Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui jenis dan potensi tanaman bambu yang terdapat di Kelurahan
Berngam, Kecamatan Binjai Kota, Kotamadya Binjai. 2.
Mengetahui manfaat ekonomi tanaman bambu bagi masyarakat Kelurahan
Berngam, Kecamatan Binjai Kota, Kotamadya Binjai. 3.
Mengetahui tingkat pemasaran tanaman bambu di Kelurahan Berngam,
Kecamatan Binjai Kota, Kotamadya Binjai. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan informasi bagi pemerintah daerah untuk mendukung pengembangan tanaman bambu dan bagi
instansi-instansi terkait yang membutuhkannya.
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Bambu
Bambu merupakan tanaman yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini sudah menyebar di seluruh kawasan nusantara. Bambu
dapat tumbuh di daerah iklim basah sampai kering, dari dataran rendah hingga ke daerah pegunungan. Di pedesaan sering kali dijumpai tanaman bambu rakyat yang
ditanam di lahan- lahan tertentu seperti di pekarangan, tepi sungai, tepi jurang, atau pada batas-batas pemilikan lahan. Pemanfaatan bambu di Indonesia sudah
berlangsung sangat lama dan sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat desa. Hal ini dapat dilihat dari bangunan rumah yang hampir semuanya
menggunakan bahan dari bambu Berlian dan Estu Rahayu, 1995. Memang kegunaan tanaman bambu amatlah banyak. Batangnya
mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan yaitu kuat, keras, ringan, ukurannya beragam, dan mudah untuk dikerjakan. Dengan sifat-sifat tersebut batang bambu
memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan bangunan rumah, pagar, jembatan, alat angkutan rakit, pipa saluran air, alat musik, dan berbagai
peralatan rumah tangga. Pemanfaatan batang bambu ini terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Sekarang bambu juga digunakan untuk bahan
pembuatan kertas, sumpit chopstick, plywood dari bambu atau plybamboo, furniture, juga untuk barang-barang kerajinan tangan untuk cenderamata. Hasil
kerajinan tangan dari bambu ini bahkan sudah menjadi komoditi ekspor Berlian dan Estu Rahayu, 1995.
Bambu dikenal dengan sebutan kayunya orang desa dan emas hijau. Karena kekuatan dan kelenturannya, bambu digunakan untuk bahan bangunan
Universitas Sumatera Utara
rumah dan konstruksi yang lain terutama di pedesaan. Selain itu, bambu juga digunakan untuk mebel, kerajinan tangan, bahan dalam industri kertas, alat musik,
senjata, obat-obatan, landscaping taman, bahan makanan, dan batangnya dapat dijadikan arang Swara, 1997.
Saat ini perkembangan produksi kerajinan anyaman bambu mengalami kemajuan yang pesat. Hal ini sejalan dengan perkembangan di dalam penciptaan
desain-desain baru yang banyak laku di pasaran dalam maupun luar negeri. Industri kerajinan anyaman bambu yang telah berakar di pedesaan merupakan
potensi yang besar sekali dalam usaha pengembangan industri kerajinan bambu secara nasional, karena dari sinilah awal tumbuhnya pelbagai corak kreativitas
baru dalam mengolah bambu sebagai karya seni yang tinggi Berlian dan Estu Rahayu, 1995.
Seiring dengan meningkatnya pemakaian bambu, penebangan bambu juga meningkat sehingga pemanenan yang dilakukan secara tidak beraturan
dikhawatirkan akan menyebabkan kerusakan rumpunnya di masa depan. Untuk mengantisipasi usaha ini diperlukan suatu panduan cara memanen bambu. Selain
itu juga diperlukan adanya usaha konservasi bambu, baik di lokasi tumbuh alaminya in-situ maupun di luar lokasi pertumbuhannya ex-situ
Widjaja, 2001. Bambu merupakan produk hasil hutan non kayu yang telah dikenal bahkan
sangat dekat dengan kehidupan masyarakat karena pertumbuhannya ada di sekeliling kehidupan masyarakat. Bambu termasuk tanaman Bamboidae, anggota
sub familia rumput, memiliki keanekaragam jenis bambu di dunia sekitar 1250- 1500 jenis sedangkan Indonesia memiliki hanya 10 sekitar 154 jenis bambu.
Universitas Sumatera Utara
Bambu banyak digunakan masyarakat dalam memenuhi kehidupan sehari-hari meliputi kebutuhan pangan, rumah tangga, kerajinan, konstruksi dan adat istiadat.
Bambu memiliki multi fungsi pemanfaatan sebagai bahan makanan untuk manusia rebung, binatang pucuk daun muda, kebutuhan rumah tangga dan
aneka kerajinan dengan berbagai tujuan penggunaan mulai dari cenderamata, mebel, tas, topi, kotak serba guna hingga alat musik serta konstruksi untuk
pembuatan jembatan, aneka sekat, konstruksi rumah meliputi tiang, dinding, atap Tan, 2005.
Mencari dan menemukan barang kerajinan berbahan baku bambu bukan sesuatu yang sulit. Sebab sangat banyak peralatan dan perlengkapan manusia yang
terbuat dari bambu. Konsumen barang-barang kerajinan tangan tidak hanya di dalam negeri. Masyarakat mancanegara juga meminatinya karena kenaturalan dan
keantikannya. Di dalam negeri kerajinan bambu tidak lagi inferior karena hanya dijual di kaki lima atau pinggir jalan. Di pasar swalayan pun, kerajinan bambu
dapat ditemukan Duryatmo, 2000. Bambu sangat potensial sebagai bahan substitusi kayu, karena rumpun
bambu dapat terus berproduksi selama pemanenannya terkendali dan terencana. Jenis bambu tropis, termasuk di Indonesia, umumnya merupakan jenis dengan tipe
perimpangan simpodial yang akan membentuk perumpunan buluh yang rapat. Tipe perimpangan yang lain adalah monopodial yang menghasilkan buluh-buluh
yang seolah soliter, walaupun sebenarnya buluh-buluh yang tersebar tersebut merupakan satu rumpun yang dihubungkan dengan perimpangan di dalam tanah.
Bambu tipe ini, relatif lebih mudah dalam pemanenan dan tidak menggangu permudaan, karena letak buluh yang terpisah. Singkatnya, eksploitasi bambu tidak
Universitas Sumatera Utara
bermasalah secara ekologi dan dapat menjamin kelangsungan suplai bahan baku. Dalam hal ini, bambu sebagai substitusi kayu sepertinya dapat menjadi solusi bagi
ancaman kerusakan hutan yang semakin parah Departemen Kehutanan, 2005. Bambu termasuk jenis tanaman rumput-rumputan dari suku Gramineae.
Bambu tumbuh menyerupai pohon berkayu, batangnya berbentuk buluh berongga. Tanaman bambu memiliki cabang-cabang ranting dan daun buluh yang
menonjol Gerbono dan Abbas, 2009. Penggunaan bambu untuk industri atau kerajinan dewasa ini semakin
meningkat. Dengan demikian kebutuhan akan bambu juga semakin meningkat. Pemenuhan kebutuhan tersebut tidak dapat sepenuhnya tergantung pada
persediaan di alam. Untuk itu tanaman bambu perlu dibudidayakan secara intensif dengan cara mengebunkannya, agar dapat terjamin tersedianya bahan baku dan
kontinuitas produksi Berlian dan Estu Rahayu, 1995.
Klasifikasi bambu
Bambu merupakan tanaman tahunan yang sering diberi julukan rumput raksasa. Penghasil rebung ini memang termasuk dalam famili rumput-rumputan
gramineae dan masih berkerabat dekat dengan padi dan tebu. Tanaman bambu dimasukkan ke dalam subfamily bambusoideae. Dalam klasifikasi selanjutnya
bambu terdiri dari beberapa marga atau genus dan setiap marga mempunyai beberapa jenis atau spesies Berlian dan Estu Rahayu, 1995.
Di seluruh dunia terdapat 75 genus dan 1500 spesies bambu. Di Indonesia sendiri dikenal ada 10 genus bambu, antara lain Arundinaria, Bambusa,
Dendrocalamus, Dinochloa, Gigantochloa, Melocanna, Nastus, Phyllostachys, Schizostachyum dan Thyrsostachys. Salah satu jenis bambu yang sudah banyak
Universitas Sumatera Utara
dikenal misalnya bambu tali atau bambu apus. Bambu ini termasuk dalam genus Gigantochloa. Berikut adalah urutan klasifikasi bambu tersebut.
Divisio : Spermatophyta
Subdiviso : Angiospermae
Kelas : Monokotiledoneae
Ordo : Graminales
Famili : Gramineae
Subfamili : Bambusoideae
Genus : Gigantochloa
Spesies : Gigantochloa apus Bl. Ex Schult.f. Kurz.
Berlian dan Rahayu, 1995. Bambu memiliki beberapa karakteristik yang menurut Swara 1997 ada
terbagi atas lima karakteristik dari bambu yaitu: 1.
Memiliki batang berbentuk pipa, 2.
Mempunyai lapisan khusus pada bagian luar dan dalam pipa, bagian luar memiliki kekuatan hamper dua kali lipat bagian dalam,
3. Memiliki buku-buku,
4. Kuat dalam arah axial, dan
5. Tidak ada ray cells, sehingga mudah bergerak.
Tanaman bambu di tanam berderet membentuk teras pada sebuah lereng jadi sabuk gunung maka kekuatannya luar biasa. Akar bambu akan saling terkait
dan mengikat antar rumpun. Rumpun berikut serasah dibawahnya juga akan menahan top soil lapisan tanah permukaan yang subur hingga tidak hanyut di
bawa air hujan.
Universitas Sumatera Utara
Jenis-jenis Bambu 1. Dunia
Ada beberapa jenis tanaman bambu yang terdapat di dunia, dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jenis- jenis Bambu yang tumbuh di Dunia
No Nama Botanis
Deskripsi
1
Bambusa multiplex Alphonse Karr Sebuah genus tropis dan subtropis bambu
menggumpal, biasanya ukurannya raksasa, dengan banyak cabang di node, satu atau dua
jauh lebih besar. Tunas baru muncul akhir musim panas atau musim gugur.
Bambusa tidak cukup kuat untuk bertahan hidup di luar
musim dingin, dan tanaman ini terdapat di Kanada. Bambusa dapat tumbuh dengan baik
dalam ruangan dengan situasi cahaya tinggi dengan sedikitnya 6 jam sinar matahari
langsung per hari.
2
Borinda angustissima Borinda merupakan bambu yang berasal dari
Bhutan, Tibet, Yunnan dan Sichuan. Borinda angustissima sama tampilannya dengan
Fargesia, tetapi memiliki bunga yang berbeda dan rimpang pendek. Batang mudanya
memiliki bubuk putih dan ungu, selubung gigih dan daunnya sempit serta tumbuh besar
di bawah pepohonan.
3
Chusquea gigantea Bambu ini berasal dari Amerika yang
memiliki sekitar 150 spesies. Batangnya padat menanggung cabang dominan dan
banyak cabang di batang node pertengahan.
4
Chimonobambusa marmorea Bambu ini memiliki ukuran sedang yang
memulai tunas baru pada musim gugur atau musim dingin. Tumbuh pada kondisi lembab,
teduh sedikit dan tingkat kelembaban yang baik dan ditemukan di pantai barat.
5
Fargesia denudata Denudata adalah bambu yang indah dari
propinsi Sichuan, Cina dengan selubung batang merah-orange yang menambah cahaya
untuk penampilan secara keseluruhan dan merupakan bambu yang sangat kuat serta
dapat menangani matahari langsung tanpa keriting daun.
6
Hibanobambusa tranquillans shiroshima Bambu shiroshima merupakan bambu yang
lebih tinggi dan paling indah dari beberapa bambu di Jepang dan biasanya dibuat untuk
aplikasi interior. Bisa dikatakan bahwa jenis bambu ini benar-benar menonjol.
7
Phyllostachys angusta Jenis bambu ini sering disebut sebagai bambu
batu karena tekstur batangnya yang keras dan di Cina digunakan untuk membuat mebel
bambu halus dan biasanya jatuh pada musim dingin tapi tumbuh kembali di musim semi
Webmasterbambooworld.com, 2003.
Universitas Sumatera Utara
2. Indonesia