Pengolahan dan Analisis Data

4.5 Pengolahan dan Analisis Data

4.5.1 Pengolahan Data Data yang telah dikumpulkan akan diolah melalui 3 proses

yaitu editing, coding, dan tabulating data menggunakann SPSS 15. Setelah data diolah, baru kemudian data disajikan dalam distribusi frekuensi.

1) Data karakteristik sampel yaitu tingkat pendidikan, jenis kelamin, dan pekerjaan:

a. Jenis kelamin dikelompokkan menjadi:

1. Laki-laki

2. Perempuan

b. Tingkat pendidikan dikelompokkan menjadi:

1. Rendah (tidak sekolah, SD, sampai SMP)

2. Tinggi (SMA sampai Perguruan Tinggi)

c. Pekerjaan dikelompokkan menjadi:

1. Tidak bekerja, jika tidak memiliki pekerjaan atau pensiunan.

2. Bekerja, jika memiliki pekerjaan.

2) Data faktor risiko

a. Riwayat hipertensi keluarga

1. Ada riwayat hipertensi dari keluarga

2. Tidak ada riwayat hipertensi dari keluarga

b. Obesitas

1. Ya

2. Tidak

c. Latihan fisik

1. Kurang, apabila latihan fisik tidak dilakukan minimal 30 menit selama 3-4 hari dalam seminggu.

2. Cukup, apabila latihan fisik dilakukan minimal 30 menit selama 3-4 hari dalam seminggu

d. Kebiasaan merokok

1. Ya

2. Tidak

3) Data tekanan darah sistolik dan diastolik sampel dinyatakan dalam mmHg. Khusus untuk analisis univariat, data tekanan darah akan dibuat nilai rata-ratanya dan dikategorikan hipertensi apabila tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau tekanan diastolik ≥ 90 dan tidak hipertensi apabila tekanan darah sistolik < 140 mmHg atau tekanan diastolik < 90 untuk mendapatkan gambaran umum sampel yang terkena hipertensi. Selain itu, analisis univariat juga dilakukan untuk mengetahui rata-rata tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik sampel.

4) Data asupan natrium sampel diperoleh dari hasil wawancara dengan metode SFFQ diterjemahkan dari URT (Ukuran Rumah Tangga) ke dalam gram dan dikonversikan dan dihitung asupan natrium menggunakan software Nutrisurvey sehingga diperoleh asupan natrium (mg) dalam sehari. Khusus untuk analisis univariat, data asupan natrium akan dibuat nilai rata-ratanya dan dikategorikan tinggi apabila asupan natrium > 2000 mg dan asupan natrium dikategorikan cukup apabila asupan natrium ≤ 2000 mg (WHO, 2013) untuk mendapatkan gambaran umum sampel yang mengkonsumsi asupan natrium secara berlebih.

5) Data asupan kalium sampel diperoleh dari hasil wawancara dengan metode SFFQ diterjemahkan dari URT (Ukuran Rumah Tangga) ke dalam gram dan dikonversikan dan dihitung asupan kalium menggunakan software Nutrisurvey sehingga diperoleh asupan kalium (mg) dalam sehari. Khusus untuk analisis univariat,

data asupan kalium akan dibuat nilai rata-ratanya dan dikategorikan rendah apabila asupan kalium < 3510 mg dan asupan kalium dikategorikan cukup apabila asupan kalium ≥ 3510 mg untuk mendapatkan gambaran umum sampel yang mengkonsumsi asupan kalium yang kurang.

6) Data rasio asupan natrium : kalium diperoleh dari perbandingan data rata-rata asupan natrium dan asupan kalium sampel per hari. Khusus untuk analisis univariat, data rasio asupan natrium : kalium akan dibuat nilai rata-ratanya dan dikategorikan buruk apabila rasio > 1 dan baik apabila ≤ 1 untuk mendapatkan gambaran umum rasio asupan natrium : kalium sampel yang memenuhi ajnuran.

7) Gambaran umum mengenai jumlah penderita hipertensi di Puskesmas Pasirkaliki Kec. Cicendo Kota Bandung diperoleh dari data profil Puskesmas Pasirkalikki Kec. Cicendo Kota Bandung.

4.5.2 Analisis Data Setelah dilakukan pengolahan data selanjutnya data tersebut dianalisis dengan komputer menggunakan program SPSS 15 sebagai berikut.

1) Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan untuk menyajikan data secara deskriptif dan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Analisa ini dilakukan terhadap data karakteristik sampel (meliputi tingkat pendidikan, jenis kelamin, dan pekerjaan), data faktor risiko sampel (riwayat hipertensi keluarga, obesitas, latihan fisik, dan kebiasaan merokok), asupan natrium, asupan kalium, rasio asupan natrium : kalium, serta tekanan darah diastolik dan tekanan darah sistolik sampel.

2) Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui:

a. Besar keeratan hubungan antara asupan natrium dengan tekanan darah sistolik dan diastolik.

b. Besar keeratan hubungan antara asupan kalium dengan tekanan darah sistolik dan diastolik.

c. Besar keeratan hubungan antara rasio asupan natrium : kalium dengan tekanan darah sistolik dan diastolik. Data dianalisis secara statistik menggunakan uji statistik korelasi. • Data yang terdistribusi normal diuji menggunakan statistik

parametrik korelasi Pearson dengan rumus sebagai berikut.

Keterangan: r

= koefisien korelasi Y

= variabel dependen

X = variabel independen n

= jumlah sampel • Data yang tidak terdistribusi normal menggunakan uji statistik

non parametrik korelasi Spearman dengan rumus sebagai berikut.

Keterangan: r s = nilai korelasi Spearman

d = selisih ranking tiap pasangan n

= jumlah sampel

Nilai r berada pada -1 ≤ r ≤ 1 : 1

32

a. r = -1 korelasi negatif, yaitu semakin tinggi asupan kalium maka tekanan darah sitolik dan tekanan darah diastolik semakin turun.

b. r = 0 dianggap tidak ada hubungan, yaitu tidak ada hubungan antara rasio asupan natrium : kalium dengan tekanan darah

c. r = 1 korelasi positif, yaitu semakin tinggi asupan natrium maka tekanan darah sitolik dan tekanan darah diastolik semakin tinggi.

Dengan daerah korelasi : r

= 0,00 – 0,25 tidak ada hubungan atau hubungannya kecil r

= 0,26 – 0,50 sedang r

= 0,51 – 0,75 baik r

= 0,76 – 1,00 sangat baik Uji kemaknaan korelasi : Menguji hipotesis Ho : r = 0, korelasi tidak signifikan (tidak ada hubungan antara 2 variabel) Ha : r ≠ 0, korelasi signifikan (ada hubungan 2 variabel)