Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Ekstraksi

10 2.2.1.4 Maserasi Maserasi merupakan cara ekstraksi paling sederhana yang dilakukan dengan merendam serbuk kasar simplisia dengan cairan pengekstraksi selama 4- 10 hari dan disimpan terlindung dari cahaya langsung mencegah reaksi yang dikatalisis cahaya atau perubahan warna. Keuntungan dari maserasi adalah hasil ekstraksi banyak serta dapat menghindarkan perubahan kimia terhadap senyawa- senyawa tertentu oleh karena pemanasan namun demikian proses maserasi membutuhkan waktu yang relatif lama. Kerugian cara maserasi adalah penyarian kurang sempurna karena terjadi kejenuhan cairan penyari dan membutuhkan waktu yang lama. Walaupun demikian, maserasi merupakan proses ekstraksi yang masih umum digunakan karena cara pengerjaan dan peralatannya sederhana dan mudah [22]. Ekstraksi akan lebih menguntungkan jika dilaksanakan dalam jumlah tahap yang banyak. Setiap tahap menggunakan pelarut yang sedikit. Kerugiannya adalah konsentrasi larutan ekstrak makin lama makin rendah, dan jumlah total pelarut yang dibutuhkan menjadi .besar, sehingga untuk mendapatkan pelarut kembali biayanya menjadi mahal [23]. Cara kerja ekstraksi dengan pelarut yaitu dengan cara memasukkan bahan yang diekstraksi ke dalam sokhlet. Ekstraksi berlangsung secara sistematik pada suhu tertentu dengan menggunakan pelarut. Pelarut akan berpenetrasi ke dalam bahan. Minyak hasil ekstraksi dengan pelarut mempunyai keunggulan yaitu bau yang mirip bau alamiah [2].

2.2.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Ekstraksi

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi ekstraksi, diantaranya metode ekstraksi, jenis dan konsentrasi pelarut, ukuran parttikel dari bahan yang akan diekstraksi, waktu ekstraksi, suhu ekstraksi, rasio pelarut terhadap bahan, dan pH ekstraksi [24]. 2.2.2.1 Suhu Kelarutan bahan yang diekstraksi dan difusitas biasanya akan meningkat dengan meningkatnya suhu, sehingga diperoleh laju ekstraksi yang tinggi. Pada beberapa kasus, batas atas untuk suhu operasi ditentukan oleh beberapa faktor, 11 salah satunya adalah perlunya menghindari reaksi samping yang tidak diinginkan [25] . 2.2.2.2 Ukuran partikel Semakin kecil ukuran partikel, semakin besar luas bidang kontak antara padatan dan solvent, serta semakin pendek jalur difusinya, yang menjadikan laju transfer massa semakin tinggi [25]. 2.2.2.3 Waktu Ekstraksi Semakin lama waktu ekstraksi akan semakin banyak solut yang terlarut pada solvent hingga batas waktu tertentu dan batas kandungan solut. Namun tergantung kepada kesesuaian terhadap pelarut dan selektifitasnya [25]. Temperatur yang lebih tinggi dan waktu yang lebih lama lebih dibutuhkan pada ekstraksi menggunakan pelarut heptana dibandingkan ekstraksi dengan pelarut heksana [14]. Waktu yang dibutuhkan untuk mengekstraksi suatu bahan akan berbeda untuk setiap tipe pelarut dan jenis peralatan yang digunakan [26]. Waktu ekstraksi sangat penting pengaruhnya dikarenakan penentuan waktu ekstraksi yang tepat dapat menghemat biaya dan waktu pengerjaan. Sesuai dengan hukum Fick’s yang kedua mengenai difusi, dimana pada suatu waktu, aka nada kesetimbangan antara zat terlarut dan pelarut. Sehingga, waktu ekstraksi yang berlebih sebenarnya tidak diperlukan [24]. Terdapat dua tahapan dalam ekstraksi minyak dari biomassa. Tahap pertama merupakan ekstraksi minyak dari permukaan luar partikel yang merupakan proses yang sangat cepat sedangkan tahap kedua merupakan ekstraksi minyak dari partikel bagian dalam dimana prosesnya lebih lambat. Peningkatan waktu ekstraksi hingga mencapai batasan kandungan minyak merupakan indikasi bahwa ekstraksi telah selesai [27]. 2.2.2.4 Faktor solvent Jika zat yang akan diekstraksi merupakan senyawa nonpolar misalnya minyak maka juga digunakan pelarut yang nonpolar seperti heksana, heptana dan pelarut nonpolar lainnya [25]. Ekstraksi dengan pelarut bergantung pada selektifitas kelarutan dari satu atau lebih komponen dalam campuran terhadap pelarut yang sesuai. Prinsip dasar ekstraksi merupakan pemisahan suatu campuran dengan pelarut yang tidak larut dengan campuran aslinya. Pelarut juga dapat larut dengan komponen spesifik yang terkandung dalam campuran. Dua fase terbentuk 12 setelah penambahan pelarut akibat perbedaan densitas. Pelarut dipilih sehingga zat terlarut dalam campuran dapat lebih larut terhadap pelarut. Sehingga perpindahan massa dari zat terlarut dari campuran ke pelarut terjadi hingga pemisahan tercapai ketika komponen yang akan dipisahkan terlarut dalam pelarut. Metode ekstraksi minyak yang paling dikenal adalah dengan penggunaan sokhlet [9]. Telah bertahun-tahun heksana menjadi pelarut yang dipilih untuk mengektraksi minyak. Perhatian terhadap lingkungan dan kesehatan baru-baru inni menyarankan untuk pembatasan penggunaan heksana, sehingga dibutuhkan pengganti dari pelarut tersebut. Heptana hampir sama dengan heksana tetapi tidak memiliki masalah terhadap lingkungan dan kesehatan. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Conkerton, et. al yaitu membandingkan antara pelarut heksana dan heptana sebagai pelarut ekstraksi biji kapas. Disimpulkan dari penelitian ini, meskipun heptana membutuhkan temperatur yang lebih tinggi dan waktu ekstraksi yang lebih lama dibandingkan dengan ekstraksi menggunakan heksana, namun heptana merupakan alternatif yang potensial untuk dipilih dikarenakan efek terhadap lingkungan dan kesehatan yang lebih rendah dibandingkan heksana [14]. Umumnya, pelarut dengan viskositas rendah lebih disukai. Namun yang paling penting adalah keamanan terhadap kesehatan dan lingkungan [20]. Karena pelarut merupakan material utama dalam proses ekstraksi, karakteristik dan sifat-sifatnya harus dipertimbangkan pemilihannya. Berikut beberapa pertimbangan dalam pemilihan pelarut: Tabel 2.3 Karakteristik Pelarut yang diinginkan [20] Kesesuaian Proses  Selektifitas tinggi  Kemampuan regenerasi  Koefisien distribusi tinggi  Perolehan solut tinggi untuk jumlah pelarut yang sedikit  Solubilitas terhadap rafinat rendah  Kesesuaian dengan solute Proses dan Peralatan  Viskositas rendah  Perbedaan densitas dari umpan 2, lebih baik 5  Tegangan antarmuka sedang  Mengurangi kecendrungan membentuk fase ketiga 13  Korosifitas rendah Keamanan terhadap kesehatan dan lingkungan  Tidak mudah terbakar  Toksisitas rendah  Dampak terhadap lingkungan rendah, Volatilitas rendah atau biaya penghilangan rafinat rendah Keseluruhan  Harga murah dan mudah didapat

2.2.3 N-heptana sebagai Pelarut pada Proses Ekstraksi