lkip polda ntb tahun 2016
DAERAH NUSA TENGGARA BARAT
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
POLDA NTB
TAHUN 2016
(2)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan Laporan Kinerja Tahun 2016 dalam rangka memenuhi kewajiban sebagaimana diamanahkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tanggal 21 April 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tanggal 20 November 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Kapolri Nomor 6 Tahun 2015 tanggal 9 Juni 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Kapolri Nomor 11 tahun 2012 tentang Penyusunan Penetapan Kinerja di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2015 tanggal 24 Juni 2015 tentang Perubahan atas Perkap Nomor 20 Tahun 2012 tentang Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Polri.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Polda NTB tahun 2016 ini merupakan wujud dan pertanggungjawaban atas kinerja, pencapaian tujuan dan sasaran strategis Polda NTB. LKIP Polda NTB tahun 2016 dapat terselesaikan dengan baik sesuai apa yang direncanakan dan tepat waktu. LKIP ini disusun sebagai bahan evaluasi dalam pelaksanaan program, kegiatan, sasaran, tujuan dan indikator keberhasilan dan kegagalan dalam pengukuran pencapaian sasaran dan pengukuran kinerja yang selaras guna menyampaikan pertanggungjawaban kinerja Polda NTB selama Tahun 2016.
Laporan kinerja ini disusun mengacu pada indikator yang telah ditetapkan dalam Renstra Tahun 2015 - 2019, serta berdasarkan prinsip transparansi dan akuntabilitas, agar masyarakat dan berbagai pihak yang berkepentingan dapat memperoleh gambaran tentang kinerja Polda NTB pada tahun 2016.
Disadari bahwa dalam penyusunan LKIP Polda NTB Tahun 2016 ini masih terdapat banyak kekurangan, namun demikian untuk menyempurnakan penyusunan LKIP pada tahun-tahun berikutnya, dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang ada kami mengharapkan masukan dan saran guna perbaikan, baik dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi maupun dalam penyusunan LKIP dimasa mendatang.
(3)
Demikian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Polda NTB tahun 2016 ini dibuat sebagai pertanggungjawaban kinerja dan anggaran, sehingga dapat menentukan arah kebijakan Pimpinan serta menjadi acuan kinerja untuk meningkatkan prestasinya di tahun berikutnya.
Mataram, 23 Februari 2017 KEPALA KEPOLISIAN DAERAH NTB
Drs. FIRLI, M.Si.
(4)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar... i
Daftar Isi... iii
Daftar Tabel... v
Daftar Grafik... ix
Daftar Gambar... xii
Pernyataan telah di reviu... xiii
BAB I. PENDAHULUAN... 1
A. Umum... 1
1. Maksud dan Tujuan……….……… 2
2. Kedudukan, Tugas dan Fungsi……….…… 2
3. Struktur Organisasi……….………. 4
B. Permasalahan Utama (strategic issued) Polda NTB... 6
1. Analisa SWOT……….. 6
2. Permasalahan Utama………..… 11
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA... 14
A. Rencana Strategis Polda NTB... 14
1. Visi Polda NTB…….……….……… 15
2. Misi Polda NTB ……….…… 16
3. Tujuan Polda NTB……….………… 17
4. Sasaran Prioritas Polda NTB……….………. 19
5. Arah Kebijakan Polda NTB……….………. 20
6. Sasaran Strategis Polda NTB………. 22
B. Perjanjian Kinerja Polda NTB... 26
(5)
LKIP Polda NTB Tahun 2016 |
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA... 30
A. Capaian Kinerja Organisasi... 30
1. Sasaran Strategis I... 36
2. Sasaran Strategis II... 50
3. Sasaran Strategis III... 52
4. Sasaran Strategis IV... 57
5. Sasaran Strategis V... 69
6. Sasaran Strategis VI... 87
7. Sasaran Strategis VII... 89
B. Realisasi Anggaran... 96
BAB IV. PENUTUP... 108
A. Kesimpulan... 108
B. Langkah yang Akan Dilakukan untuk Meningkatkan Kinerja ……… 109 Lampiran-lampiran
1. Perjanjian Kinerja Polda NTB Tahun 2016 2. Pengukuran Kinerja Polda NTB Tahun 2016 3. Penghargaan yang Diterima Polda NTB
(6)
v
LKIP Polda NTB Tahun 2016 | DAFTAR TABEL
TABEL 2.1. Perjanjian Kinerja Polda NTB Tahun 2016 ……… 28 TABEL 3.1. Capaian Indikator Kinerja Utama Polda NTB T.A. 2016……….. 33 TABEL 3.2. Capaian Sasaran Strategis I Indikator Kinerja Utama a.……….. 36 TABEL 3.3. Data Produk Intelijen yang dapat digerakkan oleh pimpinan dalam
Giat Lintas Sektoral.………...…… 36 TABEL 3.4. Capaian Sasaran Strategis I Indikator Kinerja Utama b.……….. 38 TABEL 3.5. Data Produk Intelijen yang Dapat Digunakan oleh Fungsi
Kepolisian Lainnya dalam Rangka Harkamtibmas ………... 38
TABEL 3.6. Capaian Sasaran Strategis I Indikator Kinerja Utama c.……….. 41 TABEL 3.7. Data Polres yang Dapat Menurunkan Potensi Gangguan
Keamanan dan Ketertiban di Wilayah.……… 42
TABEL 3.8. Capaian Sasaran Strategis I Indikator Kinerja Utama d.……….. 43 TABEL 3.9. Data Jumlah Kegiatan dalam Rangka Penyelidikan, Pengamanan
dan Penggalangan Intelijen.………. 43
TABEL 3.10. Capaian Sasaran Strategis I Indikator Kinerja Utama e.……….. 47 TABEL 3.11. Data Jumlah Perijinan dalam Bidang Administrasi Kegiatan
Masyarakat/STTP Satker Polda dan Jajaran.……… 47 TABEL 3.12. Capaian Sasaran Strategis I Indikator Kinerj Utama f ….……… 48 TABEL 3.13. Data Jumlah Penerbitan SKCK Satker Polda dan Jajaran.…………. 48 TABEL 3.14. Capaian Sasaran Strategis II Indikator Kinerja Utama a.……….…… 50 TABEL 3.15. Data MoU Polda NTB dengan Instansi Terkait.………. 51 TABEL 3.16. Capaian Sasaran Strategis III Indikator Kinerja Utama a.……… 52 TABEL 3.17. Data Jumlah Komunitas Masyarakat dalam Menciptakan Iklim
Keamanan.………... 52
TABEL 3.18. Capaian Sasaran Strategis III Indikator Kinerja Utama b.……… 53
(7)
LKIP Polda NTB Tahun 2016 | TABEL 3.19. Data Jumlah Bhabinkamtibmas ………... 54 TABEL 3.20. Capaian Sasaran Strategis III Indikator Kinerja Utama c………. 56 TABEL 3.21. Data Ratio Anggota Polri dan Penduduk.……… 56 TABEL 3.22. Capaian Sasaran Strategis IV Indikator Kinerja Utama a.…………... 57 TABEL 3.23. Data Laka Lantas..………..………… 58 TABEL 3.24. Capaian Sasaran Strategis IV Indikator Kinerja Utama b.…………... 59 TABEL 3.25. Data Tingkat Fatalitas Korban Laka Lantas ……….. 60 TABEL 3.26. Capaian Sasaran Strategis IV Indikator Kinerja Utama c.……… 60 TABEL 3.27. Data Jumlah Pelanggaran Terhadap 5 Jenis Pelanggaran Lalu
Lintas ……… 61
TABEL 3.28. Capaian Sasaran Strategis IV Indikator Kinerja Utama d.…………... 62 TABEL 3.29. Data Penurunan Wilayah Konflik Sosial ………. 62 TABEL 3.30. Capaian Sasaran Strategis IV Indikator Kinerja Utama e.…………... 63 TABEL 3.31. Data Komplain/Pengaduan Masyarakat terhadap Pelayanan Polri.. 63 TABEL 3.32. Capaian Sasaran Strategis IV Indikator Kinerja Utama f.……… 65 TABEL 3.33. Data Penerbitan SIM, STNK, BPKB dan Penggunaan TMC ……….. 65 TABEL 3.34. Capaian Sasaran Strategis IV Indikator Kinerja Utama g.…………... 67 TABEL 3.35. Data Kegiatan Patroli yang Dilaksanakan dalam Menekan
Terjadinya Gangguan Kamtibmas………...……. 68
TABEL 3.36. Capaian Sasaran Strategis V Indikator Kinerja Utama a.……… 69 TABEL 3.37. Data Pengungkapan dan Penyelesaian Kasus-kasus Tindak
Pidana……...……… 69
TABEL 3.38. Data Pengungkapan dan Penyelesaian Kasus-kasus Tindak
Pidana Konvensional ……….……… 70
TABEL 3.39. Data Kejahatan Tindak Pidana Konvensional Tahun 2016………… 71 TABEL 3.40. Data Pengungkapan dan Penyelesaian Kasus-kasus Tindak
Pidana Transnasional Satker dan Polres Jajaran ……… 76
(8)
vii
LKIP Polda NTB Tahun 2016 | TABEL 3.41. Data Kejahatan Tindak Pidana Transnasional Tahun 2016……….. 77 TABEL 3.42. Data Pengungkapan dan Penyelesaian Kasus-kasus Tindak
Pidana Terhadap Kekayaan Negara ………..………
79
TABEL 3.43. Data Kejahatan Tindak Pidana Transnasional Tahun 2016……... 80 TABEL 3.44. Capaian Sasaran Strategis V Indikator Kinerja Utama b.……… 82 TABEL 3.45. Capaian Sasaran Strategis V Indikator Kinerja Utama c.………. 82 TABEL 3.46. Data Penyelesaian Tindak Pidana yang Berimplikasi Kontijensi per
Satker dan Satwil ………... 82
TABEL 3.47. Data Penyelesaian Tindak Pidana yang Berimplikasi Kontijensi
Menurut Jenisnya.………... 83
TABEL 3.48. Capaian Sasaran Strategis V Indikator Kinerja Utama d.……… 84 TABEL 3.49. Data Penyampaian Surat Pemberitahuan perkembangan Hasil
Penyidikan (SP2HP)………... 85 TABEL 3.50. Capaian Sasaran Strategis VI Indikator Kinerja Utama a………….... 87 TABEL 3.51. Data Laporan Kamdagri Kewilayahan ……… 87 TABEL 3.52. Capaian Sasaran Strategis VI Indikator Kinerja Utama b……… 88 TABEL 3.53. Data Kegiatan Latihan dalam Penanggulangan Kamdagri………….. 88 TABEL 3.54. Capaian Sasaran Strategis VII Indikator Kinerja Utama a... 89 TABEL 3.55. Capaian Sasaran Strategis VII Indikator Kinerja Utama b.……..…… 90 TABEL 3.56. Data Perkara Pidana Anggota ………. 90 TABEL 3.57. Capaian Sasaran Strategis VII Indikator Kinerja Utama c.………….. 91 TABEL 3.58. Data Bantuan dan Nasehat Hukum Praperadilan ……… 91 TABEL 3.59. Capaian Sasaran Strategis VII Indikator Kinerja Utama d.………….. 92 TABEL 3.60. Data Pemberian Saran dan Pendapat Hukum ……….. 92 TABEL 3.61. Capaian Sasaran Strategis VII Indikator Kinerja Utama e.………… 93 TABEL 3.62. Data Supervisi dan Monitoring ………. 94
(9)
LKIP Polda NTB Tahun 2016 |
TABEL 3.63. Capaian Sasaran Strategis VII Indikator Kinerja Utama f.…………... 95
TABEL 3.64. Data Penyuluhan/Sosialisasi Hukum ……….. 95
TABEL 3.65. Realisasi Anggaran Per Belanja T.A. 2016……… 96
TABEL 3.66. Realisasi Anggaran Per Program T.A.2016 ……….. 97
TABEL 3.67. Realisasi Anggaran Per Satker T.A.2016 ……….. 98
TABEL 3.68. Laporan Dana Kapitasi BPJS T.A.2016 ………. 99
TABEL 3.69. Laporan Dukgar Ops Kontijensi (Bersyarat) T.A.2016 ……… 99
TABEL 3.70. Laporan Dukgar Jaldis Mutasi T.A.2016 ……… 99
TABEL 3.71. Laporan Penerimaan dan Penyetoran PNBP T.A. 2016 ……… 100 TABEL 3.72. Analisa dan Evaluasi Serap Anggaran Belanja Barang T.A. 2016…. 100
(10)
ix
LKIP Polda NTB Tahun 2016 | DAFTAR GRAFIK
GRAFIK 1.1. Anggota Polri Polda NTB Berdasarkan Pangkat ……… 7 GRAFIK 1.2. Anggota PNS Polda NTB Berdasarkan Pangkat ……… 7 GRAFIK 3.1. Data Produk Intelijen yang dapat digerakkan oleh pimpinan dalam
Giat Lintas Sektoral………...… 36 GRAFIK 3.2. Data Produk Intelijen yang Dapat Digunakan oleh Fungsi
Kepolisian Lainnya dalam Rangka Harkamtibmas ……… 39
GRAFIK 3.3. Data Produk Intelijen Tahun 2015 dan Tahun 2016 ……… 39 GRAFIK 3.4. Data Polres yang Dapat Menurunkan Potensi Gangguan
Keamanan dan Ketertiban di Wilayah.……… 42
GRAFIK 3.5. Data Potensi Gangguan Keamanan dan Ketertiban di Wilayah
yang Dapat Diatasi……… 42
GRAFIK 3.6. Data Jumlah Kegiatan dalam Rangka Penyelidikan, Pengamanan
dan Penggalangan Intelijen.……… 44
GRAFIK 3.7. Data Jumlah Kegiatan dalam Rangka Penyelidikan, Pengamanan
dan Penggalangan Intelijen Satker Jajaran……… 44 GRAFIK 3.8. Data Jumlah Perijinan dalam Bidang Administrasi Kegiatan
Masyarakat/STTP Satker Polda dan Jajaran.……..………..……….. 47 GRAFIK 3.9. Data Jumlah Penerbitan SKCK Satker Polda dan Jajaran.………… 48 GRAFIK 3.10. Data Jumlah Komunitas Masyarakat dalam Menciptakan Iklim
Keamanan.……….………… 53
GRAFIK 3.11. Data Jumlah Bhabinkamtibmas di Desa/Kelurahan Tahun 2015
dan 2016……… 54
GRAFIK 3.12. Data Laka Lantas..………..……….. 58 GRAFIK 3.13. Data Tingkat Fatalitas Korban Laka Lantas ……… 60 GRAFIK 3.14. Data Jumlah Pelanggaran Terhadap 5 Jenis Pelanggaran Lalu
Lintas ……….. 61
(11)
LKIP Polda NTB Tahun 2016 | GRAFIK 3.15. Data Penurunan Wilayah Konflik Sosial ………..… 62 GRAFIK 3.16. Data Komplain/Pengaduan Masyarakat terhadap Pelayanan Polri.. 64 GRAFIK 3.17. Data Penerbitan SIM, STNK, BPKB dan Penggunaan TMC ……… 66 GRAFIK 3.18. Data Penerbitan SIM………....……… 66 GRAFIK 3.19. Data Penerbitan STNK………....……… 66 GRAFIK 3.20. Data Penerbitan BPKB……….……… 67 GRAFIK 3.21. Prosentase Kegiatan Patroli yang Dilaksanakan dalam Menekan
Terjadinya Gangguan Kamtibmas………...….. 68
GRAFIK 3.22. Data Pengungkapan dan Penyelesaian Kasus-kasus Tindak
Pidana Konvensional ……….……… 70
GRAFIK 3.23. Data Pengungkapan dan Penyelesaian Kasus-kasus TP
Konvensional Menurut Jenis Kejahatan Tahun 2016.……… 71 GRAFIK 3.24. Data Pengungkapan dan Penyelesaian Kasus-kasus Tindak
Pidana Transnasional………..……… 76
GRAFIK 3.25. Data Pengungkapan dan Penyelesaian Kasus-kasus Tindak
Pidana Transnasional Menurut Jenisnya Tahun 2016……… 77
GRAFIK 3.26. Data Pengungkapan dan Penyelesaian Kasus-kasus Tindak
Pidana Terhadap Kekayaan Negara ………..…… 79 GRAFIK 3.27. Data Pengungkapan dan Penyelesaian Kasus-kasus Tindak
Pidana Terhadap Kekayaan Negara Menurut Jenisnya Tahun
2016………. 80
GRAFIK 3.28. Data Penyelesaian Tindak Pidana yang Berimplikasi Kontijensi per
Satker dan Satwil...………... 83 GRAFIK 3.29. Data Penyelesaian Tindak Pidana yang Berimplikasi Kontijensi per
Satker dan Satwil Tahun 2016………... 84
GRAFIK 3.30. Data Penyelesaian Tindak Pidana yang Berimplikasi Kontijensi per
Jenis Kejahatan Tahun 2016………...………... 84
(12)
xi
LKIP Polda NTB Tahun 2016 | GRAFIK 3.31. Data Penyampaian Surat Pemberitahuan perkembangan Hasil
Penyidikan (SP2HP)………. 85
GRAFIK 3.32. Data Penyampaian Surat Pemberitahuan perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) Satker dan Jajaran………. 86
GRAFIK 3.33. Data Laporan Kamdagri Kewilayahan ………. 88
GRAFIK 3.34. Data Kegiatan Latihan dalam Penanggulangan Kamdagri………… 89
GRAFIK 3.35. Data Gelar Perkara………... 89
GRAFIK 3.36. Data Perkara Pidana Anggota……… 90
GRAFIK 3.37. Data Bantuan dan Nasehat Hukum Praperadilan……...……… 91
GRAFIK 3.38. Data Pemberian Saran dan Pendapat Hukum………. 92
GRAFIK 3.39. Data Supervisi dan Monitoring……… 94
GRAFIK 3.40. Data Penyuluhan/Sosialisasi Hukum……….……… 95
GRAFIK 3.41. Data Realisasi Anggaran Per Belanja T.A. 2016………. 96
GRAFIK 3.42. Data Pagu, Pagu Revisi dan Realisasi Anggaran T.A. 2016………. 96
(13)
LKIP Polda NTB Tahun 2016 | DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1.1. Bagan Struktur Organisasi Polda NTB…………. ……… 6 GAMBAR 3.1. Kegiatan dalam Rangka Penyelidikan, Pengamanan dan
Penggalangan Intelijen……….……… 44
GAMBAR 3.2. Kegiatan Pelayanan SKCK………..………...… 49 GAMBAR 3.3. Kegiatan Penandatanganan MoU Polda NTB dengan Instansi
Terkait……….……… 51
GAMBAR 3.4. Kegiatan Bhabinkamtibmas……….……… 55
(14)
xiii
PERNYATAAN TELAH DIREVIU
UNIT KERJA POLDA NUSA TENGGARA BARAT TAHUN ANGGARAN 2016
Kami telah mereviu Laporan Kinerja Unit Kerja Polda Nusa Tenggara Barat untuk Tahun Anggaran 2016 sesuai pedoman reviu atas laporan kinerja. Substansi informasi yang dimuat dalam laporan kinerja menjadi tanggung jawab manajemen Polri.
Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas laporan kinerja telah disajikan secara akurat, andal, dan valid.
Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat kondisi atau hal-hal yang menimbulkan perbedaan dalam meyakini keandalan informasi yang disajikan di dalam laporan kinerja ini.
Mataram, Februari 2017 IRWASDA POLDA NTB
Drs. ISMAIL BAFADAL, S.H., M.H. KOMBES POL NRP 63020732
(15)
DAERAH NUSA TENGGARA BARAT
BAB I PENDAHULUAN
A. Umum
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Perkap Nomor 22 Tahun 2010 tanggal 28 September 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian Daerah, Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat Polri adalah alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri. Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat yang merupakan bagian dari Polri, adalah pelaksana tugas dan wewenang Polri di wilayah provinsi yang berada di bawah Kapolri.
Sebagai suatu instansi pemerintah, Polda NTB harus menyusun Pertanggungjawaban Kinerja Polda NTB atas pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan padanya atas penggunaan anggaran. Pertanggungjawaban Kinerja ini dilaksanakan sesuai dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang disingkat SAKIP, adalah rangkaian sistematik dari berbagai aktifitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah.
Penyusunan pertanggungjawaban kinerja ini didasarkan pada:
1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tanggal 21 April 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
2. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tanggal 20 November 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;
(16)
2
3. Peraturan Kapolri Nomor 6 Tahun 2015 tanggal 9 Juni 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Kapolri Nomor 11 tahun 2012 tentang Penyusunan Penetapan Kinerja di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia;
4. Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2015 tanggal 24 Juni 2015 tentang Perubahan atas Perkap Nomor 20 Tahun 2012 tentang Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Polri.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Polda NTB Tahun 2016 merupakan bentuk akuntabilitas pencapaian kinerja dari pelaksanaan Rencana Strategis Polda NTB Tahun 2015-2019 dan Rencana Kerja Tahunan 2016 yang telah ditetapkan melalui Perjanjian Kinerja Tahun 2016. Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Polda NTB Tahun 2016 ini pada hakekatnya merupakan kewajiban dan upaya untuk memberikan penjelasan mengenai akuntabilitas terhadap kinerja yang telah dilakukan oleh Polda NTB selama satu tahun anggaran, tahun 2016.
1. Maksud dan Tujuan a. Maksud
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Polda NTB ini dimaksudkan sebagai wujud pertanggungjawaban Polda NTB atas pelaksanaan tugas dan fungsinya atas penggunaan anggaran selama tahun 2016.
b. Tujuan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Polda NTB ini disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi kinerja yang terukur atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai, dan sebagai bahan masukan dan pertimbangan pimpinan untuk menentukan kebijakan lebih lanjut dalam peningkatan kinerjanya.
2. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Berdasarkan Undang-Undang Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, kedudukan, tugas, fungsi, dan susunan organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat adalah sebagai berikut:
(17)
a. Kedudukan
Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Nusa Tenggara Barat disingkat Polda NTB adalah Kepolisian Daerah yang berada di bawah Kapolri.
b. Tugas
Polda NTB adalah alat Negara yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dengan lingkup tugas sebagai berikut:
1) melaksanakan fungsi Kepolisian umum baik di bidang preemtif maupun di bidang refresif;
2) melaksanakan penyelidikan, penyidikan, dan koordinasi serta pengawasan terhadap Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 dan peraturan perundang-undangan lainnya;
3) membina dan mengawasi pelaksanaan tugas fungsi Kepolisian, khusus yang diemban oleh alat/badan pemerintah yang mempunyai kewenangan Kepolisian terbatas berdasarkan undang-undang;
4) membina kemampuan dan kekuatan serta pelaksanaan fungsi penerbitan dan penyelamatan masyarakat dalam rangka mengemban sistem Kamtibmas yang bersifat swakarsa;
5) melaksanakan tugas-tugas lain yang dibebankan oleh peraturan perundang-undangan.
c. Fungsi
Fungsi Kepolisian meliputi dimensi yuridis dan sosiologis. Fungsi ini pada dasarnya adalah fungsi penegakan hukum yang melekat pada fungsi pemerintah negara dan dibentuk pula oleh pertumbuhan dan perkembangan dalam tata kehidupan masyarakat itu sendiri, yaitu:
1) Fungsi Kepolisian dalam dimensi yuridis meliputi:
a) fungsi Kepolisian umum yang dilaksanakan oleh Polda NTB sebagai lembaga pemerintahan negara;
b) fungsi Kepolisian khusus yang merupakan tugas administrasi khusus sesuai dengan undang-undang yang menjadi dasar hukumnya.
(18)
4
Fungsi Kepolisian khusus dapat dibedakan lagi atas:
(1) fungsi Kepolisian yudikatif, yakni khusus untuk mengawasi dan menegakkan tindakan-tindakan yudikatif;
(2) fungsi Kepolisian administratif, yakni khusus untuk mengawasi dan menegakkan tindakan-tindakan administratif;
2) Fungsi Kepolisian dalam dimensi sosiologis, yaitu rumusan fungsi Kepolisian yang diemban oleh badan-badan secara swakarsa dibentuk, tumbuh, dan berkembang dalam tata kehidupan masyarakat.
3. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Polda NTB mengacu pada Peraturan Kapolri Nomor 22 Tahun 2010 tanggal 28 September 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada tingkat Kepolisian Daerah.
Susunan Organisasi Kepolisian Daerah terdiri dari: a. Unsur Pimpinan meliputi:
1) Kapolda;
2) Wakil Kapolda disingkat Wakapolda;
b. Unsur Pengawas dan Pembantu Pimpinan meliputi: 1) Inspektorat Pengawasan Daerah disingkat Itwasda; 2) Biro Operasi disingkat Roops;
3) Biro Perencanaan Umum dan Anggaran disingkat Rorena; 4) Biro Sumber Daya Manusia disingkat RoSDM;
5) Biro Sarana dan Prasarana disingkat Rosarpras; 6) Bidang Profesi dan Pengamanan disingkat Bidpropam; 7) Bidang Hubungan Masyarakat disingkat Bidhumas; 8) Bidang Hukum disingkat Bidkum;
9) Bidang Teknologi Informasi Polri disingkat Bid TI Polri; 10) Staf Pribadi Pimpinan disingkat Spripim;
11) Sekretariat umum disingkat Setum; dan 12) Pelayanan Markas disingkat Yanma;
(19)
c. Unsur Pelaksana Tugas Pokok meliputi:
1) Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu disingkat SPKT; 2) Direktorat Intelijen Keamanan disingkat Ditintelkam;
3) Direktorat Reserse Kriminal Umum disingkat Ditreskrimum; 4) Direktorat Reserse Kriminal Khusus disingkat Ditreskrimsus; 5) Direktorat Reserse Narkoba disingkat Ditresnarkoba;
6) Direktorat Pembinaan Masyarakat disingkat Ditbinmas; 7) Direktorat Samapta Bhayangkara disingkat Ditsabhara; 8) Direktorat Lalu lintas disingkat Ditlantas;
9) Direktorat Pengamanan Objek Vital disingkat Ditpamobvit; 10) Direktorat Kepolisian Perairan disingkat Ditpolair;
11) Direktorat Perawatan Tahanan dan Barang Bukti disingkat Dittahti; dan
12) Satuan Brigade Mobil disingkat Satbrimob;
d. Unsur Pendukung meliputi:
1) Sekolah Polisi Negara disingkat SPN; 2) Bidang Keuangan disingkat BidKeu; dan
3) Bidang Kedokteran dan Kesehatan disingkat Biddokkes;
e. Unsur Pelaksana Tugas Kewilayahan meliputi: 1) Polres Mataram;
2) Polres Lombok Barat; 3) Polres Lombok Tengah; 4) Polres Lombok Timur; 5) Polres Sumbawa; 6) Polres Sumbawa Barat; 7) Polres Dompu;
8) Polres Bima Kota; 9) Polres Bima.
(20)
6
Gambar 1.1. Bagan Struktur Organisasi Polda NTB
B. Permasalahan Utama Polda NTB
1. Analisa SWOT
Beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan tugas Polda NTB dalam rangka melaksanakan fungsi keamanan tersebut dapat dianalisa dari faktor-faktor baik dari internal maupun eksternal melalui analisa SWOT, yaitu:
a. Kekuatan
1) Kekuatan personel Polda NTB sesuai data per 17 Januari 2017 sebanyak 9.051 orang, terdiri dari;
a) Polri 8.703 orang dengan perincian:
Pati : 1 orang
Pamen… ITWASDA
UNSUR PIMPINAN
UNSUR PENGAWAS DAN PEMBANTU PIMPINAN/PELAYANAN
UNSUR PENDUKUNG TINGKAT KEWILAYAHAN
STRUKTUR ORGANISASI POLDA TIPE B
ESELON I b ESELON II a
ESELON II b
ESELON IVa
ESELON II b
ESELON III a POLRES
ESELON II b BID PROPAM BID HUMAS BID KUM BID TI POLRI
ROOPS RO RENA RO SDM ROSARPRAS
SPRIPIM SETUM YANMA
SPKT DIT INTELKAM DITRES KRIMUM DITRES KRIMSUS DITRES NARKOBA SAT BRIMOB DIT BINMAS DIT SABHARA DIT LANTAS DIT PAMOBVIT DIT POLAIR DIT TAHTI
ESELON III a UNSUR PELAKSANA TUGAS POKOK
SPN BID
KEU
BID DOKKES
ESELON III a
KAPOLDA WAKAPOLDA
(21)
Pamen : 285 orang
Pama : 725 orang
Bintara : 7.406 orang Tamtama : 286 orang
Grafik 1.1. Anggota Polri Polda NTB Berdasarkan Pangkat
b) PNS Polri 348 orang dengan perincian: Golongan IV : 8 orang Golongan III : 118 orang Golongan II : 215 orang Golongan I : 7 orang
Grafik 1.2. Anggota PNS Polda NTB Berdasarkan Golongan Pangkat
2) Material…
1 285 725
7,406 286
Pati Pamen Pama Bintara Tamtama
8
118
215
7
Golongan IV Golongan III Golongan II Golongan I
(22)
8
2) Material dan fasilitas yang tersedia untuk melaksanakan tugas operasional meliputi:
a. Ranmor R2/R4/R6 sebanyak 1.732 unit dengan perincian: Ranmor R2 : 1.275 unit
Ranmor R4 : 340 unit Ranmor R6 : 110 unit b. Senpi dan amunisi dengan perincian:
Senpi genggam : 2.031 pucuk Senpi bahu : 2.696 pucuk Senpi gas/SMR : 19 pucuk Amunisi : 165.891 butir c. Alkom sebanyak 2.364 buah.
3) Gelar kekuatan dan lapis kemampuan tergelar mulai tingkat Provinsi sampai tingkat kecamatan dengan struktur 1 Polda, 10 Polres, 98 Polsek, 20 Polsubsektor;
4) Dukungan anggaran telah terdistribusi sampai tingkat Polres dan diterima pada akhir tahun anggaran berjalan sesuai DIPA/RKA-KL masing-masing, sehingga para pimpinan Satuan Kerja (Kasatker) dapat mengetahui kemampuan dukungan anggaran dan lebih akurat dalam menyusun rencana kegiatan;
5) Restukturisasi Polri sesuai Perkap 22 dan 23 tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Polda dan Polres, telah diadakan pengusulan revisi yang disesuaikan dengan keadaan geografis daerah sebagai upaya untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat;
6) Komitmen pencapaian Reformasi Birokrasi Polri di lingkungan Polri dengan kebijakan program revitalisasi Polri menuju pelayanan prima menjadi landasan utama dalam rangka pencapaian kinerja Polri yang berorientasi pada pelayanan, perlindungan, pengayoman, penegakan hukum dan pemeliharaan kamtibmas.
b. Kelemahan
1) Keterbatasan kemampuan sumber daya manusia, materiil dan fasilitas;
(23)
2) Minimnya kendaraan R4 yang dimiliki oleh Polsek sehingga adanya keterlambatan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, dari 98 Polsek yang sudah memiliki kendaraan R4 sebanyak 41 Polsek;
3) Dari 116 (seratus enam belas) Kecamatan, terdapat 98 (sembilan puluh delapan) Polsek, sehingga sebanyak 18 Polsek dimana 1 (satu) Polsek membawahi 2 (dua) Kecamatan;
4) Masih adanya bangunan Mako Polsek yang rusak berat;
5) Belum optimalnya peran serta masyarakat dalam kepatuhan hukum dan partisipasi terhadap tugas Polri dalam mewujudkan Perpolisian masyarakat;
6) Masih rendahnya ketrampilan dan kemampuan personel Polri terutama dalam segi penguasaan peraturan perundang-undangan, penguasaan teknologi komunikasi berbasis komputer, teknologi dan biokimia di bidang kriminalitas modern dalam menghadapi tingginya kualitas dan kuantitas kejahatan;
7) Proses birokrasi yang tidak efisien dalam penyelesaian masalah; 8) Belum terwujudnya reformasi kultural yang signifikan sehingga masih
banyaknya anggota Polri yang menerapkan paradigma lama dalam melaksanakan tugasnya, sehingga menimbulkan keluhan dan ketidakpuasan terhadap pelayanan Polri yang masih diskriminatif, arogan, tidak etis dan biaya tinggi;
9) Dukungan anggaran belum dapat memenuhi kebutuhan anggaran Polri sehingga prioritas hanya untuk kegiatan operasional dan mengesampingkan kebutuhan pengadaan fasilitas, materiil dan kesejahteraan personel akibatnya sering terjadi penyalahgunaan wewenang;
10) Terbatasnya personel Polri yang memiliki kualitas dan kompetensi dalam menghadapi kejahatan cyber crime, money laundryng, “human trafficking” (perdagangan manusia), “illegal logging” (pembalakan liar), “illegal fishing” (penangkapan ikan secara ilegal), pencurian ikan, “illegal minning” (penyelundupan dan penambangan liar), terorisme, perdagangan gelap senjata api, perdagangan gelap dan penyalahgunaan narkoba.
(24)
10 c. Peluang
1) Adanya upaya perubahan karakter mental kepribadian melalui giat NAC Polri di Polda NTB yang bekerja sama dengan instansi pemerintah/swasta, TNI, LSM, Toga/Tomas;
2) Adanya partisipasi hukum dalam setiap upaya Perpolisian masyarakat antara lain kesediaan masyarakat untuk membantu mengungkap perkara mulai dari tingkat kelurahan/Desa;
3) Sudah terbangunnya kepercayaan masyarakat untuk mewujudkan pelayanan prima Polri dalam mencegah kejahatan, penegakan hukum dan menjaga ketertiban masyarakat;
4) Terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat akan kondisi keamanan yang lebih kondusif dan stabil sehingga terbebas dari segala bentuk teror, ancaman dan gangguan.
d. Ancaman
1) Tingginya angka pelanggaran hukum dan angka kriminalitas terdiri dari:
a) Kejahatan konvensional meliputi pencurian biasa, curat, curas, curanmor, penganiayaan dan penganiayaan berat, perjudian, penipuan, penggelapan, perusakan, pemerasan dan ancam, pembunuhan, kebakaran, perkosaan, senpi handak, surat palsu, uang palsu, penculikan, perzinahan, pencemaran nama baik, penghinaan, kejahatan dalam rumah tangga, sajam, premanisme, sengketa tanah dan pemalsuan;
b) Kejahatan transnasional seperti narkoba, money laundering (pencucian uang), terorisme, trafficking in person (perdagangan manusia), cyber crime, penyelundupan senpi, perbankan, ketenagakerjaan/TKI;
c) Kejahatan terhadap kekayaan Negara meliputi korupsi, illegal logging (pembalakan liar), illegal fishing (penangkapan ikan secara ilegal), illegal minning (penyelundupan dan penambangan liar), kejahatan terhadap lingkungan hidup, fiskal, HAKI, pertambangan, BBM, penyelundupan;
(25)
d) Kejahatan yang berimplikasi kontijensi seperti kerusuhan massa, konflik etnis, separatisme, ancaman terhadap keamanan negara, konflik oknum TNI-Polri/Aparat, pemogokan buruh, unjuk rasa anarkis, perkelahian pelajar/mahasisma, perkelahian antar pemuda/masyarakat, sehingga mengakibatkan gangguan keamanan yang meluas sehingga memerlukan pengerahan kekuatan yang besar untuk menanggulanginya;
2) Kondisi perekonomian yang belum stabil.
2. Permasalahan Utama
Adapun permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam menciptakan situasi Kamtibmas yang kondusif di wilayah hukum Polda NTB antara lain:
a. Masih adanya kejahatan konvensional, transnasional, kejahatan terhadap kekayaan Negara dan kejahatan yang berimplikasi kontijensi yang terjadi di wilayah hukum Polda NTB;
b. Masih rendahnya kesadaran masyarakat NTB tentang masalah pentingnya keamanan dan penegakan hukum;
c. Masih ada 18 (delapan belas) Polsek yang 1 (satu) Polsek membawahi 2 (dua) Kecamatan;
d. Masih kurangnya personel di beberapa Polsek akibat adanya pemekaran wilayah kecamatan;
e. Perilaku masyarakat yang kurang mendukung terhadap penegakan hukum di wilayah NTB;
f. Masih terbatasnya sarana prasarana terutama kendaraan R2 dan R4 serta alat komunikasi (Alkom) di tingkat Polres dan Polsek;
g. Laju pertambahan penduduk yang tinggi, tidak sebanding dengan laju pertumbuhan ekonomi;
h. Secara umum situasi kamtibmas di wilayah NTB cukup kondusif, namun masih ada gangguan kamtibmas terutama yang menonjol adalah perkelahian antar keompok/kampung;
i. Belum optimalnya pemerataan dan jangkauan pelayanan Polri;
j. Belum terdapat Pos Polisi di sebagian besar pulau kecil terluar yang berpenghuni;
(26)
12
k. Tingginya indikator kriminalitas dengan kemampuan penyelesaian yang relatif rendah;
l. Masih rendahnya jumlah personel Polri yang memiliki kualifikasi kejuruan (Dik Spesialisasi);
m. Masih banyaknya personel Polri yang tidak menguasai teknologi informasi dan komputer/internet, terutama bagi penyidik dalam mengatasi “new dimensión crime”;
n. Adanya transisi Pemilukada 7 (tujuh) Kabupaten/Kota yang berdampak terhadap timbulnya kerawanan kamtibmas.
Untuk menghadapi kendala dan tantangan dalam rangka memelihara situasi kamtibmas yang kondusif, Polda NTB didukung oleh personel yang tersebar di satuan fungsi Mapolda dan di satuan kewilayahan (Polres) yaitu sebanyak 9 Polres dan Polsek sebanyak 102 meliputi Polsek Urban sebanyak 13, Polsek Rural sebanyak 57, Polsek Pra Rural 32 dan Polsubsektor 16 dan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kebijakan Polri, Polsek diproyeksikan sebagai pusat sebaran pelayanan.
Demikian juga partisipasi masyarakat yang tergabung dalam pengamanan Swakarsa, komunitas, tokoh masyarakat serta masyarakat secara umum ikut berkontribusi dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat sehingga sangat membantu Polda NTB dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.
Dalam rangka mencapai sasaran strategis, Polda NTB juga melaksanakan Program Reformasi Birokrasi Polri dengan sasaran terwujudnya pemerintahan yang bersih, bebas korupsi, kolusi dan nepotisme, meningkatnya kualitas pelayanan publik dan meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja Polri dengan mengedepankan delapan area perubahan yakni organisasi, tata laksana, peraturan perundang-undangan, SDM aparatur, pengawasan, akuntabilitas, pelayanan publik, perubahan mind set dan culture set aparatur.
Pada dasarnya laporan kinerja ini menampilkan pencapaian kinerja (performance result) Polda NTB selama T.A. 2016, sebagai tolok ukur keberhasilan kinerja tahunan Polda NTB. Pengukuran kinerja dilaksanakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan, selanjutnya dilakukan analisis secara mendalam untuk mengetahui sebab-sebab keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan.
(27)
Dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban kinerja tersebut disusun sistimatika penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Polda NTB T.A. 2016 dengan tata urut sesuai Perkap Nomor 7 tahun 2016 tanggal 24 Juni 2016 tentang perubahan atas Perkap Nomor 20 tahun 2012 tentang penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN A. Umum
B. Permasalahan
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Rencana Strategi Polda NTB
B. Perjanjian Kinerja Polda NTB
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi B. Realisasi Anggaran
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Langkah yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerjanya
Lampiran-lampiran 1. Perjanjian kinerja
2. Pengukuran Kinerja (PK) 3. Penghargaan-Penghargaan
(28)
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. Rencana Strategi Polda NTB
Rencana Strategis (Renstra) Polda NTB Tahun 2015-2019 merupakan perencanaan jangka menengah yang berisi tentang gambaran sasaran atau kondisi hasil yang akan dicapai dalam kurun waktu lima tahun beserta strategi yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran sesuai dengan tugas, fungsi dan peran yang diamanahkan.
Rencana Strategis (Renstra) Polda NTB Tahun 2010-2014, telah berjalan dengan lancar, ada beberapa keberhasilan yang telah dicapai namun disisi lain tentunya masih ada kegiatan-kegiatan yang belum terlaksana, hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor baik eksternal maupun internal Polri, dari keberhasilan yang telah dicapai tidak terlepas dari kerja keras seluruh anggota Polri dan dukungan yang kuat dari Instansi terkait, serta masyarakat, namun harus diakui bahwa keberhasilan tersebut belum sepenuhnya memberikan kepuasan pada masyarakat atas pelaksanaan tugas Polri Polda NTB dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakan hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. Untuk itu diperlukan kelanjutan pelaksanaan kebijakan dan strategi Polda NTB pada pelaksanaan Renstra Polda NTB Tahun
2015-2019 merupakan tahap III (Strive For Excellent) kelanjutan Renstra Polda NTB
Tahun 2010-2014 tahap II (Partnership Building), dimana tahun 2016 pada
hakikatnya merupakan komitmen bersama mengenai upaya terencana dan sistimatis untuk meningkatkan kinerja serta cara pencapaiannya akan melanjutkan pelayanan masyarakat yang prima dan kebulatan sinergi polisional yang produktif dengan didukung almatsus Polri berbasis Teknologi Kepolisian guna menghadapi kondisi daya saing bangsa dan keunggulan Nasional.
Dalam rangka memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja dalam pelaksanaan pembangunan Polri yang diselaraskan dengan arah kebijakan dalam Rencana Strategi Polda NTB Tahun 2015-2019 yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan program dan kegiatan pada rencana kerja tahunan Polda NTB.
(29)
Selain dihadapkan dengan berbagai tantangan global, regional dan nasional Polri juga dihadapkan pada banyaknya tuntutan dan harapan masyarakat terhadap pelaksanaan tugas dan kinerja Polri yang sampai saat ini belum seluruhnya dapat dipenuhi, masih sering didengar bahwa masyarakat menuntut dan mengharapkan agar Polri Polda NTB mampu mewujudkan :
1. Postur yang profesional, bersih, mandiri dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (KKN);
2. Keberadaannya di tengah-tengah masyarakat dapat memberikan rasa aman
dan tenteram;
3. Polri mampu memberikan pelayanan yang prima tidak mempersulit, cepat dan
tuntas dalam menyelesaikan masalah;
4. Penampilan yang simpatik, humanis tapi tegas, bermoral dan modern;
5. Polri yang lebih terbuka (transparan) dan tanggung jawab (akuntabel) dalam
setiap tindakan;
6. Fungsi Intelijen Kepolisian yang profesional dan mampu memberikan early
detection (deteksi dini) dan early warning (peringatan dini) dalam rangka mengantisipasi dan mencegah terjadinya gangguan Kamtibmas;
7. Penegakan hukum yang tegas, jujur, benar dan adil (tidak diskriminatif dan
memenuhi rasa keadilan), terutama terhadap kejahatan yang meresahkan masyarakat yang didukung dengan terjaminnya transparansi dalam proses penyidikan perkara.
Dalam rangka memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja dalam pelaksanaan pembangunan Polri yang diselaraskan dengan arah kebijakan dalam Rencana Strategi Polda NTB Tahun 2015-2019 yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan program dan kegiatan pada rencana kerja tahunan Polda NTB secara substantif, rencana strategis Polda NTB memuat visi, misi, tujuan, kebijakan, sasaran strategis dalam pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai berikut:
1. Visi Polda NTB
Terwujudnya Polri yang semakin profesional, unggul, dapat dipercaya dan terjalinnya kemitraan Polri dengan masyarakat guna mendukung terciptanya NTB yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian yang berlandaskan gotong royong dalam rangka memantapkan keamanan daerah NTB.
(30)
16
2. Misi Polda NTB
Dalam rangka merealisasikan Visi tersebut di atas, selanjutnya diuraikan dalam Misi Polda NTB yang mencerminkan koridor tugas pokok ke depan sebagai berikut :
a. Mewujudkan pemuliaan dan kepercayaan public (trust building) melalui
perlindungan, pengayoman dan pelayanan sampai lini terdepan, melalui
konsep “Polda Cukup-Polres Besar-Polsek Kuat” dalam pelayanan publik
yang unggul;
b. Mewujudkan pemberdayaan kualitas Sumber Daya Manusia Polri yang
professional dan kompeten yang menjunjung etika dan sendi-sendi HAM;
c. Meningkatkan kesejahteraan personel Polda NTB dalam upaya
meningkatkan kinerja Polri;
d. Mewujudkan deteksi aksi melalui kegiatan deteksi dini, peringatan dini dan
cegah dini secara cepat, akurat dan efektif guna terciptanya Kamtibmas yang mantap di wilayah NTB;
e. Mewujudkan pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat dengan
pemahaman, kesadaran dan kepatuhan hukum melalui strategi Polmas serta membangun sinergi polisional yang proaktif dengan Instansi pemerintah/swasta dan masyarakat NTB;
f. Mewujudkan penegakan hukum yang berkeadilan, menjunjung tinggi HAM
dan anti KKN;
g. Mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran berlalu
lintas sehingga terciptanya tertib berlalu lintas di wilayah NTB;
h. Mewujudkan keamanan, keselamatan dan ketertiban di kawasan perairan
laut untuk mendukung visi pembangunan wilayah kemaritiman;
i. Mewujudkan teknologi dan sistem informasi Kepolisian secara
berkelanjutan yang terintegrasi secara menyeluruh (daerah), yang didukung dengan peralatan modern sampai tingkat kewilayahan Polsek/ Polsubsektor guna lebih mengoptimalkan kinerja Polri;
j. Mewujudkan anggota Polri yang kompeten yang dibuktikan dengan
sertifikasi kecakapan kecabangan profesi dalam pelayanan prima unggulan di wilayah NTB;
(31)
k. Mewujudkan intelijen Kepolisian yang professional dan kompeten untuk memastikan dukungan yang handal bagi keamanan, pencegahan dini kriminalitas dan pengambilan keputusan yang tepat pada kebijakan keamanan di daerah NTB.
3. Tujuan Polda NTB
a. Terwujudnya organisasi Polri yang Good Governance dan Clean
Government;
b. Terwujudnya perubahan mind set dan culture set anggota Polri
bekerjasama dengan instansi terkait dan masyarakat NTB melalui kegiatan NAC Polri;
c. Terwujudnya NTB sebagai role model perubahan dengan meningkatkan
pelayanan public yang unggulan pada masyarakat dalam penanganan setiap gangguan keamanan melalui pendekatan wisata rohani (safari kamtibmas) sehingga tercipta situasi NTB yang kondusif;
d. Terwujudnya rasa aman dan nyaman di masyarakat dalam melaksanakan
aktivitas kegiatan kehidupan sehari-hari dengan menghadirkan Polisi baik berseragam maupun tidak berseragam dalam setiap kegiatan masyarakat di wilayah NTB;
e. Terwujudnya Polri yang profesional, modern, unggul dan dipercaya
masyarakat dalam pelayanan publik yang unggul guna menciptakan Kamtibmas di wilayah NTB;
f. Terwujudnya penegakan hukum yang transparan, akuntabel dan anti KKN
yang mampu memberikan perlindungan dan pengayoman masyarakat serta memenuhi rasa keadilan masyarakat.
Adapun tujuan program yang telah dilaksanakan sesuai dengan fungsinya adalah sebagai berikut:
a. Program Dukungan Menajemen dan Pelaksanaan Tugas tehnis lainnya
Polri, bertujuan menyelenggarakan fungsi manajemen kinerja Polri secara optimal dengan melaksanakan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pelaporan, pelayanan internal dan pembayaran gaji yang dilaksanakan secara tepat waktu, akuntabel dan terintegrasi antara Polda dan Kewilayahan;
(32)
18
b. Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Aparatur Polri, bertujuan
mendukung tugas pembinaan dan operasional Polri melalui ketersediaan sarana dan prasarana materiil, fasilitas dan jasa baik kualitas maupun kuantitas;
c. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Polri,
bertujuan mewujudkan aparat Polri yang profesional, proporsional dan akuntabel sebagai implementasi reformasi Polri khususnya perubahan kultur;
d. Program Pendidikan dan Latihan Aparatur Polri, bertujuan mewujudkan
aparatur Polda NTB yang profesional baik dari segi kualitas maupun kuantitas dan memiliki kompetensi sesuai dengan bidang tugasnya melalui penyelenggaraan pendidikan Polri sehingga mampu mengemban tugas Polri secara profesional dan proporsional;
e. Program Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Polri, bertujuan
memberdayakan Sumber Daya Manusia Polri Polda NTB di bidang pengembangan karier, pembinaan rohani hingga pengakhiran masa dinas secara proporsional sesuai standar kompetensi;
f. Program Pengembangan Strategi Keamanan dan Ketertiban, bertujuan
mengembangkan langkah-langkah strategis, mulai dari mencegah suatu potensi gangguan keamanan baik kualitas maupun kuantitas, sampai kepada penanggulangan sumber penyebab kejahatan, ketertiban dan konflik di masyarakat dan sektor sosial, politik dan ekonomi sehingga gangguan Kamtibmas menurun;
g. Program Kerjasama Keamanan dan Ketertiban, bertujuan memperluas
kerjasama bidang keamanan, pendidikan dan pelatihan dengan instansi terkait baik pemerintah/swasta/LSM dan lain-lain;
h. Program Pemberdayaan Potensi Keamanan, bertujuan mendekatkan Polisi
dengan berbagai komunitas masyarakat agar masyarakat terdorong bekerjasama dengan Kepolisian secara proaktif dan saling mengandalkan untuk membantu tugas kepolisian dalam menciptakan keamanan dan
ketertiban bersama (community Policing);
(33)
i. Program Pemeliharaan Kamtibmas, bertujuan memelihara dan meningkatkan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat agar mampu melindungi seluruh warga masyarakat NTB dalam beraktifitas untuk meningkatkan kualitas hidup yang bebas dari bahaya, ancaman dan gangguan yang dapat menimbulkan cidera, kerugian serta korban akibat gangguan keamanan;
j. Program Penyelidikan dan Penyidikan Tindak Pidana, bertujuan
menanggulangi dan meningkatnyanya penyelesaian 4 (empat) jenis kejahatan (kejahatan konvensional, kejahatan transnasional, kejahatan yang berimplikasi kontijensi dan kejahatan terhadap kekayaan negara) tanpa melanggar HAM;
k. Program Penanggulangan Gangguan Keamanan Dalam Negeri Berkadar
Tinggi, bertujuan menanggulangi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat berkadar tinggi, kerusuhan massa, kejahatan terorganisir bersenjata api dan bahan peledak;
l. Program Pengembangan Hukum Kepolisian, bertujuan menyelenggarakan
pembinaan dan advokasi hukum serta membangun landasan hukum dalam rangka pelaksanaan tugas pokok Polri Polda NTB selaku pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat, memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat serta menegakkan hukum.
4. Sasaran Prioritas Polda NTB
a. Bidang Pembinaan
1) Pembangunan dan pengembangan sarana prasarana khususnya
pemenuhan kebutuhan pada tingkat Polda, Polres dan Polsek untuk memenuhi kebutuhan minimal Almatsus Polri;
2) Terwujudnya kualitas dan kuantitas personel Polri melalui
penyelenggaraan rekruitmen anggota Polri sesuai prinsip minimal
zero growth melalui penerimaan dengan system BETAH;
3) Meningkatkan profesionalisme SDM melalui pendidikan dan latihan
dalam rangka mewujudkan postur personel Polda NTB khususnya personel berseragam sebagai pelopor revolusi mental tertib sosial di ruang publik.
(34)
20
b. Bidang Operasional
1) Menguatkan sistem pengawasan yang efektif untuk mewujudkan
pelayanan Polri yang bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) serta mendukung kebijakan pembentukan pengawasan yang independen;
2) Meningkatkan kerjasama antar aparat penegak hukum instansi terkait;
3) Mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu
lintas melalui penurunan jumlah titik-titik rawan kecelakaan untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas dan menguraikan kemacetan lalu lintas guna kelancaran lalu lintas;
4) Meningkatkan partisipasi masyarakat melalui peran Bhabinkamtibmas
1 (satu) Desa/Kelurahan;
5) Tercapainya Reformasi Birokrasi Polri melalui pelaksanaan Quick
Wins Renstra Polda NTB 2015-2019 pada tingkat Polda dan kewilayahan;
6) Meningkatkan kemampuan deteksi aksi intelijen (deteksi dini,
peringatan dini dan cegah dini) yang didukung anggaran dan teknologi intelijen memadai dalam mengeliminir setiap potensi gangguan dan gejolak sosial;
7) Meningkatkan penyelesaian dan pengungkapan serta terciptanya rasa
aman terhadap 4 (empat) jenis kejahatan, khususnya kasus-kasus premanisme, terorisme, korupsi dan narkoba.
5. Arah Kebijakan Polda NTB
a. Mengupayakan pemenuhan Almatsus Polda NTB di bidang sarana dan
prasarana pelayanan Polri;
b. Optimalisasi pelayanan masyarakat yang prima melalui penggelaran
personel berseragam Polda NTB dan peralatan Polri yang berbasis teknologi;
c. Mengusulkan pembangunan Markas Kepolisian baru terkait dengan
pengembangan wilayah administrasi, memelihara dan merawat Markas Kepolisian yang telah tergelar serta melengkapi Almatsus Polri dalam rangka peningkatan pelayanan Kamtibmas yang unggul;
(35)
d. Peningkatan kemampuan personel Polair Polda NTB dengan didukung penambahan kapal yang dapat menjangkau pulau terluar dan wilayah terluar berpenghuni/berpenduduk dalam rangka mendukung poros maritim;
e. Meningkatkan sarana dan prasarana Polri dalam rangka optimalisasi
penyidikan di wilayah Polda NTB;
f. Melaksanakan rekrutmen anggota Polri dengan memperhatikan kebutuhan
organisasi dengan sistem BETAH;
g. Meningkatkan profesionalisme anggota Polri melalui pendidikan dan
pelatihan fungsi kepolisian pada setiap personel Polda NTB;
h. Mengupayakan peningkatan kesejahteraan personel Polri serta
meningkatkan alokasi anggaran yang proporsional dalam rangka perekonomian pelayanan kamtibmas kepada masyarakat;
i. Menyelaraskan dan mengefektifkan secara optimal kegiatan pengawasan
dan pemeriksaan oleh Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) secara maksimal guna mencegah terjadinya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
j. Mengoptimalkan sinergi polisional antar instansi terkait serta kerjasama
dengan Pemerintah Daerah/Swasta/LSM/Toga/Tomas/masyarakat dan meningkatkan partisipasi Polri dalam menjaga keamanan wilayah NTB;
k. Meningkatkan kualitas keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran
lalu lintas dengan menurunkan tingkat fatalitas korban kecelakaan lalu lintas dan angkutan jalan;
l. Melanjutkan pemantapan pelaksanaan Perpolisian Masyarakat
(Community Policing) dengan Bhabinkamtibmas dan kelompok kesadaran
masyarakat tentang Kamtibmas yang ada di wilayah NTB;
m. Penguatan bidang kehumasan melalui implementasi keterbukaan informasi publik guna mewujudkan kepercayaan masyarakat;
n. Membangun kemampuan back up operasional di tingkat Polda dalam
penanganan gangguan keamanan berintensitas tinggi (Flash Point) secara
langsung dan cepat, khususnya terorisme, separatism dan konflik sosial di wilayah NTB;
(36)
22
o. Memperkuat kemampuan deteksi aksi intelijen (deteksi dini, peringatan dini
dan cegah dini) yang didukung personel, anggaran dan teknologi intelijen yang memadai dalam rangka mengeliminir setiap potensi gangguan dan gejolak sosial yang berkembang di masyarakat;
p. Pemantapan fungsi pencegahan dan penegakan hukum terhadap
4 (empat) jenis kejahatan yang meliputi kejahatan konvensional, transnasional, terhadap kekayaan Negara dan berimplikasi kontijensi yang disertai pengadaan sarana dan prasarana;
q. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat untuk mewujudkan rasa
aman melalui pergelaran polisi berseragam dan tidak berseragam dalam segala kegiatan masyarakat.
6. Sasaran Strategis Polda NTB
Sasaran Strategi yang akan dicapai dalam upaya meningkatkan keamanan, ketertiban masyarakat dan penegakan hukum tahun 2016 sebagai berikut:
a. Pengajuan pemenuhan kebutuhan minimal alat materiil khusus (Almatsus)
Polri;
b. Melaksanakan pembangunan assessment center beserta aplikasinya di
Polda NTB dalam rangka pembinaan karir personel Polri;
c. Melaksanakan pendekatan dengan melalui wisata nurani kepada
masyarakat di wilayah NTB dalam menciptakan rasa aman, bebas dari takut di masyarakat;
d. Melakukan penataan dalam pembinaan personel Polri melalui teknologi
informasi, khususnya dalam hal rekrutmen, seleksi pendidikan dan mutasi dalam rangka pembinaan karier;
e. Menyusun dan mengusulkan tipologi Polsek dan menginventarisir
kebutuhan personel maupun perlengkapan berdasarkan kondisi geografis wilayah dan tantangan tugas;
f. Mengalokasikan anggaran untuk membangun Markas Komando Polda,
Polres, Polsek dan Polsubsektor yang masih menyewa, meminjam pada instansi lain;
(37)
g. Meningkatkan kemampuan Polri untuk mengamankan wilayah perairan NTB pada poros maritim dengan memperkuat Satuan Polair baik di tingkat Polda maupun kewilayahan;
h. Meningkatkan dukungan anggaran khususnya anggaran operasional, biaya
pemeliharaan dan perawatan kapal serta meningkatkan keamanan perairan melalui penguatan Polsek Pantai;
i. Pengusulan penambahan jumlah kapal patroli Polair;
j. Bekerjasama dengan laboratorium forensic cabang Denpasar dalam
pengungkapan kasus-kasus di wilayah NTB;
k. Menyelenggarakan rekrutmen anggota Polri penerimaan Taruna Akpol,
SIPSS dan Brigadir dengan sistem BETAH;
l. Melakukan rekrutmen penyidik S1 serta melaksanakan pendidikan Brigadir
untuk mengikuti program S1;
m. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas SDM melalui rekrutmen personel Polri yang bebas KKN, transparan dan akuntabel dengan melibatkan pengawasan internal dan eksternal serta penanaman nilai-nilai professional
dan budaya anti korupsi di lembaga pendidikan dalam rangka internal trust
dan public trust;
n. Menyelenggarakan pendidikan dan pengembangan personel Polri melalui
Dikbang Lemhanas, Sespimti, Sespimen, PTIK, Sespimma, SIP, Diklat Pimpinan, Dikbangpers fungsi dan lain-lain;
o. Memasukkan kurikulum pendidikan yang menanamkan anti KKN dan anti
kekerasan;
p. Mempercepat penerimaan kartu BPJS kesehatan bagi personel Polda NTB
dan keluarganya melalui kerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan cabang Mataram;
q. Pengusulan penambahan fasilitas sarana prasarana kesehatan Rumah
Sakit Bhayangkara Mataram;
r. Meningkatkan integritas anggota Polri dan membangun budaya anti
korupsi dalam rangka revolusi mental anggota Polda NTB;
s. Mengoptimalkan Tim Internal anti korupsi baik di tingkat Polda melalui
koordinasi dan kerjasama baik internal maupun eksternal pengemban fungsi pengawasan;
(38)
24
t. Meningkatkan kerjasama antar instansi terkait dalam rangka meningkatkan
kapasitas dan penanganan kejahatan transnasional di wilayah NTB;
u. Melakukan pembaharuan MoU yang sudah habis masa berlakunya dengan
instansi pemerintah/swasta/LSM;
v. Pengembangan Traffic Management Centre (TMC) di Satuan Wilayah
secara bertahap yang belum tergelar;
w. Pemantauan arus lalu lintas sebagai data dasar evaluasi dan pengkajian
“trouble spot” dan “black spot” dalam mengurangi titik-titik rawan kemacetan dan kecelakaan lalu lintas dan angkutan jalan;
x. Menambah anggota Bhabinkamtibmas dalam rangka mewujudkan
penggelaran 1 (satu) Bhabinkamtibmas untuk 1 (satu) Desa/Kelurahan;
y. Meningkatkan pelayanan masyarakat dengan mengembangkan Polmas
untuk menjangkau seluruh komunitas guna mendukung upaya memelihara dan memantapkan Kamtibmas dengan memperkuat fungsi maritim sehingga menyentuh daerah-daerah pulau terluar berpenghuni;
z. Mengalokasikan anggaran pengadaan kendaraan operasional roda 2 (dua)
dan perlengkapan untuk anggota Bhabinkamtibmas;
aa. Meningkatkan kemampuan kualitas komunikasi Polisi dengan masyarakat dalam koordinasi dan kerjasama dengan pers (media massa) dalam
rangka peningkatan public trust (kepercayaan masyarakat) terhadap Polri;
bb. Meningkatkan kemampuan personel Polda NTB dalam penanganan konflik social (konflik horizontal) maupun penanganan separatism (konflik vertikal) dengan mengutamakan pencegahan dan memberikan perlindungan terhadap kelompok minoritas dan kelompok rentan serta penegakan hukum yang professional dan proporsional di wilayah hukum Polda NTB;
cc. Mengoptimalkan kekuatan cadangan (stand by force) pada Satuan Brimob
Polda NTB untuk setiap saat digerakkan ke daerah rawan konflik dengan sarana dan prasarana yang memadai;
dd. Meningkatkan peran dan fungsi intelijen keamanan Polda NTB yang mampu memberikan informasi dan saran tindak yang rahasia, cepat dan akurat guna mendukung tugas pokok Polri dari tingkat Polda sampai dengan tingkat Polsek yang didukung personel, anggaran dan teknologi yang memadai;
(39)
ee. Mengintensifkan pemberantasan terhadap 4 (empat) jenis kejahatan
dengan prioritas pemberantasan korupsi, terorisme, “street crime”,
pembalakan liar (illegal minning), kejahatan perbankan, tindak pidana
pencucian uang, cyber crime termasuk kejahatan kekerasan terhadap
perempuan dan anak serta kelompok marjinal di wilayah Polda NTB;
ff. Meningkatkan kemampuan Polri dalam penanganan penyalahgunaan
Narkoba. Dalam hal pencegahan penyalahgunaan Narkoba, Polri bekerjasama dengan BNN ( Badan Narkotika Nasional) Provinsi NTB dan instansi terkait;
gg. Menghadirkan anggota Polda NTB baik berseragam maupun tidak berseragam di tengah-tengah masyarakat saat dibutuhkan dan di setiap kegiatan masyarakat;
hh. Meningkatkan pelaksanaan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli pada tempat-tempat gangguan Kamtibmas.
Beberapa keberhasilan yang telah digelar dalam mendukung pelaksanaan tugas Polri diantaranya di bidang organisasi dan sistem perencanaan penganggaran yaitu penggelaran struktur organisasi Polri yang menganut sistem piramida dalam Postur kekuatan Polri yang berstandar Profesional, Bermoral dan Modern (PBM) dengan lapis kekuatan Mabes kecil, Polda cukup, Polres besar dan Polsek kuat. Sebagai implementasi pelayanan, telah dikembangkan satuan kewilayahan (Satwil) disesuaikan dengan pertambahan wilayah administrasi daerah guna mendekatkan pelayanan kepada masyarakat.
Berbagai kegagalan maupun hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Polri pada tahun sebelumnya akan dilakukan upaya-upaya perbaikan ataupun penanggulangannya sebagai antisipasi dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang lebih baik dan akuntabel pada tahun berikutnya dengan melakukan perencanaan program dan kegiatan serta sasaran dan penetapan indikator yang lebih tajam dan terarah, upaya untuk menghadapi kendala dan tantangan dalam rangka memelihara situasi Kamtibmas yang kondusif, peningkatan intensitas kegiatan patroli dan penempatan personel sesuai keahlian untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kebijakan Polri Polsek diproyeksikan sebagai pusat sebaran pelayanan.
(40)
26
Dalam rangka mencapai Sasaran Strategis, Polda NTB juga melaksanakan Program Reformasi Birokrasi Polri dengan sasaran terwujudnya pemerintah yang bersih bebas korupsi, kolusi dan nepotisme, meningkatnya kualitas pelayanan publik dan peningkatnya kapabilitas dan akuntabilitas Kinerja Polri sehingga dalam
pencapaian Renstra Polda NTB Tahun 2015-2019 yang merupakan tahap III (Strive
For Excellent), kelanjutan Renstra Polda NTB 2010-2014 tahap II (Partnership
Building), dimana di tahun 2016 melanjutkan pelayanan masyarakat yang prima dan
kebulatan sinergi polisional yang produktif dengan didukung almatsus Polri berbasis teknologi kepolisian guna menghadapi kondisi daya saing bangsa dan keunggulan nasional. Melalui Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) diharapkan dapat menjadi bahan perbaikan kinerja kegiatan untuk tahun selanjutnya.
B. Perjanjian Kinerja Polda NTB
Perjanjian Kinerja disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tanggal 20 November 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah dan Peraturan Kapolri Nomor 6 Tahun 2015 tanggal 9 Juni 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Kapolri Nomor 11 tahun 2012 tentang Penyusunan Penetapan Kinerja di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tanggal 20 November 2014, perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.
Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan
tahun bersangkutan, tetapi juga termasuk kinerja (outcome) kegiatan tahun-tahun
sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya.
(41)
Sesuai dengan Perkap Nomor 6 Tahun 2015 tanggal 9 Juni 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Kapolri Nomor 11 tahun 2012 tentang Penyusunan Penetapan Kinerja di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Perjanjian Kinerja bertujuan untuk:
1. menentukan arah dan prioritas kinerja Satfung/Satker;
2. mendorong tingkat pencapaian dan keberhasilan kinerja;
3. memantau dan mengendalikan pelaksanaan kinerja Satfung/Satker;
4. mengevaluasi pencapaian kinerja Satfung/Satker dan organisasi Polri, serta
dilaporkan dalam bentuk Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) pada akhir tahun anggaran berjalan; dan
5. menilai tingkat keberhasilan organisasi.
Tujuan khusus ditetapkan Perjanjian Kinerja antara lain:
1. meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur;
2. sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi
amanah;
3. sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi;
4. menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan
5. sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi.
Perjanjian Kinerja tahun 2016 disusun dengan mengacu pada sasaran strategis maupun indikator kinerja utama, untuk mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat dalam rangka harkamtibmas, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan terhadap masyarakat dan dengan mengembangkan kemampuan personel Polri guna mewujudkan Polri yang profesional, bermoral, humanis, simpatik serta dipercaya masyarakat.
Polda NTB telah menetapkan Perjanjian Kinerja Tahun 2016 sesuai dengan kedudukan, tugas pokok dan fungsinya, perjanjian kinerja ini merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada tahun 2016, selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.1.
(42)
28
Tabel 2.1. Perjanjian Kinerja Polda NTB Tahun 2016
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET
1 2 3 4
1. Meningkatkan peran Intelijen dalam upaya deteksi dini dan penggelaran sebagai upaya pengelolaan keamanan dan ketertiban masyarakat.
a. Prosentase produk Intelijen yang dapat digunakan oleh pimpinan dalam giat lintas sektoral.
15 %
b. Prosentase produk Intelijen yang dapat digunakan oleh fungsi Kepolisian lainnya dalam rangka Harkamtibmas..
20 %
c. Jumlah Polres yang dapat menurunkan potensi gangguan keamanan dan ketertiban di wilayah.
10 Polres
d. Jumlah kegiatan dalam rangka penyelidikan, pengamanan dan penggalangan Intelijen.
2.386 Giat
e. Jumlah perijinan dalam bidang administrasi kegiatan masyarakat/STTP Polda dan jajaran.
900 Giat
f. Jumlah penerbitan SKCK. 50.000 Lembar 2. Terbangunnya kerjasama
antar instansi/lembaga masyarakat di Nusa Tenggara Barat dalam rangka sinergi Polisional.
a. Jumlah kerja sama Polda NTB dengan lembaga/Pemda
- Kerjasama dengan PLN 1 Giat - Kerjasama dengan Kanwil Pajak
Provinsi NTB
1 Giat - Kerjasama dengan ITDC 1 Giat - Kerjasama dengan PT. Newmont
Nusa Tenggara
1 Giat
3. Tergelarnya
Bhabinkamtibmas di seluruh Desa/Kelurahan dalam rangka implementasi Polmas dan melakukan deteksi dini terhadap potensi gangguan keamanan di masyarakat.
a. Persentase komunitas masyarakat dalam menciptakan iklim keamanan.
80 %
b. Persentase penempatan 1 Desa, 1 Bhabinkamtibmas/ 1.139 Bhabinkamtibmas.
100 %
c. Ratio anggota Polri dan Penduduk. 1 : 500
4. Memelihara dan meningkatkan kondisi Kamtibmas agar mampu melindungi seluruh warga masyarakat dalam beraktifitas untuk meningkatkan kualitas hidup yang bebas dari bahaya, ancaman dan gangguan yang dapat menimbulkan cedera.
a. Persentase penurunan jumlah Laka Lantas
5 %
b. Persentase penurunan tingkat fatalitas korban Laka Lantas.
5 %
c. Persentase penurunan jumlah pelanggaran terhadap 5 jenis pelanggaran lalu lintas.
5 %
d. Persentase penurunan wilayah konflik sosial.
60 %
(43)
1 2 3 4 e. Persentase komplain/pengaduan
masyarakat terhadap pelayanan Polri.
10 %
f. Jumlah penerbitan:
- SIM 285.322 Lembar
- STNK 383.711 Lembar
- BPKB 248.981 Lembar
- Penggunaan Traffik Management Centre (TMC)
1 Unit
g. Persentase menurunnya gangguan Kamtibmas melalui giat patroli.
10 %
5. Meningkatnya
penyelesaian dan pengungkapan terhadap 4 (empat) jenis kejahatan: - Kejahatan konvensional - Kejahatan terhadap
kekayaan Negara - Kejahatan
transnasional
- Kejahatan berimplikasi kontijensi
a. Persentase pengungkapan dan penyelesaian kasus - kasus tindak pidana:
- TP Umum 42,69 %
- TP Korupsi 100 %
- TP Narkoba 100 %
b. Persentase penurunan gangguan keamanan pada jalur aktifitas masyarakat yang menggunakan moda transportasi lain.
30 %
c. Persentase penyelesaian tindak pidana yang berimplikasi kontijensi.
85 % d. Persentase Penyampaian Surat
Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP).
85 %
6. Terciptanya rasa aman di masyarakat, bebas dari rasa takut terutama gangguan yang berkadar tinggi (kerusuhan massa, kejahatan terorganisir dan lain-lain).
a. Persentase laporan kamdagri kewilayahan.
70 % b. Jumlah kegiatan latihan dalam
penanggulangan Kamdagri.
4 Giat
7. Terwujudnya system Hukum Kepolisian yang kokoh dalam rangka akuntabilitas.
a. Jumlah gelar perkara. 7 Giat b. Jumlah perkara pidana anggota. 12 Giat c. Jumlah bantuan dan nasehat hukum
praperadilan.
12 Giat d. Jumlah pemberian saran dan pendapat
hukum.
12 Giat e. Jumlah supervisi dan monitoring. 9 Giat f. Jumlah penyuluhan/sosialisasi hukum. 6 Giat
(44)
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi
Sebagai implementasi dari Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tanggal 20 November 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan
tata cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah, Polri telah menetapkan Peraturan Kapolri Nomor 6 Tahun 2015 tanggal 9 Juni 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Kapolri Nomor 11 tahun 2012 tentang Penyusunan Penetapan Kinerja di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2015 tanggal 24 Juni 2015 tentang Perubahan atas Perkap Nomor 20 Tahun 2012 tentang Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Polri.
Pasal 3 Perkap Nomor 7 Tahun 2015, disebutkan tujuan penyusunan LKIP:
1. Mewujudkan akuntabilitas instansi pada pihak-pihak yang member amanah;
2. Menilai tingkat keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaan rencana kinerja
yang telah ditetapkan pada dokumen perjanjian kinerja setiap akhir tahun anggaran berjalan;
3. Mengukur tingkat capaian kinerja yang telah ditetapkan;
4. Memantau dan mengendalikan pelaksanaan kinerja;
5. Mengevaluasi pencapaian kinerja yang telah ditetapkan bagi pihak yang membutuhkan; dan
6. Mendorong tingkat pencapaian dan keberhasilan kinerja masa mendatang.
Pasal 4 Perkap Nomor 7 Tahun 2015, disebutkan prinsip dalam menyusun LKIP di lingkungan Polri:
1. Transparan, yaitu dilaksanakan secara terbuka dengan mengikutsertakan
personel pada Satkernya;
2. Akuntabel, yaitu dapat dipertanggungjawabkan baik perencanaan, pelaksanaan
maupun hasilnya;
3. Proporsional, yaitu hal-hal yang dilaporkan harus sesuai dengan lingkup kewenangan dan tanggung jawab masing-masing dan memuat baik kegagalan maupun keberhasilan;
(1)
TOTAL % TOTAL % 1 SPIM 10,572,380,000 10,880,590,000 10,215,677,005 93.89 664,912,995 6.11 2 BIRO OPS 8,596,880,000 7,763,380,000 7,883,511,476 101.55 - 120,131,476 - 1.55 3 YANMA 4,380,245,000 5,561,206,000 5,623,639,903 101.12 - 62,433,903 - 1.12 4 DIT INTELKAM 9,694,011,000 10,732,665,000 10,874,362,618 101.32 - 141,697,618 - 1.32 5 DIT RESKRIMUM 9,268,268,000 12,187,107,000 12,319,294,779 101.08 - 132,187,779 - 1.08 6 DIT SABHARA 17,290,673,000 24,271,680,000 24,839,852,621 102.34 - 568,172,621 - 2.34 7 DIT LANTAS 12,235,587,000 13,855,599,000 13,966,353,766 100.80 - 110,754,766 - 0.80 8 BIRO SDM 6,580,428,000 5,868,344,000 5,737,750,339 97.77 130,593,661 2.23 9 BIRO SARPRAS 51,095,563,000 47,594,645,000 41,090,605,260 86.33 6,504,039,740 13.67 10 SAT BRIMOB 68,001,157,000 81,074,564,000 82,582,823,867 101.86 - 1,508,259,867 - 1.86 11 DIT POLAIR 9,279,329,000 10,773,183,000 10,728,803,942 99.59 44,379,058 0.41 12 BID KEU 1,547,166,000 5,849,982,000 5,842,621,058 99.87 7,360,942 0.13 13 BID DOKKES 7,716,101,000 8,603,503,000 8,594,007,122 99.89 9,495,878 0.11 14 RES MATARAM 71,879,430,000 80,779,602,000 82,657,194,652 102.32 - 1,877,592,652 - 2.32 15 RES LOTENG 67,839,163,000 76,705,676,000 75,902,637,352 98.95 803,038,648 1.05 16 RES LOTIM 68,740,902,000 78,257,182,000 79,908,337,883 102.11 - 1,651,155,883 - 2.11 17 RES SUMBAWA 57,422,405,000 65,696,362,000 64,416,475,643 98.05 1,279,886,357 1.95 18 RES DOMPU 40,086,102,000 46,797,720,000 45,000,071,559 96.16 1,797,648,441 3.84 19 RES BIMA KOTA 65,695,874,000 72,201,901,000 71,920,254,828 99.61 281,646,172 0.39 20 BID PROPAM 4,104,975,000 5,051,584,000 5,080,320,786 100.57 - 28,736,786 - 0.57 21 BID TI 3,614,772,000 3,751,808,000 3,867,636,323 103.09 - 115,828,323 - 3.09 22 RUMKIT
BHAYANGKARA 5,792,973,000 6,001,533,000 5,674,789,024 94.56 326,743,976 5.44 23 SPN 10,499,556,000 13,369,611,000 13,215,373,253 98.85 154,237,747 1.15 24 RES LOBAR 71,639,981,000 85,367,348,000 84,814,559,949 99.35 552,788,051 0.65 25 RES SUMBAWA
BARAT 36,140,188,000 42,995,761,000 40,268,143,690 93.66 2,727,617,310 6.34 26 RES BIMA 46,093,512,000 52,924,013,000 51,800,675,104 97.88 1,123,337,896 2.12 27 DIT
RESNARKOBA 5,988,590,000 6,957,021,000 7,163,882,389 102.97 - 206,861,389 - 2.97 28 ITWASDA 2,559,794,000 2,940,195,000 2,905,755,574 98.83 34,439,426 1.17 28 BIRO RENA 3,514,643,000 3,778,647,000 3,798,365,274 100.52 - 19,718,274 - 0.52 29 DIT BINMAS 4,139,137,000 4,480,906,000 4,372,678,763 97.58 108,227,237 2.42 30 DIT
RESKRIMSUS 6,490,295,000 7,091,043,000 7,216,112,952 101.76 - 125,069,952 - 1.76 31 DIT PAMOBVIT 6,232,463,000 7,726,769,000 7,043,767,507 91.16 683,001,493 8.84 JUMLAH 794,732,543,000 907,891,130,000 897,326,336,261 98.84 10,564,793,739 1.16
Tabel 3.67. Realisasi Anggaran Per Satker T.A. 2016
NO SATKER PAGU
(Rp)
PAGU REVISI (Rp)
(2)
Bank Jumlah 1 Poliklinik Polda 368,908,325 670,274,000 509,470,424 529,711,901 529,711,901 2 Poliklinik Res
Mataram
274,179,615 317,737,000 249,218,765 342,697,850 342,697,850 3 Poliklinik Res
Lobar
306,625,207 208,234,000 178,157,623 336,701,584 336,701,584 4 Poliklinik Res
Loteng
295,047,258 280,251,000 196,988,474 378,309,784 378,309,784 5 Poliklinik Res
Lotim
281,716,990 288,079,000 234,505,232 335,290,758 335,290,758 6 Poliklinik SPN 16,389,000 32,086,000 17,359,373 31,115,627 31,115,627 7 Poliklinik Res
Kota Bima
235,682,751 187,993,000 155,877,940 267,797,811 267,797,811 8 Poliklinik Res
Bima
123,280,654 126,580,000 110,522,617 139,338,037 139,338,037 9 Poliklinik Res
Dompu
104,655,912 129,309,000 93,041,945 140,922,967 140,922,967 10 Poliklinik Res
Sumbawa
170,733,795 182,362,000 155,636,737 197,459,058 197,459,058 11 Poliklinik Res
Sumbawa Barat
70,385,912 93,906,000 124,082,314 40,209,598 40,209,598 2,247,605,419 2,516,811,000 2,024,861,444 2,739,554,975 2,739,554,975
Bank No. Rek BTN CAB. MATARAM 0021-01-30-000300-5
Tabel 3.68. Laporan Dana Kapitasi BPJS T.A. 2016
Sisa (Rp)
No Satker Saldo Awal
(Rp)
Penerimaan (Rp)
Pengeluaran (Rp)
(3)
Pendapatan
Pengembalian
Pendapatan Pendapatan
Netto %
42 PENDAPATAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
4231 Pendapatan dari Pengelolaan BMN
423129 Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN Lainnya - 83,424,000 - 83,424,000 0 423141 Pendapatan Sewa Tanah, Gedung dan Bangunan - 434,918,473 - 434,918,473 0 JUMLAH SUB KELOMPOK PENDAPATAN 4231 - 518,342,473 - 518,342,473 0 4232 Pendapatan Jasa
423216 Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaan, Informasi, Pelatihan 3,318,789,000 - - - 0 423221 Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro) - 41,369,108 41,369,108 0 423261 Pendapatan Surat Izin Mengemudi (SIM) - 13,474,890,000 13,474,890,000 0 423262 Pendapatan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) - 11,884,500,000 11,884,500,000 0 423263 Pendapatan Surat Tanda Coba Kendaraan (STCK) - 89,450,000 89,450,000 0 423264 Pendapatan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) - 10,153,180,000 10,153,180,000 0 423265 Pendapatan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) - 6,136,020,000 6,136,020,000 0 423266 Pendapatan Ujian Ketrampilan Mengemudi Melalui Simulator - 481,100,000 - 481,100,000 0 423267 Pendapatan Penerbitan Surat Ijin Senjata Api dan Bahan Peledak - 16,950,000 - 16,950,000 0 423281 Pendapatan Penerbitan Surat Mutasi Kendaraan Ke Luar Daerah - 127,650,000 - 127,650,000 0 423282 Pendapatan Penerbitan Surat Keterangan Catatan Kepolisian - 555,250,000 8,100,000 547,150,000 0 423291 Pendapatan Jasa Lainnya - 1,450,000 - 1,450,000 0 JUMLAH SUB KELOMPOK PENDAPATAN 4232 3,318,789,000 42,961,809,108 8,100,000 42,953,709,108 0 4239 Pendapatan Lain-lain
423921 Pendapatan Penyelesaian Tuntutan Ganti Rugi Non Bendahara - 58,300,000 - 58,300,000 0 423951 Pendapatan Kembali Belanja Pegawai Tahun Anggaran yang Lalu - 141,124 - 141,124 0 423952 Pendapatan Kembali Belanja Barang Tahun Anggaran yang Lalu - 27,852,000 - 27,852,000 0 JUMLAH SUB KELOMPOK PENDAPATAN 4239 - 86,293,124 - 86,293,124 0 JUMLAH SUB KELOMPOK PENDAPATAN 42 3,318,789,000 43,566,444,705 8,100,000 43,558,344,705 0
Tabel 3.69. Laporan Dana Kapitasi BPJS T.A. 2016
Uraian Estimasi Pendapatan
(Rp)
Realisasi Pendapatan (Rp) Kode Akun
(4)
LKIP Polda NTB Tahun 2016
|
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kegiatan Polda NTB tahun 2016 telah dilaksanakan sesuai Rencana Kerja dan
Perjanjian Kinerja yang telah ditentukan, meskipun dalam pelaksanaannya masih
terdapat kekurangan, hambatan maupun kendala.
Adapun capaian indikator kinerja utama Polda NTB tahun 2016 sebagai berikut:
1.
Sasaran Strategis I, meningkatkan peran Intelijen dalam upaya deteksi dini dan
penggelaran sebagai upaya pengelolaan keamanan dan ketertiban masyarakat,
capaian kinerja per sasaran 248,69 %.
2.
Sasaran Strategis II, terbangunnya kerjasama antar instansi/lembaga
masyarakat di Nusa Tenggara Barat dalam rangka sinergi Polisional, capaian
kinerja per sasaran 100 %.
3.
Sasaran Strategis III, tergelarnya Bhabinkamtibmas di seluruh Desa/Kelurahan
dalam rangka implementasi Polmas dan melakukan deteksi dini terhadap
potensi gangguan keamanan di masyarakat, capaian kinerja per sasaran
101,02 %.
4.
Sasaran Strategis IV, memelihara dan meningkatkan kondisi Kamtibmas agar
mampu melindungi seluruh warga masyarakat dalam beraktifitas untuk
meningkatkan kualitas hidup yang bebas dari bahaya, ancaman dan gangguan
yang dapat menimbulkan cedera, capaian kinerja per sasaran 91,23 %.
5.
Sasaran Strategis V, meningkatnya penyelesaian dan pengungkapan terhadap 4
(empat) jenis kejahatan: kejahatan konvensional; kejahatan terhadap kekayaan
Negara; kejahatan transnasional dan kejahatan berimplikasi kontijensi, capaian
kinerja per sasaran 84,32 %.
6.
Sasaran Strategis VI, terciptanya rasa aman di masyarakat, bebas dari rasa
takut terutama gangguan yang berkasar tinggi (kerusuhan massa, kejahatan
terorganisir dan lain-lain), capaian kinerja per sasaran 169,82 %.
7.
Sasaran Strategis VII, terwujudnya sistem Hukum Kepolisian yang kokoh dalam
rangka akuntabilitas, capaian kinerja per sasaran 806,94 %.
(5)
109
LKIP Polda NTB Tahun 2016
|
Secara umum kendala yang dihadapi Polda NTB dalam meningkatkan
kinerjanya adalah sebagai berikut:
1.
Keterbatasan jumlah personel;
2.
Kurangnya pengetahuan dan kemampuan personel;
3.
Personel juga dilibatkan dalam tugas lain di luar tugas utamanya (administrasi
umum, koordinasi, narasumber, dll);
4.
Keterbatasan sarana dan prasarana dalam mendukung pelaksanaan tugas;
5.
Keterbatasan anggaran untuk biaya pemeliharaan sarana dan prasarana;
6.
Kurangnya koordinasi dengan instansi terkait dalam pelaksanaan tugasnya.
B.
Langkah yang Akan Dilakukan untuk Meningkatkan Kinerja
Dari kesimpulan tersebut di atas, dapat dinyatakan bahwa capaian kinerja Polda
NTB secara umum sudah sesuai dengan target kinerja yang telah ditetapkan, namun
untuk meningkatkan capaian kinerja Polda NTB pada masa mendatang, maka Polda
NTB akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Agar dalam penyusunan anggaran berpedoman pada sasaran strategis yang
telah ditetapkan oleh masing-masing Satuan Kerja sehingga dalam penyusunan
LKIP akan mempermudah pelaksanaan pengukuran kinerja;
2.
Melaksanakan program pemerintah arah kebijakan dan strategi nasional
diantaranya prioritas sub bidang keamanan 2016-2019, sasaran bidang
keamanan adalah peningkatan kapasitas dan stabilitas keamanan nasional
yang dapat dilihat dari terpenuhinya almatsus Polri yang didukung industry
pertahanan, meningkatnya profesionalisme Polri, menguatnya Intelijen dan
kontra Intelijen, menguatnya keamanan laut dan daerah perbatasan,
menguatnya pencegahan dan penanggulangan narkoba;
3.
Meningkatkan pencapaian sasaran strategis, meningkatkan pelayanan prima
dalam
memelihara
keamanan
dan
ketertiban
masyarakat
dengan
mengedepankan upaya preemtif dan preventif yang didukung oleh penegakan
hukum yang tegas yaitu:
a.
Optimalisasi pelayanan masyarakat yang prima melalui penggelaran
personel dan peralatan Polri yang berbasis teknologi;
b.
Penguatan bidang kehumasan melalui implementasi keterbukaan informasi
publik guna mewujudkan kepercayaan masyarakat;
(6)