Persentase Pengungkapan dan Penyelesaian Kasus - Kasus Tindak

LKIP Polda NTB Tahun 2016 |

5. SASARAN STRATEGI V

Meningkatnya penyelesaian dan pengungkapan terhadap 4 empat jenis kejahatan: - Kejahatan konvensional - Kejahatan terhadap kekayaan Negara - Kejahatan transnasional - Kejahatan berimplikasi kontijensi

a. Persentase Pengungkapan dan Penyelesaian Kasus - Kasus Tindak

Pidana: - TP Umum - TP Korupsi - TP Narkoba Tabel 3.36. Capaian Sasaran Strategis V Indikator Kinerja Utama a. Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian a. Persentase pengungkapan dan penyelesaian kasus - kasus tindak pidana: - TP Umum 42,69 58,46 136,94 - TP Korupsi 100 39,13 39,13 - TP Narkoba 100 78,93 78,93 Tabel 3.37. Data Pengungkapan dan Penyelesaian Kasus-kasus Tindak Pidana No Jenis Kejahatan 2013 2014 2015 2016 JTP PTP JTP PTP JTP PTP JTP PTP 1 Konvensional 8.824 4.547 8.125 4.941 7.218 4.287 8.091 4.730 2 Transnasional 159 148 242 233 270 222 280 214 3 Kekayaan Negara 39 36 36 25 121 80 126 66 4 Kontijensi 33 25 29 29 17 16 8 8 Jumlah 9.055 4.756 8.432 5.228 7.626 4.605 8.505 5.018 Prosentase 52,52 62,00 60,39 59,00 Tabel 3.38. Data… LKIP Polda NTB Tahun 2016 | Tabel 3.38. Data Pengungkapan dan Penyelesaian Kasus-kasus Tindak Pidana Konvensional No Satker 2013 2014 2015 2016 JTP PTP JTP PTP JTP PTP JTP PTP 1 Dit Reskrimum 137 78 114 69 111 45 117 79 2 Polres Mataram 1.759 600 1.067 495 866 458 1.198 743 3 Polres Lombok Barat 631 285 531 328 454 314 930 571 4 Polres Lombok Tengah 904 503 738 444 439 231 1.103 563 5 Polres Lombok Timur 1.240 701 1.369 784 1.315 793 1.742 1.118 6 Polres Sumbawa 940 471 1.279 894 1.128 708 281 170 7 Polres Sumbawa Barat 387 124 261 149 228 143 159 83 8 Polres Dompu 1.079 701 905 682 1.029 849 1.181 830 9 Polres Bima Kota 982 517 1.063 727 832 260 841 216 10 Polres Bima 765 567 798 369 816 476 539 357 Jumlah 8.824 4.547 8.125 4.941 7.218 4.287 8.091 4.730 Prosentase 51,53 60,81 59,39 58,46 Grafik 3. 22. Data Pengungkapan dan Penyelesaian Kasus-kasus Tindak Pidana Konvensional Tabel 3.39. Data… - 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 2013 2014 2015 2016 8,824 8,125 7,218 8,091 4,547 4,941 4,287 4,730 JTP PTP LKIP Polda NTB Tahun 2016 | Tabel 3.39. Data Kejahatan Tindak Pidana Konvensional Tahun 2016 No Jenis Kejahatan JTP PTP Capaian 1 Pencurian Berat Curat 522 245 46,93 2 Pencurian dengan Kekerasan Curas 882 267 30,27 3 Pencurian Kendaraan Bermotor Curanmor 380 103 27,11 4 Pencurian Biasa 1.808 215 11,89 5 Penganiayaan Berat Anirat 166 103 62,05 6 Perjudian 128 140 109,38 7 Penipuan 413 281 68,04 8 Penggelapan 276 212 76,81 9 Perusakan 241 139 57,68 10 Pemerasan dan Pengancaman 110 80 72,73 11 Pembunuhan 24 18 75,00 12 Kebakaran 59 47 79,66 13 Perkosaan 37 38 102,70 14 Senpi Handak 12 14 116,67 15 Surat Palsu 52 28 53,85 16 Uang Palsu 8 7 87,50 17 Penculikan 7 5 71,43 18 Perzinahan 27 20 74,07 19 Pencemaran nama baik 13 19 146,15 20 Penghinaan 97 90 92,78 21 KDRT 377 403 106,90 22 Sajam 36 52 144,44 23 Kejahatan konvensional lainnya 2.416 2.204 91,23 Jumlah 8.091 4.730 58,46 Grafik 3.23. Data Pengungkapan dan Penyelesaian Kasus TP Konvensional Menurut Jenis Kejahatan Tahun 2016 Kejahatan... - 500 1,000 1,500 2,000 2,500 522 882 380 1,808 166 128 413 276 241 110 24 59 37 12 52 8 7 27 13 97 377 36 2,416 JTP PTP LKIP Polda NTB Tahun 2016 | Kejahatan Konvensional yang ditangani Polda NTB dan jajarannya pada tahun 2016 dengan target prosentase penyelesaian tindak pidana sebesar 42,69 dan dapat terealisasi sebesar 58,46 dengan capaian sebesar 136,94 dengan Jumlah Tindak Pidana JTP Tahun 2016 sebanyak 8.091 kasus dan Penyelesaian Tindak Pidana PTP sebanyak 4.730 kasus, capaian 59,02 . Dari data tersebut diatas, terjadi kenaikan jumlah tindak pidana sebanyak 873 kasus atau 12,09 , sedangkan untuk penyelesaian tindak pidana mengalami kenaikan sebanyak 443 kasus atau 10,33 . Jenis kejahatan konvensional yang menonjol yang perlu penanganan serius di wilayah hukum Polda NTB dan Polres jajaran yaitu kasus 3 CR Curat, Curas dan Curanmor sebagai berikut: 1 Curanmor Menempati ranking teratas dengan jumlah tindak pidana pada tahun 2016 sebanyak 1.808 kasus, penyelesaian tindak pidana 215 kasus, capaian 11,89 . 2 Curat Pencurian Berat Menempati ranking kedua dengan jumlah tindak pidana pada tahun 2016 sebanyak 882 kasus, penyelesaian tindak pidana 267 kasus, capaian 30,27 . 3 Pencurian Biasa Menempati ranking ketiga dengan jumlah tindak pidana pada tahun 2016 sebanyak 522 kasus, penyelesaian tindak pidana 245 kasus, capaian 46,93 . Kegiatan yang dilaksanakan dalam pengungkapan dan penyelesaian tindak pidana konvensional untuk mencapai target yakni: 1 Pembagian tugas dalam melaksanakan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana; 2 Pendataan tunggakan kasus yang harus segera diselesaikan; 3 Pengawasan terhadap rencana dan pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan perkara tahun berjalan; 4 Meningkatkan kegiatan gelar perkara dalam rangka penyelesaian perkara; 5 Meningkatkan... LKIP Polda NTB Tahun 2016 | 5 Meningkatkan kegiatan analisa dan evaluasi serta pengawasan pengendalian penyidikan secara mingguan, bulanan dan tahunan; 6 Terdukungnya peralatan yang berbasis IT dalam mengungkap tindak pidana; Hambatan dalam penanganan kasus diantaranya: 1 Jumlah perkara tidak sebanding dengan jumlah penyidik; 2 Penyidik yang sedang menangani perkara masih dibebani tugas-tugas lain seperti rapat, mengajar, sebagai narasumber dan piket; 3 Tidak adanya persamaan persepsi dengan JPU sehingga mengakibatkan berkas perkara dikembalikan berulang kali; 4 Pelakutersangka berada di luar negeri atau menjadi DPO daftar pencarian orang. Upaya yang dilakukan antara lain: 1 Meningkatkan kuantitas dan kualitas penyelidikan dan penyidikan dengan mengacu kepada aspek integritas seperti mental kepribadian, kejujuran, kearifan dan untuk aspek profesionalisme skiil, knowledge, attitude untuk menjamin rasa keadilan masyarakat, kepastian hukum dan kemanfaatan bagi kehidupan masyarakat dengan mempedomani PP No. 58 tahun 2010 dan Peraturan Kapolri tentang rekruitmen penyidik Polri; 2 Pemberdayaan laboratorium forensik, cyber lab, INAFIS, psikologi forensik dan kedokteran forensik untuk mendukung pengungkapan kejahatan melalui pembuktian ilmiah; 3 Meningkatkan pengungkapan kasus-kasus menonjol yang meresahkan masyarakat; 4 Penempatan kring serse oleh jajaran fungsi Reskrim dan Narkoba ditempat-tempat rawan terjadi tindak pidana untuk mengurangi angka kriminalitas yang meresahkan masyarakat. Kendala dan hambatan yang masih dihadapi dalam mencegah kenaikan jumlah tindak pidana yaitu: 1 Tingkat ekonomi masyarakat masih rendah; 2 Kurangnya lapangan pekerjaan yang mengakibatkan banyaknya pengangguran yang menyebabkan para pelaku melakukan tindak pidana; 3 Masih... LKIP Polda NTB Tahun 2016 | 3 Masih banyak masyarakat yang berpendidikan rendah sehingga belum sadar hukum; 4 Masih kurangnya personil di lapangan sehingga tidak bisa mencegah secara merata terutama tempat-tempat rawan terjadinya kriminalitas. Upaya Polda NTB dalam mencegah terjadinya tindak pidana yaitu: 1 Dengan memperbanyak patroli dan menempatkan anggota di zona- zona yang diperkirakan rawan terjadi tindak pidana; 2 Melaksanakan pembinaan terhadap masyarakat agar bersama-sama menjaga keamanan di daerah masing-masing guna mencegah terjadinya tindak pidana; 3 Menjalin sinergitas dengan penegak hukum lainnya diantaranya dengan jaksa penuntut umum dan pengadilan, dimaksudkan agar pemberkasan kasus dapat diselesaikan secara cepat dan tepat sehingga tersangka serta barang bukti dapat segera dilimpahkan ke jaksa penuntut umum, guna meningkatkan kinerja fungsi Reserse; 4 Polda NTB juga memberikan asistensi kepada Polres jajaran yang mengalami kesulitan dalam menangani kasus terutama kasus besar yang menjadi sorotan publik; 5 Polda NTB senantiasa memberikan back-up kepada satuan wilayah agar kasus dapat terselesaikan secara cepat dan transparan; 6 Pemberian penghargaan reward kepada anggota yang berprestasi dalam pengungkapan dan penanganan kasus. Kejahatan Transnasional kejahatan lintas negara transnational crimes dewasa ini dipandang sebagai salah satu ancaman serius terhadap keamanan global. Pada lingkup multilateral, konsep yang dipakai adalah Transnational Organized Crimes TOC yang disesuaikan dengan instrumen hukum internasional yang telah disepakati tahun 2000 yaitu Konvensi PBB mengenai Kejahatan Lintas Negara Terorganisir United Nations Convention on Transnational Organized Crime-UNTOC. Kejahatan lintas negara memiliki karakteristik yang sangat kompleks sehingga sangat penting bagi negara-negara untuk meningkatkan kerjasama internasional untuk secara kolektif menanggulangi meningkatnya ancaman kejahatan lintas negara tersebut. Konvensi… LKIP Polda NTB Tahun 2016 | Konvensi PBB mengenai Kejahatan Lintas Negara Terorganisir United Nations Convention on Transnational Organized Crime-UNTOC yang telah diratifikasi Indonesia dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pengesahan United Nations Convention Against Transnational Organized Crime Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Menentang Tindak Pidana Transnasional yang Terorganisasi menyebutkan sejumlah kejahatan yang termasuk dalam kategori kejahatan lintas negara terorganisir, yaitu pencucian uang, korupsi, perdagangan gelap tanaman dan satwa liar yang dilindungi, kejahatan terhadap benda seni budaya cultural property, perdagangan manusia, penyelundupan migran serta produksi dan perdagangan gelap senjata api. Konvensi juga mengakui keterkaitan yang erat antara kejahatan lintas negara terorganisir dengan kejahatan terorisme, meskipun karakteristiknya sangat berbeda. Meskipun kejahatan perdagangan gelap narkoba tidak dirujuk dalam Konvensi, kejahatan ini masuk kategori kejahatan lintas negara terorganisir dan bahkan sudah diatur jauh lebih lengkap dalam tiga Konvensi terkait narkoba sebelum disepakatinya UNTOC. Perkembangan kualitas tindak pidana atau kejahatan menunjukan bahwa batas-batas teritorial antara satu negara dan negara lain di dunia, baik dalam satu kawasan maupun berbeda kawasan sudah semakin menghilang. Pada dewasa ini, hampir dapat dipastikan bahwa semua jenis atau bentuk kejahatan tidak dapat lagi hanya dipandang sebagai yuridiksi kriminal suatu negara, akan tetapi sering diklaim termasuk yuridiksi kriminal lebih dari satu atau dua negara, sehingga dalam perkembangannya kemudian telah menimbulkan masalah konflik yuridiksi yang sangat mengganggu hubungan internasional antarnegara yang berkepentingan di dalam kasus tindak pidana tertentu yang bersifat lintas batas teritorial. Ada sejumlah asumsi tentang kejahatan transnasional, terutama: 1 Kejahatan transnasional pada dasarnya merupakan suatu fenomena baru yang muncul pada 1990-an; 2 Untuk sebagian besar terhubung dengan skala besar organisasi kriminal yang sering memiliki latar belakang etnis tertentu; 3 Secara teratur bekerja bersama-sama dengan organisasi kriminal di negara lain; 4 Kejahatan… LKIP Polda NTB Tahun 2016 | 4 Kejahatan transnasional terutama disebabkan oleh proses globalisasi selama tiga dekade terakhir dan; 5 Merembes ke dalam bisnis yang sah dan pemerintah. Tabel 3.40. Data Pengungkapan dan Penyelesaian Kasus-kasus Tindak Pidana Transnasional Satker dan Polres Jajaran No Satker 2013 2014 2015 2016 JTP PTP JTP PTP JTP PTP JTP PTP 1 Dit Reskrimum - - - - - - 1 2 2 Dit Resnarkoba 45 45 93 93 89 72 97 87 Dit Reskrimsus - - - - 27 19 32 16 3 Polres Mataram 31 26 35 26 37 27 28 19 4 Polres Lombok Barat 20 15 22 22 26 26 16 16 5 Polres Lombok Tengah 6 5 22 22 24 24 11 11 6 Polres Lombok Timur - - 18 18 13 7 29 23 7 Polres Sumbawa 12 12 15 15 12 9 7 1 8 Polres Sumbawa Barat 6 6 7 7 5 5 14 13 9 Polres Dompu 8 8 5 5 4 3 15 9 10 Polres Bima Kota 31 31 21 21 22 19 28 17 11 Polres Bima - - 4 4 11 11 2 - Jumlah 159 148 242 233 270 222 280 214 Prosentase 93,08 96,28 82,22 76,43 Grafik 3.24. Data Pengungkapan dan Penyelesaian Kasus-kasus Tindak Pidana Transnasional Tabel 3.41. Data… - 50 100 150 200 250 300 2013 2014 2015 2016 159 242 270 280 148 233 222 214 JTP PTP LKIP Polda NTB Tahun 2016 | Tabel 3.41. Data Kejahatan Tindak Pidana Transnasional Tahun 2016 No Jenis Kejahatan 2015 2016 JTP PTP Capaian JTP PTP Capaian 1 Narkoba 238 199 83,61 242 191 78,93 2 Money Laundring - - - 1 - 3 Terorisme - - - - - - 4 Trafficking In Person - - - 2 - 5 Cyber Crime 12 10 83,33 19 12 63,16 6 Lundup Senpi 1 - 2 - 7 Perbankan 3 1 33,33 5 4 80,00 8 KetenagakerjaanTKI 15 11 73,33 9 7 77,78 9 Kejahatan Transnasional Lain 1 1 100 - - - Jumlah 270 222 82,22 280 214 76,43 Grafik 3.25. Data Pengungkapan dan Penyelesaian Kasus Tindak Pidana Transnasional Menurut Jenisnya Tahun 2016 Jenis kejahatan transnasional yang menonjol di Polda NTB sebagai berikut: a Narkoba Pada tahun 2016 jumlah tindak pidana sebanyak 242 kasus dan penyelesaian tindak pidana sebanyak 191 kasus, capaian 78,93 . Pada... - 50 100 150 200 250 Narkoba Money Laundring Terorisme Traficking In Person Cyber Crime Lundup Senpi Perbankan Ketenagakerjaan TKI Kejahatan Transnasional lainnya 242 1 - 2 19 2 5 9 - 191 - - - 12 - 4 7 - PTP JTP LKIP Polda NTB Tahun 2016 | Pada Tahun 2015 jumlah tindak pidana sebanyak 238 kasus dan penyelesaian tindak pidana sebanyak 199 kasus, capaian 83,61 . Dapat dilihat dari jumlah kasus pada tahun 2016 mengalami kenaikan sebanyak 4 kasus 1,68 sedangkan untuk penyelesaian kasus mengalami penurunan sebanyak 8 kasus 4,02 . b Cyber Crime Pada tahun 2016 jumlah tindak pidana sebanyak 19 kasus dan penyelesaian tindak pidana sebanyak 12 kasus, capaian 63,16 . Pada Tahun 2015 jumlah tindak pidana sebanyak 12 kasus dan penyelesaian tindak pidana sebanyak 10 kasus, capaian 83,33 . Dapat dilihat dari jumlah kasus pada tahun 2016 mengalami kenaikan sebanyak 7 kasus 58,33 sedangkan untuk penyelesaian kasus tetap sebanyak 12 kasus. c KetenagakerjaanTKI Pada tahun 2016 jumlah tindak pidana 9 kasus dan penyelesaian tindak pidana 7 kasus, capaian 77,78 . Sedangkan pada Tahun 2015 jumlah tindak pidana sebanyak 15 kasus dan penyelesaian tindak pidana sebanyak 11 kasus, capaian 73,33 . Dapat dilihat dari jumlah kasus pada tahun 2016 mengalami penurunan sebanyak 6 kasus 40 sedangkan untuk penyelesaian kasus mengalami penurunan sebanyak 4 kasus 36,36 . Kegiatan yang dilaksanakan dalam pengungkapan dan penyelesaian tindak pidana transnasional yakni: 1 Meningkatkan koordinasi antara penyidik dengan lembagainstansi terkait; 2 Melaksanakan koordinasi dengan JPU dalam rangka menyamakan persepsi terhadap perkara yang ditangani; 3 Lidik menggunakan sarana IT yang modern; Hambatan dalam dalam pengungkapan dan penyelesaian tindak pidana transnasional diantaranya: 1 Keterbatasan jumlah penyidik; 2 Kurangnya pendidikan dan ketrampilan penyidik; 3 Penyidik juga dilibatkan dalam tugas lain di luar penyidikan administrasi umum, koordinasi non penyidikan, narasumber, dll; 4 Kejahatan… LKIP Polda NTB Tahun 2016 | 4 Kejahatan terorisme memerlukan kerjasama dan koordinasi dengan instansibadanlembaga penegak hukum di luar negeri yang memiliki sistem hukum yang berbeda; Tabel 3.42. Data Pengungkapan dan Penyelesaian Kasus-kasus Tindak Pidana Terhadap Kekayaan Negara No Satker 2013 2014 2015 2016 JTP PTP JTP PTP JTP PTP JTP PTP 1 Dit Reskrimsus - - - - 39 18 47 17 2 Dit Polair - - - - 4 4 20 17 3 Polres Mataram - - 6 2 11 5 2 2 4 Polres Lombok Barat 18 21 16 16 10 10 4 4 5 Polres Lombok Tengah - - - - 9 6 2 2 6 Polres Lombok Timur 8 5 10 4 7 7 12 6 7 Polres Sumbawa - - - - 5 3 3 3 8 Polres Sumbawa Barat 7 5 1 1 10 7 11 3 9 Polres Dompu - - - - 11 11 7 7 10 Polres Bima Kota - - - - 12 7 11 1 11 Polres Bima 6 5 3 2 3 2 7 4- Jumlah 39 36 36 25 121 80 126 66 Prosentase 92,31 69,44 66,12 52,38 Grafik 3.26. Data Pengungkapan dan Penyelesaian Kasus-kasus Tindak Pidana Terhadap Kekayaan Negara Tabel 3.43. Data … JTP PTP - 20 40 60 80 100 120 140 2013 2014 2015 2016 39 36 121 126 36 25 80 66 JTP PTP LKIP Polda NTB Tahun 2016 | Tabel 3.43. Data Kejahatan Tindak Pidana Transnasional Tahun 2016 No Jenis Kejahatan 2015 2016 JTP PTP Capaian JTP PTP Capaian 1 Korupsi 28 17 60,71 23 9 39,13 2 Illegal Logging 31 26 83,87 16 11 68,75 3 Illegal Fishing 8 6 75,00 30 22 73,33 4 Illegal Mining 4 - 8 2 25,00 5 Lingkungan Hidup 5 5 100 2 - 6 Fiskal - - - - 7 HAKI 15 2 13,33 16 5 31,25 8 Pertambangan 1 1 100 1 1 100 9 BBM 27 21 77,78 17 7 41,18 10 Penyelundupan - - 3 - 11 Kejahatan Terhadap Kekayaan Negara lainnya 2 2 100 10 9 90,00 Jumlah 121 80 66,12 126 66 52,83 Grafik 3. 27. Data Pengungkapan dan Penyelesaian Kasus-kasus Tindak Pidana Terhadap Kekayaan Negara Menurut Jenisnya Tahun 2016 Jenis... - 5 10 15 20 25 30 23 16 30 8 2 - 16 1 17 3 10 9 11 22 2 - - 5 1 7 - 9 JTP PTP LKIP Polda NTB Tahun 2016 | Jenis kejahatan terhadap kekayaan negara dengan jumlah tindak pidana tertinggi sebagai berikut: a Illegal Fishing Pada tahun 2016 jumlah tindak pidana sebanyak 30 kasus dan penyelesaian tindak pidana sebanyak 22 kasus, capaian 73,33 . Tahun 2015 jumlah tindak pidana sebanyak 8 kasus dan penyelesaian tindak pidana sebanyak 6 kasus, capaian 75 . Dibandingkan jumlah kasus pada tahun 2016 mengalami kenaikan sebanyak 24 kasus 300 sedangkan untuk penyelesaian kasus mengalami kenaikan sebanyak 16 kasus 366,67 . b Korupsi Tahun 2016 jumlah tindak pidana sebanyak 23 kasus dan penyelesaian tindak pidana sebanyak 9 kasus, capaian 39,13 . Tahun 2015 jumlah tindak pidana sebanyak 28 kasus dan penyelesaian tindak pidana sebanyak 17 kasus, capaian 60,71 . Dibandingkan jumlah kasus pada tahun 2016 mengalami penurunan sebanyak 5 kasus 17,86 sedangkan untuk penyelesaian kasus mengalami penurunan sebanyak 8 kasus 47,06 . c BBM Tahun 2016 jumlah tindak pidana sebanyak 17 kasus dan penyelesaian tindak pidana sebanyak 7 kasus, capaian 41,18 . Tahun 2015 jumlah tindak pidana sebanyak 27 kasus dan penyelesaian tindak pidana sebanyak 21 kasus, capaian 77,78 . dibandingkan jumlah kasus pada tahun 2016 mengalami penurunan sebanyak 10 kasus 37,04 sedangkan untuk penyelesaian kasus mengalami penurunan sebanyak 14 kasus 33,33 . Penanggulangan kejahatan terhadap kekayaan negara dapat ditempuh dengan cara: 1 Penerapan hukum pidana criminal law application yang lebih berat sehingga menimbulkan efek jera; 2 Pencegahan tanpa pidana prevention without punishment dengan cara melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat; 3 Mempengaruhi pandangan masyarakat mengenai kejahatan dan pidana kejahatan lewat media massa. b. Persentase… LKIP Polda NTB Tahun 2016 |

b. Persentase penurunan gangguan keamanan pada jalur aktifitas