Keruntuhan Dinasti Umayyah di Damaskus

c. Teologi Khawarij dan Murji’ah Awal pendirian Umayyah ditandai dengan munculnya kelompok yang kontra terhadap Ali dan Mu’awiyyah, yaitu khawarij. Disamping berperan sebagai gerakan politik, khawarij juga berperan sebagai aliran teologi Islam. Gagasan Khawarij adalah tentang kewajiban menggunakan hukum Allah dengan adagium la hukm illa lillah. Bagi Khawarij, menyelesaikan sengketa bukan dengan hukum Allah adalah pengingkaran; dan dalam pandangan mereka tahkim antara pihak Ali dan Mu’awiyah dilakukan tanpa hukum Allah. Oleh karena itu, Ali dan Mu’awiyah dianggap telah melakukan dosa besar; dan mereka mengkafirkan pihak-pihak yang melakukan dosa besar. 15 Secara bahasa, Murji’at berasal dari kata al-irja’ mengakhirkan, al-ta’khir atau memberikan harapan I’tha al-raja’. Arti pertama relevan dengan Khawarij karena adigium yang mereka gunakan, yaitu maksiat tidak akan merusak iman seperti taat tidak akan bermanfaat bagi kekafiran; dan makna kedua relevan dengan khawarij karena mereka tidak mau menentukan hukum bagi yang melakukan dosa besar di dunia ini; apakah ia akan ditempatkan di surga atau di neraka. Diantara gagasan terpenting mereka adalah bahwa mukmin yang melakukan maksiat akan disiksa oleh Allah di Akhirat nanti; dan setelah disiksa, mereka akan ditempatkan di surga. 16 d. Madrasah Hasan al-Bashri Hasan al-Bashri dilahirkan pada zaman Khalifah Umar Ibn Khattab ra dan meninggal pada zaman Hisyam Ibn Abd al-Malik Dinasti Umayyah. Beliau meninggalkan sejumlah kitab yang berharga, diantara karya yang bisa dijumpai saat ini adalah Risalat fi Dzamm al-Qodariyyat dan Kitab fi Tafsir al-Qur’ani. 17 e. Aliran Fikih Secara umum, pada zaman Dinasti Umayyah terdapat dua aliran fikih: aliran Kufah Madrasat al-Ra’y dan aliran Madinah Madrasat al- Hadist. Aliran Kufah dibesarkan oleh Abu Hanifan dan aliran Madinah dibesarkan oleh Imam Malik; dan di Madinah terdapat Fuqoha’ Sab’at. 18

D. Keruntuhan Dinasti Umayyah di Damaskus

Sepeninggal Umar Ibn Abd al-Aziz , kekuasaan Bani Umayyah dilanjutkan oleh Yazid Ibn Abd Malik 720-724M. Masyarakat yang sebelumnya hidup dalam ketenteraman dan kedamaian, pada masa itu berubah menjadi kacau. Dengan latar belakang dan kepentingan etnis politis, masyarakat menyatakan konfrontasi terhadap pemerintahan Yazid Ibn Abd Malik cendrung kepada kemewahan dan kurang memperhatikan kepentingan rakyat. 19 Kerusuhan terus berlanjut hingga masa pemerintahan khalifah berikutnya, Hisyam bin Abd Malik 724-743 M. Bahkan pada masa ini muncul satu kekuatan 15 Jaih Mubarok, Sejarah dan Peradaban Islam, Bandung: CV Pustaka Islamika, 2008, hlm. 128 16 Ibid., hlm 130 17 Joesoef Sou’yb, Peranan Aliran Iktizal dalam Perkembangan Alam Fikiran Islam, Jakarta: Psutaka Alhusna, 1982, hlm, 187. 18 Jaih Mubarok, Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000. hlm. 55-56. 19 http:id.wikipedia.orgwikiBani_Umayya 4 baru dikemudian hari menjadi tantangan berat bagi pemerintahan Bani Umayyah. Kekuatan itu berasal dari kalangan Bani Hasyim yang didukung oleh golongan mawali. Walaupun sebenarnya Hisyam bin Abd Malik adalah seorang khalifah yang kuat dan terampil. Akan tetapi, karena gerakan oposisi ini semakin kuat, sehingga tidak berhasil dipadamkan. Setelah Hisyam bin Abd Malik wafat, khalifah-khalifah Bani Umayyah yang menjadi khalifah berikutnya bukan hanya lemah dalam politik, tetapi juga bermoral buruk. Hal ini semakin memperkuat golongan oposisi. Dan akhirnya, pada tahun 750 M, Marwan Ibn Muhammad , khalifah terakhir Bani Umayyah, melarikan diri ke Mesir, namun kemudian berhasil ditangkap dan terbunuh disana. Kematian Marwan Ibn Muhammad menandai berakhirnya kekuasaan Bani Umayyah di timur Damaskus yang digantikan oleh Bani Abbasiyah yang merupakan bagian dari Bani Hasyim. 20 Adapun beberapa faktor yang menyebabkan dinasti Bani Umayyah lemah dan membawanya kepada kehancuran. Faktor-faktor itu antara lain adalah: 1. Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan yang lebih menekankan aspek senioritas, pengaturannya tidak jelas dan Ketidak jelasan sistem pergantian khalifah ini menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat di kalangan anggota keluarga istana. 2. Lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup mewah di lingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan. Disamping itu, para Ulama banyak yang kecewa karena perhatian penguasa terhadap perkembangan agama sangat kurang. 3. Latar belakang terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi di masa Ali. Sisa-sisa Syiah para pengikut Abdullah bin Saba dan Khawarij terus menjadi gerakan oposisi, baik secara terbuka seperti di masa awal dan akhir maupun secara tersembunyi seperti di masa pertengahan kekuasaan Bani Umayyah. Penumpasan terhadap gerakan-gerakan ini banyak menyedot kekuatan pemerintah. 4. Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah adalah munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan al-Abbas ibn Abd al-Muthalib. Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim dan kaum mawali yang merasa dikelas duakan oleh pemerintahan Bani Umayyah.

F. Penutup