xlv
7. Mempertimbangkan besarnya surplus penerimaan yang direncanakan profit
8. Mempertimbangkan tarif dan mutu pelayanan yang diberikan oleh fasilitas milik pihak lain pesaing
F. Tujuan Penetapan Tarif
Dalam hubungannya dengan tujuan penetapan tarif pada pelayanan kesehatan dasar seperti BP4, selain sebagai alat untuk peningkatan Cost
Recovery Rate CRR BP4 juga untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam membiayai sendiri pelayanan kesehatannya. Serta dengan pendapatan
BP4 yang cukup diharapkan terjadi subsidi silang dari pasien yang lebih mampu terhadap pasien yang kurang mampu, atau pendapatan dari unit produksi seperti
Klinik Spesialis Paru akan membangun pembiayaan program Promotif dan Preventif. Dengan kata lain penetapan tarif pelayanan BP4 harus sejalan dengan
tujuan normative pembangunan kesehatan yaitu pemerataan, mutu yang baik, efisiensi serta kesinambungan pelaksanaan program. Sejalan dengan hal
tersebut Feldstein berpendapat bahwa pengambil keputusan dari organisasi pelayanan kesehatan non profit harus mempunyai goal selain biaya yang
minimal.
26
Menurut Gani, ide penyesuaian tarif biasanya tidak disukai oleh politisi dan para pembuat kebijakan dengan alasan
3
: 1. Kesehatan adalah kebutuhan dasar manusia.
2. Penyesuaian tarif bisa berdampak pada masyarakat miskin. 3. Pelayanan kesehatan harus bebas dari motif keuntungan.
xlvi
Namun demikian mereka yang setuju dengan penyesuaian tarif menyatakan bahwa:
1. Kualitas pelayanan kesehatan sekarang yang rendah tidak akan bisa ditingkatkan jika sumberdaya tidak ditambah.
2. Kemampuan Pemerintah untuk mengalokasikan sumber daya terbatas 3. Masyarakat menginginkan kualitas pelayanan yang lebih baik.
4.
Kemampuan masyarakat untuk membayar telah meningkat dan subsidi pemerintah telah dinikmati oleh orang yang sebenarnya tidak
membutuhkan subsidi itu.
G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Tarif
Menurut Gani, faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan tarif adalah sebagai berikut
23
: 1. Biaya Satuan
Informasi biaya satuan adalah informasi yang menggambarkan besarnya biaya pelayanan per pasien besar pengorbanan faktor produksi untuk
menghasilkan pelayanan. Informasi ini merupakan informasi pertama yang digunakan untuk menetapkan tarif, dimana juga dapat dimanfaatkan untuk
menilai skala ekonomis produksi yang dihasilkan. Suatu proses produksi dikatakan telah memanfaatkan sepenuhnya skala eknomis yang dimiliki
hanya bila tidak lagi dimungkinkan untuk menurunkan biaya satuan tersebut. Semakin besar output semakin rendah biaya satuan, sampai batas tertentu,
karena bila tingkat pelayanan terus ditingkatkan, maka dibutuhkan peningkatan faktor output.
xlvii
2. Tingkat kemampuan masyarakat. Salah satu persyaratan dalam penetapan tarif pelayanan kesehatan adalah
mempertimbangkan kemampuan membayar masyarakat, diukur dengan cara melihat ATP Ability to Pay serta WTP Willingness to Pay masyarakat. Bila
masyarakat mempunyai kemampuan membayar rendah dan tingkat utilisasi selama ini rendah, maka sulit bagi institusi pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan tarifnya. Sebaliknya, bila masyarakat masih memiliki consumer surplus misalnya tampak dari besarnya pengeluaran untuk hal-hal yang non
primer seperti rokok, rekreasi dan lain-lain sementara untuk kesehatan relatif masih rendah maka dapat diharapkan kenaikan tarif.
3. Tarif pelayanan pesaing yang setara Meskipun telah menghitung biaya satuan dan tingkat kemampuan
masyarakat, institusi pelayanan kesehatan juga perlu membandingkan tarif pelayanan pesaing yang setara, misalnya tarif laboratorium swasta. Bila
ditetapkan tarif terlalu tinggi maka utilisasi akan terganggu. Hal tersebut sesuai dengan hukum permintaan dimana bila harga naik maka permintaan
akan menurun konsep elastisitas.
H. Break Even Point