BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Nilai Slump
Nilai  slump  selalu  dihubungkan  dengan  kemudahan  pengerjaan  beton workabilitas, hal ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain :
  Gradasi dan bentuk permukaan agregat   Faktor air semen
  Volume udara pada adukan beton   Karakteristik semen
  Bahan tambahan Hasil  pengujian  nilai  slump  dan  penambahan  polypropylene  dapat  dilihat
pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 . Nilai Slump terdapat persentase polypropylene
Kadar Polypropylene Nilai slump
cm 18
0,5 17,5
0,75 17
1 16
Dari  tabel  dapat  dilihat  bahwa  dengan  meningkatnya  persentase  pemakaian polypropylene  nilai  slump  menurun,  hal  ini  disebabkan  karena  permukaan
polypropylene yang licin yang berakibat semen sulit untuk mengikat polypropylene.
Universitas Sumatera Utara
Pengaruh penambahan polypropylene terhadap nilai slump dapat dilihat pada Gambar 4.1
Gambar 4.1 Nilai slump terhadap kadar bahan tambah polypropylene
IV.2 Kuat Tekan
Pengujian kuat  tekan beton dilakukan pada umur 28 hari  yang dimaksudkan untuk  mendapatkan  gambaran  perkembangan  kekuatan  tekan  beton  dengan
menggunakan bahan tambah polypropylene dan hasilnya dibandingkan dengan beton normal. Hasil pengujian kuat tekan silinder beton dapat dilihat pada tabel 4.2. Grafik
pengaruh  penggunaaan  polypropylene  dengan  kuat  tekan  beton  umur  28  hari  dapat dilihat pada Gambar 4.2.
15.5 16
16.5 17
17.5 18
18.5
1 2
3 4
5
Pengaruh Persentase Polypropylene Terhadap Slump
Pengaruh Persentase Polypropylene
Terhadap Slump
Persentase Polypropylene N
il a
i S
lu mp
c m
18 17.5
17 16
Universitas Sumatera Utara
Variasi Penambahan
Simbol No.
Benda Uji Berat kg
Beban Tekan N
Tegangan Nmm²
BN-0
1 13
425000 19.97169
0,5
BP-0,5
1 13.05
426000 20.01868
0,75
BP-0,75
1 13.05
429000
20.15966 1
BP-1
1 13.1
430000 20.20665
Tabel 4.2 Pengujian kuat tekan beton
Gambar 4.2. Grafik perbandingan kuat tekan terhadap penambahan
polypropylene
Dari  hasil  pengujian  kuat  tekan  pada  umur  28  hari  terjadi  kenaikan  nilai kekuatan beton sejalan penambahan Polypropylene dengan variasi 0,5, 0,75 dan
1.
198.5 199
199.5 200
200.5 201
201.5 202
202.5
0.50 0.75
1
Pengaruh Polypropylene Terhadap Kuat Tekan
Pengaruh Polypropylene
Terhadap Kuat Tekan
K u
a t
T e
ka n
Persentase Polypropylene
19.9717 20.0187
20.1597 20.2067
Universitas Sumatera Utara
e. kolom columnar d. geser shear
c. kerucut dan geser cone dan shear
b. kerucut dan terbelah cone dan split
a. kerucut cone
IV.2.1. Pola Retak Pada Pengujian Kuat Tekan
Pada  pengujian  kuat  tekan  silinder  beton  ditemui  satu  kasus  yang  menarik untuk  dicermati  yaitu  pola  retak  pada  benda  uji  silinder  beton  seperti  yang  terlihat
pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Pola retak pada pengujian kuat tekan silinder beton dalam penelitian
Dimana pola retak yang terjadi menurut ASTM C 39 ada lima kemungkinan, seperti terlihat pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4. Pola retak yang terjadi
Universitas Sumatera Utara
Pola  retak  yang  ideal  diharapkan  adalah  yang  berbentuk  kerucut  cone. Karena pola retak yang berbentuk kerucut menunjukkan kepadatan benda uji silinder
merata dan permukaannya benar-benar datar, sehingga penyebaran tekanan pada saat pengujian  kuat  tekan  terjadi  secara  merata  pada  seluruh  permukaan  yang  kemudian
disalurkan merata pula pada seluruh bagian silinder. Hasil  pengujian  benda  uji  silinder  menunjukkan  pola  retak  yang  dominan
terjadi adalah  kerucut dan geser cone dan shear. Kasus ini mengindikasikan bahwa permukaan benda uji kurang datar dan kepadatannya juga kurang.
Permukaan  benda  uji  silinder  beton  yang  tidak  rata  terjadi  karena  adanya penyusutan  yang  terjadi  pada  beton  pada  saat  proses  pengikatan,  sehingga
permukaannya  menurun  dari  keadaan  semula  kondisi  benda  uji  sesaat  setelah diratakan  permukaannya  pada  proses  pembuatan.  Untuk  benda  uji  yang  tidak  rata,
sebelum  dilakukan  pengujian  kuat  tekan  dapat  dilakukan  capping  yang  bertujuan untuk mendapatkan permukaan benda uji yang rata.
IV.3 Kuat Tarik Silinder Beton