12 HUBUNGAN ANTARA ASUPAN NATRIUM DENGAN TEKANAN DARAH SISTOLIK DAN DIASTOLIK DI PUSKESMAS PASIRKALIKI KECAMATAN CICENDO KOTA BANDUNG

TABEL 5.12 HUBUNGAN ANTARA ASUPAN NATRIUM DENGAN TEKANAN DARAH SISTOLIK DAN DIASTOLIK DI PUSKESMAS PASIRKALIKI KECAMATAN CICENDO KOTA BANDUNG

Tekanan darah

p-value

-0.203 Tekanan darah diastolik

Tekanan darah sistolik

Hasil uji statistik keeratan hubungan antara asupan natrium dengan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik masing- masing adalah -0.203 yang artinya keeratan hubungannya kecil dan -0.267 yang artinya keeratan hubungannya sedang. Sementara itu untuk uji kemaknaan koefisian korelasi hubungan antara asupan natrium dengan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik masing-masing nilai p-value adalah 0.114 (p > α) dan 0.055 yang berarti bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara asupan natrium baik dengan tekanan darah sistolik sampel maupun dengan tekanan darah diastolik sampel.

Berdasarkan hasil uji kemaknaan korelasi yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna (p > α) antara asupan natrium dengan tekanan darah ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Andarini dkk (2012). Selain itu, hasil penelitian yang

dilakukan oleh Mustamin (2010) dan Untari (2012) juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan natrium dengan kejadian hipertensi. Arah korelasi pada peneltian ini tidak sejalan dengan teori yang diungkapkan Krummel (2004), Nelms dkk (2010), serta Raymond dan Couch (2012) yang menyebutkan bahwa asupan natrium tinggi meningkatkan tekanan darah.

Menurut Gropper dan Smith, (2012) di antara beberapa design studi untuk menilai asupan natrium yang berdasarkan dari diet makanan sering kali menghasilkan konflik - tidak berhubungan atau memiliki hubungan yang positif antara natrium dan tekanan darah. International Study of Salt and Blood Pressure (INTERSALT), 10.000 orang dewasa dari 32 negara, menemukan bahwa peningkatan asupan natrium 100 mmol (2300 mg) dihubungkan dengan perubahan kecil tekanan darah, yaitu hanya sekitar 1 sampai 3 mmHg peningkatan sistolik dan 0 sampai 2 mmHg peningkatan tekanan darah diastolik. Biarpun begitu analisis ulang dilakukan terhadap studi ini dan hasilnya pun menunjukkan tidak ada hubungan.

Gropper dan Smith (2012) juga menyebutkan bahwa diet sesorang memiliki respon yang berbeda-beda dengan tekanan darah. Beberapa orang dengan hipertensi, terutama memiliki predisposisi genetik, tampak lebih sensitif pada kelebihan natrium daripada yang lain. Pada beberapa (30% sampai 50%) orang yang memiliki hipertensi, tingginya asupan natrium meningkatkan tekanan darah, dan pembatasan asupan natrium menghasilkan penurunan tekanan darah. Penurunan asupan natrium pada orang hipertensi akan bermakna menurunkan tekanan darah pada orang-orang Afrika-Amerika, orang- orang obes, orang-orang dengan usia lebih dari 65 tahun, beberapa yang memiliki aktifitas plasma renin yang rendah, dan beberapa dengan polimorfisme gen angiotensin. Hanya pada beberapa orang yang memiliki sensifitas terhadap natrium yang dapat menyebabkan natrium meretensi cairan dan perluasan volume extrasellular. Hal

tersebut kemudian berlanjut pada pelepasan substansi-substansi yang dapat meningkatkan aktifitas kontraktif jantung dan pembuluh darah serta mempengaruhi sistem renin-angiotensin-aldosteron.

Tidak adanya hubungan antara asupan natrium dengan tekanan darah sistolik maupun tekanan darah diastolik diduga peran dari faktor risiko lain yang menyebabkan hipertensi. Menurut FDA (2013), hipertensi atau peningkatan tekanan darah bergantung pada banyak faktor yaitu usia lanjut, asupan alkohol, obesitas, dan riwayat hipertensi dari keluarga. Oleh karena itu, natrium bukan satu-satunya yang berhubungan dengan peningkatan tekanan darah (Insel et al, 2013). Penyebab ketidak bermaknaan hasil uji statistik untuk penelitian ini mungkin diduga dari peran faktor risiko obesitas, usia lanjut, jenis kelamin, dan kurang latihan fisik. Hal ini dikarenakan dari 20 sampel yang mengalami hipertensi di antaranya 95% berumur ≥ 40 tahun, 90% berjenis kelamin perempuan, 80% obesitas, dan 100% kurang latihan fisik.

5.5.2 Keeratan Hubungan antara Asupan Kalium dengan Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik

Untuk mengetahui keeratan hubungan antara asupan kalium dengan tekanan darah sistolik dilakukan dengan uji statistik korelasi Pearson sedangkan untuk mengetahui keeratan hubungan antara asupan kalium dengan tekanan darah iastolik dilakukan dengan uji statistik korelasi Spearman. Berikut ini adalah tabel hasil uji korelasi Spearman dan Pearson keeratan hubungan antara asupan kalium dengan tekanan darah sistolik.

TABEL 5.13