Produk Olahan Bambu Ditingkat Pengrajin

satu peranan pemerintah dalam mendukung kemajuan perekonomian masyarakat yaitu dengan mengadakan penyuluhan dan pelatihan tentang hutan bambu.

b. Produk Olahan Bambu Ditingkat Pengrajin

Produk olahan bambu ditingkat pengerajin sangat banyak jenisnya dan bervariasi misalnya variasi kursi, lemari, meja dan masih banyak jenis dari produk bambu ini. Berlian dan Estu Rahayu 1995 menjelaskan bahwa Saat ini perkembangan produksi kerajinan anyaman bambu mengalami kemajuan yang pesat. Hal ini sejalan dengan perkembangan di dalam penciptaan desain-desain baru yang banyak laku di pasaran dalam maupun luar negeri. Industri kerajinan anyaman bambu merupakan potensi yang besar sekali dalam usaha pengembangan industri kerajinan bambu secara nasional. Berdasarkan hasil wawancara dari pengrajin bambu di Kelurahan Berngam belum ada pengrajin yang langsung menjual hasil kerajinannya ke pasar international tetapi masih sebatas lokal, adapun produk tersebut di pasarkan ke daerah seperti Rantau Parapat, Pekan Baru, Dumai, Tebing Tinggi dan daerah lainnya Gambar 7. Kerajinan yang Terbuat dari Bambu Harga jual dari kerajinan bambu ini selalu relatif stabil, jarang mengalami penurunan harga bahkan selalu cenderung meningkat, para pengrajin biasanya Universitas Sumatera Utara mengetahui kerajinan bambu berawal dari mengikuti teman dan bekerja sebagai harian lepas pembuat kerajinan bambu. Menurut Berlian dan Estu Rahayu 1995 penggunaan bambu untuk industri atau kerajinan dewasa ini semakin meningkat. Dengan demikian kebutuhan akan bambu juga semakin meningkat. Pemenuhan kebutuhan tersebut tidak dapat sepenuhnya tergantung pada persediaan di alam. Teknologi Pengolahan Bambu a. Teknologi di Tingkat Petani Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan diketahui bahwa petani bambu di Kelurahan Berngam memang mempunyai pengetahuan yang minim mengenai teknologi bambu, bahkan mereka tidak tau bagaimana cara mengolah bambu bahkan petani tidak membuat perlakuan yang khusus untuk bambu yang akan di panen dan alat yang digunakan petani hanya parang dan gergaji. Namun para petani mampu menjual bambu hitam dengan harga yang cukup tinggi karena bambu yang mereka panen dan kemudian dijual tersebut memiliki kualitas yang cukup tinggi dan berukuran besar serta ketebalannya juga cukup besar sehingga mampu digunakan untuk keperluan bahan bangunan dan bahan baku kerajinan bambu. Hal ini sesuai dengan pernyataan Batubara 2002, pengolahan bambu pada penggunaan dan pemanfaatannya, saat ini ada beberapa produk olahan bambu seperti bambu lapis, bambu lamina, papan semen, dan arang bambu. Dari hasil wawancara dengan para petani, banyak petani menjual hasil bambu untuk para pengrajin bambu untuk dijadikan berbagai bentuk kerajinan dari bambu seperti kursi, lemari, meja, dan lain sebagainya. Petani menjual harga kepada para pelanggan dengan harga yang sesuai dengan kualitas bambu dan Universitas Sumatera Utara ukuran dan banyaknya penjualan. Biasanya pembeli membelinya ada yang membeli langsung per mobil dan ada juga yang per batang. Secara garis besar pemanfaatan batang bambu dapat digolongkan ke dalam dua hal. Pertama, berdasarkan bentuk bahan baku, yaitu bambu yang masih dalam keadaan bulat, bambu yang sudah dibelah, serta serat bambu. Kedua, berdasarkan penggunaan akhir yaitu konstruksi dan non konstruksi. Batang bambu baik yang masih muda maupun yang sudah tua dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan Berlian dan Estu Rahayu 1995. Pada Tabel 4 ditunjukkan persentase persepsi responden menurut karakteristik petani bambu dalam hal pengelolaan bambu di Kelurahan Berngam. Tabel 4. Persentase Pengetahuan Petani Bambu Kelurahan Berngam dalam Teknik Pengolahan Bambu Karakteristik Tanggapan Responden Persentase Pengetahuan Teknologi Pengolahan Bambu Mengetahui 20 Tidak Tahu 80 Pengetahuan Teknik Budidaya Bambu Mengetahui 70 Tidak Tahu 30 Pemasaran Bambu Mengetahui 50 Tidak Tahu 50 Tabel 4 menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat mengenai teknologi pengolahan bambu sangat rendah, bernilai sebesar 80 , nilai ini diperoleh dari hasil wawancara dengan Petani di Kelurahan Berngam, minimnya informasi yang diperoleh masyarakat merupakan salah satu alasan mengapa masyarakat tidak mengetahui jenis dan teknologi yang dipergunakan untuk mengolah bambu agar menghasilkan bambu yang lebih bermutu dan bernilai jual tinggi.

b. Teknologi di Tingkat Pengrajin