BAB 4 ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengujian 4.1.1 Hasil Pengujian Kekerasan
Pengujian kekerasan memperlihatkan peningkatan kekerasan pada setiap laluan yang dilakukan. Hasil pengujian kekerasan seperti yang ditunjukankan
pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil pengujian kekerasan berdasarkan skala brinell
Jenis Laluan Kekerasan BHN Deviasi
As-received 60,56
± 2,72 Laluan Ke-1
70,58 ± 2,26
Laluan ke-2 74,30
± 5,25 Laluan Ke-3
82,04 ± 3,34
Laluan ke-4 85,86
± 4,60 Laluan ke-5
87,24 ± 5,49
Tabel diatas jika disajikan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini.
Gambar 4.1 Grafik pengaruh laluan terhadap kekerasan
Universitas Sumatera Utara
Pada Gambar 4.1 dapat dilihat kekerasan aluminium mengalami peningkatan setelah proses equal channel angular pressing seiring dengan peningkatan jumlah
laluan. Besarnya peningkatan yang terjadi adalah sebesar 16 untuk laluan pertama, 23 untuk laluan kedua, 35 untuk laluan ketiga, 41 untuk laluan
keempat dan 44 untuk laluan kelima. Jelas terlihat bahwa harga kekerasan cukup signifikan didapatkan pada
laluan pertama, dan pada laluan berikutnya terjadi penurunan margin peningkatannya terhadap laluan sebelumnya.
4.1.2 Hasil Pengujian Metalografi Metallography Test
Pengujian metalografi dilakukan untuk melihat mikrostruktur yang ada dipermukaan spesimen. Pengujian ini menggunakan Reflected Metallurgical
Microscope dengan type Rax Vision No.545491, MM-10A,230V-50Hz. Pengujian mikrostruktur ini dilakukan untuk Aluminium yang belum dilakukan
proses Cetak Tekan dan yang sudah mengalami Cetak Tekan. Pengujian mikrostruktur dilakukan dengan pembesaran 100X, 200X dan 500X. Hasil foto
mikro seperti diperlihatkan pada gambar 4.2.
As-received Laluan ke 1
500 μm
5 00 μm
Universitas Sumatera Utara
Laluan ke 2 Laluan ke 3
Laluan ke 4 Laluan ke 5
Gambar 4.2 Foto mikro hasil pengujian metalografi
Pada Gambar 4.2 ditampilkan beberapa gambar struktur mikro aluminium pada kondisi aluminium komersil sebelum equal channel angular pressing
kondisi as-received dan setelah proses equal channel angular pressing. Semua Gambar menunjukkan pola butiran. Pada Gambar terlihat bahwa butir berubah
pada setiap laluan. Pembesaran yang dipilih pada pengambilan foto mikro ini adalah 500X. Dari gambar dapat dilihat perubahan struktur mikro Aluminium
dari kondisi as-received diameter butiran mengalami penurunan setelah dilakukan proses equal channel angular pressing untuk laluan kesatu,kedua, ketiga, keempat
dan kelima.
4.1.3 Hasil Konversi Nilai Hardness ke Tensile Strength
Konversi nilai hardness ke tensile strength dilakukan dengan menggunakan persamaan 2.4. hasil konversi dapat dilihat pada tabel 4.2.
5 00 μm
5 00 μm
500 μm 500 μm
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Hasil konversi nilai hardness ke tensile strength Jenis Laluan Kekuatan Tarik
Deviasi As-received
208,93 ± 9,40
Laluan Ke-1 243,50
± 7,68 Laluan ke-2
256,34 ± 18,12
Laluan Ke-3 283,04
± 11,53 Laluan ke-4
296,22 ± 15,87
Laluan ke-5 300,98
± 18,94
Tabel diatas jika disajikan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini.
Gambar 4.3 Grafik pengaruh laluan terhadap tegangan batas
Pada gambar 4.3 di atas menunjukkan kekuatan aluminium komersil meningkat seiring dengan penigkatan jumlah laluan yang diberikan. Besarnya
peningkatan kekuatan dari as-received 208,93 MPa adalah 16 243,50 MPa untuk laluan pertama, 22 256,34 MPa untuk laluan kedua, 35 283,04 MPa
untuk laluan ketiga, 42 296,22 MPa untuk laluan keempat dan 44 300,98 MPa untuk laluan kelima.
Universitas Sumatera Utara
4.1.4 Pengukuran Butiran
Ukuran diameter butiran spesimen dihitung berdasarkan metode planimetri sesuai standard ASTM E-112 dan bentuk butiran diasumsikan spherical, sebagai
contoh aluminium as-received pada gambar 4.4.
Gambar 4.4 Foto mikro aluminium as-received pembesaran 200X
Dari persamaan 2.5 didapat nilai N
A
, yaitu:
N
A
= Nilai N
A
ini kemudian diinterpolasikan pada lampiran B untuk mendapatkan diameter butiran, dimana diketahui diameter butiran sebesar 99,16
μm. Setiap sampel diambil 3 kali pengukuran diameter butir kemudian diambil rata-ratanya. Hasil perhitungan diameter butiran dengan metode planimetri
disajikan pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil pengukuran diameter butiran
Jenis Laluan Diameter Butir μm
As-received 93,67
Laluan ke-1 79,78
Laluan ke-2 51,50
Laluan ke-3 32,12
Laluan ke-4 29,52
Laluan ke-5 28,08
Universitas Sumatera Utara
Tabel diatas jika disajikan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut ini.
Gambar 4.5 Grafik pengaruh laluan terhadap diameter butiran
Dari Gambar 4.5 dapat dilihat diameter butiran aluminium komersil sebelum proses equal channel angular pressing kondisi as-received. Dengan
metoda Planimetri didapatkan diameter butir sebesar 93,67 µ m. Diameter butir setelah proses equal channel angular pressing laluan pertama didapatkan
diameter butir sebesar 79,78 µm. Disini dapat kita lihat bahwa terjadi penghalusan butir apabila dibandingkan dengan material kodisi sebelum proses equal channel
angular pressing. Pada laluan pertama terjadi penurunan diameter butir sebesar 14. Pada laluan kedua terjadi pengurangan ukuran diameter butiran, dimana
struktur butir menjadi lebih halus dibandingkan dengan laluan pertama. Pada laluan yang kedua didapatkan diameter butir sebesar 51,98. Disini terjadi
penurunan diameter butir sebesar 44. Untuk aluminium setelah proses equal channel angular pressing dengan tiga kali laluan terlihat terjadi penghalusan butir
yang cukup jelas, disini didapatkan ukuran butir sebesar 32,12 µ m. Disini terjadi penurunan diameter butir sebesar 65. Pada laluan keempat terus terjadi
penghalusan butir. dimana didapatkan ukuran butir sebesar 29,52 µ m. Disini terjadi penurunan diameter butir sebesar 68. Sementara itu pada laluan yang
kelima terus terjadi penghalusan butiran. dimana struktur butir menjadi lebih
Universitas Sumatera Utara
halus dibandingkan dengan laluan sebelumnya. Ini dibuktikan dengan ukuran diameter yang didapat adalah sebesar 28,08 µ m. Disini terjadi penurunan diameter
butir sebesar 70.
4.2. Pembahasan 4.2.1 Hubungan Antara Diameter Butiran Dengan Kekerasan