RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 17
1. Pelayanan Antenatal
Pemeriksaan kehamilan sangat penting dilakukan oleh semua ibu hamil untuk mengetahui pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Hampir seluruh ibu hamil di
Indonesia 95,4 sudah melakukan pemeriksaan kehamilan K1 dan frekuensi kehamilan minimal 4 kali selama masa kehamilannya adalah 83,5 persen. Adapun
untuk cakupan pemeriksaan kehamilan pertama pada trimester pertama adalah 81,6 persen dan frekuensi ANC 1-1-2 atau K4 minimal 1 kali pada trimester pertama,
minimal 1 kali pada trimester kedua dan minimal 2 kali pada trimester3 sebesar 70,4 persen. Tenaga yang paling banyak memberikan pelayanan ANC adalah bidan
88 dan tempat pelayanan ANC paling banyak diberikan di praktek bidan 52,5. Berdasarkan hasil survei tersebut NTB termasuk dengan K1 cukup baik lebih hampir
mencapai 98.
Gambar 2.1 : Kunjungan Antenatal K1 dan K4 di Lombok Tengah tahun 2011-2015
RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 18
Tingginya kunjungan ibu hamil pada trimester pertama K1 tidak diikuti pada kunjungan pada trimester 3 K4. Ini disebabkan karena angka drop out DO ibu
untuk menuju K4 mencapai 10. Pelayanan antenatal sangat penting untuk
mengetahui status kesehatan ibu, perkembangan tumbuh kembang Janin, deteksi dini risiko tinggi, dan perencanaan persalinan.
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 sebesar 91,23 persen masih dibawah target 95 persen, capaian ini lebih rendah dibandingkan tahun 2014. Dengan angka DO
yang cukup tinggi dari K1 ke K4 mengakibatkan petugas kehilangan kontak. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya migrasi, dimana ibu hamil khususnya pada
kehamilan pertama mereka memilih untuk melahirkan ditempat orang tuanya bukan ditempat mereka saat melakukan ANC rutin.
2. Ibu Hamil Dengan Komplikasi Yang Ditangani
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi P4K merupakan program terobosan Kementerian Kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat
tentang kesehatan ibu sebagai upaya untuk menurunkan kematian ibu. P4K adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat yang difasilitasi oleh tenaga kesehatan, kader,
tokoh agamatokoh masyarakat untuk meningkatkan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam perencanaan persalinan, persiapan menghadapi komplikasi
kehamilanpersalinan, perencanaan penggunaan kontrasepsi pasca persalinan bagi setiap ibu hamil dengan menggunakan media stiker sebagai penanda. Wujud
penerapan P4K tersebut juga dituliskan pada Buku KIA dalam lembar ‘Amanat Persalinan’. Setiap kehamilan yang mendapat buku KIA dan membuat perencanaan
persalinan dituliskan pada lembar tersebut Kementerian Kesehatan, 1997. Proses persalinan dihadapkan pada kondisi kritis terhadap masalah
kegawatdaruratan persalinan, terlebih bila terjadi komplikasi. Sehingga sangat diharapkan persalinan dapat dilakukan di fasilitas kesehatan.
Pelayanan ibu hamil dengan komplikasi diharapkan sebesar 82 dapat terlayani. Pelayanan komplikasi memegang peranan penting dalam menekan risiko kematian
ibu. Untuk itu, kemampuan pelayanan komplikasi ibu hamil terus ditingkatkan baik kemampuan petugas kesehatan penolong persalinan maupun terkait sarana dan
RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 19
prasarana persalinan di polindes, puskesmas maupun sarana rujukan. Upaya tersebut menampakkan hasil yang cukup signifikan, dapat di lihat dari cakupan
pelayanan komplikasi juga mengalami peningkatan dari 69,5 pada tahun 2011 menjadi 100 pada tahun 2015.
Gambar 2.2 : Cakupan pelayanan ibu hamil komplikasi yang ditangani
di Lombok Tengah Tahun 2011-2015
3. Persalinan oleh Tenaga Kesehatan