2.  Struktur  luar  Out-door  strukture,  Kelembaban  sedang, tidak ada pengaruh korosi
0,30
3.  Struktur  luar  Out-door  strukture,  Kelembaban  tinggi, pengaruh kimiawi
0,18
4.  Struktur  dengan  kelembaban  tinggi  dan  dipengaruhi  oleh korosi saljues, air laut
0,15
5.  Struktur berkaitan dengan air Reservoir 0,10
Tabel 2.4 . Lebar retak maksimum yang diijinkan
II.9 Penelitian yang Terkait
Berbagai  penelitian  telah  melakukan  pemanfaatan  berbagai  jenis  cacahan plastik  dengan  jenis  plastik  yang  berbeda  yang  mana  cacahan  plastik  tersebut
berfungsi  sebagai  serat  dalam  campuran  beton.  Penelitian  yang  sudah  pernah dilakukan antara lain :
1.  Bambang Mahendya
2008, melakukan
penelitian dengan
judul ”Penggunaan  Limbah  botol  Plastik  PET  sebagai  campuran  beton  untuk
meningkatkan kapasitas tarik belah dan geser ”, menunjukan bahwa dari hasil
pengujian  beton  yang  telah  mengeras  didapatkan  hasil  dengan  penambahan cacahan  botol  plastik  PET  optimum  sebesar  0.5  terjadi  peningkatan  kuat
tarik  belah  sebesar  24,44  pada  umur  7  hari,  sedangkan  umur  28  hari peningkatan  optimum  pada  0.7  yaitu  sebesar  19,39.  Pada  kuat  geser
peningkatan optimum terjadi pada 0.5 yaitu sebesar 37,19.
Universitas Sumatera Utara
2.  Johanes  Chandra  2008,  m elakukan  penelitian  dengan  judul  ”  Pengaruh
pemakaian  cacahan  Limbah  Gelas  plastik  Polypropylene  PP  pada  Kuat Tarik  dan  Kuat  Lentur  material  beton
”  menunjukan  bahwa  dari  hasil pengujian  beton  yang  telah  mengeras  didapatkan  hasil  dengan  penambahan
cacahan botol plastik PP optimum sebesar 0.3 terjadi peningkatan kuat tarik belah  sebesar  10,989  pada  umur  7  hari,  sedangkan  umur  28  hari
peningkatan  optimum  pada  0.1  yaitu  sebesar  24,904.  Pada  kuat  Lentur peningkatan optimum terjadi pada 0.7 yaitu sebesar 17,098.
3.  Wahyu  Kartini  2007, melakukan  penelitian  dengan  judul  ”  Penggunaan
Serat  Polypropylene  Untuk  Meningkatkan  Kuat  Tarik  Belah  Beton  “.  Dari hasil  penelitian  didapatkan  bahwa  untuk  campuran  beton  mutu  normal  dan
mutu  tinggi  mempunyai  dosis  penambahan  polypropylene  efektif  pada  0,9 Kgm3. Peningkatan kuat tarik belah yang terjadi pada beton normal sebesar
3,17    dibandingkan  beton  tanpa  fiber  dan  pada  beton  mutu  tinggi mengalami peningkatan sebesar 5,76  dibandingkan beton tanpa fiber.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
III.1 Umum
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kajian eksperimental yang dilakukan  di  Laboratorium  Beton  Fakultas  Teknik  Departemen  Teknik  Sipil
Universitas Sumatera Utara. Pada penelitian ini, dilakukan beberapa tahap meliputi : a.  Penyediaan dan pemeriksaan bahan penyusun beton.
b.  Perencanaan campuran beton Mix Design. c.  Pembuatan benda uji.
d.  Pengujian kuat tekan beton umur 28 hari. e.  Pengujian kuat lentur beton  umur 28 hari.
f.  Pengujian kuat tarik beton umur 28 hari. g.  Pemeriksaan pola retak beton pada umur 1, 3, 7, 14, 28, 45, 60 hari.
III.2.Penyediaan dan Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton
Bahan  penyusun  beton  terdiri  dari  semen  portland,  agregat  halus,  agregat kasar  dan  air.  Sering  pula  ditambah  bahan  campuran  tambahan  yang  sangat
bervariasi  untuk  mendapatkan  sifat-sifat  beton  yang  diinginkan.  Biasanya perbandingan  campuran  yang  digunakan  adalah  perbandingan  jumlah  bahan
penyusun beton yang lebih ekonomis dan efektif.
III.2.1 Semen Portland
Universitas Sumatera Utara