Pengumpulan Data Pembentukan Model Kuadratik Pembentukan Model Fuzzy

BAB II PENYUSUNAN MODEL DAN KENDALA

2.1. Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS Kabupaten Temanggung. Data yang dianalisis adalah data Luas Lahan ha, Luas Panen ha, dan Produksi ton pada tahun 2011-2015.

2.2. Pembentukan Model Kuadratik

 Variabel Keputusan  i x data luas lahan pada kecamatan i dalam satuan ha.  i y data luas panen pada kecamatan i dalam satuan ha.  i S data luas produksi pada tahun ke- i dalam satuan ton.  Fungsi Tujuan Memaksimalkan produksi padi , 6 5 4 3 2 2 2 1               y x xy y x y x S  Fungsi Kendala i. Luas lahan tidak boleh lebih dari luas lahan maksimal. max x x i  ii. Luas panen lebih besar dari luas lahan. i i x y  Dengan kuadrat terkecil dapat dicari  dengan cara meminimalkan:     2 1 6 5 4 3 2 2 2 1          n i i i i i i i i y x y x y x S R       Artinya, perlu dipenuhi kondisi    R atau ; ; ; ; ; 6 5 4 3 2 1                         R R R R R R Jika diselesaikan, maka kita perlu menyelesaikan sistem persamaan linear W AV  dengan 3 ; 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 3 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 3 1 1 2 1 2 1 2 2 1 3 1 3 1 2 1 3 1 2 1 3 1 4 1 2 2 1 2 1 2 1 3 1 3 1 2 2 1 4                                                                                                          n y x y x y x y y y x y x y y x x y x x y x y x x y x y x y x y x y x y x y y y x y x y y x x y x x y x y x x A n i i n i i n i i i n i i n i i n i i n i i n i i i n i i i n i i n i i i n i i n i i i n i i n i i i n i i i n i i n i i i n i i i n i i i n i i i n i i i n i i i n i i n i i n i i i n i i i n i i n i i i n i i n i i i n i i n i i i n i i i n i i W= ; 1 1 1 1 1 2 1 2 T n i i n i i n i i i n i i i n i i i n i i i S S y S x S y x S y S x                     T V 6 5 4 3 2 1       

2.3. Pembentukan Model Fuzzy

Dalam penentuan produksi yang optimal digunakan model fuzzy dengan metode mamdani atau metode min-max. Setiap aturan yang berbentuk implikasi “sebab-akibat” anteseden yang berbentuk konjungsi AND mempunyai nilai keanggotaan berbentuk minimummin, sedangkan konsekuen gabungannya berbentuk maksimum max. Dibawah ini merupakan tahapan perancangan logika fuzzy. Gambar 1. Tahapan Perancangan Logika Fuzzy 4 INPU T FUZZIFIKA SI MESIN INFERE NSI DEFUZZIFIK ASI OUTP UT BASIS PENGETAHUAN FUZZY Secara umum, Fuzzy dirumuskan sebagai berikut :        b a z b a z dZ dZ Z Z   Dengan Z adalah nilai hasil defuzzyfikasi dan   z  adalah derajat keanggotaan titik tersebut sedangkan Z adalah nilai domain ke-i. Variabel yang disusun domain himpunan fuzzy adalah variabel luas lahan, luas panen, dan jumlah produksi dengan variabel input adalah variabel luas lahan dan variabel luas panen sedangkan variabel output adalah variabel jumlah produksi. Aturan yang dibuat adalah 18 aturan yaitu : 1. Jika luas lahan luas dan luas panen luas maka jumlah produksi banyak. 2. Jika luas lahan luas dan luas panen luas maka jumlah produksi sedang. 3. Jika luas lahan luas dan luas panen sedang maka jumlah produksi banyak. 4. Jika luas lahan luas dan luas panen sedang maka jumlah produksi sedang. 5. Jika luas lahan luas dan luas panen sedang maka jumlah produksi sedikit. 6. Jika luas lahan luas dan luas panen sempit maka jumlah produksi sedang. 7. Jika luas lahan luas dan luas panen sempit maka jumlah produksi sedikit. 8. Jika luas lahan sedang dan luas panen luas maka jumlah produksi banyak. 9. Jika luas lahan sedang dan luas panen luas maka jumlah produksi sedang. 10. Jika luas lahan sedang dan luas panen sedang maka jumlah produksi sedang. 5 11. Jika luas lahan sedang dan luas panen sedang maka jumlah produksi sedikit. 12. Jika luas lahan sedang dan luas panen sempit maka jumlah produksi sedang. 13. Jika luas lahan sedang dan luas panen sempit maka jumlah produksi sedikit. 14. Jika luas lahan sempit dan luas panen luas maka jumlah produksi sedang. 15. Jika luas lahan sempit dan luas panen sedang maka jumlah produksi sedang. 16. Jika luas lahan sempit dan luas panen sedang maka jumlah produksi sedikit. 17. Jika luas lahan sempit dan luas panen sempit maka jumlah produksi sedang. 18. Jika luas lahan sempit dan luas panen sempit maka jumlah produksi sedikit. Untuk fungsi keanggotaan menggunakan fungsi keanggotaan monoton berbentuk segitiga. Dapat dilihat sebagai berikut : 1. Segitiga Gambar 2. Fungsi keanggotaan monoton segitiga 2. Linear Naik 6 Gambar 3. Fungsi keanggotaan monoton Linear Naik             b x b x a a b a x a x x , 1 , ,  3. Linear Turun Gambar 4. Fungsi keanggotaan monoton Linear Turun             a x b x a a b a x b x x , 1 , , 

BAB III METODE PENELITIAN