Universitas Sumatera Utara 100
Gambar 3.11 Penggunaan Shading Pada Menara Mesiniaga Sumber : www.akdn.org
Yeang menyebut pendekatannya dengan “gedung jangkung bioklimatik”
yang memberikan kontrol iklim yang peka terhadap hemat energi, termasuk didalamnya menggunakan unsur hijau, pengudaraan dan pencahayaan yang alami
secara intensif. Konsistensi untuk meneliti Bioclimatic Architecture untuk merancang gedung tinggi di daerah beriklim tropis. Kepedulian Yeang dalam
menggali gedung tinggi secara Bioklimatik bertujuan untuk mengurangi biaya bangunan dengan cara menekan konsumsi energi mengembangkan keuntungan
bagi pengguna dengan memberikan nilai-nilai ekologis.
3.5.2 The Roof-Roof House Malaysia
Gambar 3.12 Roof-Roof House Sumber : Key House of the Twentieth Century: Plans, Section and Elevation
Colin, 2006
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara 101
Bangunan ini juga didesain oleh Yeang dengan tema bioklimatik pada tahun 1984 di Kuala Lumpur, Malaysia. Bangunan ini merupakan tempat tinggal yang
ditempati oleh dirinya sendiri dan berada di lingkungan perkebunan karet. Bagian yang menarik yaitu atap dengan louverd payung atap. Atap
melengkung di puncak bangunan berfungsi untuk menyaring cahaya yang masuk ke dalam rumah dan mengatur pencahayaan yang masuk. Pada sore hari, panas
matahari dipantulkan ke samping sehingga dapat meminimalkan cahaya yang masuk ke dalam bangunan.
Gambar 3.13 Penggunaan Shading Louverd Pada Roof-Roof House Sumber : Key House of the Twentieth Century: Plans, Section and
Elevation Colin, 2006
Apabila cahaya masuk berlebihan hal ini dapat diatasi dangan penggunaan jalusi dan sekat-sekat yang dapat diatur sesuai keinginan, ini juga bermanfaat
dalam pengaturan aliran udara dalam ruang.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara 102
Gambar 3.14 Potongan Yang Menunjukkan Respon Bangunan Terhadap Cahaya Matahari
Sumber : Key House of the Twentieth Century: Plans, Section and Elevation Colin, 2006
Dari penjelasan sebelumnya mengenai penerapan bioklimatik terhadap Menara Mesiniaga dan The Roof-roof House dapat disimpulkan bahwa penerepan
arsitektur bioklimatik untuk bangunan tinggi dapat dilakukan dengan cara penggunaan balkon, penggunaan kanopi dan kisi-kisi sun shading pada dinding
kaca jendela kaca, penngunaan sun roof pada puncak bangunan, penempatan service core pada sisi timur dan barat bangunan. Sedangkan untuk bangunan
rumah tinggal dapat menggunakan atap dengan louverd payung atap. Atap ini melengkung di puncak bangunan berfungsi untuk menyaring cahaya yang masuk
ke dalam rumah dan mengatur pencahayaan yang masuk.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
ANALISA
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara 103
BAB IV ANALISA