRSKC 8 orang 1 16 m2
22 Toilet
@ KM/WC pria/wanita luas 2 m2– 3
m2
PTSPRSKC 1 orang 5 10 m2
Jumlah 341 m2
Sirkulasi 45% 153,45 m2
Total 494,45 m2
6. Instalasi Bedah Sentral
Tabel 4.14 Analisa Kebutuhan Ruang dan Luasan Ruang Pada Instalasi Bedah Sentral
No. Nama Ruangan Standar
ruang Sumber
Kapasitas orang/ tt Jumlah Ruang Besaran Ruang
1 R. Administrasi dan Pendaftaran
3~5 m2/ petugas (Min. 9 m2)
PTSPRSKC 4 orang 1 12 m2
2 Ruang Tunggu
Pengantar Pasien
1~1,5 m2 /orang (Min. 12 m2)
PTSPRSKC 24 orang 1 24 m2
3
Ruang Untuk Cuci Tangan (scrub station)
Min. 3 m2 PTSPRSKC 2 orang 3 9 m2
4 Ruang Persiapan Min. 9 m2 PTSPRSKC 3 tt 2 25 m2
5 Ruang Anaestesi
(Ruang Induksi) Min. 9 m
2 PTSPRSKC 4 orang 4 36 m2
6 Ruang Bedah
Minor Min. 24 m
2 PTSPRSKC 6 orang 1 24 m2
7 Ruang Bedah
Umum Min. 36 m
2 PTSPRSKC 8 orang 2 36 m2
8 Ruang Bedah
Sub Spesialistik Min. 36 m
(53)
10 Gudang Kotor
(dirty utility) 4-6 m
2 PTSPRSKC 2 orang 1 6 m2
11 Gudang Bersih
(clean utility) Min. 6 m
2 PTSPRSKC 2 orang 1 9 m2
12 Ruang Linen
Bersih 4-12 m
2 PTSPRSKC 2 orang 1 12 m2
13 Ruang Ganti
Pakaian/ Loker @ Min. 4 m
2 PTSPRSKC 3 orang 2 24 m2
14 R. Obat Min. 3 m2 PTSPRSKC 2 orang 1 9 m2
15 R. Rekam Medik 12~16 m2 PTSPRSKC 3 orang 1 16 m2
16
R. Kepala Instalasi Bedah Sentral
Min.12 m2 PTSPRSKC 5 orang 1 12 m2
17 R. Diskusi 9- 16 m2 PTSPRSKC 15 orang 1 21 m2
18 Ruang Dokter 9-16 m2 PTSPRSKC 6 orang 1 16 m2
19 Ruang Co-Ass 9-16 m2 PTSPRSKC 10 orang 1 16 m2
20 Ruang
Perawat/Petugas 9-16 m
2 PTSPRSKC 8 orang 1 16 m2
21 Toilet
@ KM/WC pria/wanita luas 2 m2– 3
m2
PTSPRSKC 1 orang 5 10 m2
Jumlah 463 m2
Sirkulasi 45% 208,35 m2
Total 671,35 m2
7. Laboratrium
Tabel 4.15 Analisa Kebutuhan Ruang dan Luasan Ruang Pada Laboratorium
No. Nama Ruangan Standar
ruang Sumber
Kapasitas orang/ tt Jumlah Ruang Besaran Ruang
1 R. Administrasi &
Rekam Medis Min.20 m
2 PTSPRSKC 3 orang 1 20 m2
2
Ruang Tunggu Pasien dan Pengantar Pasien
1~1,5 m2/orang (Min. 25 m2)
PTSPRSKC 24 orang 1 25 m2
3
Ruang Pengambilan Sample
Min. 6 m2 PTSPRSKC 4 orang 1 15 m2
4 Bank Darah Min. 6 m2 PTSPRSKC 3 orang 1 12 m2
5 Laboratorium
Patologi Klinik Min. 16 m
2 PTSPRSKC 4 orang 1 16 m2
6 Laboratorium
Kimia Klinik Min. 16 m
2 PTSPRSKC 3 orang 1 16 m2
7
Laboratorium Hematologi dan Uranalis
(54)
8 Ruang Staff/
Petugas Min 12 m
2 PTSPRSKC 8 orang 1 20 m2
9 Ruang Ganti
Petugas Min. 9 m
2 PTSPRSKC 4 orang 2 18 m2
10
Gudang Regensi dan Bahan Habis Pakai
6-16 m2 PTSPRSKC 3 orang 1 16 m2
11 Ruang Cuci 6-9 m2 PTSPRSKC 2 orang 1 6 m2
12 Ruang Konsultasi 9-16 m2 PTSPRSKC 4 orang 1 9 m2
13 Ruang Kepala
Lab Min. 6 m
2 PTSPRSKC 5 orang 1 12 m2
14 KM/WC Pasien
@ KM/WC pria/wanita luas 2 m2– 3
m2
PTSPRSKC 1 orang 1 2 m2
15 KM/WC Petugas
@ KM/WC pria/wanita luas 2 m2– 3
m2
PTSPRSKC 1 orang 2 8 m2
Jumlah 211 m2
Sirkulasi 45% 94,95 m2
Total 305,95 m2
8. Instalasi Radiologi
Tabel 4.16 Analisa Kebutuhan Ruang dan Luasan Ruang Pada Instalasi Radiologi
No. Nama Ruangan Standar
ruang Sumber
Kapasitas orang/ tt Jumlah Ruang Besaran Ruang
1 R. Administrasi dan
Rekam Medis Min. 9 m
2 PTSPRSKC 4 orang 1 16 m2
2
Ruang Tunggu Pasien & Pengantar Pasien
1~1,5 m2/orang (Min. 25 m2)
PTSPRSKC 25 orang 1 25 m2
3
Loket Pendaftaran, Loket Pembayaran dan Loket
Pengambilan Hasil)
Min. 16 m2 PTSPRSKC 6 orang 1 16 m2
4 Ruang Konsultasi
Dokter 9-16 m
2 PTSPRSKC 3 orang 1 12 m2
5 Ruang Ahli Fisika
Medis 9-16 m
2 PTSPRSKC 5 orang 1 16 m2
6 Ruang Pemeriksaan a. General b. Tomografi c. Fluorosko pi
Min. 12 m2 Min. 12 m2 Min. 12 m2 Min. 12 m2
PTSPRSKC 4 orang 4 orang 4 orang 4 orang 1 1 1 1
24 m2 24 m2 24 m2 24 m2
(55)
Ruang Operator/
Panel Kontrol Min. 4 m
2 PTSPRSKC 2 orang 3 18 m2
Ruang Mesin Min. 4 m2 PTSPRSKC 2 orang 1 6 m2
Ruang Ganti Pasien Min. 4 m2 PTSPRSKC 2 orang 2 12 m2
KM/WC Pasien
@ KM/WC pria/wanita luas 2 m2– 3
m2
PTSPRSKC 1 orang 2 4 m2
7 Kamar Gelap (Dark
Room) Min. 6 m
2 PTSPRSKC 4 orang 1 9 m2
8 Kamar Terang
(Light Room) Min. 6 m
2 PTSPRSKC 2 orang 1 6 m2
9 Ruang Jaga
Radiografer Min. 6 m
2 PTSPRSKC 3 orang 1 16 m2
10
Gudang Penyimpanan Berkas
Min. 10 m2 PTSPRSKC 2 orang 1 9 m2
11
Ruang Hasil Pengamatan (View room)
Min. 10 m2 PTSPRSKC 2 orang 1 9 m2
12 Kamar Mandi
Petugas
@ KM/WC pria/wanita luas 2 m2– 3
m2
PTSPRSKC 1 orang 2 4 m2
Jumlah 274 m2
Sirkulasi 45% 123,30 m2
Total 397,30 m2
9. Instalasi Rehabilitasi Medik
Tabel 4.17 Analisa Kebutuhan Ruang dan Luasan Ruang Pada Instalasi Rehabilitasi Medik
No. Nama Ruangan Standar
ruang Sumber
Kapasitas orang/ tt Jumlah Ruang Besaran Ruang
1 Loket Pendaftaran
dan Pendataan Min. 8 m
2 PTSPRSKC 8 orang 1 8 m2
2
R. Administrasi, Keuangan & Personalia
3~5 m2/orang (Min. 9 m2)
PTSPRSKC 3 orang 1 15 m2
3 Ruang Tunggu Pasien
dan Pengantar Pasien
1~1,5 m2/orang (Min. 16 m2)
PTSPRSKC 16 orang 1 16 m2
4 Ruang Pemeriksaan/
Penilaian Dokter 12-25 m
2 PTSPRSKC 3 orang 2 24 m2
5 Ruang Terapi Rehab
Mental/ Sosial 12-25 m
2 PTSPRSKC 4 orang 1 25 m2
6
Ruang Terapi Okupasi dan Terapi Vokasional
(56)
7
Ruang Fisioterapi
a. Ruang Fisioterapi Pasif
b. Ruang Fisioterapi Aktif - Ruang Senam (Gymnasium ) - Ruang Hidroterapi
Min. 20 m2
Min. 36 m2
Min. 16 m2
PTSPRSKC 4 orang 9 orang 8 orang 1 1 1
20 m2
36 m2
16 m2
8 Loker Ruang Ganti @ 4-12 m2 PTSPRSKC 1 orang 2 16 m2
9 Ruang Staff/ Petugas
RM 9-16 m
2 PTSPRSKC 6 orang 1 16 m2
10 Gudang Peralatan
RM 6-16 m
2 PTSPRSKC 2 orang 2 12 m2
11 Gudang Linen dan
Farmasi 6-16 m
2 PTSPRSKC 3 orang 1 9 m2
12 Gudang Kotor 6-16 m2 PTSPRSKC 2 orang 1 6 m2
13 Ruang Kepala IRM Min. 6 m2 PTSPRSKC 5 orang 1 12 m2
14 KM/WC
Pasien/Petugas
@ KM/WC pria/wanita luas 2 m2– 3
m2
PTSPRSKC 1 orang 2 8 m2
Jumlah 264 m2
Sirkulasi 45% 118,80 m2
Total 382,80 m2
10. Instalasi Farmasi
Tabel 4.18 Analisa Kebutuhan Ruang dan Luasan Ruang Pada Instalasi Farmasi
No. Nama Ruangan Standar
ruang Sumber
Kapasitas orang/ tt Jumlah Ruang Besaran Ruang 1 R. Administrasi (Penerimaan dan Distribusi Obat)
Min. 6 m2 PTSPRSKC 4 orang 1 12 m2
2 Ruang Tunggu
1~1,5 m2/orang (Min. 25 m2)
PTSPRSKC 27 orang 1 28 m2
3 Konter Apotik (Loket Penerimaan, Loket Pembayaran dan Loket Pengambilan Obat)
(57)
5 Ruang Staff 9-16 m2 PTSPRSKC 5 orang 1 16 m2
6 Dapur Kecil Min. 6 m2 PTSPRSKC 2 orang 1 6 m2
7 Ruang Loker
Petugas
@ loker 6-9
m2 PTSPRSKC 3 orang 2 16 m
2
8 Ruang Peracikkan
Obat Min. 6 m
2
PTSPRSKC 5 orang 1 12 m2
9 Depo Bahan Baku
Obat Min. 6 m
2 PTSPRSKC 2 orang 1 6 m2
10 Depo Obat Jadi Min. 6 m2 PTSPRSKC 2 orang 1 6 m2
11 Depo Obat Khusus Min. 10 m2 PTSPRSKC 2 orang 1 10 m2
12 Gudang Perbekalan
dan Alat Kesehatan Min. 10 m
2 PTSPRSKC 2 orang 1 12 m2
13 R. Dikusi 12-30 m2 PTSPRSKC 12 orang 1 25 m2
Jumlah 174 m2
Sirkulasi 45% 78,30 m2
Total 252,30 m2
11. Administrasi/ Office
Tabel 4.19 Analisa Kebutuhan Ruang dan Luasan Ruang Pada Administrasi/ Office
No. Nama Ruangan Standar
ruang Sumber
Kapasitas orang/ tt Jumlah Ruang Besaran Ruang
1 Ruang Direksi Min. 16 m2 PTSPRSKC 8 orang 1 16 m2
2 R. Sekretaris Direktur Min. 6 m2 PTSPRSKC 3 orang 1 9 m2
3 Ruang Rapat dan
Diskusi Min. 16 m
2 PTSPRSKC 16 orang 1 30 m2
4 R. Kepala Komite
Medis 6-16 m
2 PTSPRSKC 3 orang 1 12 m2
5 R. Komite Medis 12-30 m2 PTSPRSKC 8 orang 1 25 m2
6 R. Kepala Bagian
Keperawatan 6-16 m
2 PTSPRSKC 3 orang 1 12 m2
7 R. Bagian
Keperawatan 12-30 m
2 PTSPRSKC 8 orang 1 25 m2
8 R. Kepala Bagian
Pelayanan 6-16 m
2 PTSPRSKC 3 orang 1 12 m2
9 R. Bagian Pelayanan 12-30 m2 PTSPRSKC 8 orang 1 25 m2
10 R. Kepala Bagian
Keuangan & Program 6-16 m
2 PTSPRSKC 3 orang 1 12 m2
11 R. Bagian Keuangan
& Program 12-30 m
2 PTSPRSKC 8 orang 1 25 m2
12
R. Kepala Bagian Keskretariatan dan Rekam Medis
(58)
13
R. Bagian
Keskretariatan dan Rekam Medis
12-30 m2 PTSPRSKC 8 orang 1 25 m2
14 Ruang SPI (Satuan
Pengawasan Internal) 12-30 m
2 PTSPRSKC 6 orang 1 16 m2
15 Ruang Arsip/ File Min. 20 m2 PTSPRSKC 4 orang 1 36 m2
16 Ruang Tunggu
1~1,5 m2/orang (Min. 16 m2)
PTSPRSKC 5 orang 1 16 m2
17 KM/WC
@ KM/WC pria/wanita luas 2 m2– 3
m2
PTSPRSKC 1 orang 10 20 m2
Jumlah 328 m2
Sirkulasi 20% 65,60 m2
Total 393,60 m2
12. Instalasi Jenazah
Tabel 4.20 Analisa Kebutuhan Ruang dan Luasan Ruang Pada Instalasi Jenazah
No. Nama Ruangan Standar
ruang Sumber
Kapasitas orang/ tt Jumlah Ruang Besaran Ruang 1 R. Administrasi, Keuangan & Personalia 3~5 m2/petugas (Min. 6 m2)
PTSPRSKC 3 orang 1 12 m2
2 Ruang Tunggu
Keluarga Jenazah
1~1,5 m2/orang (Min. 12 m2)
PTSPRSKC 16 orang 1 16 m2
3 Ruang Duka Min. 30 m2 PTSPRSKC 30 orang 1 36 m2
4
Ruang
Dekontaminasi & Pemusalaraan Jenazah
Min.18 m2 PTSPRSKC 4 orang 1 20 m2
5 Laboratorium Otopsi Min. 24 m2 PTSPRSKC 6 orang 1 25 m2
6 Ruang Audiovisual Min.16 m2 PTSPRSKC 10 orang 1 16 m2
7 Ruang Pendingin
Jenazah Min. 21 m
2 PTSPRSKC 3 orang 1 21 m2
8 Loker Ruang Ganti Min. 6 m2 PTSPRSKC 1 orang 1 6 m2
9 Ruang Kepala IPJ Min. 6 m2 PTSPRSKC 3 orang 1 12 m2
10 KM/WC
Pasien/Petugas
@ KM/WC pria/wanita luas 2 m2– 3
m2
PTSPRSKC 1 orang 2 8 m2
(59)
13. Instalasi Gizi/Dapur
Tabel 4.21 Analisa Kebutuhan Ruang dan Luasan Ruang Pada Instalasi Gizi/ Dapur
No. Nama Ruangan Standar
ruang Sumber
Kapasitas orang/ tt Jumlah Ruang Besaran Ruang 1
R. Penerimaan dan Pertimbangan Bahan Makanan
Min. 4 m2 PTSPRSKC 3 orang 1 9 m2
2
Ruang Penyimpanan Bahan Makanan Basah
Min. 6 m2 PTSPRSKC 16 orang 1 16 m2
3
Ruang Penyimpanan Bahan Makanan Kering
Min. 9 m2 PTSPRSKC 3 orang 1 16 m2
4 Ruang Persiapan Min.18 m2 PTSPRSKC 6 orang 1 25 m2
5
Ruang Pengolahan dan Pengahangatan Makanan
Min.18 m2 PTSPRSKC 6 orang 1 25 m2
6 Ruang Pembagian/
Penyajian Makanan Min. 9 m
2 PTSPRSKC 6 orang 1 16 m2
7 Dapur Susus/ Laktasi
Bayi Min.4 m
2 PTSPRSKC 10 orang 1 6 m2
8 Ruang Cuci Min. 9 m2 PTSPRSKC 3 orang 1 9 m2
9 Ruang Penyimpanan
Troli Gizi Min. 6 m
2 PTSPRSKC 1 orang 1 9 m2
10 Ruang Penyimpanan
Peralatan Dapur Min. 9 m
2 PTSPRSKC 3 orang 1 9 m2
11 Ruang Ganti Alat
Pelindung Diri Min. 6 m
2 PTSPRSKC 1 orang 2 12 m2
12 Ruang Administrasi
3~5 m2/petugas (Min. 6 m2)
PTSPRSKC 4 orang 1 12 m2
13 Ruang Kepala
Instalasi Gizi Min. 6 m
2
PTSPRSKC 4 orang 1 12 m2
14 Ruang Pertemuan
Gizi Klinik Min. 9 m
2
PTSPRSKC 20 orang 1 25 m2
15 KM/WC Petugas
@ KM/WC pria/wanita luas 2 m2– 3
m2
PTSPRSKC 1 orang 2 8 m2
Jumlah 209 m2
Sirkulasi 20% 41,80 m2
(60)
14. Instalasi CSSD
Tabel 4.22 Analisa Kebutuhan Ruang dan Luasan Ruang Pada Instalasi CSSD
No. Nama Ruangan Standar
ruang Sumber
Kapasitas orang/ tt Jumlah Ruang Besaran Ruang 1
R. Administrasi, Loket penerimaan &
Pencatatan
8-25 m2 PTSPRSKC 3 orang 1 10 m2
2 Ruang Dekontaminasi Min. 30 m2 PTSPRSKC 5 orang 1 30 m2
3 Ruang Pengemasan
Alat Min. 16 m
2 PTSPRSKC 5 orang 1 16 m2
4 Ruang
Prosesing/Produksi Min. 9 m
2 PTSPRSKC 5 orang 1 16 m2
5 Ruang Sterilisasi 9-16 m2 PTSPRSKC 5 orang 1 16 m2
6 Gudang Steril 12-25 m2 PTSPRSKC 3 orang 1 12 m2
7 Gudang Barang/ Linen/
Bahan Perbekalan Baru 4-16 m
2 PTSPRSKC 3 orang 1 9 m2
8
Ruang Dekontaminasi Kereta/Troli:
- Area Cuci
- Area
Pengeringan
Min. 6 m2 PTSPRSKC 2 orang 1 6 m2
9 R. Pencucian
Perlengkapan Min. 6 m
2 PTSPRSKC 3 orang 1 8 m2
10 Ruang Kepala Instalasi
CSSD Min. 6 m
2 PTSPRSKC 5 orang 1 12 m2
8 Ruang Staff/ Petugas 9-16 m2 PTSPRSKC 8 orang 1 16 m2
9 Ruang Ganti Petugas Min. 9 m2 PTSPRSKC 4 orang 2 18 m2
10 KM/WC Petugas
@ KM/WC pria/wanita luas 2 m2–
3 m2
PTSPRSKC 1 orang 2 8 m2
Jumlah 177 m2
Sirkulasi 20% 35,40 m2
Total 212,40 m2
15. Instalasi Pencucian Linen/Laundry
Tabel 4.23 Analisa Kebutuhan Ruang dan Luasan Ruang Pada Instalasi Laundry
No. Nama Ruangan Standar
ruang Sumber
Kapasitas orang/ tt Jumlah Ruang Besaran Ruang 1 R. Administrasi,
(61)
2 Ruang Penyortiran/
Perendaman Linen 9-16 m
2 PTSPRSKC 3 orang 1 12 m2
3 Ruang Perbaikan
Linen 9-16 m
2 PTSPRSKC 3 orang 1 9 m2
4 Gudang Bahan Kimia Min. 6m2 PTSPRSKC 2 orang 1 6 m2
5
Ruang
Dekontaminasi:
- Area Cuci
- Area
Pengeringan - Area Setrika
& Lipat Linen
Min. 6 m2 Min. 6 m2 Min. 6 m2
PTSPRSKC
3 orang 3 orang 2 orang
1
9 m2 9 m2 9 m2
6
R. Penyimpanan Linen Bersih & Distribusi
9-25 m2 PTSPRSKC 3 orang 1 20 m2
7 Ruang Kepala
Instalasi Laundry Min. 6 m
2 PTSPRSKC 5 orang 1 12 m2
8 Ruang Staff/ Petugas 9-16 m2 PTSPRSKC 8 orang 1 16 m2
9 Ruang Ganti Petugas Min. 9 m2 PTSPRSKC 4 orang 2 18 m2
10 KM/WC Petugas
@ KM/WC pria/wanita luas 2 m2– 3
m2
PTSPRSKC 1 orang 2 8 m2
Jumlah 138 m2
Sirkulasi 20% 27,60 m2
Total 165,60 m2
16. Instalas Mekanikal/Elektrikal (IPSRS)
Tabel 4.24 Analisa Kebutuhan Ruang dan Luasan Ruang Pada M/E (IPSRS)
No. Nama Ruangan Standar
ruang Sumber
Kapasitas orang/ tt Jumlah Ruang Besaran Ruang 1 Ruang Administrasi (pencatatan) dan Ruang Kerja Staf
3~5 m2/petugas (Min.12 m2)
PTSPRSKC 3 orang 1 10 m2
2 Ruang Kepala IPSRS Min. 8 m2 PTSPRSKC 5 orang 1 12 m2
3 Ruang Rapat Min. 9 m2 PTSPRSKC 12 orang 1 16 m2
4
Ruang Studio Gambar dan Arsip Teknis
Min. 9 m2 PTSPRSKC 3 orang 1 9 m2
6 Bengkel/Workshop
Bangunan/ Kayu Min. 9 m
2 PTSPRSKC 3 orang 1 9 m2
7 Bengkel/Workshop
metal/ logam Min. 9 m
2
PTSPRSKC 3 orang 1 9 m2
(62)
PeralataN Medik
9 Bengkel/Workshop
Penunjang Medik Min. 16 m
2 PTSPRSKC 3 orang 1 16 m2
10 Ruang Ganti Petugas Min. 9 m2 PTSPRSKC 4 orang 2 18 m2
11 Ruang Panel Listrik Min. 8 m2 PTSPRSKC 1 orang 1 8
12 Gudang Spare Part Min. 9 m2 PTSPRSKC 2 orang 1 9 m2
13 KM/WC Petugas
@ KM/WC pria/wanita luas 2 m2– 3
m2
PTSPRSKC 1 orang 2 8 m2
Jumlah 132 m2
Sirkulasi 20% 26,40 m2
Total 158,40 m2
17. Fasilitas Penunjang
Tabel 4.25 Analisa Kebutuhan Ruang dan Luasan Ruang Pada Fasilitas Penunjang
No. Nama Ruangan Standar
ruang Sumber
Kapasitas orang/ tt Jumlah Ruang Besaran Ruang
1 Kantin 2 m2/ orang Asumsi 65 orang 1 10 m2
2 Minimarket 35 m2 Asumsi 5 orang 1 35 m2
3 Ruang Serbaguna 180 m2 NDA 150 orang 1 180 m2
4 Ruang CCTV dan
Keamanan Pusat 20 m
2
NDA 4 orang 1 9 m2
6 Musholla 0,6 m
2/
orang Asumsi 80 orang 1 48 m
2
7 Lobby Utama 0,6 m
2/
orang Asumsi 65 orang 2 78 m
2
8 Parkir Mobil 10 m2/unit PMPU 168 unit 1 1680 m2
9 Parkir Sepeda
Motor 2 m
2
/unit PMPU 170 unit 1 340 m2
Jumlah 2380 m2
Sirkulasi 20% 478 m2
Total 2.856 m2
Sumber : Analisa Pribadi, 2016
Keterangan:
PTSPRSKC : Pedoman Teknis Fasilitas Rumah Sakit Kelas C NDA : Neufert Data Arsitek
(63)
(64)
BAB V
KONSEP
(65)
BAB V
KONSEP
5.1Konsep Tapak
Gambar 5.1 Konsep Tapak
Sumber: Analisis Pribadi, 2016
Perencanaan tapak pada rumah sakit ini terdiri dari zona publik, semi publik dan servis. Zona publik terdapat pada area Jl. Kader Manik yang berfungsi sebagai entrance depan, zona semi publik terdapat pada area Jl. Sisingamangaraja berfungsi sebagai entrance IGD (ambulans) dan side entrance dan area servis terletak di belakang bangunan atau berada pada arah tenggara dari site. Pada area servis ini terdiri dari gedung parkir, office, ruang genset, ruang sentra gas medik, IPAL, incinerator dan TPS.
5.2Konsep Sirkulasi
Rumah sakit ini memiliki 2 entrance menuju site yakni entrance utama yang terletak di Jl. Kader Manik dan entrance IGD terletak di Jl. Sisingamangaraja. Pada Jl. Kader Manik juga terdapat entrance menuju IGD. Sehingga akses menuju site dapat dicapai dari kedua jalan tersebut.
Untuk entrance bangunan terdapat 3 entrance yakni entrance utama terleak di Jl. Kader Manik, entrance IGD di Jl. Sisingamangaraja dan entrance samping
(66)
yang dapat dicapai dari Jl. Kader Manik. Pada site ini juga terdapat entrance untuk menghubungkan antara STIKes Nauli Husada dengan rumah sakit pendidikan. Entrance ini berada pada sisi barat daya dari site.
Gambar 5.2 Konsep Sirkulasi
Sumber: Analisis Pribadi, 2016
5.3Konsep Bentukkan Massa
Bentuk massa bangunan berasal dari perpaduan persegi dan persegi panjang serta respon terhadap iklim setempat. Pemilihan bentuk dari perpaduan persegi dan persegi panjang dikarenakan lebih efisien dan efektif dalam penyusunan ruang-ruang di dalam rumah sakit.
(67)
Penerapan Tema pada Bentuk Bangunan
Penerapan tema arsitektur bioklimatik pada rumah sakit pendidikan ini yakni meminimalkan perlakuan aliran panas dengan cara membuat void (innercourt), mendesain taman pada area tertentu sehingga dapat membantu mengurangi suhu panas pada bangunan.
Gambar 5.4 Penerapan Tema Pada Bentuk Bangunan
Sumber: Analisis Pribadi, 2016
5.4Konsep Penggunaan Material
Hubungan penerapan tema bioklimatik dengan penggunaan material yakni dengan memanfaatkan pencahayaan alami melalui penggunaan material Kaca Film Riben. Kaca ini mampu memantulkan cahaya dan panas matahari hingga 80% sehingga dapat mengurangi beban pendingin ruangan dan listrik serta memberikan rasa nyaman bagi pengguna bangunan.
(68)
Gambar 5.5 Konsep Penggunaan Material
Sumber: Analisis Pribadi, 2016
5.5Konsep Zoning Pada Rumah Sakit Zoning Lantai 1
(69)
Zoning Lantai 2
Gambar 5.7 Konsep Zoning Lantai 2
Sumber: Analisis Pribadi, 2016
Zoning Lantai 3
Gambar 5.8 Konsep Zoning Lantai 3
(70)
Zoning Lantai 4
Gambar 5.9 Konsep Zoning Lantai 4
Sumber: Analisis Pribadi, 2016
(71)
5.6 Konsep Sistem Struktur
Gambar 5.11 Konsep Struktur
Sumber: Analisis Pribadi, 2016
Struktur yang digunakan pada rumah sakit ini adalah sistem struktur
rigid frame. Dengan menggunakan kolom beton bertulang berukuran 60x60,
balok beton bertulang dengan ukuran balok utama 40x70 dan balok anak berukuran 30x60. Pada bangunan rumah sakit ini juga memakai struktur core pada lift dan tangga kebakaran. Sedangkan untuk ketebalan plat lantainya sebesar 12 cm.
(72)
5.7 Konsep Utilitas Sistem Air Bersih
Gambar 5.12 Konsep Sistem Air Bersih
(73)
Sistem Air Panas
Gambar 5.13 Konsep Sistem Air Panas
Sumber: Analisis Pribadi, 2016
Sistem Air Limbah Padat
Gambar 5.14 Konsep Sistem Air Limbah Padat
(74)
Sistem Air Limbah Cair
Gambar 5.15 Konsep Sistem Air Limbah Cair
Sumber: Analisis Pribadi, 2016
(75)
Sistem Elektrikal
Gambar 5.17 Konsep Sistem Elektrikal
(76)
Sistem Pengkondisian Udara
Gambar 5.18 Konsep Sistem Pengkondisian Udara
Sumber: Analisis Pribadi, 2016
(77)
Gambar 5.19 Konsep Sistem Gas Medik
(78)
BAB VI
(79)
BAB VI
HASIL PERANCANGAN
Berikut ini adalah kesimpulan dari perencanaan terhadap hasil perancangan. a. Rumah sakit pendidikan STIKes Nauli Husada Sibolga direncanakan/
dirancang sesuai dengan prinsip dasar rumah sakit pendidikan yakni rumah sakit pendidikan satelit yang setara dengan rumah sakit kelas C. Rumah sakit kelas C ini terdiri dari 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan 4 pelayanan penunjang lainnya (dapat dilihat pada Bab II hal. 13). Sedangkan untuk hasil perancangannya dapat dilihat pada hal. 164-170.
b. Rumah sakit pendidikan STIKes Nauli Husada Sibolga dirancang untuk dapat menampung semua kegiatan pengguna baik pasien, dokter, staf rumah sakit maupun mahasiswa. Hal ini dilakukan dengan menyediakan sarana maupun prasarana di rumah sakit seperti disediakan ruang diskusi untuk dokter, staf rumah sakit dan mahasiswa, ruang jaga Co-ass, ruang seminar, ruang skill lab dan audiovisual dan fasilitas lainnya (dapat dilihat pada hal. 129-145). Sedangkan untuk hasil perancangannya dapat dilihat pada hal. 164-170. c. Rumah sakit pendidikan STIKes Nauli Husada Sibolga dirancang dengan
pendekatan tema bioklimatik. Arsitektur bioklimatik merupakan suatu pendekatan dalam merancang bangunan dengan metode hemat energi yang memperhatikan iklim setempat dan memecahkan masalah iklim dengan menerapkannya pada bangunan. Pendekatan arsitektur bioklimatik pada rumah sakit ini dilakukan dengan cara membuat void atau innercourt untuk meminimalkan aliran udara panas yang masuk ke dalam bangunan, penggunaan balkon pada lantai 3, penggunaan kaca film riben pada bangunan. Hal ini dilakukan untuk meredam panas dan memantulkan cahaya matahari hingga 80% untuk menciptakan rasa nyaman pada penghuni bangunan. Sedangkan untuk segi bentuk dirancang dengan fasad maju-mundur. Hal ini dilakukan untuk menciptakan pembayangan akibat dari
(80)
cahaya dan panas matahari atau dapat dikenal sebagai kanopi (dapat dilihat pada hal. 149-150 dan gambar 6.1). Untuk Hasil perancangan dapat dilihat pada hal 173-175.
Gambar 6.1 Penerapan Tema Pada Hasil Perancangan
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(1)
Gambar 5.7 Konsep Zoning Lantai 2 ... 151
Gambar 5.8 Konsep Zoning Lantai 3 ... 151
Gambar 5.9 Konsep Zoning Lantai 4 ... 152
Gambar 5.10 Konsep Zoning Lantai 5 ... 152
Gambar 5.11 Konsep Struktur... 153
Gambar 5.12 Konsep Sistem Air Bersih ... 154
Gambar 5.13 Konsep Sistem Air Panas ... 155
Gambar 5.14 Konsep Sistem Air Limbah Padat ... 155
Gambar 5.15 Konsep Sistem Air Limbah Cair ... 156
Gambar 5.16 Konsep Sistem Air Limbah Khusus ... 156
Gambar 5.17 Konsep Sistem Elektrikal ... 157
Gambar 5.18 Konsep Sistem Pengkondisian Udara ... 158
Gambar 5.19 Konsep Sistem Gas Medik ... 158
(2)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kebutuhan Ruang, Luasan Ruang dan Persyaratan Pada
Instalasi Rawat Jalan ... 17 Tabel 2.2 Kebutuhan Ruang, Luasan Ruang dan Persyaratan Pada
Instalasi Gawat Darurat (IGD) ... 20 Tabel 2.3 Kebutuhan Ruang, Luasan Ruang dan Persyaratan Pada
Instalasi Rawat Inap ... 26 Tabel 2.4 Kebutuhan Ruang, Luasan Ruang dan Persyaratan Pada
Instalasi Perawatan Intensif (ICU) ... 29 Tabel 2.5 Kebutuhan Ruang, Luasan Ruang dan Persyaratan Pada
Instalasi Bedah Sentral ... 33 Tabel 2.6 Kebutuhan Ruang, Luasan Ruang dan Persyaratan Pada
Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan ... 37 Tabel 2.7 Kebutuhan Ruang, Luasan Ruang dan Persyaratan Pada
Instalasi Rehabilitasi Medik ... 40 Tabel 2.8 Kebutuhan Ruang, Luasan Ruang dan Persyaratan Pada
Instalasi Radiologi ... 43 Tabel 2.9 Kebutuhan Ruang, Luasan Ruang dan Persyaratan Pada
Instalasi Farmasi ... 46 Tabel 2.10 Kebutuhan Ruang, Luasan Ruang dan Persyaratan Pada
Laboratorium ... 49 Tabel 2.11 Kebutuhan Ruang, Luasan Ruang dan Persyaratan Pada
Instalasi Pemusalaran Jenazah ... 52 Tabel 2.12 Kebutuhan Ruang, Luasan Ruang dan Persyaratan Pada
Instalasi Sterilisasi Pusat (CSSD) ... 55 Tabel 2.13 Kebutuhan Ruang, Luasan Ruang dan Persyaratan Pada
Instalasi Gizi / Dapur ... 57 Tabel 2.14 Kebutuhan Ruang, Luasan Ruang dan Persyaratan Pada
Instalasi Pencucian Linen (Laundry) ... 61 Tabel 2.15 Kebutuhan Ruang, Luasan Ruang dan Persyaratan Pada
Instalasi Mekanikal & Elektrikal ... 64 Tabel 2.16 Kebutuhan Ruang, Luasan Ruang dan Persyaratan Pada Bagian Administrasi dan Kesekretariatan Rumah Sakit ... 65 Tabel 2.17 Kriteria Sumber Daya Manusia Pada Rumah Sakit Kelas C ... 71 Tabel 2.18 Perkembangan Jumlah Mahasiswa/i STIKes Nauli Husada ... 73 Tabel 2.19 Perkembangan Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan
Penduduk Pada Tahun 2000, 2010 dan 2013 ... 74 Tabel 2.20 Jumlah Kasus Penyakit (HIV/AIDS, IMS, DBD, Diare, TB,
(3)
Malaria) di Kota Sibolga Tahun 2013 ... 76
Tabel 2.21 Jumlah 10 Kasus Penyakit Terbanyak di Kota Sibolga Tahun 2013 ... 76
Tabel 2.22 Data Sarana Kesehatan di Kota Sibolga Tahun 2013 ... 77
Tabel 2.23 Data Rumah Sakit di Kota Sibolga Tahun 2013 ... 78
Tabel 2.24 Data Jumlah Tenaga Kesehatan di Kota Sibolga Tahun 2013 ... 78
Tabel 2.25 Peruntukkan Lahan Untuk Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Sibolga ... 81
Tabel 4.1 Analisa Sirkulasi ... 107
Tabel 4.2 Analisa Kebisingan ... 109
Tabel 4.3 Analisa Pembayangan matahari ... 110
Tabel 4.4 Analisa Arah Angin ... 111
Tabel 4.5 Analisa Bentuk Dasar Massa ... 112
Tabel 4.6 Analisa Struktur Bawah (Pondasi) ... 117
Tabel 4.7 Analisa Bahan Struktur ... 118
Tabel 4.8 Analisa Utilitas ... 119
Tabel 4.9 Analisa Kebutuhan Ruang dan Luasan Ruang Pada Instalasi Rawat Jalan ... 129
Tabel 4.10 Analisa Kebutuhan Ruang dan Luasan Ruang Pada Instalasi Rawat Inap ... 131
Tabel 4.11 Analisa Kebutuhan Ruang dan Luasan Ruang Pada ICU ... 132
Tabel 4.12 Analisa Kebutuhan Ruang dan Luasan Ruang Pada IGD ... 133
Tabel 4.13 Analisa Kebutuhan Ruang dan Luasan Ruang Pada Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan ... 134
Tabel 4.14 Analisa Kebutuhan Ruang dan Luasan Ruang Pada Instalasi Bedah Sentral ... 135
Tabel 4.15 Analisa Kebutuhan Ruang dan Luasan Ruang Pada Laboratorium ... 136
Tabel 4.16 Analisa Kebutuhan Ruang dan Luasan Ruang Pada Instalasi Radiologi ... 137
Tabel 4.17 Analisa Kebutuhan Ruang dan Luasan Ruang Pada Instalasi Rehabilitasi Medik ... 138
Tabel 4.18 Analisa Kebutuhan Ruang dan Luasan Ruang Pada Instalasi Farmasi ... 139
Tabel 4.19 Analisa Kebutuhan Ruang dan Luasan Ruang Pada Administrasi/ Ofiice ... 140
Tabel 4.20 Analisa Kebutuhan Ruang dan Luasan Ruang Pada Instalasi Jenazah ... 141
Tabel 4.21 Analisa Kebutuhan Ruang dan Luasan Ruang Pada Instalasi Gizi/ Dapur ... 142
(4)
Tabel 4.22 Analisa Kebutuhan Ruang dan Luasan Ruang Pada Instalasi
CSSD ... 143 Tabel 4.23 Analisa Kebutuhan Ruang dan Luasan Ruang Pada Instalasi
Laundry ... 143 Tabel 4.24 Analisa Kebutuhan Ruang dan Luasan Ruang Pada M/E
(IPSRS) ... 144 Tabel 4.25 Analisa Kebutuhan Ruang dan Luasan Ruang Pada Fasilitas
Penunjang ... 145 Tabel 4.26 Analisa Pola Hubungan Instalasi ... 146
(5)
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1.1 Kerangka Berfikir ... 6
Diagram 2.1 Pengelompokkan Area Sarana dan Prasarana Pada rumah sakit kelas C ... 14
Diagram 2.2 Alur Sirkulasi Pada Rumah Sakit Kelas C ... 15
Diagram 2.3 Alur Kegiatan di Instalasi Rawat Jalan ... 19
Diagram 2.4 Alur Kegiatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) ... 25
Diagram 2.5 Alur Kegiatan di Instalasi Rawat Inap ... 26
Diagram 2.6 Alur Kegiatan di ICU ... 29
Diagram 2.7 Alur Kegiatan di Instalasi Bedah Sentral ... 33
Diagram 2.8 Alur Kegiatan di Knstalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan ... 37
Diagram 2.9 Alur Kegiatan di Instalasi Rehabilitasi Medik ... 40
Diagram 2.10 Alur Kegiatan di Instalasi Radiologi ... 45
Diagram 2.11 Alur Kegiatan di Instalasi Farmasi ... 48
Diagram 2.12 Alur Kegiatan di Instalasi Laboratorium ... 51
Diagram 2.13 Alur Kegiatan di Instalasi Pemusalaran Jenazah ... 53
Diagram 2.14 Alur Kegiatan di Instalasi CSSD ... 56
Diagram 2.15 Alur Kegiatan di Instalasi Gizi/ Gapur... 58
Diagram 2.16 Alur Kegiatan di Instalasi Pencucian Linen (Laundry) ... 61
Diagram 2.17 Alur Kegiatan di Instalasi Mekanikal dan Elektrikal ... 63
Diagram 2.18 Skema Limbah Pada Setiap Instalasi Rumah Sakit... 70
Diagram 2.19 Pengelolaan Limbah Pada Rumah Sakit ... 70
Diagram 4.1 Analisa Pelaku Kegiatan di Instalasi Rawat Jalan ... 121
Diagram 4.2 Analisa Pelaku Kegiatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) .... 121
Diagram 4.3 Analisa Pelaku Kegiatan di Instalasi Rawat Inap ... 122
Diagram 4.4 Analisa Pelaku Kegiatan di ICU ... 122
Diagram 4.5 Analisa Pelaku Kegiatan di Instalasi Bedah Sentral ... 123
Diagram 4.6 Analisa Pelaku Kegiatan di Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan ... 123
Diagram 4.7 Analisa Pelaku Kegiatan di Instalasi Rehabilitasi Medik ... 124
Diagram 4.8 Analisa Pelaku Kegiatan di Instalasi Radiologi ... 124
Diagram 4.9 Analisa Pelaku Kegiatan di Instalasi Laboratorium ... 125
Diagram 4.10 Analisa Pelaku Kegiatan di Instalasi Farmasi ... 126
Diagram 4.11 Analisa Pelaku Kegiatan di Instalasi Pemusalaran Jenazah ... 127
Diagram 4.12 Analisa Pelaku Kegiatan di Instalasi CSSD ... 127
(6)
Diagram 4.14 Analisa Pelaku Kegiatan di Instalasi Mekanikal dan
Elektrikal ... 128 Diagram 4.15 Analisa Pelaku Kegiatan di Instalasi Pencucian Linen