Oukup Dalam Pemeliharaan Kesehatan Ibu Pasca Melahirkan di Desa Sukanalu Simbelang Tahun 2016

(1)

(2)

LAMPIRAN 2

PEDOMAN WAWANCARA

OUKUP DALAM PEMELIHARAAN KESEHATAN IBU PASCA MELAHIRKAN DI DESA SUKANALU SIMBELANG TAHUN 2016 Pengetahuan

1. Apa yang Ibu ketahui tentang oukup?

Probing : - kenapa ibu berpendapat seperti itu?

: - darimana Ibu mengetahui sumber informasi tentang oukup?

2. Bahan apa saja yang Ibu gunakan untuk melakukan oukup ? Probing : - darimana ibu mendapatkan bahan oukup 3. Bagaimana proses melaksanakan oukup?

Probing : - berapa hari setelah melahirkan ibu menggunakan oukup? : - Berapa lama ibu melakukan oukup?

: - Dimana ibu melakukan oukup? Pandangan

1. Mengapa ibu melakukan oukup?

Probing : - mengapa ibu memilih menggunakan oukup?

: - Menurut ibu apakah oukup bagus untuk kesehatan ibu? 2. Bagaimana perasaan ibu setelah melakukan oukup?

Probing : - apakah efek samping dari penggunaan oukup? Dorongan Keluarga

1. Apakah keluarga mendukung ibu melakukan oukup?

Probing : - apakah suami ibu membantu dalam membelikan bahan oukup?


(3)

Ouestion : 1 Apakah yang Ibu ketahui tentang Oukup?

Respondent ID : 1

Response : Oukup itu ya itu lah dek yang rempah-rempah direbus itu, untuk dipake setelah melahirkan biasanya, ya karena itu sudah menjadi tradisi dek, dari orang tua dulu lah dek

Respondent ID : 2

Response : Yang ku ketahui itu oukup itu nanti kita dibungkus pake tikar dan ditutup dengan selimut, terus duduk di bangku di bawah bangku itulah nanti bahan-bahan rempah-rempahnya direbus sampai kita bekeringat, karna itu yang saya tahu dek. Pastilah dari orang tua dulu dek.

Respondent ID : 3

Response : Oukup itu nanti yang bisa buat badan menjadi hangat dek, yak karena memang gitu lah dek oukup itu, dari orang tua jaman dulu dek diturunkan secara turun-temurun.

Respondent ID : 4

Response : Yang ku tahu itu oukup itu bisa memanaskan badan gitulah dek nanti sampe berkeringat gitu kita, yak arena memang itu sudah menjadi tradisi disini dek, dari orang tua lah dek.


(4)

Respondent ID : 5

Response : Oukup itu yang nanti kita di bungkus pake tikar dan selimut dan sampai keringat kita keluar gitu dek, karena memang oukup ya gitu dek. Dari orang tua lah dek sudah diturunkan secara turun-temurun.

Respondent ID : 6

Response : Oukup itu yang rempah-rempah direbus gitu dek nanti uapnya membuat kita sampai berkeringat gitulah, ya katanya kalau baru melahirkan oukup itu bisa memperketat badan gitu, dari orang tua dulu dek rata-rata orang Karo disini udah seperti itu semua.

Ouestion : 2 Bahan apa saja yang Ibu gunakan untuk melakukan Oukup ?

Respondent ID : 1

Response : Saya tidak tahu nama-nama bahan untuk oukup ini karena biasanya sudah langsung di beli lengkap semuanya di Kem-Kem jadi, yang saya tahu hanya tambahan nya saja namanya batang cekala itu Cuma yang kutahu, dari toko Kem-Kem dek dibeli

semuanya

Respondent ID : 2

Response : Bahan-bahan untuk oukup yang saya tahu itu,

sejenis dari segala jeruk, misalnya jeruk purut, jeruk kayu, jahe, lada, dan ada batang cekala masih banyak lagi lah jenisnya, biasanya kami beli lengkap semua bahan-bahan nya di Kem-Kem.


(5)

Respondent ID : 3

Response : Tidak semua yang saya tahu dek, yang pasti bahan nya itu banyak dari jenis jeruk gitu lah, kalau untuk bahan nya sudah biasa di beli di Kem-kem dek

Respondent ID : 4

Response : Apa ya, ya sejenis rempah-rempah gitu dek, ada namanya rempah ratus, nanti ada batang cekala juga, beli di Kem-Kem dek

Respondent ID : 5

Response : Bahan bahan nya itu segala jenis jeruk-jeruk gitu dek misalnya jeruk kayu, jeruk purut, rempah ratus, sere, lada, bawang merah, dan ada di tambah batang cekala namanya, di beli di Kem-Kem

Respondent ID : 6

Response : Kalau bahan nya itu banyak dek tetapi yang saya tahu itu jeruk purut, lada, bawang merah, lada, dan masih banyak lagi lah dek, biasanya kami beli lengkap di Kem-Kem

Ouestion : 3 Bagaimana proses melaksanakan Oukup?

Respondent ID : 1 Response :


(6)

Ouestion : 4 Mengapa Ibu melakukan Oukup? Respondent ID : 1

Response : Saya melakukan oukup ini karena kata orang tua badan itu jadi sehat, tidak mudah masuk angin, ASI, menjadi hangat, ya alasan nya karena sudah dari nenek moyang dulu diturunkan dari orang tua, jadi saya pun di suruh oleh orang tua melakukan oukup ini setelah melahirkan, karena oukup ini sangat bagus untuk kesehatan kita apalagi untuk Ibu pasca melahirkan.

Respondent ID : 2

Response : Saya melakukan oukup biar badan segar, katanya biar awet muda, alasannya memilih oukup ini karena disuruh orang tua dan keluarga saya, karena oukup ini sangat bagus untuk kesehatan kita

Respondent ID : 3

Response : Kalau orang Karo ya haruslah di oukup, biar badan ini kan sesudah melahirkan muda kembali kayak anak bayi gitu jadi gampang sekali sakit, jadi kata nenek moyang dulu haruslah di oukup. Alasannya karena ini sudah menjadi tradisi di budaya Karo ini kalau setelah melahirkan harus di oukup, karena bagus untuk kesehatan kita apalagi kita setelah baru melahirkan.

Respondent ID : 4

Response : Karena sudah dirasakan orang tua dulu jadi katanya badan bisa menjadi lebih sehat, jadi saya pun ingin pula merasakan nya kan gitu, ya kalau oukup ini kan tidak ada efek sampingnya kalau obat-obatan ada mengandung bahan-bahan kimia, ya bagus lah karena tradisional gitu


(7)

Respondent ID : 5

Response : Ya karna oukup itu sangat baik untuk kesehatan kita dan karna disarankan orang tuadulu juga harus di oukup, karena sudah menjadi tradisi di budaya Karo ini dek, sangat baguslah dek untuk kesehatan kita karena bahan-bahannya dari rempah-rempah itunya Respondent ID : 6

Response : Biar badan kita menjadi segar kembali dek setelah kita melahirkan, ya alasannya karena oukup ini sudah turun-temurun dari orang tua dulu dek, baguslah dek karena tidak ada efek samping nya.

Ouestion : 5 Bagaimana perasaan Ibu setelah menggunakan Oukup?

Respondent ID : 1

Response : Setelah saya menggunakan oukup ini badan menjadi lebih segar karena keringat yang banyak keluar, tidur terasa lebih enak, tadinya saya merasa pusing setelah oukup sudah tidak lagi, jadi kalau untuk efek samping dari oukup ini tidak ada, kecuali kalau kelamaan oukupnya bisa pingsan karena terlalu banyak keringat yang keluar, jadi tidak boleh terlalu lama.

Respondent ID : 2

Response : Perasaan saya ya menjadi lebih sehat lah dek, tidur jadi lebih enak, keringat kita juga banyak keluar, kalau efek samping dari oukup ini tidak ada dek karna hanya menggunakan bahan-bahan rempah-rempah saja.


(8)

Respondent ID : 3

Response : Setelah menggunakan oukup ini badan menjadi lebih segar, karena keringat yang keluar dari tubuh kita membuat badan kita menjadi lebih ringan gitu dek jadinya, kalau efek sampingnya sih tidak ada lah dek.

Respondent ID : 4

Response : Setelah saya menggunakan oukup ini badan menjadi lebih segar karena keringat yang banyak keluar, tidur terasa lebih enak, tadinya saya merasa pusing setelah oukup sudah tidak lagi, jadi kalau untuk efek samping dari oukup ini tidak ada.

Respondent ID : 5

Response : Setelah melakukan oukup yang saya tahu badan menjadi lebih ringan, lebih hangat, dan tidur saya pun menjadi lebih pulas, tidak ada efek samping nya dek.

Respondent ID : 6

Response : Ya badan menjadi lebih ringan gitu dek rasanya, efek samping nya tidak ada


(9)

Ouestion : 6 Apakah keluarga mendukung Ibu melakukan Oukup?

Respondent ID : 1

Response : Ya, kalau keluarga sudah pastilah mendukung dek, karena orang tua dulu pun harus begitu katanya, apalagi untuk suami kan dia jadi tidak merasa repot, iya memang dialah yang beli dipajak nanti bahan-bahannya.

Respondent ID : 2

Response : Sudah pasti mendukung lah dek karena orang tua juga yang menyarankan untuk melakukan oukup setelah melahirkan, kalau suami dia juga yang beli di pajak di toko Kem-Kem gitu dek namanya

Respondent ID : 3

Response : Ya, keluarga pasti tidak merasa kerepotanlah dek kalau saya dioukup karena memang sudah tradisi di tanah Karo ininya, kan kalau ibu dan bayi sehat keluarga jadi bahagia, Ya dek.

Respondent ID : 4

Response : Pasti nya mendukung dek karena orang tua yang menyarankan untuk melakukan oukup ini setelah melahirkan dek, iya suami yang beli dek.

Respondent ID : 5

Response : Kalau keluarga sudah pasti mendukung dek, karena sudah menjadi tradisi disini oukup setelah


(10)

Respondent ID : 6

Response : Pasti mendukung lah dek karena kata oraang tua oukup itu bagus untuk kesehatan setelah melahirkan kalau suami dia juga yang beli di pajak di toko Kem-Kem gitu dek namanya


(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Azwar & Jacob. 1996. Antropologi Kesehatan Indonesia, Jilid I, Pengobatan Tradisional. Jakarta: EGC.

Agoes, A., & Jacob, T., 1999. Antropologi Kesehatan Indonesia. Pengobatan Tradisional. Jilid 1 EGC. Jakarta.

Ajijah, N., M. Iskandar. 1995. Menggali budaya orang tua tempo doeloememanfaatkan tumbuhan obat di pedesaan Jawa Barat. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani II. Pustlitbang Biologi- LIPI, Fakultas Biologi UGM dan Ikatan Pustakawan Indonesia, Yogyakarta I: 61-70.

Anggraini, Yetti. (2010) Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Atemalem. 2014.Oukup Spa rempah Khas Karo. Diunduh pada tanggal 15 Mei 2015. http://atemalem.com/oukup-spa-rempah-khas-karo/

Bangun, P. 2010. Kebudayaan Batak. In: Koentjaningrat. 2010. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Djambatan, Jakarta: 94-117.

Berger, Peter L,. 1991. Langit Suci: Agama Seabagai Realitas Sosial, Jakarta: LP3ES

Delvina, 2011. Obat Tradisional. Diakses 18 Agustus 2015 13:35 dari http://delvina-vina.blogspot.com/2011/10/obat-tradisional.html.

Foster, G. M. dan B. G. Anderson 2005. Antropologi Kesehatan. UI- Press. Jakarta.

Glanz, Karen and Other., 2002. Health Behavoir and Health Education, Theory, Research and Practise, 3rd Edition. Joossey-Bass Publisher, San Fransisco Gunawan. 2009. Kualitas dan Nilai Minyak Atsiri, implikasi dan pengembangan

Turunannya. Diunduh pada tanggal 13 Maret 2016. Pdf.

Handayani, Lestari. 2003. Tanaman Obat untuk Masa Kehamilan dan Pasca- Melahirkan. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Irwansyah, Putra., 2004. Persepsi Masyarakat Tentang Pengobatan Tradisional di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2006, Medan.


(17)

Iskandar, S.S. 2004. Depresi Pasca Kehamilan (Post Partum Blues). http://www.mitrakeluarga.net/depresikehamilan.html.

Koentjaraningrat. 1990. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Penerbit Dian Rakyat. Jakarta.

Kushnick, G. C., 2006. Parent- Offspring Conflick Among the Karo of North Sumatra. Disertation. Departement of Antrhropology Uneversity of Washington: viii+167p.

Latief, H.Abdul. 2012. Obat Tradisional. Jakarta : EGC.

Nasution, J. 2009. Oukup. Ramuan Tradisional suku Karo untuk kesehatan Paskah melahirkan: Suatu analisis Bioprospeksi Tumbuh-tumbuhan Tropika Indonesia. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.

Nasution. J. dan Radiansyah. H. C. 2009. Etnobotani Oukup, Ramuan Tradisional Suku Karo Untuk Kesehatan Pasca Melahirkan. Departemen Biologi FMIPA. USU Press . Medan.

Notoatmodjo, Soekidjo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. (Jakarta : Rineka Cipta, 2003).

Purwanto, Y. 2002. Studi etnomedisinal dan fitofarmakope tradisional Indonesia. Prosiding Seminar Nasional II Tumbuhan Obat dan Aromatik, LIPI, Bogor: 96-109.

Rosmiyati, 2014. “HUBUNGAN IBU HAMIL ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN PADA SAAT MELAHIRKAN” (Studi Kasus Di RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2014).

Saifudin. (2005) Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yogyakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Sembiring, F. A, 2015. Oukup Sebagai Pengobatan Tradisonal Studi Antropologi Kesehatan pada Masyarakat Karo. Fakultas Ilmu Sosial. Unimed. Medan. Sinuhaji, L.2014. Oukup dalam Perawatan Kesehatan Ibu Nifas. Program Studi S2

Ilmu Kesehatan masyarakat. Medan.

Stevan Benally Jr, 2000. Health, Illnes and Healing. Greenwood Publishing Group. New York.


(18)

Sukara, E. 2007. Bioprospecting dan Strategi Konservasinya. Prosiding Seminar Tumbuhan Usada Bali dan Peranannya dalam Mendukung Ekowisata, Bali:1-7.

Sukamto., 2008. Persepsi Masyarakat Etnis Jawa Tentang Sehat-Sakit dan Pola Pencarian Pengobatan Di Daerah Transmigrasi Batang Pane I Kecamatan Padang Balok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2008, Medan : Skripsi FKM USU.

Sutawijaya, R. Bagus. 2010. Bugar dan Fit dengan Terapi Air: Berbagai Air Terapi untuk Pencegahan dan Penyembuhan Super Alami. Jakarta: Mediabaca.

Swasono, M. F. (1998). Kehamilan, Kelahiran, Perawatan Ibu dan Bayi Dalam Konteks Budaya. Jakarta : UI Press.

Syafruddin, (2009). Sosial Budaya Dasar Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media.

Tridah& Bangun. 1986. Manusia Batak Karo. Inti Idayu Press. Jakarta.

Ulla. 2009. Jenis dan Manfaat Aromaterapi. Diunduh tanggal 16 April 2015 dari http://ceweks.com/cantik/jenis-dan-manfaat-aromaterapi.html.

Usman, (2003). Sejarah Peradaban Aceh.Jakarta

Arlene, B & Gloria, (2001). Martenity Nursing And Intreduktiontext. Eightedition philadephia : W.B Saunder Company

Walujo, E. B. 2002. Pengembangan dan Penerapan penelitian Etno Botani dan Herbal Medicine. Makalah dalam forum kegiatan lapangan International post Graduate Programme in Medical Anthropology and Ethnobotany Universiteit Leiden- Universitas Padjajaran. Bandung.

Zuhud, E. A. M. and Haryanto. 1994. Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia. Makalah: Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan, Institut Pertanian Bogor, Bogor: 1-9.


(19)

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang menggunakan metode wawancara mendalam (indepth interview) untuk mengetahui Oukup dalam pemeliharaan kesehatan ibu pasca melahirkan di desa Sukanalu Simbelang Tahun 2016.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Sukanalu Simbelang Kabupaten Karo.Pemilihan lokasi penelitian ini didasari pada pertimbangan bahwa lokasi ini masih ada masyarakat Karo yang menggunakan Ramuan Tradisional ( Oukup) pada Pasca Melahirkan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Januari sampai dengan April 2016.

3.3 Informan Penelitian

Informan adalah orang yang memberikan informasi tentang situasi dan kondisi serta latar belakang penelitian. Penulis menetapkan pihak-pihak yang menjadi informan utama dan informan tambahan pada penelitian ini secara sengaja, yakni, Ibu rumah tangga yang menggunakan oukup pasca melahirkan di sekitar Desa Sukanalu Simbelang ibu ini masih melaksanakan pengobatan oukup tradisional dalam pasca melahirkan. Dimana ibu ini masih mempercayai tradisi


(20)

yang ada di Desa Sukanalu Simbelang, karna sebagian besar masyarakat yang ada di Desa Sukanalu Simbelang masih mengikuti tradisi tersebut. Wawancara ini dilakukan dengan cara mendatangi informan langsung ke tempat penelitian. 3.4 Metode Pengumpulan Data

Pelaksanaan penelitian ini meliputi studi tentang sistem pengetahuan Masyarakat Karo terhadap oukup dan studi tentang pemanfaatan oukup bagi masyarakat karo. Dalam penelitian kualitatif dilakukan melalui pendekatan emik dan pendekatan etik. Pendekatan emik dimaksudkan untuk mendapatkan data mengenai pengetahuan masyarakat tentang oukup menurut kacamata dan bahasa mereka, tanpa harus menguji kebenarannya. Sedangkan pendekatan etik, digunakan dalam menganalisis data dari pengetahuan masyarakat tersebut secara ilmiah sesuai dengan bidang yang ditekuni oleh peneliti yaitu taksonomi.

Wawancara bersifat semi struktural yang berpedoman pada daftar pertanyaan (pedoman wawancara) sebagai pemandu bagi peneliti untuk mengajukan pertanyaan kepada nara sumber sebagai informan kunci, dan dilakukan secara terbuka (open-ended). Wawancara dilakukan kepada masyarakat Karo. Untuk wawancara dipilih nara sumber yang dianggap memiliki pengetahuan lebih luas tentang tradisi oukup bagi masyarakat Karo. Informan kunci terdiri atas pengguna oukup, pengobat tradisional (dukun/tabib), pengusaha oukup dan pasar. Seluruh informasi yang diperoleh dari informan dicatat, direkam dengan menggunakan tape rekorder dan kemudian di tabulasi. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Jenis data primer dilakukan dengan wawancara mencakup: keanekaragaman jenis tumbuhanyang digunakan dalam


(21)

ramuan oukup, pemanfaatan oukup, dan cara memanfaatkan oukup. Data primer juga termasuk menginventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan yang digunakan sebagai ramuan oukup. Jenis data sekunder diambil dengan cara studi pustaka yaitu mempelajari laporan-laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan keadaan fisik daerah terebut, seperti peta lokasi penelitian.

3.5 Defenisi Istilah

1. Bahan-bahan ramuan oukup yaitu bahan-bahan yang digunakan pada saat proses penggunaan oukup seperti jeruk purut, sere, jeruk kayu, jahe, temulawak, kencur.

2. Pengetahuan merupakan, pengetahuan informan yang akan diteliti bagaimana proses penggunaan oukup, manfaat oukup yang dirasakan oleh Ibu Pasca Melahirkan.

3. Pandangan merupakan, suatu penilaian terhadap proses oukup yang dilakukan informan.

4. Dorongan Keluarga, bagaimana keluarga mendukung informan dalam menjalankan proses oukup.

3.6 Metode Analisis Data

Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik kualitatif. Menguraikan serta ,menginterpretasikan data yang diperoleh dari lapangan yang di dapat dari para informan. Penganalisiaan ini diperoleh berdasarkan kemampuan nalar peneliti dalam dalam menghubung-hubungkan fakta, data dan informan lalu dianalisis, sehingga dari analisis tersebut diharapkan muncul gambaran yang jelas


(22)

tentang objek yang diteliti dan dapat mengungkapkan permaslahan penelitian. Data-data yang terkumpul tersebut akan disajikan melalui analisa data tunggal.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh Burhan Bungin yaitu sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan bagian intergal dari kegiatan analisis data. Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara studi dokumentasi.

2. Reduksi Data

Reduksi Data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-cacatan tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan membuat gugus-gugus, menulis memo dan sebagainya dengan maksud menyisihkan data/informasi yang tidak relavan.

3. Display Data

Display Data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif.


(23)

Sedangkan tujuan dari analisis data kualitatif menurut Bungin adalah:

1. Menganalisa proses berlangsungnya suatu fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap proses tersebut.

2. Menganalisa makna yang ada dibalik informasi, data dan proses suatu fenomena sosial.


(24)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Desa Sukanalu Simbelang 4.1.1 Letak Geografis

Desa Sukanalu simbelang adalah sebuah desa yang secara administratif terletak di kecamatan Barus Jahe, Kabupaten Karo Sumatera Utara. Secara

geografis terletak di Desa Sukanalu

Simbelang mereupakan desa dengan rasio wilayah yang terluas di kecamatan Barus Jahe, yaitu seluas 15,22 atau 1552Ha, atau 11,89% dari total luas kecamatan Barus Jahe.

Batas wilayah Desa Sukanlu Simbelang:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Sukajulu dan Kubu Colia 2. Sebelah selatan berbatasan dengan Sukadame dan Sinaman 3. Sebalah timur berbatasan dengan Bulanjahe

4. Sebelah barat berbatasan dengan Seberaya, Tigapanah, dan Kuta Bale 4.1.2 Keadaan Alam Menurut Iklim

Iklim adalah gabungan berbagai kondisi cuaca sehari-hari atau keadaan rata-rata cuaca dalam jangka waktu tertentu yang relative lama yang terjadi pada suatu wilayah yang relative luas.

Iklim di wilayah Sukanalu Simbelang berada pada temperatur 19- . Ini menunjukkan bahwa sukanalu simbelang mengalami dua kali pertukaran musim yakini musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan berlangsung selama kurang lebih enam bulan yakni bulan September hingga bulan Februari.


(25)

Sementara musim kemarau di desa sukanalu simbelang terjadi selama empat bulan, dari bulan April hingga Juli.

4.1.3 Agama Penduduk

Sebelum kedatangan agama Kristen Protestan, Katholik, dan Islam ke Tanah Karo, masyarakat telah mengenal satu bentuk kepercayaan kepada kekuatan-kekuatan diluar dirinya, baik kepada roh-roh nenek moyang maupun benda-benda yang dianggap keramat. Dari zaman dahulu, masyarakat Karo memang telah mempunyai suatu keyakinan bahwa batu-batu besar, gunung, laut, pohon-pohon besar dan sebagainya bisa mendatangkan rezeki dan kebahagian bagi mereka.

Kepercayaan seperti ini merupakan kepercayaan pertama masyarakat Karo sehingga sering disebut dengan Pemena dan Perbegu yang artinya Persetan. Pada zaman sekarang ini masyarakat Karo khususnya nya di Desa Sukanalu Simbelang telah memeluk agama baik, agama Kristen Protestan, Katholik, Islam, Budha, maupun aliran kepercayaan lainnya.

Mengenai agama yang dianut penduduk Desa Sukanlu Simbelang dapat dilihat dari tabel berikut:


(26)

Matriks 4.1 Persentase Penduduk Menurut Agama

No Agama Jumlah

1 Islam 100 KK

2 Khatolik 370 KK

3 Protestan 490 KK

Sumber : Kantor Kepala Desa Sukanalu Simbelang

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa masyarakat Desa Sukanalu Simbelang mayoritas agama Kristen Protestan dan Khatolik. Tingkat kerukunan agama beragam di Desa Sukanalu tergolong baik, hal ini dikarenakan di Desa Sukanalu belum pernah ditemukann konflik yang bernuansa agama.

4.2 Karakteristik Informan

Karakteristik informan meliputi : nama, umur, pendidikan, pekerjaaan dan penghasilan

Matriks 4.2 Distribusi Karakteristik Informan

No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Penghasilan 1 Arias br Ginting 31 SMA PETANI 2.000.000 2 Martalina br Sembirig 36 SMA PETANI 2.000.000 3 Elisa br Sitepu 29 SMA PEDAGANG SAYUR 1.500.000 4 Sadariana br Sitepu 35 SMA PETANI 2.000.000

5 Linda br Tarigan 35 S1 PNS 5.000.000

6 Malta br Sitepu 40 SMP PETANI 1.500.000 Berdasarkan matriks, diatas karakteristik informan memperlihatkan bahwa dari latar belakang pekerjaan yang berbeda, ke 6 informan ini adalah ibu pasca melahirkan yang menggunakan oukup dan telah merasakan manfaat ketika melakukan oukup.


(27)

4.3 Hasil Wawancara

4.3.1 Matriks Oukup Menurut Informan

Oukup menurut informan dapat dilihat dari pada matriks berikut ini : Matriks 4.3 Matriks yang Informan Ketahui Tentang Oukup di Desa

Sukanalu Simbelang Tahun 2016

Meaning Quete Informan Kategori Tema

Pengetahuan informan kurang baik tentang oukup

Oukup itu yaitulah dek yang rempah-rempah direbus itu, untuk dipake setelah melahirkan biasanya.

1,3,4 Pengetahuan

Pengetahuan informan tentang oukup Pengetahuan informan cukup baik tentang oukup

Yang ku ketahui itu oukup itu nanti kita dibungkus pake tikar dan ditutup dengan selimut, terus duduk di bangku di bawah bangku itulah nanti bahan-bahan rempah-rempahnya direbus sampai kita berkeringat.

2,5,6 Pengetahuan

Berdasarkan matriks diatas dapat dilihat bahwa semua informan mengetahui arti oukup. 3 informan menyatakan bahwa oukup itu adalah rempah-rempah yang direbus dan digunakan uapnya. Dan 3 informan menyatakan bahwa oukup juga menggunakan tikar dan selimut untuk dibungkus ke badan.

4.3.2 Matriks Pengetahuan Tentang Bahan yang Digunakan Untuk Oukup Bahan yang digunakan untuk Oukup dapat dilihat pada matriks berikut ini: Matriks 4.4 Matriks Pengetahuan Tentang Bahan Yang Digunakan Untuk

Oukup di Desa Sukanalu Simbelang Tahun 2016

Meaning Quete Informa

n

Kategori Tema Pengetahuan

informan tentang bahan-bahan oukup cukup baik

Bahan-bahan untuk oukup itu sejenis dari segala jeruk, misalnya jeruk purut, jeruk kayu, jahe, lada, dan ada batang cekala masih banyak lagi lah jenisnya biasanya kami beli lengkap semua


(28)

bahan nya di Kem-Kem. Bahan yang digunakan Pengetahuan informan tentang bahan-bahan oukup kurang baik

Saya tidak tahu nama-nama bahan untuk oukup ini karena biasanya sudah langsung di beli lengkap semuanya di Kem-Kem jadi, yang saya tahu hanya tambahan nya saja namanya batang cekala itu cuma yang kutau.

1,3,4 Pengetahuan

Berdasarkan matriks diatas dapat dilihat bahwa keseluruhan informan mengatakan bahwa bahan yang dipakai untuk melakukan oukup pada umumnya adalah rempah-rempah dan keseluruhan informan mendapatkan bahan oukup dari toko Kem-Kem.

4.3.3 Matriks Proses Melaksanakan Oukup

Proses melakukan Oukup dapat dilihat pada matriks berikut ini:

Matriks 4.5 Matriks Proses Melaksanakan Oukup di Desa Sukanalu Simbelang Tahun 2016

Meaning Quete Informan Kategori Tema

Pengetahuan informan tentang Pelaksanaan oukup cukup baik

Pertama bahan-bahan yang sudah lengkap dicuci dulu sampe bersih, lalu masukan semua bahan tersebut kedalam panci setelah itu direbus dulu sampai mendidih, setelah mendidih pancinya jangan dibuka dulu diletakkan di lantai lalu ambil tikar dan selimut setelah itu si ibu dibungkuskan pakai tikar dan ditutup dengan selimut dalam keadaan hanya memakai sarung saja, sedikit demi sedikit tutupnya dibuka dan diaduk perlahan-lahan agar uapnya dapat keluar dan mengenai tubuh informan, dan waktunya tidak ditentukan setelah ibu

berkeringat sehingga pori-pori terbuka, lalu diberikan param ke seluruh tubuh Ibu agar ibu tidak

1,2,6 Pengetahuan

Proses pelaksan aan oukup


(29)

mudah masuk angin dan badan jadi terasa enak saat tidur. Sekitar 2-3 minggu lah dek baru bisa melakukan oukup karena saya melahirkan dengan normal. Saya beroukup itu sekitar 10 – 20 menit gitu lah dek… Ya itu waktu nya tidak ditentukan itu hanya menurut ketahanan tubuh masing-masing ibunya

dilakukan 4 hari berturut-turut, kalau lebih dari 4 hari khasiat dari ramuan nya sudah

berkurang dan aromanya juga sudah berkurang melakukan oukup itu dirumah sendiri lah dek karena memang dari dulu pun dirumah nya kami beroukup

Pengetahuan informan tentang Pelaksanaan oukup kurang baik

Prosesnya itu pertama setelah bahan-bahan nya dimasukkan kedalam panci lalu rebus hingga mendidih, sampai nanti uap nya sudah keluar sampai-sampai nanti sudah terasa wangi dari bahan-bahan yang sudah mendidih itu lalu angkat dan diletakkan dihadapan si ibu, setalah itu ibu dibungkus pakai tikar dan selimut yang tebal agar uapnya tidak keluar dan dihirup oleh si Ibu dan Ibu akan

membuka tutup tempat memasak oukup secara perlahan sambil mengaduk agar uapnya tidak secara langsung mengenai Ibu, hal tersebut dapat dilakukan sampai si Ibu berkeringat sehing ga ibu merasakan badannya terasa lebih ringan, dan oukup dilaksanakan selama empat hari berturut-turut, dan pada hari ke empat Ibu dapat keramas dengan menggunakan air rebusan

rempah-rempah oukup yang


(30)

sudah dimasak, setelah itu si Ibu dikuningi seluruh badannya agar menjadi lebih hangat. Sekitar 1 bulan gitu lah dek karena

melahirkan dengan operasi Saya beroukup itu sekitar 10 – 20 menit gitu lah dek…. Harus menunggu sampe bekas jaitan nya mengering

dilakukan 4 hari berturut-turut,saya melakukan oukup itu dirumah sendiri lah dek karena memang dari dulu

pun dirumah nya kami beroukup

Berdasarkan matriks diatas dapat dilihat bahwa keseluruhan informan mengatakan proses pelaksanaan oukup dengan proses yang sama. Keseluruhan informan menyatakan bahwa setelah ramuan oukup mendidih diangkat, tutup pancinya jangan dibuka dulu, setelah itu ambil tikar lalu dudukan informan yang mau di oukup di depan panci yang berisi rebusan, lalu ibu dibungkus dengan tikar dan ditutup dengan selimut, sedikit demi sedikit tutupnya dibuka dan diaduk perlahan-lahan agar uapnya dapat keluar dan mengenai tubuh informan, dan waktunya tidak ditentukan asalkan informan sudah berkeringat dan basah, karena setiap orang berbeda-beda makanya waktunya tidak ditentukan asalkan tahan saja. Lalu informan diberikan kuning atau bisa juga disembur agar badan informan tetap hangat dan tidak mudah kedinginan.

4.3.4 Matriks Alasan Melakukan Oukup

Alasan ibu melakukan Oukup dapat dilihat pada matriks berikut ini:

Matriks 4.6 Matriks Alasan Melakukan Oukup di Desa Sukanalu Simbelang Tahun 2016

Meaning Quete Informan Kategori Tema


(31)

informan tentang alasan

menggunakan oukup baik

karena kata orang tua badan itu jadi sehat, tidak mudah masuk angin, ASI menjadi hangat.

Alasan memilih oukup ini karena sudah dari nenek moyang dulu diturunkan dari orang tua, jadi saya pun disuruh oleh orang tua melakukan oukup ini setelah melahirkan.

Karena oukup ini sangat bagus untuk kesehatan kita apalagi untuk Ibu Pasca Melahirkan.

menggunakan oukup

Saya melakukan oukup biar badan segar, katanya sih biar awet muda hahaha…

Alasan memilih oukup ini karena disuruh oleh orang tua dan keluarga saya

Oukup ini sangat bagus untuk kesehatan kita.

2,6

Kalau orang Karo ya haruslah dioukup, katanya badan kita ini kan sesudah melahirkan muda kembali kayak anak bayi gitu jadi gampang sekali sakit, jadi kata nenek moyang dulu harus dioukup.

Alasannya karena ini sudah menjadi tradisi di budaya Karo ini kalau setelah melahirkan harus dioukup Bagus untuk kesehatan kita apalagi kita setelah baru melahirkan.

3,5

Berdasarkan matriks diatas dapat dilihat bahwa keseluruhan informan menyatakan bahwa alasan informan melakukan oukup adalah 6 informan menyatakan bahwa melakukan oukup ini karena orang tua informan, dulu


(32)

katanya oukup ini harus dilakukan setelah informan melahirkan agar sisa racun-racun yang ada dalam tubuh ibu keluar melalui keringat informan saat beroukup, badan itu jadi sehat, tidak mudah masuk angin, ASI menjadi hangat serta awet muda.

4.3.5 Matriks Perasaan Ibu Setelah Melakukan Oukup

Perasaan ibu setelah melakukan Oukup dapat dilihat pada matriks berikut ini:

Matriks 4.7 Matriks Perasaan Ibu Setelah Melakukan Oukup di Desa Sukanalu Simbelang Tahun 2016

Meaning Quete Informan Kategori Tema

Perasaan setelah melakukan oukup cukup baik

Setelah saya menggunakan

oukup ini badan menjadi lebih segar karena keringat yang banyak

keluar, tidur terasa lebih enak, tadinya saya merasa pusing setelah oukup sudah tidak lagi. Jadi, kalau untuk efek

samping dari oukup ini tidak ada, kecuali kalau kelamaan oukupnya bias pingsan karena terlalu banyak keringat yang keluar, jadi tidak boleh terlalu lama dan untuk penyakit jantung tidak dianjurkan karena bisa terjadi sesak nafas sehingga pingsan dek

1,2,3,4 Pandangan Merasakan manfaat dari oukup Perasaan setelah melakukan oukup kurang baik

Setelah melakukan oukup yang saya tahu badan menjadi lebih ringan, lebih hangat, dan tidur saya pun menjadi pulas.

Tidak ada efek samping dari oukup tidak ada

5,6 Pandangan Merasakan manfaat dari oukup

Berdasarkan matriks diatas dapat dilihat bahwa keseluruhan informan menyatakan pendapat yang berbeda-beda. 4 informan menyatakan bahwa setelah menggunakan oukup ini badan informan menjadi lebih segar karena keringat yang banyak keluar, tidur terasa lebih enak, tadinya saya merasa pusing setelah oukup sudah tidak lagi serta informan merasa racun-racun sudah dikeluarkan dari tubuh


(33)

saya melalui keringat yang sudah saya keluarkan, badan menjadi hangat. Serta 2 informan menyatakan bahwa badan menjadi lebih hangat karena setelah oukup diberikan kuning agar tidak masuk angin serta tidur pun menjadi pulas.

4.3.6 Matriks Dukungan Keluarga untuk Ibu melakukan Oukup

Dukungan keluarga untuk ibu melakukan oukup dapat dilihat pada matriks berikut ini :

Matriks 4.8 Matriks Dukungan Keluarga untuk Ibu melakukan Oukup

Meaning Quete Informan Kategori Tema

Keluarga mendukung ibu

melakukan oukup

Ya, kalau keluarga sudah pastilah mendukung dek, karena orang tua dulu pun harus begitu katanya. Apalagi untuk suami kan….dia jadi tidak merasa repot, dan bisa lebih cepat melakukan hubungan suami istri ya sekitar Iya memang dialah yang beli dipajak nanti bahan-bahannya

1,2.4,6 Dorongan keluarga Keluarga mendukung Keluarga mendukung ibu melakukan oukup

Ya keluarga pasti tidak merasa kerepotanlah kalau saya dioukup karena memang sudah tradisi di tanah karo ininya. Kan kalau ibu dan bayi sehat keluarga bahagia. Ya dek

3,5 Keluarga mendukung ibu melakukan oukup Keluarga mendukung ibu melakukan oukup Berdasarkan matriks diatas dapat dilihat bahwa keseluruhan informan mengatakan bahwa dorongan keluarga informan semua mendukung untuk ibu melakukan oukup karena sudah menjadi tradisi di Tanah Karo.


(34)

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Informan 5.1.1 Umur

Berdasarkan hasil penelitian umur informan antara 29-55 tahun, dimana ditemukan semua golongan umur tersebut memilih menggunakan pengobatan tradisional (oukup) yang dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan yang dirasakan. Dalam hal ini mereka menggunakan pengobatan tradisional (oukup) dalam pemeliharaan kesehatan Ibu Pasca Melahirkan. Penelitian ini menunjukkan semua umur merata dalam menggunakan pengobatan Tradisional (oukup).

Masyarakat yang memanfaatkan pengobatan tradisional adalah sebagian besar pada kelompok usia tua, karena pengobatan tersebut biasanya diperoleh dengan cara turun temurun atau berdasarkan pengalaman. Namun tidak tertutup kemungkinan pada kelompok umur muda pun banyak memanfaatkan pengobatan tradisional tergantung kepercayaan terhadap pengobatan tradisional (Irwansyah, 2004).

5.1.2 Pendidikan

Pendidikan informan bervariasi, mulai dari tamatan SMP sampai dengan S1, yang tamat SMP ada 1 orang informan, tamat SMA ada 4 orang informan dan tamat S1 ada 1 orang informan. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa informan yang berpendidikan rendah, menengah dan tinggi pun memilih pengobatan tradisional (oukup) dalam mengatasi masalah kesehatannya. Dalam penelitian ini pengobatan


(35)

tradisional (oukup) yang digunakan adalah oukup dalam pemeliharaan kesehatan ibu dalam pasca melahirkan.

Menurat Agoes A dan T. Jacob dalam Sukamto (2008) suatu fakta menunjukkan bahwa dimanapun atau di Negara manapun yang bertaraf pendidikan tinggi ataupun rendah, termasuk indonesia, pelayanan kesehatan biasanya diberikan untuk dua jenis yaitu pengobatan modern dan tradisional. Walupun pengobatan modern telah membuktikan dirinya sebagai pengobatan yang berhasil, namun masih banyak pula orang sakit yang mencari alternatif dengan mendatangi pengobatan tradisional.

Hal ini berbeda dengan yang dikemukakan oleh Notoadmodjo (2003) dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan pengenalan atau pemahaman terhadap kesehatan modern juga semakin meningkat sehingga pemanfaatan ramuan obat tradisional hanya sebagai cadangan atau bila diperlukan mendadak dimana pendidikan mempunyai peranan penting dalam mengadopsi pengetahuan secara baik. Pengetahuan dan pekerjaan seseorang akan mempengaruhi tingkat analisis dan pemaham seseorang terhadap inovasi yang baru sehingga kemampuan sintesis perilaku maupun aplikasinya akan lebih baik dan sesuai dengan harapan. 5.1.3 Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian, dari 6 orang informan, 4 orang informan adalah seorang petani, 1 orang informan adalah pedagang sayur dan 1 orang informan adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS), dari hal tersebut, peneliti berasumsi bahwa apapun profesinya minat mereka tinggi untuk melakukan pengobatan


(36)

tradisional (oukup) dalam hal ini adalah melakukan oukup dalam pemeliharaan kesehatan ibu pasca melahirkan.

Hal ini didukung dengan penelitian Irwansyah (2004), pengobatan tradisional dan alternatif mudah didapat dan tidak jauh dari tempat tinggal, tempat bekerja dan tidak dipungkiri bahwa walau apapun profesinya mereka tetap memilih pengobatan tradisional karena sudah tradisi yang sifatnya turun temurun. 5.1.4 Penghasilan

Berdasarkan hasil penelitian, dari 6 orang informan sudah berpenghasilan tetap. Menurut Noto Siswoyo dan Mulyono dalam Irwansyah (2004) pemanfaatan pengobatan tradisional dan alternatif adalah sangat baik dan merupakan salah satu sosial budaya dan dapat digolongkan sebagai teknologi tepat guna karena bahan-bahan yang digunakan terdapat disekitar masyarakat sehingga mudah didapat, murah dan mudah menggunakannya tanpa memerlukan peralatan yang mahal.

Namun, dari penelitian yang dilakukan, besar atau tidaknya penghasilan tidak mempengaruhi informan dalam menggunakan pengobatan tradisional (oukup) yang dalam hal ini menggunakan oukup dalam pemeliharaan kesehatan ibu pasca melahirkan..

5.2 Pengetahuan Informan Tentang Oukup

Seluruh informan memberikan jawaban penyampaiannya yang berbeda-beda mengenai pengetahuan informan tentang oukup.

Gambaran informan mengenai pengetahuan oukup dapat dilihat pada matriks 4.3. salah satu pernyataan informan mengenai oukup dapat diuraikan sebagai berikut,


(37)

Oukup itu ya itu lah dek yang rempah-rempah direbus itu, untuk dipake setelah melahirkan biasanya, ya karena itu sudah menjadi tradisi dek, dari orang tua dulu lah dek.”

Informan berikutnya mengatakan sebagai berikut,

Yang ku ketahui itu oukup itu nanti kita dibungkus pake tikar dan ditutup dengan selimut, terus duduk di bangku di bawah bangku itulah nanti bahan-bahan rempah-rempahnya direbus sampai kita bekeringat, karna itu yang saya tahu dek. Pastilah dari orang tua dulu dek.

Secara ilmiah penelitian yang mengatakan bahwa pengetahuan informan tentang oukup berbeda-beda diantaranya adalah ada yang menyatakan bahwa oukup itu katanya bisa menyembuhkan luka dalam, masuk angin, sakit kepala, dan tidur pun jadi lebih enak, biar badan jadi lebih sehat, biar awet muda,serta oukup itu pengobatan yang sudah diturunkan turun-temurun dari nenek moyang kita untuk kesehatan.

M.J. Hanafiah 1999 dalam Irwansyah (2004), cara pengobatan tradisional diwariskan secara informan dalam ikatan keluarga, kekerabatan atau sahabat dekat lazimnya dipercaya dan diterima begitu saja tanpa sikap kritis.

5.3 Bahan Penggunaan Oukup

Penjelasan informan mengenai oukup dapat dilihat pada matriks 4.5. Jawaban yang diberikan informan yaitu bahwa bahan yang digunakan dalam penggunaan oukup adalah bahan yang diperoleh dari toko Kem-Kem. Salah satu informan menguraikan sebagai berikut

Bahan-bahan untuk oukup itu sejenis dari segala jeruk, misalnya jeruk purut, jeruk kayu, masih banyak lagi lah jenisnya biasanya kami beli lengkap semua bahan-bahan nya di Kem-Kem

Hal ini juga di ungkapkan informan berikutnya sebagai berikut:

Saya tidak tahu nama-nama bahan untuk oukup ini karena biasanya sudah langsung di beli lengkap semuanya di Kem-Kem jadi, yang saya tahu hanya tambahan nya saja namanya batang cekala itu cuma yang kutau.”


(38)

Hal ini sesuai dengan yang peneliti nyatakan keseluruhan informan menyatakan bahwa bahan yang informan ketahui adalah rempah ratus, jeruk purut, jeruk kayu, lada, batang cekala sebagai tambahan dalam penggunaan oukup. Serta bawang merah, jahe, dan lada bahan yang digunakan untuk oukup dan kehigienisan dalam bahan-bahan oukup iu sangat dijaga dan kenyamanan untuk tempat melakukan oukup dirumah harus bersih agar kehigienisan nya terjaga saat beroukup.

Tumbuhan obat tradisional adalah tumbuhan yang diketahui atau dipercaya masyarakat mempunyai khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional (Zuhud et al. 1994). Tumbuhan obat telah digunakan oleh masyarakat Indonesia sejak ratusan tahun lalu. Pengalaman nenek moyang kita dalam meramu tumbuhan untuk pengobatan tradisional telah diwariskan dari generasi ke generasi. Penggunaan tumbuhan secara tradisional untuk pengobatan di Indonesia kembali ke zaman prasejarah. Seni dan pengetahuan penggunaan tumbuhan sebagai obat diturunkan secara lisan dari generasi ke generasi.

5.4 Proses Pelaksanaan Oukup

Penjelasan mengenai informan tentang oukup dapat dilihat pada matriks4.6. Salah satu informan menguraikan sebagai berikut,

Pertama bahan-bahan yang sudah lengkap dicuci dulu sampe bersih, lalu masukan semua bahan tersebut kedalam panci setelah itu direbus dulu sampai mendidih, setelah mendidih pancinya jangan dibuka dulu diletakkan di lantai lalu ambil tikar dan selimut setelah itu si ibu dibungkuskan pakai tikar dan ditutup dengan selimut dalam keadaan hanya memakai sarung saja, sedikit demi sedikit tutupnya dibuka dan diaduk perlahan-lahan agar uapnya dapat keluar dan mengenai tubuh informan, dan waktunya tidak ditentukan setelah ibu berkeringat sehingga pori-pori terbuka, lalu diberikan param ke seluruh tubuh Ibu agar ibu tidak mudah masuk angin dan badan jadi terasa enak saat tidur, sehabis oukup


(39)

saya dianjurkan untuk minum air putih agar badan bisa stabil dengan keringat yang begitu banyak dikeluarkan.

Sekitar 2-3 minggu lah dek baru bisa melakukan oukup karena saya melahirkan dengan normal.

Saya beroukup itu sekitar 10 –20 menit gitu lah dek…

Ya itu waktu nya tidak ditentukan itu hanya menurut ketahanan tubuh masing-masing ibunya dilakukan 4 hari berturut-turut, kalau lebih dari 4 hari khasiat dari ramuan nya sudah berkurang dan aromanya juga sudah berkurang melakukan oukup itu dirumah sendiri lah dek karena memang dari dulu pun dirumah nya kami beroukup”

Hal ini juga diungkapkan informan berikutnya,

Prosesnya itu pertama setelah bahan-bahan nya dimasukkan kedalam panci lalu rebus hingga mendidih, sampai nanti uap nya sudah keluar sampai-sampai nanti sudah terasa wangi dari bahan-bahan yang sudah mendidih itu lalu angkat dan diletakkan dihadapan si ibu, setalah itu ibu dibungkus pakai tikar dan selimut yang tebal agar uapnya tidak keluar dan dihirup oleh si Ibu dan Ibu akan membuka tutup tempat memasak oukup secara perlahan sambil mengaduk agar uapnya tidak secara langsung mengenai Ibu, hal tersebut dapat dilakukan

sampai si Ibu berkeringat sehingga ibu merasakan badannya terasa lebih ringan, dan oukup dilaksanakan selama empat hari berturut-turut, dan pada hari ke empat Ibu dapat keramas dengan menggunakan air rebusan

rempah-rempah oukup yang sudah dimasak, setelah itu si Ibu dikuningi seluruh badannya agar menjadi lebih hangat. Sekitar 1 bulan gitu lah dek karena melahirkan dengan operasi Saya beroukup itu sekitar 10 –20 menit gitu lah dek….

dilakukan 4 hari berturut-turut,saya melakukan oukup itu dirumah sendiri lah dek karena memang dari dulu pun dirumah nya kami beroukup”

Secara ilmiah penelitian yang menyatakan bahwa proses pelaksanaan oukup adalah setelah ramuan oukup mendidih diangkat, tutup pancinya jangan di buka dibuka dulu, setelah itu ambil tikar lalu dudukan informan yang mau di oukup di depan panci yang berisi rebusan, setelah itu lingkarkan tikar 3 kaki dan diatasnya letakkan selimut agar uap dapat ditahan melalui dinding tikar dan selimut. Sedikit demi sedikit tutupnya dibuka dan diaduk perlahan-lahan agar uapnya dapat keluar dan mengenai tubuh informan, dan waktunya tidak ditentukan asalkan informan sudah berkeringat dan basah, karena setiap orang


(40)

berbeda-beda makanya waktunya tidak ditentukan asalkan tahan saja. Lalu informan diberikan kuning atau bisa juga disembur agar badan informan tetap hangat dan tidak mudah kedinginan.

Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan Walujo dalam Lidya Sinuhaji (2014) cara perawatan ini kemudian di praktekkan secara turun temurun dan menjadi tradisi yang khas bagi orang Karo. Sesuai dengan perkembangan zaman, tradisi ini terus menerus mengalami perubahan dan perkembangan.Walaupun perubahan yang ditemui ini adalah cara penggodongan dan teknik penguapannya, namun ramuan utama tidak banyak mengalami perubahan yang mendasar. Seandainya terdapat perkembangan jumlah jenis ramuan hanya sebatas pada ramuan alternatif dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan terutama struktur dan komposisi vegetasi di masing-masing wilayah, serta falsafah budaya yang melatarbelakanginya.

5.5 Alasan Melakukan Oukup

Penjelasan mengenai informan dalam melakukan oukup dapat dilihat pada matriks 4.7 Salah satu informan menguraikan sebagai berikut

Saya melakukan oukup biar badan segar, katanya sih biar awet muda hahaha… Alasan memilih oukup ini karena disuruh oleh orang tua dan keluarga saya Oukup ini sangat bagus untuk kesehatan kita”

Hal ini juga diungkapkan informan berikutnya,

Kalau menurut saya oukup ini dilakukan karena sangat banyak manfaat nya untuk kesehatan kita, tidak hanya untuk Ibu Pasca Melahirkan saja, tetapi siapa saja bisa menggunakan oukup ini.

Alasannya memilih oukup ini karena memang penggobatan tradisional yang berasal dari rempah-rempah dan ini diturunkan dari nenek moyang dulu.

Oukup ini sangat bagus untuk kesehatan kita, terutama untuk kesehatan Ibu Pasca Melahirkan”


(41)

Seperti pernyataan informan berikut:

Kalau orang Karo ya haruslah dioukup, katanya badan kita ini kan sesudah melahirkan muda kembali kayak anak bayi gitu jadi gampang sekali sakit, jadi kata nenek moyang dulu harus dioukup.

Alasannya karena ini sudah menjadi tradisi di budaya Karo ini kalau setelah melahirkan harus dioukup

Bagus untuk kesehatan kita apalagi kita setelah baru melahirkan”

Secara ilmiah penelitian yang menyatakan bahwa alasan melakukan oukup adalah melakukan oukup ini karena orang tua informan, dulu katanya oukup ini harus dilakukan setelah informan melahirkan agar sisa racun-racun yang ada dalam tubuh informan keluar melalui keringat informan saat beroukup, badan itu jadi sehat, tidak mudah masuk angin, ASI menjadi hangat serta awet muda. Serta penggunaan oukup ini dilakukan karena sangat banyak manfaat nya untuk kesehatan informan, tidak hanya untuk Ibu Pasca Melahirkan saja, tetapi siapa saja bisa menggunakan oukup ini.

Pada umumnya semua orang cenderung mengikuti kebudayaan, mereka terikat pada cara-cara dan kepercayaan tradisional mereka sendiri dan menganggap bahwa cara-cara tersebut adalah sama dan mungkin lebih baik daripada cara masyarakat lainnya. Sehubungan dengan komplek kepercayaan dan nilai-nilai yang berhubungan dengan makanan, kesehatan dan penyakit, hal ini nampak benar. Pandangan-pandangan tiap masyarakat tentang kesehatan dan penyakit merupakan bagian dari pribadinya yang terdalam yang tidak bisa begitu saja disingkirkan sebelum ada bukti yang sangat nyata yang memberikan indikasi tidak ada penyelesaian yang lebih baik (Foster, 2005).


(42)

5.6 Perasaan Setelah Melakukan Oukup

Penjelasan mengenai informan dalam melakukan oukup dapat dilihat pada matriks 4.8 Salah satu informan menguraikan sebagai berikut

Setelah saya menggunakan oukup ini badan menjadi lebih segar karena keringat yang banyak keluar, tidur terasa lebih enak, tadinya saya merasa pusing setelah oukup sudah tidak lagi.Jadi, kalau untuk efek samping dari oukup ini tidak ada, kecuali kalau kelamaan oukupnya bias pingsan karena terlalu banyak keringat yang keluar, jadi tidak boleh terlalu lama dan untuk penyakit jantung tidak dianjurkan karena bisa terjadi sesak nafas sehingga pingsan dek”

Hal ini juga diungkapkan informan berikutnya,

Setelah melakukan oukup yang saya tahu badan menjadi lebih ringan, lebih hangat, dan tidur saya pun menjadi pulas.

Tidak ada efek samping dari oukup tersebut Hal ini juga diungkapkan informan berikutnya,

Saya merasakan badan menjadi lebih hangat karena setelah oukup diberikan kuning agar tidak masuk angin.

Efek samping dari oukup ini tidak ada”

Secara ilmiah penelitian yang menyatakan bahwa perasaan setelah melakukan oukupadalah setelah menggunakan oukup ini badan informan menjadi lebih segar karena keringat yang banyak keluar, tidur terasa lebih enak, tadinya saya merasa pusing setelah oukup sudah tidak lagi serta informan merasa racun-racun sudah dikeluarkan dari tubuh saya melalui keringat yang sudah saya keluarkan, badan menjadi hangat. Serta badan menjadi lebih hangat karena setelah oukup diberikan kuning agar tidak masuk angin serta tidur pun menjadi pulas.

Sejalan juga dengan Theory of Reasoned Action yang dikemukakan Fisbein (1967) dalam Glanz (2002), factor yang paling penting dalam seseorang berperilaku adalah kepercayaan. Kepercayaan akan di tentukan oleh sikap


(43)

seseorang dan sikap ditentukan oleh keyakinan seseorang akibat dari tindakan yang akan dilakukan.

5.7 Dukungan Keluarga untuk Ibu melakukan Oukup

Penjelasan mengenai informan dalam dukungan keluarga untuk ibu melakukan oukup dapat dilihat pada matriks 4.9. Salah satu informan menguraikan sebagai berikut

Ya, kalau keluarga sudah pastilah mendukung dek, karena orang tua dulu pun harus begitu katanya. Apalagi untuk suami kan….dia jadi tidak merasa repot, dan bisa lebih cepat melakukan hubungan suami istri ya sekitar 2 minggu gitulah bisanyaIya memang dialah yang beli dipajak nanti bahan-bahannya”

Ya keluarga pasti tidak merasa kerepotanlah kalau saya dioukup karena memang sudah tradisi di tanah karo ininya. Kan kalau ibu dan bayi sehat keluarga bahagia. Ya dek”

Secara ilmiah penelitian yang menyatakan bahwa pertama kalinya informan melakukan oukup adalah oukup ini dilakukan sejak melahirkan anak pertama karena katanya kalau orang Karo ini harus di oukup setelah melahirkan supaya racun-racun yang ada di dalam tubuh kita. keluar melalui keringat. Serta melakukan oukup sejak gadis karena oukup ini kan bukan hanya untuk orang pasca melahirkan saja.

Sejalan juga dengan penelitian Simarmata dan Sembiring (2015) yang menyatakan bahwa pengetahuan masyarakat dalam memilih penyembuhan penyakitnya diperoleh dari pengalaman serta dorongan lingkungannya yang menghasilkan tingkah laku yang disebut juga dengan budaya. Kebudayaan menentukan sesuatu dapat dikatakan sebagai penyakit atau sesuatu itu tidak dianggap sebagai suatu penyakit.


(44)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Proses “Oukup” bertujuan agar memaksa Ibu pasca melahirkan berkeringat yang bertujuan untuk mengeluarkan racun-racun dalam tubuh. 2. Manfaat “Oukup” yang dirasakan Ibu pasca melahirkan yaitu sebagai

pemeliharaan kesehatan pasca melahirkan antara lain dapat menghangatkan badan, mengembalikan kesegaran tubuh.

3. Pemeliharaan kesehatan Ibu pasca melahirkan “Oukup” dapat digunakan untuk kesehatan, mengatasi masalah kesehatan pasca melahirkan, kebugaran dan kecantikan.

4. Ramuan yang dipakai dalam penggunaan oukup berasal dari jenis-jenis tumbuhan alami yang menurut mereka sangat bermanfaat bagi kesehatan dan tidak menimbulkan efek samping.

6.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pola pengobatan tradisional “Oukup” dalam pemeliharaan kesehatan Ibu pasca melahirkan. 2. Perlu adanya standarisasi kualitas bahan ramuan “Oukup” yang

maksimum baik dilihat dari kehigienisan dan kenyamanan yang terdapat di setiap bahan ramuan tersebut.


(45)

Oukup adalah sejenis mandi uap tradisional suku Karo. Menurut sejarah, oukup bertujuan untuk menjaga kesehatan bagi ibu-ibu pasca melahirkan dengan cara mandi uap atau disebut dengan oukup dalam bahasa Karo. Secara tradisi, seseorang atau ibu-ibu dibungkus dengan kain selimut dan kemudian diuap melalui sebuah wadah yang dipanasi dan diberi ramuan tumbuh-tumbuhan. Melalui ramuan yang diuapkan ini ibu yang habis melahirkan menurut tradisi Karo dipercaya akan segera memulihkan kembali kesehatan, stamina dan peredaran darahnya. Oukup juga dipercaya oleh sebagian besar masyarakat Karo sangat baik untuk membersihkan darah kotor setelah proses melahirkan serta memudakan kembali kulit dari kerut-kerut setelah proses kehamilan. Menurut penuturan orang Karo, oukup ini baru bisa dilakukan dua pekan setelah persalinan, karena selama kurun waktu tersebut kemungkinan pendarahan tidak akan terjadi ( Nasution. J, dan Radiansyah R. C, 2009).

Cara perawatan ini kemudian dipraktekkan secara turun-temurun dan menjadi tradisi yang khas bagi orang Karo. Sesuai dengan perkembangan zaman, tradisi ini terus menerus mengalami perubahan dan perkembangan. Bentuk-bentuk perubahan ini dapat ditemui disekitar kota Medan. Walaupun perubahan yang ditemui itu adalah cara penggodogan dan teknik penguapannya, namun ramuan utama tidak banyak mengalami perubahan yang mendasar. Seandainya terdapat perkembangan jumlah jenis ramuan hanya sebatas pada ramuan alternatif dan


(46)

disesuaikan dengan kondisi lingkungan, terutama struktur dan komposisi vegetasi di masing-masing wilayah, serta falsafah budaya yang melatarbelakanginya (Walujo, 2002).

Modernisasi Oukup ternyata merubah pandangan masyarakat bahwa tidak hanya ibu yang habis persalinan akan tetapi berkembang untuk semua kalangan, tidak mengenal jenis kelamin maupun kelas usia. Secara perlahan fungsi Oukup yang awalnya hanya untuk ibu pasca melahirkan, sekarang fungsi utama tersebut bergeser ke: (1) Kesehatan, (2) Pengobatan, (3) Kebugaran, dan (4) Kecantikan (Nasution, J. dan Radiansyah H. C. 2009).

2.1.1 Manfaat Oukup

Beberapa tahun terakhir ini oukup dikenali sebagai SPA (solid per aqua) tradisional yang kegunaannya lebih kepada perawatan tubuh, kebugaran dan rileksasi. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari beberapa pusat sumber informasi yaitu pengguna Oukup, tabib, pengusaha Oukup dan pedagang ramuan Oukup di pasar,Oukup memiliki manfaat sebagai berikut:

a. Menghilangkan sakit pinggang secara perlahan-lahan. b. Menetralkan kadar gula dalam tubuh.

c. Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap ancaman penyakit. d. Memperindah bentuk tubuh serta menghaluskan kulit. e. Menyegarkan jasmani.

f. Mengendurkan saraf yang tegang. g. Memperlancar peredaran darah.


(47)

i. Mengantisipasi ancaman hipertensi atau reumatik. j. Menurunkan kadar kolesterol secara perlahan-lahan. k. Menurunkan kadar lemak.

l. Menyehatkan paru-paru dan jantung. m. Membangkitkan nafsu makan. n. Meringankan kepala yang pusing/flu. o. Menetralisir kesehatan ibu seusai bersalin.

Masing-masing usaha menawarkan keistimewaan tersendiri, mulai dari kualitas ramuan, kenyamanan tempat, dan harga yang bersaing. Begitu juga ruang untuk oukup, masing-masing usaha memiliki disain sendiri dengan luas ruangannya hampir semua sama yaitu 1 x 1,5 meter. Tarif yang dikenakan bervariasi mulai dari Rp.10.000 sampai Rp.50.000.

Persalinan merupakan peristiwa alamiah yang dapat terjadi secara normal atau dengan gangguan. Meskipun persalinan berlangsung normal (keluar dari rahim melalui jalan lahir tanpa bantuan peralatan) dan lancar, tetap menyebabkan kelelahan bagi ibu. Kelelahan fisik akibat menyangga beban bayi dalam perut ditambah proses persalinan telah menguras tenaga ibu. Untuk memulihkan kondisi tubuhnya, ibu yang baru melahirkan sebaiknya beristirahat atau tidur. Kehamilan dan pasca persalinan mengakibatkan adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh ibu. Kulit dan otot perut akan meregang, karena adanya janin dalam perut. Perubahan tubuh yang lain biasanya berupa kegemukan, kulit meregang, kulit kotor, dan rambut rontok. Perawatan tubuh yang baik akan memulihkan kesehatan dan kecantikan ibu seperti keadaan semula (Handayani, 2003).


(48)

Perawatan tubuh bagi ibu pasca melahirkan juga menjadi perhatian yang sangat besar bagi orang Karo. Oukup merupakan salah satu cara perawatan kesehatan ibu pasca melahirkan, artinya membuat ibu si bayi berkeringat dengan cara memasak air disertai ramuan tertentu, kemudian setelah mendidih diangkat dan didekatkan kepadanya sambil dibungkus dengan selimut. Uap air panas itu memaksa si ibu berkeringat, maksudnya supaya si ibu sehat karena sisa kotoran di dalam tubuhnya telah keluar. Hal ini merupakan suatu tradisi yang diturunkan nenek moyang kepada generasi penerusnya dalam proses perawatan kesehatan ibu pasca melahirkan. Oukup bukan hanya dari suku Karo saja, suku lain juga ada hanya namanya saja yang berbeda. Untuk suku Jawa dinamakan ungkep, suku Minang dinamakan batangi, suku Batak dinamakan martup, sedangkan suku Minahasa disebut bakera. Ditinjau dari segi kegunaannya sama yaitu menyegarkan kembali stamina dan memulihkan kesehatan bagi ibu pasca melahirkan, hanya saja ramuan yang digunakan pastinya berbeda-beda (Handayani,2003)

Pada banyak kebudayaan, wanita yang baru melahirkan dianggap berada dalam kondisi dingin, berbeda halnya dengan saat ketika ia sedang hamil, yang dianggap berada dalam kondisi panas (Foster & Anderson, 2005). Maka dalam kondisi dingin setelah melahirkan, sang ibu dan juga bayinya dianggap memerlukan pemanasan. Di lingkungan masyarakat Karo misalnya, wanita yang baru melahirkan diharuskan tidur bersama bayinya di dekat tungku dapur selama sekitar 10 hari sambil didiangi kayu keras yang dibakar secara terus menerus untuk menghangatkan badan mereka (Bangun, 1986).


(49)

Meskipun kehamilan dan kelahiran bayi secara umum dilihat dalam pengertian dan kepentingan yang sama, yakni untuk kelangsungan umat manusia, namun dalam kehidupan berbagai kelompok etnis, terdapat bermacam-macam titikberat perhatian dan sikap, khususnya dalam menanggapi proses ini. Sebagian etnis lebih mementingkan aspek kultural dari kehamilan dan kelahiran, dan sebagian lagi lebih menonjolkan aspek sosialnya. Banyak etnis di dunia mempercayai bahwa tiap perpindahan dari satu tahapan kehidupan kepada tahapan kehidupan yang lainnya merupakan suatu masa krisis yang gawat atau membahayakan, baik yang bersifat nyata maupun bersifat gaib. Untuk itu dilakukan upacara-upacara adat yang disebut crisisrite (upacara waktu krisis) atau ritesdepassage (upacara peralihan) untuk menolak bahaya gaib yang mengancam individu dan lingkungannya (Koentjaraningrat, 1990).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa faktor sosial-budaya mempunyai peranan penting dalam memahami perawatan ibu pasca melahirkan. Sebagian pandangan budaya mengenai hal tersebut telah diwariskan turun-temurun dalam kebudayaan masyarakat yang bersangkutan.

2.1.2 Keanekaragaman Tumbuhan yang dipergunakan sebagai Ramuan Oukup

Keanekaragaman jenis yang dimaksudkan adalah untuk menggambarkan jumlah seluruh jenis yang diketahui dan didaftar dari hasil wawancara keseluruh responden, baik para pengguna oukup, tabib, pengusaha oukup, maupun pedagang ramuan oukup di pasar. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa keanekaragaman jenis tumbuhan di masing-masing pusat sumber informasi


(50)

(pengguna oukup, tabib, pengusaha oukup dan pedagang ramuan oukup di pasar) berbeda-beda. Secara kumulatif dari seluruh informasi dicatat ada 69 jenis tumbuhan yang terdiri atas 42 marga dan 28 suku yang digunakan sebagai ramuan oukup (Lampiran 1). Diantara jenis-jenis itu, yang terbanyak adalah jenis yang termasuk ke dalam suku Zingiberaceae (15 jenis), kemudian berturut-turut Rutaceae (11 jenis), Arecaceae (8 jenis), dan selebihnya kurang dari 3 jenis, bahkan hanya diwakili oleh 1 jenis. Besarnya keanekaragaman jenis yang digunakan sebagai ramuan oukup menyatakan bahwa belum ada standarisasi ramuan, baik yang dijual di pasar, yang digunakan ditempat-tempat praktek oukup bahkan pengetahuan masyarakat tentang ramuan pun berbeda-beda. Sehingga dalam penelitian ini dilakukan pengelompokkan ramuan yang merupakan komponen utama dalam ramuan oukup tersebut ( Nasution. J, dan Radiansyah R. C, 2009).

Berdasarkan hasil analisis data dari keempat pusat sumber informasi (pengguna oukup, tabib, pengusaha oukup, dan pasar), tercatat sebanyak 16 jenis, 11 marga dan 7 suku, yang dikenali oleh seluruh responden. Hal ini menunjukkan bahwa ke 16 jenis tumbuhan tersebut merupakan komponen utama dalam ramuan oukup.

Secara tradisi, menurut para responden mengatakan, bahwa jenis-jenis tersebut merupakan sumber bahan ramuan utama oukup untuk kesehatan ibu pasca melahirkan. Sedangkan jenis-jenis lain hanya merupakan jenis ramuan pelengkap atau jenis-jenis alternatif yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Sesuai dengan kandungannya, Zingiberaceae dan Rutaceae banyak menghasilkan minyak


(51)

atsiri yang bermanfaat untuk antiseptik, aromaterapi, anti oksidan dan anti mikroba sehingga berguna untuk memulihkan kesehatan ibu pasca melahirkan ( Nasution. J, dan Radiansyah R. C, 2009).

Bila ditinjau dari bagian tumbuhan yang digunakan sebagai ramuan di dalam oukup, terdapat 9 (sembilan) macam bagian tumbuhan yang digunakan yaitu daun, batang, bunga, buah, biji, rimpang, umbi, akar, kulit dan seluruh bagian tumbuhan. Daun merupakan bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan, yaitu 35,2% atau 25 jenis, menyusul buah dan rimpang masing-masing 19,7% atau 14 jenis, dan bagian tumbuhan lainnya dibawah 10%. Dengan demikian bagian daun, buah dan rimpang merupakan bagian yang paling utama dalam ramuan oukup, sedangkan bagian tumbuhan yang lain hanya merupakan bagian ramuan oukup terbuat dari rebusan berbagai tumbuhan. Menurut, Nasution (2009) dari seluruh informasi dicatat ada 69 jenis ramuan oukup.

Tabel 2.1 Keanekaragaman Tumbuhan Yang Dipergunakan Sebagai Ramuan Oukup

NO Nama Jenis

Bagian

Tumbuhan yang digunakan

Ketersediaan di Alam Nama Lokal Nama Ilmiah

1. Daun paris Justicia sp Daun Banyak

2. Rengas Gluta renghas L. Daun Kurang

3. Seledri Apium graveolens L. Daun Banyak

4. Pegagan Centella asiatica (L.) Urban Daun Banyak

5. Nira Arenga pinnata Merr. Akar Kurang

6. Pinang Areca catechu L. Akar Banyak

7. Rotan Calamus sp.1 Akar Kurang

8. Rotan rambung Calamus sp.2 Akar Kurang

9. Rotan runtih Calamus sp. 3 Akar Kurang

10. Rumbia Metroxylon sp. Akar Kurang

11. Ketang Calamus sp. 4 Daun Kurang

12. Enau Arenga pinnata Merr. Buah Kurang


(52)

14. Nenas Ananas comosus (L.) Merr. Buah Kurang 15. Salinsayo Gaultheria Leucocarpa Blume Daun Kurang 16. Kemiri Aleurites moluccana Willd. Biji Banyak 17. Sapot-sapot Desmodium dasylobum Miq. Daun Kurang 18. Bambu Bambusa vulgaris Schrad. Akar Banyak 19. Rumput parang tegoh Eleusine indica (L.)Gaertn Seluruh bagian Kurang 20. Sere wangi Andropogon citratus DC. Batang Banyak 21. Asam glugur Garcinia atroviridis Griff. Daun Banyak 22. Bunga lawang Illicium verum Hook. Bunga Kurang 23. Jintan

hitam/torbangun

Coleus amboinicus Lour. Daun Banyak

24. Nilam Pogostemon cablin (Blaanco) Bth Daun Banyak

25. Kemangi Ocimum basilicum L. Daun Banyak

26. Pirawas Cinnamomum porrectum (Roxb.) Kosterm

Daun Kurang 27. Kulit manis Cinnamomum burmanii Blume Daun Banyak

28. Bawang putih Allium cepa L. Umbi Banyak

29. Bawang merah Allium sativum L. Umbi Banyak 30. Gundera Allium schoenoprasum L. Daun Kurang 31. Benalu kopi/surindan

kopi

Serurulla Perugia (Jack) Danser Daun Banyak 32. Senduduk/ senggani Melastoma sp. L. Daun Banyak 33. Pala Myristica fragrans Houtt. Bunga Banyak 34. Cengkeh Syzygium aromaticum L.Merr Buah Banyak 35. Kayu putih Eucalyptus alba Reinw. Daun Banyak 36. Pandan wangi Pandannus amaryllifolius Roxb. Daun Banyak

37. Lada Piper nigrum L. Biji Banyak

38. Sirih liar Piper caducibracteum Daun Banyak 39. Ciak-ciak Polygonium chinense L. Daun Kurang

40. Jeruk hantu Citrus sp. 1 Buah Kurang

41. Jeruk kayu Citrus sp.2 Buah Kurang

42. Jeruk kejaren Citrus sp. 3 Buah Kurang

43. Jeruk kelele Citrus sp. 4 Buah Kurang

44. Jeruk kersik Citrus sp. 5 Buah Kurang

45. Jeruk kuku harimau Citrus medica “sarcodactylis” Buah Kurang 46. Jeruk malem jeruk Citrus sp. 6 Buah Kurang 47. Jeruk mungkur/purut Citrus Hystrix DC. Buah Banyak 48. Jeruk nipis Citrus aurantifolia Buah Banyak 49. Jeruk pagar/ gawang Citrus medica L. Buah Banyak 50. Jeruk puraga Citrus nobilis Lour. Buah Banyak 51. Daun besan Eurycoma longifolia Jack Buah Kurang 52. Daun ikan-ikan Maoutia asperra Wedd Daun Kurang 53. Jelatang Laporte decumana Wedd Seluruh bagian Banyak


(53)

55. Bungle Zingiber purpureum Roxb Rimpang Banyak

56. Cekala Nicolaia speciosa Batang Banyak

57. Jahe Zingiber officinale Roscoe Rimpang Banyak 58. Jahe merah Zingiber officinale Var Rimpang Banyak

59. Jahe prancis Zingiber sp Rimpang Banyak

60. Kencur Kaempferia galangan L Rimpang Banyak 61. Kuning gajah/ kunyit Curcuma domestica Val Rimpang Banyak

62. Laja Alpinia sp Rimpang Banyak

63. Lempuyang Zingiber Americanus Blume Rimpang Banyak 64. Lengkuas Alpinia galanga (L) Willd Rimpang Banyak 65. Temu giring Curcuma heyneana Val & Zyp Rimpang Kurang 66. Temu ireng Curcuma aeroginosa Roxs Rimpang Kurang 67. Temu kunci Boesenbergia pandurata Roxb Rimpang Banyak 68. Temu mangga Curcuma mannga Val & Zyp Rimpang Banyak 69. Temulawak Curcuma xanthorhiza Roxb Rimpang Banyak (diambil dari http://atemalem.com/oukup-spa-rempah-khas-karo/)

Tumbuh-tumbuhan ini mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri atau yang disebut juga dengan essential oils, etherial oils, atau volatil oils adalah komoditi ekstrak alami dari jenis tumbuhan yang berasal dari daun, bunga, kayu. Biji-bijian bahkan putik bunga (Gunawan, 2009). Kegunaan minyak atsiri sangat banyak, tergantung dari jenis tumbuhan yang diambil hasil sulingannya. Minyak atsiri digunakan sebagai bahan baku dalam perisa maupun pewangi.

Tumbuh-tumbuhan ini ketika direbus akan mengeluarkan aroma atau bau yang disebut dengan aromaterapi. Aromaterapi dapat mengurangi stres, menenagkan pikiran dan membangkitkan semangat dan gairah dan dipercaya dapat membersihkan racun dalam tubuh (Ulla, 2009).

2.2 Pengobatan Tradisional

Pengobatan tradisional adalah pengobatan dan atau perawatan dengan cara, obat, dan pengobatannya yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan


(54)

tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (gelenik) atau campuran dari bahan tersebut secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Pengobatan tradisional (batra) adalah seseorang yang diakui dan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai orang yang mampu melakukan pengobatan secara tradisional (Latief, 2012).

Menurut WHO (Agoes A dan Jakob T, 1999), pengobatan tradisional adalah ilmu dan seni pengobatan berdasarkan himpunan pengetahuan dan pengalaman praktek, baik yang dapat diterangkan secara ilmiah ataupun tidak, dalam melakukan diagnosis, prevensi, dan pengobatan terhadap ketidakseimbangan fisik, mental ataupun sosial. Defenisi pengobatan tradisional menurut WHO tersebut mengacu kepada adanya pengalaman praktek yaitu, hasil-hasil yang diamati secara terus-menerus dari geneerasi baik secara lisan maupun tulisan.

2.2.1 Kebijakan Pengobatan Tradisional

Meskipun pelayanan kesehatan modern telah semakin berkembang di Indonesia, jumlah masyarakat yang memanfaatkan pengobatan tradisional tetap tinggi. Menurut SUSENAS 2001 ditemukan sekitar 57,7% penduduk Indonesia melakukan pengobatan sendiri, 31,7% menggunakan obat tradisional, dan 9,8% menggunakan cara pengobatan tradisional.

a. Kebijakan Umum

Berikut ini dua kebijakan umum dalam pengobatan tradisional:

1. Pengobatan tradisional merupakan salah satu upaya pengobatan atau perawatan cara lain di luar ilmu kedokteran atau keperawatan, yang


(55)

banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan.

2. Pengobatan tradisional perlu dibina dan diawasi untuk diarahkan agar dapat menjadi pengobatan dan perawatan cara lain yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya.

b. Kebijakan Khusus

Pelayanan kesehatan tradisional dibina dan diawasi oleh Pemerintah agar dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya serta tidak bertentangan dengan norma agama. Ini tercantum dalam UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 (Pasal 59)Pengobatan tradisional yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya perlu terus dibina, ditingkatkan, dikembangkan, dan diawasi untuk digunakan dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. 2.2.2 Pengelompokan Obat Tradisional

Obat bahan alam yang ada di Indonesia saat dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka.

1. Jamu (Empirical based herbalmedicine)

Jamu adalah obat tradisional yang disiapkan dan disediakan secara tradisional. Obat bahan alam yang sediaannya masih berupa simplisia sederhana. Khasiat dan keamanannya baru terbukti secara empiris secara turun-temurun. Bahan-bahan jamu umumnya berasal dari semua bagian tanaman, bukan hasil ekstraksi/isolasi bahan aktifnya saja. Berisi seluruh bahan Tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut, higienis (bebas cemaran) serta digunakan secara tradisional berdasarkan pengalaman (Purwanto. Y, 2002).


(56)

Jamu telah digunakan secara turun-temurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur atau pengalaman leluhur. Sifat jamu umumnya belum terbukti secara ilmiah (empirik) namun telah banyak dipakai oleh masyarakat luas. Belum ada pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi digunakan dengan bukti empiris berdasarkan pengalaman turun temurun (Purwanto. Y, 2002).

1. Obat Herbal Terstandar (Scientificbased herbal medicine)

Adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa Tanaman obat, binatang, maupun mineral. Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan yang lebih rumit, kompleks dan berharga mahal, ditambah dengan tenaga kerja yang mendukung dengan pengetahuan maupun ketrampilan pembuatan ekstrak. Selain proses produksi dengan teknologi maju, jenis ini telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian pre-klinik (uji pada hewan) dengan mengikuti standar kandungan bahan berkhasiat, standar pembuatan ekstrak/sari Tanaman obat, standar pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji toksisitas akutmaupun kronis (Purwanto. Y, 2002).

2. Fitofarmaka (Clinical basedherbal medicine)

Fitofarmaka adalah obat tradisional dari bahan alam yang dapat disetarakan dengan obat modern karena :


(57)

b. Ditunjang bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia dengan criteria memenuhi syarat ilmiah

c. Protokol uji yang telah disetujui

d. Dilakukan oleh pelaksana yang kompeten e. Memenuhi prinsip etika

f. Tempat pelaksanaan uji memenuhi syarat

Dengan dilakukannya uji klinik, maka akan meyakinkan para praktisi medis ilmiah untuk menggunakan obat herbal ke dalam sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong untuk menggunakan obat herbal karena manfaatnya jelas dengan pembuktian secara ilmiah (Purwanto. Y, 2002)

2.3 Perawatan Ibu Pasca Melahirkan

Perawatan ibu pasca melahirkan adalah perawatan ibu yang telah selesai melahirkan, dimana perawatan ini membantu ibu dalam pemulihan tubuh setelah melahirkan, perawatan nifas yang meliputi: perawatan perineum, perawatan payudara, pemulihan kesehatan, seksualitas dan pemilihan alat kontrasepsi.

1. Perawatan perineum

Beberapa metode untuk merawat daerah perineum yang bertujuan untuk memberikan rasa nyaman dan mengurangi resiko infeksi, beberapa metode untuk ibu antara lain : terapi panas dingin, perawatan perineum, dan cara duduk.

2. Perawatan payudara

Pada masa nifas perawatan payudara merupakan suatu tindakan yang sangat penting untuk merawat payudara terutama untuk memperlancarkan pengeluaran ASI. Tujuan perawatan payudara adalah untuk: Menjaga payudara tetap bersih


(58)

dan kering terutama puting susu dengan menggunakan BH yang menyokong payudara, melenturkan dan menguatkan puting susu, memperlancar produksi ASI Perawatan payudara sangat penting dilakukan karena payudara merupakan satu-satunya penghasil ASI yang merupakan makanan pokok bayi yang baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin yaitu: 1-2 hari sesudah bayi dilahirkan. Perawatan payudara dilakukan 2 kali sehari (Anggraini,2010).

Perawatan payudara dapat dilakukan dengan cara: menjaga payudara agar tetap bersih, dan kering, terutama puting susu, menggunakan BH yang menyokong payudara, mengoleskan kolostrum atau ASI yang keluar sekitar puting susu apabila puting susu lecet dan menyusui tetap dilakukan dimulai dari puting susu yang tidak lecet, mengistirahatkan payudara apabila lecet berat selama 24 jam, minum paracetamol 1 tablet selama 4-6 jam untuk menghilangkan nyeri, melakukan pengompresan dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI, mengurut payudara dari pangkal menuju puting atau menggunakan sisir untuk mengurut payudara dengan arah Z menuju puting.

ASI sebagian dikeluarkan dari bagian depan payudara sehingga puting susu menjadi lunak, bayi disusui setiap 2-3 jam dan apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI sisanya dikeluarkan dengan tangan lalu meletakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui (Saifuddin, 2005)

2.3.1 Resiko Ibu Pasca Melahirkan

Beberapa resiko yang terjadi pada ibu pasca melahirkan yaitu : a. Gangguan emosional


(59)

pasca persalinan umumnya dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu postpartum blues, depresi postpartum, dan psikosis postpartum.

 Postpartum blues adalah suatu tingkat keadaan depresi bersifat sementara yang dialami oleh kebanyakan ibu yang baru melahirkan karena perubahan tingkat hormon, tanggung jawab baru akibat perluasan keluarga dan pengasuhan terhadap bayi.

 Depresi postpartum kelanjutan dari postpartum blues yang makin parah dan tidak boleh diabaikan.

 Psikosis postpartum gejala ini berlanjut lebih dari dua minggu, maka dapat menjadi tanda terjadinya gangguan depresi yang lebih berat (Iskandar, 2004).

b. Pendarahan

Hasil penelitian didapat secara umum bahwa dari 58 orang Ibu yang mengalami anemia saat kehamilan, yang mengalami perdarahan saat melahirkan sebanyak 42 orang (72,4%), sedangkan yang tidak mengalami perdarahan saat melahirkan sebanyak 16 orang (27,6%). Selain itu dari 62 orang Ibu yang tidak mengalami anemia saat kehamilan, yang mengalami perdarahan saat melahirkan sebanyak 18 orang (29%), sedangkan yang tidak mengalami perdarahan saat melahirkan sebanyak 44 orang (71%), (Rosmiyati, 2014).

2.4 Budaya dalam Perawatan Pasca Melahirkan 1. Definisi Budaya

Budaya berasal dari sangskerta (buddhayah) yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi”atau “akal” semua hal-hal yang berkaitan dengan akal.


(60)

Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat (Syafrudin, 2009).

Kebudayaan adalah sebuah konsep yang defininya sangat beragam. Kebudayan umumnya digunakan untuk seni rupa, sastra, filsafat, ilmu alam, dan music, yang menunjukkan semakin besarnya kesadaran bahwa seni dan lmu pengetahuan dibentuk oleh lingkungan (Usman, 2003). Variasi biasa terlihat diantara kultur. Variasi eksis dengan kultur. Variasi ini sering berhubungan dengan faktor sosial ekonomi dan pendidikan. Efek dari perbedaan kultur dan individual pada perawatan kesehatan. Persalinan merupakan tantangan bagi perawat untuk mengevaluasi kembali harapan tentang pelayanan kesehatan.

Perawat perlu mengetahui isu-isu dari berbagai macam-macam kultur dalam memberikan pelayanan kesehatan serta meletakkan perhatian pada kompetensi kultural berupa keterampilan dan pengetahuan penting untuk memahami dan mengapresiasikan perbedaan kultur dan dapat mengaplikasikan keterampilan praktek klinik (Arlene & Gloria, 2001).

2. Aspek Budaya Dalam Perawatan Masa Nifas

Kebudayaan maupun adat istiadat dalam masyarakat indonesia ada yang menguntungkan, ada pula yang merugikan bagi status kesehatan ibu hamil, ibu bersalin maupun ibu nifas (Syafrudin, 2009).

Faktor yang paling mempengaruhi status kesehatan masyarakat terutama ibu hamil, bersalin dan nifas adalah faktor lingkungan yaitu pendidikan disamping faktor-faktor lainnya. Jika masyarakat mengetahui dan memahami hal-hal yang


(61)

mempengaruhi status kesehatan tersebut maka diharapkan masyarakat tidak melakukan kebiasaan/adat istiadat yang merugikan kesehatan khususnya bagi ibu hamil, bersalin dan nifas (syafrudin. 2009).

Pengaruh sosial budaya sangat jelas terlihat pada ibu hamil dan keluarga yang menyambut masa-masa kehamilan. Upacara upacara yang diselenggarakan mulai dari kehamilan 3 bulan, 7 bulan, masa melahirkan dan masa nifas sangat beragam menurut adat istiadat daerah masing-masing (syafrudin, 2009).

Pada masyarakat Maluku, pantangan makanan pada masa nifas yaitu terong agar lidah bayi tidak ada bercak putih, nenas, mangga tidak bagus untuk rahim (Syafrudin, 2009).

Dari berbagai adat istiadat terlihat bahwa, upacara, penanganan bagi ibu hamil, melahirkan dan nifas berbeda-beda setiap wilayah dan menjadi gambaran penting bagi bidan yang bertugas di wilayah seluruh indonesia. Oleh karena itu ilmu pengetahuan sosial kemasyarakat sangat penting dipahami oleh seorang bidan dalam menjalankan tugasnya.

Karena bidan sebagai petugas kesehatan yang berada digaris depan dan berhubungan langsung dengan masyarakat, dengan latar belakang agama, budaya, pendidikan dan adat istiadat yang berbeda. pengetahuan sosial dan budaya yang dimiliki oleh seorang bidan akan berkaitan dengan cara pendekatan untuk merubah prilaku dan keyakinan masyarakat yang tidak sehat, menjadi masyarakat yang berprilaku sehat (Syafrudin, 2009).

Dalam budaya Karo cara perawatan Ibu Pasca Melahirkan yaitu setelah mandi si Ibu diberikan param ke seluruh tubuhnya, setelah itu dipakaikan stagen


(1)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

RIWAYAT HIDUP ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.3.1 Tujuan Umum ... 10

1.3.2 Tujuan Khusus ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1 Oukup ... 12

2.1.1 Manfaat Oukup ... 13

2.1.2 Keanekaragaman Tumbuhan yang dipergunakan sebagai Ramuan Oukup ... 16

2.2 Pengobatan Tradisional ... 20

2.2.1 Kebijakan Pengobatan Tradisional ... 21

2.2.2 Pengelompokan Obat Tradisional ... 22

2.3 Perawatan Ibu Pasca Melahirkan ... 24

2.3.1 Resiko Ibu Pasca Melahirkan ... 25

2.4 Budaya dalam Perawatan Pasca Melahirkan ... 26

2.5 Kerangka Teori ... 29

2.6 Kerangka Pikir ... 30


(2)

x

3.6 Metode Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 36

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 36

4.1.1 Letak Geografis ... 36

4.1.2 Keadaan Alam Menurut Iklim ... 36

4.1.3 Agama Penduduk ... 37

4.2 Karakteristik Informan ... 38

4.3 Hasil Wawancara ... 39

4.3.1 Oukup Menurut Informan ... 39

4.3.2 Bahan yang Digunakan Untuk Oukup ... 40

4.3.3 Proses Melaksanakan Oukup ... 41

4.3.4 Alasan Ibu Melakukan Oukup ... 43

4.3.5 Perasaan Ibu Setelah Melakukan Oukup... 44

4.3.6 Dukungan Keluarga Untuk Ibu Melakukan Oukup ... 45

BAB V PEMBAHASAN ... 46

5.1 Karakteristik Informan ... 46

5.2 Pengetahuan Informan Tentang Oukup ... 48

5.3 Bahan Penggunaan Oukup... 49

5.4 Proses Pelaksanaan Oukup ... 50

5.5 Alasan Melakukan Oukup ... 52

5.6 Perasaan Setelah Melakukan Oukup ... 53

5.7 Dukungan Keluarga Untuk Melakukan Oukup ... 54

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

6.1 Kesimpulan ... 56

6.2 Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keanekaragaman Tumbuhan Yang Dipergunakan Sebagai

Ramuan Oukup ... 18

Matriks 4.1 Persentase Penduduk Menurut Agama ... 38

Matriks 4.2 Distribusi Karakteristik Informan ... 38

Matriks 4.3 Oukup Menurut Informan ... 39

Matriks 4.4Bahan Yang Digunakan Untuk Oukup ... 39

Matriks 4.5 Proses Melaksanakan Oukup ... 40

Matriks 4.6Alasan Ibu Melakukan Oukup ... 42

Matriks 4.7 Perasaan Ibu Melakukan Oukup ... 44


(4)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir... 30


(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan untuk melakukan wawancara Lampiran 2 Pedoman Wawancara

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian

Lampiran 4 Surat Keterangan Selesai Penelitian Lampiran 5 Dokumentasi


(6)

xiv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sri Ita Hagaina Sitepu Tempat Lahir : Medan Sumatera Utara Tanggal Lahir : 24 Juni 1993

Suku Bangsa : Batak Karo Agama : Kristen Protestan Nama Ayah : Minton Sitepu Suku Bangsa Ayah : Batak Karo Nama Ibu : Marwan Ginting Suku Bangsa Ibu : Batak Karo Status Perkawinan : Belum Menikah Jumlah Bersaudara : 2 (dua) bersaudara

Alamat Rumah : Jalan Jamin Ginting No 37. Padang Bulan Medan

Riwayat Pendidikan

Tahun 1999-2005 : SD Swasta Masehi Medan Tahun 2005-2008 : SMP St. Petrus Medan Tahun 2008-2011 : SMA Negeri 17 Medan

Tahun 2011-2016 : Fakultas Kesehatan Masyrakat USU Medan