2.4. Etiologi Otitis Media Supuratif Kronis
Terjadi OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak, jarang dimulai setelah dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari
nasofaring adenoiditis, tonsilitis, rinitis, sinusitis, mencapai telinga tengah melalui tuba eustachius. Fungsi tuba eustachius yang abnormal merupakan faktor
predisposisi yang dijumpai pada anak dengan cleft palate dan Down Sindrome. Adanya tuba patulous, menyebabkan refluk isi nasofaring yang merupakan faktor
insiden OMSK yang tinggi di Amerika Serikat Nursiah, 2003. Faktor Host yang berkaitan dengan insiden OMSK yang relatif tinggi
adalah defisiensi imun sistemik. Kelainan humoral seperti hipogammaglobulinemia dan cell-mediated seperti infeksi HIV, sindrom
kemalasan leukosit dapat manifest sebagai sekresi telinga kronisNursiah,2003.
2.5. Epidemiologi OMSK
Otitis media supuratif kronik OMSK merupakan penyakit infeksi telinga yang memiliki prevalensi tinggi dan menjadi masalah kesehatan di
masyarakat. Di negara berkembang dan negara maju prevalensi OMSK berkisar antara 1-46, dengan prevalensi tertinggi terjadi pada populasi di Eskimo 12-
46, sedangkan prevalensi terendah terdapat pada populasi di Amerika dan Inggris kurang dari 1. Di Indonesia menurut Survei Kesehatan Indera
Penglihatan dan Pendengaran, Depkes tahun 1993-1996 prevalensi OMSK adalah 3,1 populasi. Dan jenis kelamin tersing pada OMSK Berdasarakan penelitian di
Medan mendapatkan jenis kelamin tertinggi yaitu laki laki Nora Balqis, 2010. Dan di Surabaya jenis kelamin tersering pada OMSK adalah laki-laki Suryanti,
2003
2.6. OMSK dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
a. Lingkungan Hubungan penderita OMSK dan faktor sosial ekonomi belum jelas,
tetapi mempunyai hubungan erat antara penderita dengan OMSK dan sosioekonomi, dimana kelompok sosioekonomi rendah memiliki insiden yang
lebih tinggi. Tetapi sudah hampir dipastikan hal ini berhubungan dengan kesehatan secara umum, diet dan tempat tinggal yang padat.
Universitas Sumatera Utara
b. Genetik Faktor genetik masih diperdebatkan sampai saat ini, terutama apakah
insiden OMSK berhubungan dengan luasnya sel mastoid yang dikaitkan sebagai faktor genetik. Sistem sel-sel udara mastoid lebih kecil pada penderita otitis
media, tapi belum diketahui apakah hal ini primer atau sekunder. c. Otitis media sebelumnya
Secara umum dikatakan otitis media kronis merupakan kelanjutan dari otitis media akut atau otitis media dengan efusi, tetapi tidak diketahui faktor apa
yang menyebabkan satu telinga dan bukan yang lainnya berkembang menjadi keadaan kronis.
d. Infeksi Bakteri yang diisolasi dari mukopus atau mukosa telinga tengah baik
aerob ataupun anaerob menunjukkan organisme yang multipel. Organisme yang terutama dijumpai adalah gram negatif, bowel-type flora dan beberapa organisme
lainnya. e. Infeksi saluran napas atas
Banyak penderita mengeluh sekret telinga sesudah terjadi infeksi saluran nafas atas. Infeksi virus dapat mempengaruhi mukosa telinga tengah dan
menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh terhadap organisme yang secara normal berada dalam telinga tengah, sehingga memudahkan pertumbuhan bakteri.
f. Autoimun Penderita dengan penyakit autoimun akan memiliki insiden lebih besar
terhadap otitis media kronis. g. Alergi
Penderita alergi mempunyai insiden otitis media kronis yang lebih tinggi dibanding yang bukan alergi.
h. Gangguan fungsi tuba eustachius. Pada otitis media supuratif kronis aktif, tuba eustachius sering tersumbat
oleh edema tetapi apakah hal ini merupakan fenomena primer atau sekunder masih belum diketahui.Ballenger, 1997
Universitas Sumatera Utara
2.7. KLASIFIKASI