menjadi klinker. Setelah itu kemudian dikeluarkan, didinginkan dan dihaluskan sampai halus seperti bubuk. Biasanya ditambahkan gips atau kalsium sulfat CaS04
kira-kira 2-4 sebagai bahan pengontrol selama waktu pengikatan.
II.2.1.2.2 Sifat-Sifat Semen Portland
Sifat-sifat semen Portland dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sifat kimia dan sifat fisika. Sifat kimia semen portland meliputi:
1. Susunan Kimia Karena bahan dasarnya terdiri dari bahan-bahan yang terutama mengandung
kapur, silika, alumina dan oksida besi, maka bahan-bahan ini menjadi unsur- unsur pokok semennya. Sebagai hasil perubahan susunan kimia yang terjadi
diperoleh susunan kimia yang komplek, namun pada semen biasa dapat dilihat pada Tabel 2.1. Oksida-oksida tersebut berinteraksisatu sama lain untuk
membentuk serangkaian produk yang lebih komplek selama proses peleburan.
Oksida Persen
Kapur, CaO 60
– 65 Silika, SiO
2
17 – 25
Universitas Sumatera Utara
Alumina, Al
2
O
3
3 – 8
Besi, Fe
2
O
3
0.5 – 6
Magnesia MgO 0.5
– 4 Sulfur, SO
3
1 – 2
Soda Potash, Na
2
O + K
2
O 0.5
– 1
Tabel 2.1. Komposisi Senyawa Kimia Portland Semen
Walaupun demikian pada dasarnya ada 4 unsur paling penting yang
menyusun semen portland, yaitu :
a. Trikalsium Silikat 3CaO.SiO
2
yang disingkat menjadi C
3
S. b. Dikalsium Silikat 2CaO.SiO
2
yang disingkat menjadi C
2
S. c. Trikalsium Aluminat 3CaO.Al
2
O
3
yang disingkat menjadi C
3
A. d. Tetrakalsium Aluminoferrit 4CaO.Al
2
O
3
.Fe
2
O
3
, disingkat menjadi C
4
AF. Senyawa tersebut menjadi kristal-kristal yang paling mengikatmengunci
ketika menjadi klinker. Komposisi C
3
S dan C
2
S adalah 70 - 80 dari berat semen dan merupakan bagian yang paling dominan memberikan sifat semen. Semen dan air
saling bereaksi, persenyawaan ini dinamakan proses hidrasi, dan hasilnya dinamakan hidrasi semen.
2. Kesegaran semen Pengujian kehilangan berat akibat pembakaran loss of ignition dilakukan
pada semen untuk menentukan kehilangan berat jika semen dibakar sampai sekitar 900-1000
o
C. kehilangan berat ini terjadi karena adanya kelembapan dan adanya karbon dioksida dalam bentuk kapur bebas atau magnesium yang menguap.
Kehilangan berat dari semen ini merupakan ukuran dari kesegaran semen.
Universitas Sumatera Utara
3. Sisa yang tak terlarut Sisa bahan yang tidak habis bereaksi adalah bagian yang tidak aktif dari
semen. Semakin sedikit sisa bahan ini semakin naik kualitas semen. Jumlah maksimum sisa yang tak larut yang dipersyaratkan adalah 1.,5.
Sifat fisik semen portland meliputi: 1. Kehalusan butir
Reaksi antara semen dan air dimulai dari permukaan butir-butir semen, sehingga makin luas permukaan butir-butir semen dari berat semen yang sama
makin cepat proses hidrasinya. Hal ini berarti kehalusan butir semen mempengaruhi proses hidrasi semen, semakin halus butiran semen maka proses hidrasi akan
semakin cepat, sehingga kekuatan awal tinggi dan kekuatan akhir akan berkurang. Kehalusan semen yang tinggi dapat mengurangi terjadinya bleeding atau naiknya air
ke permukaan, tetapi menambah kecenderungan beton untuk menyusut lebih banyak dan mempermudah terjadinya retak susut.
2. Waktu ikatan Waktu yang diperlukan semen terhitung dari mulai bereaksi dengan air dan
menjadi pasta semen hingga pasta semen cukup kaku untuk menahan tekanan yang disebut waktu ikatan. Waktu ikat semen dibagi dua yaitu waktu ikat awal initial
time dan waktu ikatan air final setting time. Waktu dari pencampuran semen dan air sampai saat kehilangan sifat
keplastisanya disebut waktu ikatan awal, dan waktu mencapai pastanya menjadi massa yang keras disebut waktu ikatan akhir. Pada semen Portland biasa, waktu
Universitas Sumatera Utara
ikatan awal tidak boleh kurang dari 60 menit, dan waktu ikatan akhir tidak boleh lebih dari 480 menit 8 jam.
3. Panas hidrasi Silikat dan aluminat pada semen bereaksi dengan air menjdai media perekat
yang memadat lalu membentuk massa yang keras. Reaksi membentuk media perekat ini disebut hidrasi. Panas hidrasi didefinisikan sebagai kuantitas panas dalam
kalorigram pada semen yang terhidrasi. Hidrasi semen bersifat eksotermis dengan panas yang dikeluarkan kira-kira
120 kalorigram. Dalam pelaksanaan, perkembangan panas ini dapat mengakibatkan masalah yakni timbulnya retakan pada saat pendinginan. Oleh karena itu, perlu
dilakukan pendinginan melalui perawatan curing pada saat pelaksanaan. 4. Berat jenis
Berat jenis semen berkisar antara 3,15 mgm
3
. Berat jenis digunakan dalam hitungan perbandingan campuran saja.
II.2.1.2.3 Jenis-Jenis Semen Portland