Untuk menjaga dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya obat-obatan, pemerintah telah mengeluarkan PeraturanMenteri
Kesehatan No. 085MENKESPerV1989 yang berisi tentang kewajiban menulis resep atau menggunakan obat generik karena harganya lebih murah.
Diharapkan tugas akhir ini dapat berguna untuk menghilangkan keraguan tentang obat generik khususnya untuk krim betason N. Oleh
karena itu, penulis melakukan penatapan kadar secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT terhadap betametason dalam sediaaan krim betason
N yang diproduksi oleh PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan.
1.2 Tujuan dan Manfaat 1.2.1. Tujuan
Adapun tujuan dari tugas akhir ini adalah : • Untuk mengetahui cara penetapan kadar betametason dalam sediaan krim
betason N yang diproduksi oleh PT. Kimia Farma Persero Tbk.Plant Medan dengan menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.
• Untuk mengetahui apakah kadar betametason dalam sediaan krim betason N hasil produksi PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
1.2.2 . Manfaat
Adapun manfaat tugas akhir ini adalah: • Agar dapat mengaplikasikan metode KCKTdan penetapan kadar
betametason secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. • Agar menambah pengetahuan tentang krim betason N
• Agar dapat memastikan kelayakan dosis obat sehingga efek terapi diharapkan dapat tercapai
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Krim
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam dasar yang sesuai.
Sediaan setengah padat ini mempunyai konsisten relatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang ini
batasan tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol
berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air Ditjen POM, 1995.
Tipe krim ada 2 yaitu : tipe air dalam minyak AM dan tipe minyak dalam air MA. Krim menggunakan zat pengemulsi, umumnya berupa
surfaktan-surfaktan anionik, kationik, dan non-ionik. Untuk menstabilkan krim ditambah zat antioksidan dan zat pengawet. Zat pengawet yang sering
digunakan ialah Nipagin 0,12-0,18, Nipasol 0,02-0,05 Anief, 1999. Krim merupakan obat yang digunakan sebagai obat luar yang
dioleskan kebagian kulit badan. Obat luar adalah obat yang pemakaiannya tidak melalui mulut, kerongkongan, dan daerah lambung. Menurut defenisi
tersebut yang termasuk obat luar adalah obat luka, obat kulit, obat hidung, obat mata, obat tetes telinga, obat wasir, dan sebagainya Widjajanti, 1988.
Krim dalam sistem emulsi sediaan semipadat mempunyai penampilan tidak jernih, berbeda dengan salep yang tembus cahaya.
Konsisten dan sifat rheologisnya tergantung pada jenisnya emulsinya,
Universitas Sumatera Utara
apakah jenis air dalam minyak atau atau minyak dalam air, dan juga pada sifat zat padat dalam fase internal. Sediaan semipadat ini juga digunakan
pada kulit, dimana umumnya sediaan tersebut berfungsi sebagai pembawa pada obat-obat topikal, sebagai pelunak kulit, atau sebagai pembalut
pelindung atau pembalut penyumbat oklusif Lachman, 1994.
2.2. Obat Kulit