renstra 2016 - 2020 final dikes

(1)

RENCANA STRATEGIS

(

RENSTRA

)

DINAS KESEHATAN 2016 - 2020

Dinas Kesehatan

Kabupaten Lombok Tengah

Jl. Basuki Rahmat No.10 Praya telp. (0370-654003)

Email : dinkesloteng@gmail.com


(2)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur ke Hadirat Allah Yang Maha Esa senantiasa kita panjatkan atas Rahmat dan Karunia-nya maka Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah dapat menyelesaikan Dokumen Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah – (Renstra SKPD) Tahun 2016-2020.

Keberadaan Dokumen ini selain dimaksudkan untuk memberikan arahan tentang Rencana Pembangunan Kesehatan Lombok Tengah ke depan juga memberikan gambaran tentang keadaan umum kesehatan di Gumi Tastura, serta potret yang lebih detail tentang situasi dan kondisi pembangunan kesehatan dan masalah kesehatan di Kabupaten Lombok Tengah pada saat ini. Data-data yang ada bersumber dari data sekunder (BPS) serta data primer yang diperoleh dari cakupan pelayanan kesehatan dari semua bidang .

Strategi utama yang akan dikembangkan dalam pembangunan kesehatan kedepan adalah ditekankan pada upaya menjawab permasalahan utama urusan kesehatan antara lain kualitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan masih kurang; Rasio dan proporsi tenaga kesehatan yang memenuhi standar kompetensi masih kurang; implementasi regulasi kesehatan belum optimal. Hal lain yang juga menjadi prioritas adalah program I ndonesia sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional. Untuk menjamin kesetaraan pencapaian program dengan Kab/ Kota yang lain maka evaluasi kinerja keberhasilan Renstra ini berbasiskan pada Permenkes Nomor: 741/ Menkes/ Per/ VI I / 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota.

Mengingat keterbatasan yang ada serta permasalahan pembangunan kesehatan yang semakin kompleks maka peran dari lintas sector, lembaga donor, kalangan swasta, dan seluruh lapisan masyarakat masih sangat dibutuhkan.

Kepada semua pihak yang telah memfasilitasi dan terlibat dalam proses penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah ini, kami sampaikan ucapan terimakasih. Semoga dokumen renstra ini dapat menjadi acuan bagi berbagai pihak yang akan berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Lombok Tengah. Kami


(3)

menyadari bahwa renstra ini masih belum sempurna, untuk itu saran dan kritik yang membagun sangat kami harapkan.

Praya, April 2016 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah

Dr. Nurhandini Eka Dew i, SPA NI P: 19630623 198803 2 007


(4)

DAFTAR I SI

Halaman

Halaman Judul i

SK Penetapan Renstra Dinas Kesehatan 2011-2015 ii

Kata Pengantar v

Daftar I si vii

Daftar Grafik/ Gambar ix

Daftar Tabel x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2. Landasan Hukum 3

1.3 Maksud dan Tujuan 3

1.4 Sistematika Penulisan 5

BAB I I GAMBARAN UMUM PELAYANAN DI NAS KESEHATAN 7

2.1 2.2

Tugas, fungsi, dan struktur organisasi Sumber Daya Dinas Kesehatan

7 7

2.2.1 Sumber daya manusia 8


(5)

2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan 8

1 Pelayanan Antenatal 9

2 I bu hamil dengan komplikasi yang ditangani 9

3 Persalinan oleh tenaga kesehatan 9

4 Pelayanan Nifas 9

5 Neonatus dengan komplikasi yang ditangani 9

6 Kunjungan bayi 9

7 Desa/ kelurahan UCI 9

8 Pelayanan kesehatan anak balita 9

9 Pemberian makanan pendamping ASI MPASI 9

10 Balita gizi buruk mendapat perawatan 9

11 Penjaringan kesehatan siswa SD/ MI sederajat 9

12 Cakupan peserta KB aktif 9

13 Penemuan dan penanganan penderita AFP 9

14 Penemuan dan penanganan penderita penyakit pneumonia pada balita.

9

15 Penemuan dan penanganan penderita penyakit TB-BTA positif

9

16 Penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD 9 17 Penemuan dan penanganan penderita penyakit Diare 9


(6)

18 Pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 9

19 Pelayanan gawat darurat level 1 9

20 Desa/ kelurahan mengalami KLB kurang dari 24 jam 9

21 Desa siaga aktif 9

22 Rasio puskesmas per penduduk 9

23 Prosentase tenaga kesehatan yang sudah D3 keatas 9 24 Prosentase tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi 9

25 Rasio kapasitas rawat inap per penduduk 9

2.4 Tantangan dan peluang pengembangan pelayanan SKPD

8

BAB I I I I SU-I SU STRATEGI S BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 7 3.1 I dentifikasi permasalahan berdasarkan Tugas dan

Fungsi Pelayanan kesehatan

8

3.2 Telaahan Visi, misi dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih

8

3.3 Telaahan Renstra K/ L dan renstra 8

3.4 Penentuan isu strategis 8

BAB I V TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBI JAKAN 7

4.1 Tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD 8


(7)

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGI ATAN, I NDI KATOR KI NERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN I NDI KATI F

7

BAB VI I NDI KATOR KI NERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN SASARAN RPJMD

7


(8)

DAFTAR GRAFI K/ GAMBAR

Halaman

1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Prov. NTB 6

2. Tenaga Kesehatan dan Kualifikasinya se-NTB, 2007 7

3. Tenaga Kesehatan Lingkup Dinas Kesehatan NTB, 2008 7

4. Distribusi dan Jumlah Sarana Kesehatam 8

5. Tabel Perkembangan I PM NTB 1996-2007 11

6. Pebandingan I PM NTB dengan Provinsi Lainnya 12

7. Perkembangan Umur Harapan Hidup Prov. NTB 1996-2007 12

8. Umur Harapan Hidup NTB di bandingkan dengan I ndonesia 13

9. Grafik Trend Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan 14

10. Cakupan Balita yang mendapat I mmunisasi Lengkap 15

11. Trend Kecenderungan Gizi Buruk dan KEP NTB 2001-2007 16

12. Perkembangan Jumlah Puskesmas dan Pustu, 2000-2008 16

13. Kasus Kematian Neonatal di NTB, 2003-2008 19

14. Perkembangan Kasus Kematian Maternal di NTB 19

15. Prevalensi KEP NTB dibandingkan dengan I ndonesia, 2003-2007 20

16. Perkembangan Status Gizi Prov. NTB 1998-2007 21


(9)

18. Cakupan AMI di Provinsi NTB Tahun 1998-2008 24

19. Perkembangan Kasus DBD di NTB, 2000-2008 25

20. Jumlah I nveksi HI V sampai Tahun 2008 di NTB 27

21. Jumlah Kasus AI DS di NTB sampai 2008 27

22. Kecenderungan Alokasi Anggaran Dinas Kesehatan 2004-2008 36

23. Alokasi Anggaran APBD untuk Kesehatan 37

24. Trend Dana Dekonsentrasi Bidang Kesehatan 2004-2007 38


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Distribusi dan Jumlah Sarana Kesehatan 8

2. Sasaran Pembangunan Kesehatan Provinsi NTB 2009-2013 32

3. Strategi dan Kebijakan 33

4. Rencana Program, Prioritas Kegiatan dan I ndikator Program Pembangunan Kesehatan di Provinsi NTB 2009-2013

45

5. Perkiraan Sumber-sumber Pendanaan 52

6. I ndikator I mpact Pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Barat 58

7. I ndikator Outcome Pembangunan Kesehatan NTB 2009-2013 58

8 Target Capaian I ndikator Kinerja Sasaran pembangunan Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara barat 2009-2013

58


(11)

PEMERI NTAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH

DI NAS KESEHATAN

Jalan Basuki Rahmat Praya – Lombok Tengah Phone (0370) 654003

SURAT KEPUTUSAN KEPALA DI NAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH

Nomor: 120 / 2016 T E N T A N G

PENETAPAN

RENCANA STRATEGI S SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( RENSTRA SKPD)

DI NAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2016- 2020

KEPALA DI NAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH

MEMBACA Surat Bupati Lombok Tengah Nomor: 050/ 443/ Bappeda Tanggal 9 Desemberi 2010 perihal Sistematika Penulisan Rencana Strategis SKPD di Kabupaten Lombok Tengah;

MENI MBANG : a. Bahwa untuk menjabarkan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2020 Kabupaten Lombok Tengah setiap SKPD diwajibkan membuat Rencana Strategis

b. Bahwa untuk kelancaran pelaksanaan tugas Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Dinas Kesehatan

Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2016-2020,

dipandang perlu menetapkan Rencana Strategis Dinas Kesehatan tahun 2016-2020.

MENGI NGAT : a. Undang-Undang Nomor : 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

b. Peraturan pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Dekonsentrasi


(12)

c. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 Tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

d. Peraturan Pemerintah Nomor: 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara/ Lembaga (Lembaran Negara Republik I ndonesia Tahun 2004 Nomor: 75, Tambahan Lembaran Negara Republik I ndonesia Nomor : 4406)

e. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor:

134/ PMK.06/ 2005 Tentang Pedoman Pembayaran Dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara , dan peraturan pelaksanaan lainnya

f. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; g. Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan

atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

;

h. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 3

Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata kerja Dinas-dinas Kabupaten Lombok Tengah;

i. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 2 Tahun 2016 tentang Rencana Pembanguan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2016 - 20121;

M E M U T U S K A N

MENETAPKAN :

PERTAMA : Menetapkan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah tahun 2016-2021;


(13)

KEDUA : Sistematika Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah tahun 2016-2020 adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, terdiri dari Latar Belakang, Landasan Hukum, maksud dan tujuan, serta sistimatika penulsan.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD, terdiri dari Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD, Sumber Daya SKPD, Kinerja Pelayanan SKPD, Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI, terdiri dari Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD, Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah Terpilih, Telaahan Renstra K/L dan Renstra , Penentuan Isu-isu Strategis

BAB IV TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN, terdiri dari Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD, Strategi dan Kebijakan,

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF,

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD


(14)

KETI GA : Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah tahun 2016-2020 ini harus dijadikan pedoman dalam setiap pengambilan keputusan dan penganggaran. KEEMPAT : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan,

dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, maka akan diadakan perbaikan/ perubahan sebagaimana mestinya.

DI TETAPKAN DI : P R A Y A

PADA TANGGAL : 31 DESEMBER 2016 KEPALA DI NAS KESEHATAN

KABUPATEN LOMBOK TENGAH

= dr. Nurhandini Eka Dew i, Sp.A = NI P.: 19630623 198803 2 007

Tembusan Surat Keputusan ini disampaikan kepada Yth. 1. Bupati/ Wakil Bupati Lombok Tengah di Praya.

2. Kepala Bappeda Kabupaten Lombok Tengah di Praya. 3. Pertinggal.


(15)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya, sebagai investasibagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara social dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh periode sebelumnya.

Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), menjelaskan bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsure penyelenggara Negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah. Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dijelaskan bahwa Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan Renstra-SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun.

Renstra ini merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan langsung oleh Dinas Kesehatan kabupaten Lombok Tengah d a n m e n j a d i d a l a m p e n y u s u s n a n p e r e n c a n a a n t a h u n a n . Penyusunan Renstra dilaksnakan melalui pendekatan : teknokratik, politik, partisipatif, atas- bawah (top – down), danbawah – atas (bottom – up)

Renstra Dinas Kesehatan kabupaten Lombok Tengah Tahun 2016-2020 ini didasarkan pada penekanan pada pencapaian sasaran Prioritas, Standar Pelayanan


(16)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 2 Minimal (SPM) Bidang Kesehatan, dan Sustainable Development Goals (SDGs) dan Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM).

Proses penyusunan Renstra-SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah ini dilakukan secara bertahap dan merupakan ekstraksi dari kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional dan Tujuan pembangunan berkelanjutan, Kebijakan Pembangunan Daerah, aspirasi dari desa dan kecamatan serta mitra/Lembaga yang memiliki program di Kabupaten Lombok Tengah.

Fokus Renstra-SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah tahun 2016-2020 ditekankan pada upaya menjawab permasalahan utama urusan kesehatan antara lain: (a) Kualitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan masih kurang; (b) Rasio dan proporsi tenaga kesehatan yang memenuhi standar kompetensi masih kurang; (c) Pelaksana pelayanan kesehatan lebih mengutamakan pendekatan kuratif-rehabilitatif dibandingkan pendekatan promotif-preventif; (d) Implementasi regulasi kesehatanbelum optimal; dan (e) Implementas iStandar Pelayanan Minimal (SPM) kesehatan baik di fasilitas dasarmaupun lanjutan belum optimal.

Hal lain yang juga menjadi prioritas adalah Program Indonesia sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigm sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional :1)pilar paradigm sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat; 2)penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan,optimalisa sisistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continuumofcare dan intervensi berbasis risiko kesehatan;3) sementara itu jaminan kesehatan nasional dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan


(17)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 3

1.2 Landasan Hukum

Landasan hukum dalam penyusunan Renstra-SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2016-2020 adalah sebagai berikut:

DasarhukumpenyusunanRenstra SKPD Tahun 2016-2016 adalah :

1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II Dalam Wilayah Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1655);

2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);

5. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 8. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);


(18)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 4 9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5233);

12. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembar Negara nomor 5494);

13. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembar Negara 5495);

14. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembar Negara 5587);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4603);


(19)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 5 19. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

21. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4817);

22. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

24. Peraturan Menteri Dalam Negari Nomor 1 Tahun 2014 tantang Produk Hukum Daerah;

25. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 3);

26. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2009-2013 (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 14);

27. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 26).

28. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 2 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat


(20)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 6 Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014 Nomor XX, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor XX). 29. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentangStrukturOrganisasidan Tata KerjaPerangkat Daerah Kabupaten Lombok Tengah (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2008 Nomor XX, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor XX).

30. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 7 Tahun 2011 tentangRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor XX).

31. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 8 Tahun 2011 tentangRencana Pembangunan JangkaPanjang Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor XX). 32. RPJMD nomor ...

1.3 Maksud dan Tujuan

Renstra Dinas Kesehatan Lombok Tengah Tahun 2016 – 2020 disusun dan ditetapkan dengan maksud sebagai arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan bagi pemerintah daerah dan masyarakat untuk secara bersama-sama mewujudkan visi Misi Bupati dan wakil Bupati terpilih.

Adapun tujuan Renstra disusun sebagai acuan dalam penyusunan program dan kegiatan setiap tahunnya selama kurun waktu 2016 – 2020 meliputi arah, strategi kebijakan, indicator kinerja dan pendanaan indikatif.


(21)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 7

1.4 Sistematika Penulisan

Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renstra SKPD, serta susunan garis besar isi dokumen.

BAB I PENDAHULUAN, terdiri dari Latar Belakang, Landasan Hukum, maksud dan tujuan, serta sistimatika penulsan.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD, terdiri dari Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD, Sumber Daya SKPD, Kinerja Pelayanan SKPD, Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI, terdiri dari Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD, Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah Terpilih, Telaahan Renstra K/L dan Renstra , Penentuan Isu-isu Strategis

BAB IV TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN, terdiri dari Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD, Strategi dan Kebijakan,

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF,

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD


(22)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 8

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor: 3 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas – Dinas Daerah Kabupaten Lombok Tengah, kedudukan Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara administratif dikoordinasikan oleh Asisten Administrasi Umum dan Kesejahteraan Rakyat.

Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi, tugas pembantuan dan dekonsentrasi. Dalam melaksanakan tugas tersebut Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan;

b. Perencanaan program dan kegiatan bidang kesehatan;

c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kesehatan; d. Pengkoordinasian dan pembinaan tugas bidang kesehatan;

e. Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan tugas bidang kesehatan;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(23)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 9 Struktur organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah sebagaimana bagan berikut :

Sekretariat Dinas

Sub Bagian Keuangan Sub Bagian

Perencanaan Sub Bagian Umum

dan Kepegawaian

UPT DINAS Seksi Dalwas Obat,

Makanan dan Perbekalan Kesehatan

Seksi Pelayanan Kesehatan dan

Rujukan

Seksi Bimbingan & Pengendalian Perijinan Kesehatan

Seksi Jaminan Pemeliharaan Kesehatan &

Peranserta Masyarakat Seksi Sistem Informasi dan Promosi

Kesehatan

Seksi Sumber Daya dan Pengembangan Kesehatan Bidang

PelayananKesehatan

Seksi Pencegahan dan PemberantasanPenyak

it Seksi Sarana Air Bersih & Penyehatan

Lingkungan

Seksi Surveilens dan Penanggulangan Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan

Seksi Gizi Seksi Kesehatan Ibu

dan Anak

Seksi Kesehatan Reproduksi dan Lansia

Bidang Kesehatan Keluarga

Bidang Pengembangan Sumber Daya dan PromosiKesehatan

Kepala Dinas

Kelompok Jabatan Fungsional


(24)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 10

2.2 Sumber Daya SKPD

2.2.1 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia atau pegawai seluruhnya berjumlah 987 orang, dengan perincian jumlah Di Dinas Kesehatan dan UPT Puskesmas sebagai berikut :

Tabel 2.1

Jumlah Pegawai Di SKPD Dinas Kesehatan dan UPT Dinas Kesehatan dan jaringannya.

NO UNIT KERJA TOTAL KETERANGAN

1 Dinas Kesehatan 73

2 UPT Farmasi 6

3 UPT Lab 6

4 UPT Sarpras 6

5 Penujak 51

6 Mangkung 29

7 Darek 39

8 Batu Jangkih 15

9 Sengkol 44

10 Kuta 27

11 Teruwai 26

12 Mujur 34

13 Ganti 30

14 Janapria 34

15 Langko 31

16 Kopang 51

17 Muncan 32

18 Praya 55

19 Aik Mual 34

20 Pengadang 28

21 Batunyala 36

22 Ubung 39

23 Bonjeruk 26

24 Puyung 47

25 Pringgarata 36

26 Bagu 36

27 Mantang 40

28 Aik Darek 25

29 Teratak 33

30 Wajegeseng 9

31 Tanak Beak 9

Jumlah 987


(25)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 11 Sedangkan jumlah pegawai berdasarkan golongan ruang kepangkatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.2

Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan Ruang Kepangkatan

GOLONGAN

JUMLAH/RUANG

JUMLAH

a b c d

IV 32 2 1 0 35

III 123 155 160 169 607

II 36 42 90 173 341

I 2 1 2 5 10

JUMLAH


(26)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 12 Adapun jumlah pegawai berdasarkan jenis jabatan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.3

Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Pendidikan

NO JENIS JABATAN KETERANGAN

DIKES

1 Kepala Dinas/ Direktur 1 2 Sekertaris Dinas/ Kabag TU 1

3 Kepala Bidang 4

4 Kasubag/Kasi/Ka UPT 41

5 KTU 28

6 Administrasi Keuangan 77

7 Bendahara 12

8 Fungsional Umum 43 9 Administrasi Persuratan 1 10 Penjaga Keamanan 0

11 Sopir 9

12 Operator Komputer 0 13 Petugas kebersihan 1

14 Dokter umum 30

15 Dokter Gigi 17

16 Perawat 332

17 Perawat Gigi 48

18 Bidan 145

19 Keterapian fisik 0

20 Nutrisionis 51

21 Pranata laboratorium Kesehatan 46

22 Sanitarian 63

23 Penyuluh Kesehatan masyarakat 8 24 Keteknisian medis 3

25 Apoteker 5

26 Assisten Apoteker 21

JUMLAH 987

2.2.2 Sarana dan Prasarana Kesehatan

Jumlah Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan dasar tahun 2015 adalah 25 buah, terdiri dari Puskesmas perawatan sebanyak 25 buah, puskesmas non perawatan sebanyak 0 buah, Puskesmas Pembantu sebanyak 95 buah dan Polindes/Poskesdes 122 buah yang tersebar di desa dan kelurahan se-kabupaten


(27)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 13 Lombok Tengah seperti yang terlihat pada peta persebaran sarana kesehatan dibawah ini.

Gambar 3 : Distribusi Sarana Pelayanan Kesehatan Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Polindes/Poskesdes

Selain sarana tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah dibantu oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) yang menangani pelayanan kesehatan masyarakat yaitu UPTD Farmasi, UPTD Laboratorium dan UPTD Sarana dan Prasarana.

Asset yang dikelola Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah, selain asset fisik berupa tanah dan gedung perkantoran Dinas Kesehatan, UPTD Farmasi, UPTD Laboratorium dan UPTD Sarana dan Prasarana juga terdapat sarana untuk mobilisasi


(28)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 14 pelayanan berupa aset bergerak dan tidak bergerak.Selengkapnya asset tersebut sebagai berikut :

Tabel 2.4

Data Barang Milik Daerah (BMD) / Asset yang dikelola No Akun Neraca Nilai Saldo Akhir (Rp) Ket

A Aset Lancar

Aset pada Dinas Kesehatan (termasuk UPT

Puskesmas) 1 Persediaan 8.642.595.501

Jumlah A

B Aset Tetap

1 Tanah 12,236,852,979 2 Peralatan dan Mesin 29,676,954,189 3 Gedung dan bangunan 44,996,179,838 4 Jalan Irigasi dan jaringan 1,543,485,575 5 Aset tetap lainnya 75,000,000

6 Konstruksi dalam pengerjaa 0

Jumlah B 88,528,472,581 Jumlah A+B

2.3 Kinerja Pelayanan SKPD

Capaian kinerja berdasarkan indikator Renstra Dinas Kesehatan Lombok Tengah Tahun 2011 – 2015 disajikan dengan format sebagai berikut:


(29)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 15

Tabel 2.5

Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah


(30)


(31)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 17

1. Pelayanan Antenatal

Pemeriksaan kehamilan sangat penting dilakukan oleh semua ibu hamil untuk mengetahui pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Hampir seluruh ibu hamil di Indonesia (95,4%) sudah melakukan pemeriksaan kehamilan (K1) dan frekuensi kehamilan minimal 4 kali selama masa kehamilannya adalah 83,5 persen. Adapun untuk cakupan pemeriksaan kehamilan pertama pada trimester pertama adalah 81,6 persen dan frekuensi ANC 1-1-2 atau K4 (minimal 1 kali pada trimester pertama, minimal 1 kali pada trimester kedua dan minimal 2 kali pada trimester3) sebesar 70,4 persen. Tenaga yang paling banyak memberikan pelayanan ANC adalah bidan (88%) dan tempat pelayanan ANC paling banyak diberikan di praktek bidan (52,5%). Berdasarkan hasil survei tersebut NTB termasuk dengan K1 cukup baik lebih hampir mencapai 98%.

Gambar 2.1 :


(32)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 18 Tingginya kunjungan ibu hamil pada trimester pertama (K1) tidak diikuti pada kunjungan pada trimester 3 (K4). Ini disebabkan karena angka drop out (DO) ibu untuk menuju K4 mencapai 10%. Pelayanan antenatal sangat penting untuk mengetahui status kesehatan ibu, perkembangan tumbuh kembang Janin, deteksi dini risiko tinggi, dan perencanaan persalinan.

Cakupan kunjungan ibu hamil K4 sebesar 91,23 persen masih dibawah target (95 persen), capaian ini lebih rendah dibandingkan tahun 2014. Dengan angka DO yang cukup tinggi dari K1 ke K4 mengakibatkan petugas kehilangan kontak. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya migrasi, dimana ibu hamil khususnya pada kehamilan pertama mereka memilih untuk melahirkan ditempat orang tuanya bukan ditempat mereka saat melakukan ANC rutin.

2. Ibu Hamil Dengan Komplikasi Yang Ditangani

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) merupakan program terobosan Kementerian Kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat tentang kesehatan ibu sebagai upaya untuk menurunkan kematian ibu. P4K adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat yang difasilitasi oleh tenaga kesehatan, kader, tokoh agama/tokoh masyarakat untuk meningkatkan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam perencanaan persalinan, persiapan menghadapi komplikasi kehamilan/persalinan, perencanaan penggunaan kontrasepsi pasca persalinan bagi setiap ibu hamil dengan menggunakan media stiker sebagai penanda. Wujud penerapan P4K tersebut juga dituliskan pada Buku KIA dalam lembar ‘Amanat Persalinan’. Setiap kehamilan yang mendapat buku KIA dan membuat perencanaan persalinan dituliskan pada lembar tersebut (Kementerian Kesehatan, 1997).

Proses persalinan dihadapkan pada kondisi kritis terhadap masalah kegawatdaruratan persalinan, terlebih bila terjadi komplikasi. Sehingga sangat diharapkan persalinan dapat dilakukan di fasilitas kesehatan.

Pelayanan ibu hamil dengan komplikasi diharapkan sebesar 82% dapat terlayani. Pelayanan komplikasi memegang peranan penting dalam menekan risiko kematian ibu. Untuk itu, kemampuan pelayanan komplikasi ibu hamil terus ditingkatkan baik kemampuan petugas kesehatan penolong persalinan maupun terkait sarana dan


(33)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 19 prasarana persalinan di polindes, puskesmas maupun sarana rujukan. Upaya tersebut menampakkan hasil yang cukup signifikan, dapat di lihat dari cakupan pelayanan komplikasi juga mengalami peningkatan dari 69,5% pada tahun 2011 menjadi 100% pada tahun 2015.

Gambar 2.2 :

Cakupan pelayanan ibu hamil komplikasi yang ditangani di Lombok Tengah Tahun 2011-2015

3. Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan sebesar 90 persen dari target 95 persen, jika dibandingkan tahun 2014 sebesar 89,4 persen mengalami peningkatan sebesar 0.6 persen namun masih dibawah target yang ditetapkan.


(34)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 20

Gambar 2.3 :

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Lombok Tengah Tahun 2011-2015

4. Pelayanan Nifas

Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan distribusi waktu ; 1) Kunjungan nifas pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai 3 hari ; 2) Kunjungan nifas ke-2 (KF2) dilakukan dalam waktu hari 4 sampai dengan hari ke 28 setelah persalinan dan 3) Kunjungan nifas ke-3 (KF3) dilakukan dalam waktu hari ke 29 sampai dengan hari ke 42 setelah persalinan.


(35)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 21

Gambar 2.4 :

Cakupan Pelayanan Nifas di Lombok Tengah Tahun 2011-2015

Cakupan pelayanan ibu nifas pada tahun 2015 sebesar 91,91 persen dari target sebesar 95 persen, meningkat 0,07 persen bila dibandingkan tahun 2014 tetapi menurun 7,59 persen bila dibandingkan tahun 2011.

5. Neonatus dengan Komplikasi yang ditangani

Neonatal risti/komplikasi meliputi asfiksia, tetanuis neonatorum, sepsis, trauma lahir, BBLR ( berat badan lahir < 2500 gram), sindroma, gangguan pernapasan dan kelainan neonatal. Neonatal risti/komplikasi yang ditangani adalah neonates risti/komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih yaitu dokter dan bidan di polindes, puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit.


(36)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 22

Gambar 2.5 :

Cakupan Neonatal dengan komplikasi ditangani tahun 2011 - 2015

Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang ditangani pada tahun 2015 sebesar 79.79 persen dari target sebesar 85 persen, meningkat 10,15 persen bila dibandingkan tahun 2014 tetapi masih dibawah taeget sebesar 85 persen.

6. Kunjungan bayi

Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, dan perawat) minimal 4 kali dalam setahun yaitu 1 kali saat berumur 29 hari – 3 bulan, 1 kali pada umur 3 – 6 bulan, 1 kali pada umur 6 – 9 bulan, dan 1 kali pada umur 9 – 11 bulan.


(37)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 23

Gambar 2.6 :

Kunjungan bayi di Lombok Tengah tahun 2011-2015

Cakupan kunjungan bayi yang mendapat pelayanan kesehatan tahun 2015 sebesar 95.03 persen dari target 95 persen menurun bila dibandingkan tahun 2014 sebesar 0.63 persen.

7. Desa/Kelurahan UCI

Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proyeksi terhadap cakupan atas imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (0-11 bulan). Desa UCI merupakan gambaran desa/kelurahan dengan ≥ 80 persen jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun.

Cakupan desa UCI (universal child immunization) di tahun 2015 mencapai 100 persen dari target sebesar 100 persen, capaian UCI lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut :


(38)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 24

Gambar 2.7 :

Cakupan UCI di Lombok Tengah tahun 2011-2015

8. Pelayanan Kesehatan Anak Balita

Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan kesehatan pada anak balita umur 12 – 59 bulan sesuai standar meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8x setahun, pemantauan perkembangan minimal 2x setahun dan pemberian Vitamin A 2x setahun (bulan pebruari dan agustus).

Pada tahun 2015 cakupan pelayanan kesehatan anak balita (1 – 4 tahun) sebesar 81,25 persen dari target sebesar 80 persen. Pelayanan kesehatan pada anak balita pada tahun 2015 sudah mencapai target. Gambaran capaian 5 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut :


(39)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 25

Gambar 2.8 :

Pelayanan kesehatan anak balita di Lombok Tengah tahun 2011-2015

9. Pemberian Makanan Pendamping ASI MPASI

Pemberian MP-ASI dilakukan dalam upaya mempertahankan dan perbaikan status gizi balita 6 – 24 bulan di Kabupaten Lombok Tengah. Pemberian MP-ASI secara khusus kepada balita gizi kurang keluarga miskin berupa makanan pabrikan kepada anak usia 12 – 23 bulan bulan.

Cakupan pemberian MP-ASI sampai dengan tahun 2015 sebesar 12.2 persen, dari target sebesar 100 persen. Perincian lengkap dapat dilihat pada gambar berikut :


(40)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 26

Gambar 2.9 :

Pemberian MP-ASI di Lombok Tengah tahun 2011-2015

10.Balita Gizi Buruk mendapat perawatan

Kegiatan pelacakan kasus dilakukan oleh petugas puskesmas, bidan desa dibantu oleh kader dan masyarakat. Indikator yang dipergunakan adalah BB/TB atau adanya gejala klinis gizi buruk. Tahun 2015 Kasus gizi buruk sebanyak 45 kasus dengan penanganan sebesar 100%

11.Penjaringan kesehatan siswa SD sederajat

Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD/ sederajat pada tahun 2015 sebesar 94.61 persen dari target 100 persen, Gambaran pencapaian 5 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut.


(41)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 27

Gambar 2.10 :

Penjaringan kesehatan siswa SD sederajat di Lombok Tengah tahun 2011-2015

12.Cakupan peserta KB aktif

Salah satu strategi MPS (Making Pregnancy Safer) adalah setiap WUS mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanggulangan komplikasi keguguran. Ini artinya Pelayanan Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pilar dari 4 pilar Safe Motherhood. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) diharapkan dapat memutuskan rantai sebab tidak langsung kematian ibu dan bayi, dimana mengurangi faktor risiko (4 terlalu) : Terlalu sering hamil, terlalu banyak anak, terlalu muda dan terlalu tua untuk kehamilan.

Cakupan KB aktif tahun 2015 sebesar 77.91 persen dari target sebesar 80 persen, cakupan KB aktif periode lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut :


(42)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 28

Gambar 2.11 :

Cakupan KB aktif di Lombok Tengah tahun 2011-2015

13.Penemuan dan penanganan penderita AFP

Acute Flaccid Paralysis (AFP) adalah semua anak yg berusia kurang dari 15 tahun dengan kelumpuhan yg sifatnya flaccid (layuh), terjadi secara akut (mendadak) dan bukan disebabkan oleh ruda paksa. Untuk anak <15 tahun, dapat dilaporkan sebagai kasus AFP jika terdapat gejala klinis yang pasti misalnya penyakit polio. Penyakit polio harus dibuktikan atau sudah tidak ada dengan penemuan kasus AFP.

Pada tahun 2015 di Lombok Tengah ditemukan 0.32 per 100.00 penduduk kurang dari 15 tahun kasus AFP non Polio dari target < 2 per 100.000 penduduk < 15 tahun, dibandingkan tahun 2014 ditemukan kasus sebesar 2.21 per 100.000 penduduk < 15 tahun.


(43)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 29 14.Penemuan dan penanganan penderita penyakit pneumonia pada balita

Penemuan dan penanganan penyakit pneumonia pada balita tahun 2014 sebesar 30.7 persen meningkat di tahun 2015 dengan capaian sebesar 34.6 persen dari target 100 persen

Gambar 2.12 :

Penemuan dan penanganan pnemopnia pada balita di Lombok Tengah tahun 2011-2015

15.Penemuan dan penanganan penderita penyakit TB BTA positif

Cakupan penemuan dan penanganan TB BTA positif tahun 2014 sebesar 36.71 meningkat di tahun 2015 dengan capaian 38.25 persen dari target sebesar 70 persen. Gambar dibawah menujukkan penemuan dan penanganan TB BTA positif lima tahun terakhir :


(44)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 30

Gambar 2.13 :

Penemuan dan penanganan penderita penyakit TB BTA positif di Lombok Tengah tahun 2011-2015

16.Penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD

Dari grafik dibawah ini dapat dijelaskan bahwa kasus DBD merupakan penyakit menular bersumber binatang yang akan muncul setiap lima tahun, pada grafik tersebut pada tahun 2015 bulan Januari mulai naik , terus puncak kasus pada bulan Mei dan berkurang pada bulan Agustus sehingga kasus menjadi dibawah 5 kasus tiap bulan, tetapi mengalami kenaikan lagi sejak bulan September, Oktober, Nopember dan Desember. Ketidak pedulian petugas tentang data yang ada di laporan bulanan DBD serta kurang optimalnya melakukan promosi kesehatan berupa PSN, ABJ setiap triwulanan, sehingga kasus ini terus berkembang.


(45)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 31

Gambar 2.14 :

Kasus DBD positif di Lombok Tengah tahun 2009 - 2015

17.Penemuan dan penanganan penderita Diare

Gambar dibawa ini memberikan informasi bahwa kasus Diare yang berhasil ditemukan oleh Tenaga Kesehatan dan Kader sebesar 60,56 %, ini masih jauh dari SPM Kabupaten Lombok Tegah sebesar 100 %, untuk mencapai target yang besar diperlukan upaya dari beberapa kordinasi lintas program dan lintas sektoral.Tetapi semua kasus diare yang ditemukan di sarana Kesehatan sudah dilayani dan ditatalaksana dengan baik, untuk tahun 2015 sudah menggunakan tablet Zinc selama 10 hari


(46)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 32

Gambar 2.15 :

Penemuan dan penanganan penderita Diare di Lombok Tengah tahun 2011-2015

18.Pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin

Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) diselenggarakan berdasarkan konsep asuransi sosial. Penyelenggaraan Program Jamkesmas dibedakan dalam dua kelompok berdasarkan tingkat pelayanannya yaitu: 1)Jamkesmas untuk pelayanan dasar di puskesmas termasuk jaringannya; 2) Jamkesmas untuk pelayanan kesehatan lanjutan di rumah sakit dan balai kesehatan. Capaian pelayanan dasar masyarakat miskin tahun 2013 sebesar 35.87 dengan target sebesar 85 persen sedangkan pelayanan kesehatan rujukan sebesar 0.83 persen dari target sebesar 75 persen. Sedangkan tahun 2015 dan 2014 perkembangan jamkesmas tidak dapat diukur Sejak diberlakukan Undang- Undang No.40 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). UU 40/2004 ini mengamanatkan bahwa jaminan sosial wajib bagi seluruh penduduk termasuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui suatu Badan Penyeleng gara Jaminan Sosial (BPJS).


(47)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 33 19.Pelayanan gawat darurat level 1

Rumah Sakit dengan kemampuan pelayanan gawat darurat level 1 diharapkan memiliki dokter on site (berada ditempat) 24 jam dengan kualifikasi general emergency life (GELS) dan atau advance trauma life support (ATLS) + advance cardiac life support (ACLS), di Kabupaten Lombok Tengah dari 2 Rumah Sakit yang ada yaitu RSUD Praya dan RSI Yatofa

Realisasi pelayanan gawat darurat level 1 tahun 2015 sebesar 100 persen dari target 100 persen

20.Desa/kelurahan mengalami KLB yang harus dilakukan penyelidikan Epidemiologi Desa/kelurahan mengalami kejadian luar biasa (KLB) yang ditangani kurang 24 jam oleh petugas tahun 2015 ditargetkan 100 persen (realisasinya 100%) sama dengan realisasi di tahun 2014 yaitu target 100 persen dengan realisasi 100 persen.

21.Desa siaga Aktif

Cakupan desa siaga aktif tahun 2015 mencapai 89.21 persen dari target 80 persen sedangkan tahun 2014 89.21 mencapai dari target 80 ersen. Kegiatan yang dilakukan dalam mendudkung keberhasilan pencapaian program ini adalah advokasi desa siaga kepada pemegang kebijakan, mengaktifkan forum desa siaga, pembangunan poskesdes, peningkatan kemitraan dengan Da’i.


(48)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 34

Gambar 2.16 :

Cakupan desa Siaga Aktif di Lombok Tengah tahun 2011-2015

22.Rasio puskesmas per penduduk

Pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar dapat digambarkan secara umum oleh indikator rasio puskesmas terhadap penduduk.

Untuk rasio puskesmas per penduduk di Lombok Tengah tahun 2015 sebesar 1 : 36.005 dari target sebesar 1 : 30.000 penduduk

23.Prosentase kesehatan yang sudah D3 keatas

SDM Kesehatan khususnya tenaga kesehatan minimal pendidikanya Diploma 3 ke atas karena hanya tenaga kesehatan yang pendidikan Diploma III mempunyai kewenagan untuk melakukan upaya kesehatan. Untuk asisten tenaga kesehatan yang berpendidikan dibawah D III jika bekerja harus didamping oleh tenaga kesehatan sehingga ada korelasi positif antara jumalah tenaga kesehatan yang pendidikan Diploma III dengan upaya kesehatan yang dilakukannnya.

Prosentase tenaga kesehatan yang sudah D3 keatas pada tahun 2015 mencapai 71.99 persen dari target sebesar 100 persen

Faktor-faktor yang mempengaruhi SDM Kesehatan belum seluruhnya berpendidikan D3 ke atas adalah beberapa SDM yang berpendidikan SPK, SMA, SPPH, SPRG masih


(49)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 35 menempuh pendidikan ketingkat lebih tinggi dengan status ijin belajar, beberapa SDM Kesehatan yang telah lulus pendidikan ijazahnya belum disesuaikan dan SDM kesehatan enggan melanjutkan pendidikan karena usia tugasnya kurang dari 5 tahun.

24.Persentase tenaga kesehatan yang telah memiliki kompetensi

Uji Kompetensi dilakukan pada tenaga kesehatan yang menempuh pendidikan vokasi atau profesi pada akhir masa pendidikan. Sehingga semua tenaga kesehatan yang pendidikan diploma tiga atau profesi ketika bekerja telah lulus uji kompetensi kompetensi yang diadakan oleh lembaga pendidikan dan bekerjasama dengan lembaga profesi. Sebagai bukti lulus kompetensi diterbitkanlah sertifikat kompetensi oleh perguruan tinggi.

Prosentase tenaga kesehatan yang telah memiliki kompetensi pada tahun 2015 sebesar 77.5 persen dari target sebesar 95 persen

Gambar 2.16 :

Persentase tenaga kesehatan yang telah memiliki kompetensi di Lombok Tengah tahun 2011-2015

Dalam mempertahankan dan meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan, Dinas Kesehatan kabupaten Lombok Tengan bekerjasama dengan organisasi profesi melakukan uji kompetensi untuk masing-masing tenaga kesehatan dan melalui pelatihan. Sedangkan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dilakukan


(50)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 36 melalui pengiriman pegawai negeri untuk mengikuti ijin atau tugas belajar baik dalam daerah maupaun di luar daerah

25.Rasio kapasitas rawat inap per penduduk

Meskipun pelayanan kesehatan masyarakat merupakan inti dari puskesmas, pelayanan kesehatan perseorangan juga menjadi perhatian dari pemerintah. Bagi daerah yang termasuk Daerah Tertinggal, Perbatasan, Kepulauan (DTPK), Dana Alokasi Khusus (DAK) digelontorkan dengan tujuan salah satunya adalah peningkatan puskesmas non rawat inap menjadi puskesmas rawat inap.

Rasio Rawat inap terhadap penduduk di Lombok Tengah tahun 2015 sebesar 1 : 2.876 dari target sebesar 1 : 2.000 penduduk.


(51)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 37 Anggaran dan realisasi pendanaan Dinas kesehatn dapat dilihat pada table 2.6 berikut :


(52)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 38 APBD adalah Rencana Pendapatan dan Belanja suatu Daerah (APBD) untuk satu tahun berjalan (1 periode) yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda). Anggaran mempunyai beberapa fungsi yang dikelompokan menjadi dua yaitu sebagai fungsi kebijakan fiskal dan sebagai fungsi manajemen.

Sebagai fungsi kebijakan fiskal, Pertama, anggaran dapat digunakan untuk menagtur alokasi belanja untuk pengadaan barang-barang dan jasa-jasa publik (public good and services). Kedua, sebagai alat distribusi yang bertujuan untuk menciptakan pemerataan atau mengurangi kesenjangan antar wilayah, kelas sosial maupun sektoral. Ketiga, sebagai fungsi stabilisasi, misalnya jika terjadi ketidakseimbangan yang sangat ekstrem maka pemerintah dapat melakukan intervensi melalui anggaran untuk mengembalikan pada keadaan normal.

Sebagai fungsi manajemen, Pertama, memberi pedoman bagi pemerintah untuk melakukan tugas-tugasnya pada periode mendatang. Kedua, anggaran sebagai alat kontrol masyarakat terhadap kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah. Ketiga, untuk menilai seberapa jauh pencapaian pemerintah dalam melaksanakan kebijakan dan program-program yang direncanakan.

Sebagai gambaran, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Lombok Tengah 5 tahun terakhir sebagai berikut :


(53)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 39 Dari gambar diatas Realisasi keuangan pada tahun 2015 mencapai 100 persen, sedangkan tahun 2014 realisasi 73.2 persen.

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

Keberhasilan rencana strategis Dinas kesehatan Lombok Tengah tidak terlepas dari lingkungan strategis yang melingkupinya, baik dalam skala nasional maupun kedaerahan.

1. Analisis Renstra K/L dan SKPD Provinsi NTB Tabel 2.7

Komparasi Capaian Sasaran Renstra SKPD

terhadap Sasaran Renstra SKPD Provinsi dan Renstra K/L

No Indikator Kinerja

Capaian Sasaran Renstra SKPD Kabupaten/Kota

Sasaran pada Renstra SKPD

Provinsi

Sasaran pada Renstra K/L

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Usia Harapan

Hidup 64.45 *) 64.9 *) 70.59 *) 2 Angka Kematian

Bayi 199 (10.32) *)

1.070 (10) ; *)

(57 : SDKI 2012) 19 (2012) 3 Angka Kematian

Ibu Melahirkan 18 (93.36) *)

111 (106) *)

(237 : SDKI 2012) 359 (SDKI 2012) 4 Cakupan Desa UCI 100 86.96 81.82

5 Bayi dengan

Imunisasi lengkap 97.81 88.17 86.9

6

Persalinan oleh tenaga kesehatan

di fasilitas kesehatan

89.46 89.95 88.64

7 Prevalensi Gizi

Kurang 15.5 16.78 13.9 8 Prevalensi Gizi

Buruk 4.96 4.83 5.7


(54)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 40

Umur Harapan Hidup

Dalam kurun waktu 2011-2014, Angka Harapan Hidup di Kabupaten Lombok Tengah menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011, Angka Harapan Hidup Lombok Tengah mencapai 63,79 tahun yang berarti anak yang lahir di Lombok Tengah berpeluang untuk hidup hingga berusia 63 tahun. Angka harapan hidup tersebut terus meningkat hingga mencapai 64,45 pada tahun 2014. Peningkatan terendah terlihat pada periode 2013 – 2014 dimana angka harapan hidup hanya meningkat 0,15 poin. Capaian UHH Lombok Tengah bila dibandingkan dengan UHH provinsi NTB sudah mendekati/sama tetapi masih jauh bila dibandingkan UHH Nasional.

Gambar 2.18 : Angka Harapan Hidup di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011-2014

Sumber: Inkesra Lombok Tengah, 2015

Angka Kematian bayi

Indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak yakni Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA). Perhatian terhadap upaya penurunan angka kematian neonatal (0-28 hari) menjadi penting karena kematian neonatal memberi kontribusi terhadap 59% kematian bayi. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, secara nasional angka Kematian Neonatus (AKN) pada tahun 2012 sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini sama dengan AKN berdasarkan SDKI tahun 72007 dan hanya menurun 1 point dibanding SDKI tahun 2002-2003 yaitu 20 per 1.000 kelahiran hidup.


(55)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 41 Angka kematian bayi di Kabupaten Lombok Tengah dalam kurun waktu 2011-2015 mengalami fluktuasi sebagaimana pada gambar berikut.

Gambar 2.19 : Angka kematian ibu dan bayi dalam kurun waktu 2011-2015

Sumber: Laporan Capaian MDGs Kabupaten Lombok Tengah, 2015

Angka Kematian Ibu

Terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka kematian ibu (AKI). AKI merupakan salah satu indikator yang peka terhadap kualitas dan aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.

AKI di Lombok Tengah juga terus mengalami penurunan yang cukup signifikan dari 107 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 menjadi 84,68 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Perhatian pemerintah dalam rangka menekan AKI terus menampakkan hasil. Identifikasi faktor risiko kehamilan sejak dini, dengan semakin meningkatnya kunjungan antenatal, deteksi dini komplikasi, perencanaan persalinan sampai masa nifas merupakan faktor penting dalam upaya menekan angka kematian ibu. Dukungan Jaminan persalinan juga meningkatkan akses terhadap pelayan persalinan oleh tenaga kesehatan.


(56)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 42

Adanya ambulan desa juga merupakan salah satu upaya meningkatkan akses pelayanan kesehatan khususnya kepada Ibu Hamil, untuk mengurangi risiko keterlambatan penangan saat ibu bersalin.

Gambar 2.20 : Angka Kematian Ibu dari tahun 2011 – 2015 dan Distribusinya

Penyebab utama kematian ibu di Lombok Tengah adalah toksemia 27,8%, infeksi 22,2%, perdarahan 11,1%, abortus 5,6%, dan sebab lain yang tidak dapat dijelaskan 33,3%.


(57)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 43

Universal Child Imunization

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1611/MENKES/SK/XI/2005, program pengembangan imunisasi mencakup satu kali HB-0, satu kali imunisasi BCG, tiga kali imunisasi DPT-HB, empat kali imunisasi polio, dan satu kali imunisasi campak. Imunisasi BCG diberikan pada bayi umur kurang dari tiga bulan; imunisasi polio pada bayi baru lahir, dan tiga dosis berikutnya diberikan dengan jarak paling cepat empat minggu; imunisasi DPT-HB pada bayi umur dua bulan, tiga bulan empat bulan dengan interval minimal empat minggu; dan imunisasi campak paling dini umur sembilan bulan. Seorang anak semestinya telah mendapatkan semua jenis imunisasi tersebut secara lengkap sampai umur 1 tahun.

Cakupan imunisasi dasar lengkap secara Nasional terus mengalami perbaikan. Hasil Riskesdas 2013 NTB baru mencapai 75,4%, tidak sebesar seperti yang dilaporkan secara program, namun terdapat peningkatan yang cukup signifikan. Di Lombok Tengah cakupan desa dengan Universal Chid Imunization (UCI) sampai tahun 2015 telah mencapai target yaitu 100%, semua desa telah mencapai UCI. Pengerahan sasaran di Posyandu memegang peranan penting dalam peningkatan cakupan imunisasi, peran lintas sektor sangat penting dalam identifikasi dan mobilisasi sasaran imunisasi di posyandu dan menjamin tidak ada satupun bayi di wilayahnya tidak terimunisasi.


(58)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 44

Imunisasi Lengkap

Hasil Riskesdas Tahun 2013 Cakupan anak diimunisasi lengkap secara Nasional hanya mencapai 59,2%. Sedangkan di Lombok Tengah berdasarkan catatan program imunisasi rutin telah mencapai 97,12% pada tahun 2015.Demikian halnya dengan cakupan anak yang diimunisasi campak secara Nasional pada tahun 2013 baru mencapai 82,1% dan NTB sebesar 90,6%. Sedangkan di Lombok Tengah pada tahun yang sama berdasarkan catatan program imunisasi rutin telah mencapai 100%. Adanya perbedaan tersebut memungkinkan terjadi karena adanya perbedaan dalam cara pengambilan data. Walaupun demikian hasil survei tersebut memberikan kita peringatan bahwa masih adanya kemungkinan anak yang tidak terimunisasi.

Gambar 2.23 : Cakupan Imunisasi Campak dan sebarannya di Lombok Tengah

Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan

Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu. Pemantauan dan perawatan kesehatan yang memadai selama kehamilan sampai masa nifas sangat penting untuk kelangsungan hidup ibu dan bayinya. Proses persalinan dihadapkan pada kondisi kritis terhadap masalah kegawatdaruratan persalinan, sehingga sangat diharapkan persalinan


(59)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 45 dilakukan di fasilitas kesehatan. Penolong persalinan oleh tenaga kesehatan yang kompeten merupakan salah satu indikator SPM. Tenaga kesehatan yang kompeten sebagai penolong persalinan (linakes) menurut PWS-KIA adalah dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter umum dan bidan. Kementerian Kesehatan menetapkan target 95 persen persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan pada tahun 2015.

Hasil Riskesdas 2013, persalinan di fasilitas kesehatan adalah 70,4% dan masih terdapat 29,6% di rumah/lainnya. Penolong persalinan oleh tenaga kesehatan yang kompeten (dokter spesialis, dokter umum dan bidan) mencapai 87,1%. Proporsi persalinan di fasilitas kesehatan NTB berada diatas rata-rata nasional sekitar 82%.

Gambar 2.24 : Cakupan Persalinan di tolong tenaga kesehatan dan sebarannya di Lombok Tengah tahun 2011 – 2015

Berdasarkan laporan rutin Dinas Kesehatan angka persalinan oleh tenaga kesehatan di Lombok telah mencapai angka yang cukup menggembirakan walaupun masih fluktuatif dan cenderung mengalami penurunan yaitu dari 92,9% pada tahun 2011 menjadi 90% pada tahun 2015.

Dukungan Jaminan Persalinan Universal (JAMPERSAL) kelihatannya cukup sigifikan dalam meningkatkan persalinan tenaga kesehatan, dimana pada 2 tahun terakhir.


(60)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 46 Apapun upaya pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kepada ibu hamil termasuk dalam rangka persalinannya tidak akan optimal apabila tidak didukung oleh peran serta masyarakat, kader, tokoh masyarakat dan keluarga terdekat dari Ibu Hamil. Perencanaan persalinan sangat penting untuk mewaspadai kemungkinan komplikasi pada saat persalinan, sehingga resiko kematian ibu dan bayi dapat diminimalisir.

Peningkatan peran serta masyarakat dan keluarga ibu hamil dalam perncanaan persalinan menunjukan hasil yang menggembirakan dalam 5 tahun terakhir. Hal ini ditunjukkan oleh trend persalinan oleh tenaga kesehatan terus mengalami peningkatan, dari 78,2% pada tahun 2010 menjadi 89,5 pada tahun 2015. Sementara sebaliknya trend persalinan oleh dukun terus mengalami penurunan dari 8% pada tahun 2010 menjadi hanya 2,7% pada tahun 2015. Upaya untuk meningkatkan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih terus ditingkatkan dan menekan sekecil mungkin persalinan tidak aman.

Gizi Kurang dan Buruk

Secara nasional berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahu 2013, angka kekurangan gizi Nasiona mencapai 19,6%. Sedangkan prevalensi kekurangan gizi di NTB sebesar 25% berada diatas angka nasional dan termasuk dalam kategori dengan Prevalensi mendekati amat tinggi.

Tabel : status gizi di Lombok Tengah tahun 2015

Indikator / Status Gizi

Status Gizi BB sgt

kurang/sgt pendek/sgt

kurus

BB Kurang/pende

k/kurus

Baik/norma l

Gizi Lebih/gemuk

BB/U 3,55 14,29 81,19 0,98 TB/U 14,89 23,46 61,65 - BB/TB 2,30 4,83 84,64 8,23

Berdasarkan standar masalah gizi menurut Depkes RI 2009 dikategorikan menjadi masalah kesehatan yang serius. Besarnya masalah kekurusan (kurus dan sangat kurus) pada balita yang masih merupakan masalah kesehatan masyarakat adalah jika prevalensi kekurusan > 5%. Masalah kesehatan masyarakat sudah dianggap serius bila prevalensi kekurusan antara 10.1% – 15.0% dan dianggap kritis bila prevalensi kekurusan sudah diatas


(61)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 47 15% (UNHCR). Secara keseluruhan di Kabupaten Lombok Tengah BB/TB balita mencapai 7,32%. Artinya masalah kekurusan pada anak balita di Kabupaten Lombok Tengah merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu penanganan secara multisektoral.


(62)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 48

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Kesehatan. Pelaksanaan Rencana strategis pada 5 tahun sebelumnya (2011-2015) yang tergambarkan oleh indicator kinerja sebagian telah mencapai target, namun ada beberapa yang belum terealisir di akhir tahun 2015, berikut rinciannya permasalahan dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 3.1

Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD Dinas KesehatanKabupaten Lombok Tengah

AspekKajian Capaian/Kond isiSaatini

Standar yang Digunak

an

Faktor yang Mempengaruhi

Permasalahan Pelayanan SKPD Internal (kewenangan SKPD) Eksternal (diluarkewenanga n SKPD)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Gambaran Pelayanan SKPD Pada tahun 2015 baru sebagian indikator yang mencapai target. Beberapa indikator yang belum mencapai target antara lain : 1.Kunjungan Bumil K4 2.Persalinan Ditolong Nakes yang memiliki Kompetensi Kebidanan 3.Pelayanan Nifas 4.Pemberian SPM 741 tahun 2008

1) DO, Migrasi, tidak terjaring, pasive care 2) Monitoring persalinan oleh nakes kurang optimal (kantong persalinan), Catpor, monev, sarana dan prasarana yang belum memadai/bel um standard, 3) Komitmen petugas dalam melaksanaka n pelayanan nifas masih kurang. 4) Komitmen Pemda dalam 1) Kurang berperannya Toma, Toga, dukungan keluarga, dll 2) Kurangnya Pembiayaan, Kurang kemitraan Toma, Toga, dukungan keluarga, masih adanya persalinan dukun, dll 3) Lemahnya Koordinasi dengan fasyankes swasta maupun (kilinik/RS Mutu layanan kesehatan masih belum optimal Angka kematian Bayi masih


(63)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 49 AspekKajian Capaian/Kond

isiSaatini

Standar yang Digunak

an

Faktor yang Mempengaruhi

Permasalahan Pelayanan SKPD Internal (kewenangan SKPD) Eksternal (diluarkewenanga n SKPD)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Makanan Pendampin g ASI pada Anakusia 6– 24bulan Keluarga Miskin 5.Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit-Penderita Pneumonia Balita 6.Pasien baru TB BTA Positif. 7. Penemuan dan PenangananP enderita Penyakit-PenderitaDiar e 8. Rasio puskesmas menurut penduduk ; 9) standar kompetensi petugas belum memadai ; 10) Distribusi Makanan pendampingm asih rendah ; 11) kematian bayi sudah Pengadaan Logistik MPASI hanya dianggarkan oleh pusat 5) MTBS/MTBM tidak berjalan, Komitmen petugas dalam penanganan (Negleted deseases), kurangnya Sarana dan prasarana (Aritimer, oksigen konsetrator), Kapasitas petugas dalam penanganan pnemoni. 6) Kurangnya Mikroskopis (Kuantitas dan Kualitas), Kapasitas dan Komitmen Petugas, Sarana dan prasarana kurang memadai. 7) MTBS/MTBM tidak berjalan, Komitmen petugas swasta-Pemerintah) 4) Definisi Operasional tentang MPASI hanya produk pabrikan. 5) Kurangnya dukungan dana dan logistik dari Pusat. 6) Stigma masyarakat, Komitmen Pemda. PMO, Sistem Rujukan, 7) Kurangnya dukungan pendanaan 8)Masih tergantung pada dana pusat 9)Kebijakan Zero growth tentang pengangkatan CPNS ; aturan ASN yang tidak


(64)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 50 AspekKajian Capaian/Kond

isiSaatini

Standar yang Digunak

an

Faktor yang Mempengaruhi

Permasalahan Pelayanan SKPD Internal (kewenangan SKPD) Eksternal (diluarkewenanga n SKPD)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

dibawah angka nasional tetapi masih menjadi masalah karena menjadi faktor utama penghitungan usia harapan hidup dalam penanganan (Negleted deseases), Sarana dab prasarana, kurangnya Kapasitas petugas dalam penanganan diare. 8) Jumlah FKTP

masih kurang dan belum terakreditasi memperboleh kan pengangkatan tenaga honor ; Aturan pendukung P3K (pegawai pemerintahde ngan perjanjian kerjasama) belumada 3). Belum ada

penganggaran untuk mendukung dalam peningkatan kapasitas petugas 2. Kajian terhadap Renstra SKPD Provinsi, Renstra K/L

Sebagian indicator telah mendukungca paian Renstra Provinsi dan Renstra Kementrian tapi masih ada beberapa indicator yang belum mendudkungd iantaranya UHH dan kematianbayi


(65)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 51

Tabel 3.2

Identifikasi Isu-Isu Strategis (LingkunganEksternal) SKPD DinasKesehatan

No

IsuStrategis Dinamika

Internasional Dinamika Nasional

Dinamika

Regional/Lokal Lain-lain

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Pemberlakuan MEA tahun 2017

Akreditasi sarana FKTP STR 2 SDG’s Diberlakukan

undang-undang No. 36 tahun 2014 tentangTenaga Kesehatan

Adanya regulasi tingkat provinsi tentang kesehatan (Generasi Emas NTB), AKINO, ABSANO, Kebijakan ASHAR (Aksi seribu hari kehidupan), Lemper Madu (Lembaga pemberdayaan Masyarakat terpadu) 3 Pergerakan

manusia antar negara yang diiringi perubahan iklim global akhir-akhir ini juga berimbas pada kualitas lingkungan hidup, dan erkembangnya penyakit baru dan lama potensial wabah (new emerging deseases & Re emerging deseases)

Permenkes No 21 Tahun 2013 tentang

penanggulangan HIV AIDs (Bab 1 pasal 3 mengurangi diskriminasi) ODHA

Surveilans

epidemiologi dan Kebijakan Bupati tentang

mempertahankan Eliminasi malaria menuju bebas malaria 2020


(66)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 52

3.3 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerahdan wakil kepala daerah Terpilih Tabel 3.3

Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD

Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Visi: “TERWUJUDNYA MASYARAKAT LOMBOK TENGAH YANG BERIMAN, SEJAHTERA DAN BERMUTU”

No

Misi dan Program KDH dan Wakil

KDH terpilih

Permasalahan Pelayanan SKPD

Faktor

Penghambat Pendorong

(1) (2) (3) (4) (5)

2 Misi 2 :

Meningkatkan Kesejahtraan sosial, kecerdasan dan kesehatan masyarakat dengan

mengedepankan keadilan dan kesetaraan gender

Mutu layanan kesehatan masih belum optimal

Kualitas dan Kuantitas SDM yang belum memadai dan merata

Kebijakan tentang mutasi tenaga kesehatan yang tidak selektif

Kondisi sarana prasarana kesehatan dan peralatan medis di UPT belum standard Pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan

Sistem penganggaran yang belum

mengacu pada Undang-Undang nomor 36 tahun 2009

Adanya kerjasama pemerintah provinsi dengan kabupaten terkait program kesehatan

Sarana kesehatan telah ada di masing-masing kecamatan dan desa

Kebutuhan dari masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan

berkeadilan semakin meningkat

Adanya regulasi tingkat kabupaten tentang kesehatan (perbup KTR), MOU pelayanan dengan pihak ketiga


(67)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 53 5 Misi 5 :

Mewujudkan Kepemerintahan yang baik dan kepastian Hukum dengan dukungan Birokrasi yang memiliki

pelayanan publik berkualitas

Pelayanan Publik belum optimal


(68)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 54

3.4 Telaahan Renstra K/L dan Renstra

Tabel 3.4

Permasalahan Pelayanan Dinas Kesehatan berdasarkan Sasaran Renstra K/L beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

No

Sasaran Jangka Menengah Renstra

K/L

Permasalahan Pelayanan Dinas Kesehatan

Sebagai Faktor Penghambat Pendorong

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Usia Harapan Hidup Kematian bayi dan balita sudah menurun namun masih menjadi penyumbang terbesar rendahnya Usia Harapan Hidup. Kurangnya kompetensi petugas dalam penanganan kegawat daruratan neonatal menyebabka n masih adanya kematian bayi, berpengaruh terhadap UHH Kebijakan pemerintah tentang Persalinan Gratis (Jampersal NTB)

Angka Kematian Bayi Kematian neonatal

sebagian besar disebabkan oleh BBLR masih tingginya kasus ibu hamil Anemia dan KEK. Kapasitas petugas, sarana dan prasarana yang belum memadai Komitmen pendanaan dari pemerintah dalam upaya menekan kematian bayi

Angka Kematian Ibu Melahirkan Keterlambatan (3T) dalam pengambilan keputusan pertolongan persalinan Hambatan birokrasi Komitmen pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu, Awig-awig desa


(69)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 55 No

Sasaran Jangka Menengah Renstra

K/L

Permasalahan Pelayanan Dinas Kesehatan

Sebagai Faktor Penghambat Pendorong

(1) (2) (3) (4) (5)

Cakupan Desa UCI Cakupan program

imunisasi telah mencapai target namun masih ditemukan kasus PD3I

Peran serta masyarakat Komitmen pemerintah untuk terus meningkatkan cakupan imunisasi dasar lengkap

Bayi dengan Imunisasi lengkap

Cakupan program

imunisasi telah mencapai target namun masih ditemukan kasus PD3I

Penolakan, kualitas pemberian vaksin Komitmen pemerintah untuk terus meningkatkan cakupan imunisasi dasar lengkap Persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan

Monitoring persalinan oleh nakes kurang optimal (kantong persalinan), Catpor, monev, sarana dan prasarana yang belum memadai/belum standard, Masih ada masyarakat Lombok Tengah yang tidak memiliki KTP/KK sehingga tidak terakomodir melalui persalinan gratis dan beralih ke persalinan non Nakes (dukun) Kebijakan pemerintah tentang Persalinan Gratis (Jampersal NTB) Program kerja 100 hari Bupati tentang

pelaksanaan kelas ibu di semua desa dalam rangka meningkatkan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan 2 Prevalensi Gizi Kurang Belum semua kasus

tertangani Prilaku keluarga terhadap pola asuh yang salah (Pemberian AE, PHBS dll)

Kerjasama LS/ LP


(70)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 56 No

Sasaran Jangka Menengah Renstra

K/L

Permasalahan Pelayanan Dinas Kesehatan

Sebagai Faktor Penghambat Pendorong

(1) (2) (3) (4) (5)

Prevalensi Gizi Buruk Akibat akumulasi Gizi kurang yang tidak tertangani sehingga menjadi gizi buruk

Penanganan pasca perawatan gizi buruk Koordinasi LS/LP Tabel 3.5

Permasalahan Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Berdasarkan Sasaran Renstra Dinas Kesehatan Provinsi beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan

Penanganannya No Sasaran Jangka Menengah Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Permasalahan Pelayanan Dinas Kesehatan SebagaiFaktor

Penghambat Pendorong

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Usia Harapan Hidup

Kematian bayi dan balita sudah menurun namun masih menjadi penyumbang terbesar rendahnya Usia Harapan Hidup. Kurangnya kompetensi petugas dalam penanganan kegawat daruratan neonatal sehingga menyebabkan kematian bayi masih ada, berpengaruh terhadap UHH Kebijakan pemerintah tentang Persalinan Gratis (Jampersal NTB)

2 Angka Kematian Bayi

Kematian neonatal sebagian besar

disebabkan oleh BBLR

masih tingginya kasus ibu hamil Anemia dan KEK. Kapasitas petugas, sarana dan prasarana yang belum memadai Komitmen pendanaan dari pemerintah dalam upaya menekan kematian bayi

3 Angka Kematian Ibu Melahirkan Keterlambatan (3T) dalam pengambilan keputusan pertolongan persalinan Hambatan birokrasi Komitmen pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu, Awig-awig desa


(71)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 57 No Sasaran Jangka Menengah Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Permasalahan Pelayanan Dinas Kesehatan SebagaiFaktor

Penghambat Pendorong

(1) (2) (3) (4) (5)

4 Cakupan Desa UCI Cakupan program imunisasi telah mencapai target namun masih ditemukan kasus PD3I Peran serta masyarakat Komitmen pemerintah untuk terus meningkatkan cakupan imunisasi dasar lengkap 5 Bayi dengan

Imunisasi lengkap Cakupan program imunisasi telah mencapai target namun masih ditemukan kasus PD3I Penolakan, kualitas pemberian vaksin Komitmen pemerintah untuk terus meningkatkan cakupan imunisasi dasar lengkap 6 Persalinan oleh

tenaga kesehatan di fasilitas

kesehatan

Monitoring

persalinan oleh nakes kurang optimal (kantong persalinan), Catpor, monev, sarana dan prasarana yang belum memadai/belum standard, Masih ada masyarakat Lombok Tengah yang tidak memiliki KTP/KK sehingga tidak terakomodir melalui persalinan gratis dan beralih ke persalinan non Nakes (dukun) Kebijakan pemerintah tentang Persalinan Gratis (Jampersal NTB) Program kerja 100 hari Bupati

tentang

pelaksanaan kelas ibu di semua desa dalam rangka meningkatkan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan 7 Prevalensi Gizi

Kurang

Belum semua kasus tertangani

Prilaku keluarga terhadap pola asuh

yang salah (Pemberian AE, PHBS dll)

Kerjasama LS/ LP

8 Prevalensi Gizi Buruk

Akibat akumulasi Gizi kurang yang tidak tertangani sehingga menjadi gizi buruk

Penanganan pasca perawatan gizi buruk

Koordinasi LS/LP


(72)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 58

3.6 PenentuanIsu-isu Strategis

a.Melakukan penilaian isu strategis terhadap kriteria yang telah ditetapkan berdasarkan skala tersebut pada angka b), dengan mengisi tabel sebagai berikut:

Tabel 3.6 Nilai Skala Kriteria

1 2 3 4 5 6 7

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10

1 Sumber Daya Manusia 400 300 400 400 200 300 2000

2 Sarana dan Prasarana 400 240 400 300 200 300 1840

3 Pendanaan 300 240 400 400 200 200 1740

4 Kematian I bu dan bayi 300 400 400 300 200 300 1900

5 Status gizi 300 400 300 300 200 200 1700

6 Pengendalian penyakit 300 400 300 300 200 200 1700

7 Akses Pelayanan 200 200 400 300 200 300 1600

No I su Strategis

Nilai Skala Kriteria ke- Total

Skor

Ket : peserta FGD sebanyak 20 orang terdiri Kabid dan kasie/kasubag

b.Menghitung rata-rata skor/bobot setiap isu strategis dengan mengakumulasikan nilai tiap-tiap isu strategis dibagi jumlah peserta, yang dituangkan dalam tabel sebagai berikut:


(73)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 59

Tabel 3.7

Rata-Rata Skor Isu-Isu Strategis

No

I su Strategis

Total Skor

Rata-rata Skor

-1 -2 3 4

1

Sumber Daya Manusia

2000

100

2

Sarana dan Prasarana

1840

92

3

Pendanaan

1740

87

4

Kematian I bu dan bayi

1900

95

5

Status gizi

1700

85

6

Pengendalian penyakit

1700

85

7

Akses Pelayanan

1600

80

Dari tabel diatas yang dianggap sebagai Isu Strategis Dinas Kesehatan berdasarkan prioritas adalah Sumber daya Manusia kesehatan, Sarana dan Prasaran Kesehatan, Pendanaan, Kematian ibu dan bayi, Status gizi, Pengendalian penyakit dan akses pelayanan.


(74)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH Page 60

BAB IV

TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD

Berikut ini diuraikan tujuan dan sasaran jangka menengah pada misi ke 2 dan ke 5 Bupati Lombok Tengah Tahun 2016 - 2020

Pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD Dinas Kesehatan beserta indikator kinerjanya disajikan pada table 4.1 sebagai berikut ini :


(1)

10

Desa Open Defecation Free (ODF)/ Stop Buang Air Besar Sembarangan

40 48 67 87 107 139 139

11

Cakupan penduduk yang mempunyai akses terhadap air minum

73,5 74 80 85 90 100 100

12 Case Notification

Rate (CNR) 80,32 80 85 90 95 100 100

16

Penemuan Pnemonia pada Balita

34,6 30 31 32 33 35 35

17

Penemuan

penderita diare 60,56 70 80 85 90 95 95

18

Penurunan angka kecacatan penderita kusta tingkat I I

21,43 20 15 10 10 5 5

19

Penderita I nfeksi Menular Seksual

(I MS) diobati 80 82 85 90 100 100

20 Penanganan

penderita HI V dan 100 80 82 85 90 100 100

21 Annual Paracite

I ncidence (API ) 0,06 0,09 0,08 0,07 0,05 0,04 0,04

22

Prevalensi Diabetes militus pada penduduk usia lebih dari 15 tahun

0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5

23

Prevalensi tekanan darah tinggi pada penduduk lebih 18 tahun

22,5 22,5 22,5 22,5 22,5 22,5 22,5

25 Cakupan desa 100 90 95 100 100 100 100

13

Penanganan lapangan kasus


(2)

2014 2016 2017 2018 2019 2020 2020 26

Cakupan I munisasi Dasar Lengkap

100 90 92 93 95 95 100

27

Cakupan imunisasi pada I bu hamil

100 80 85 90 92 95 95

29

Acute Flaccid Paralysis (AFP) rate

≥ 2 ≥ 2 ≥ 2 ≥ 2 ≥ 2 ≥ 2 ≥ 2

30

Desa Mengalami KLB yang

ditanggulangi < 24 Jam

100 100 100 100 100 100 100

31 Pembentukan

Pos Kesehatan 0 100 100 100 100 100 100

32 Cakupan K 4 91,23 92 93 94 95 96 96

33

Cakupan persalinan di fasilitas kesehatan (Linfaskes)

89,41 89 90 91 92 93 93

34

Cakupan pelayanan ibu nifas

91,91 91 92 93 94 94 94

35 Cakupan KN 94,24 93,5 94 94,5 95 95 95

36 Cakupan

kunjungan bayi 95,03 93,5 94 94,5 95 95 95

37

Cakupan pelayanan anak balita

81,25 70 71 72 73 74 74

38

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (Linakes)

89,93 90 91 91,5 92 93 93

39

Cakupan komplikasi kebidanan tertangani

100 88 89 90 91 92 92

40

Cakupan neonatal dengan

komplikasi tertangani


(3)

41

Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK)

15,91 15,8 15,6 15,4 15,2 15 15

43

Persentase Cakupan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan

90 91 92 93 94 95 95

44

Persentase I bu Hamil yang mendapatkan Tablet Tambah

91,23 92 93 94 95 96 96

45

Persentase Cakupan balita gizi buruk mendapat

100 100 100 100 100 100 100

47

Cakupan distribusi

kapsul vitamin A 91,89 96 97,5 100 100 100 100

48

Prevalensi kurang

gizi pada balita 17,84 17,5 17 16,5 16 15,5 15,5

49

Menurunnya prevalensi

stunting (pendek dan sangat pendek) anak baduta (persen)

38,36 37,5 36 34,5 33,5 32 32

50

Persentase balita yang ditimbang dibanding dengan seluruh jumlah balita (D/ S)

78,33 80 81 82 83 85 85

53

Cakupan pelayanan Santun Lansia

34,87 40 45 50 55 60 60

54

Penduduk miskin yang mempunyai


(4)

2014 2016 2017 2018 2019 2020 2020

55

Cakupan

masyarakat yang memiliki jaminan kesehatan nasional

60 66,7 83,4 100 100 100

56

Cakupan Rumah

Tangga ber PHBS 26,38 29,88 33,4 36,9 40,4 44 44

57

Persentase puskesmas yang sudah

menerapkan Sistim informasi Kesehatan

0 60 70 80 90 100 100

58

Persentase profesi tenaga kesehatan yang memiliki standard kompetensi

77,7 78 80 82 83 85 85

59 Cakupan desa

siaga aktif 89,21 89,5 90 91 92 93 93

60 Cakupan

posyandu aktif 21,98 70 71 72 73 74 74

61 Penjaringan anak

SD/ MI 94,49 90 91 92 93 95 95

62 Visit Rate 0,5 0,5 0,6 0,7 0,8 0,85 0,85

63

Rasio Puskesmas

Dengan Penduduk 1 : 36005

1 : 30000

1 : 30000

1 : 30000

1 : 30000

1 : 30000

1 : 30000

64

Cakupan

Puskesmas yang memenuhi pola ketenagaan minimal

65 65 70 75 80 80

65

Persentase capaian SPM kesehatan

80 85 90 95 100 100

66

Puskesmas yang

terakreditasi 0 6 6 7 8 0 27

67

Puskesmas yang menerapkan PPK BLUD


(5)

68

Persentase (SPP-I RT) yang memiliki sertifikat

30 35 40 45 50 50

70

Persentase tenaga kesehatan yang memiliki Surat Tanda Registrasi (STR)

50 60 70 80 100 100

71

Persentase tenaga kesehatan yang memiliki Surat I zin Praktek (SI P) dan Surat I zin Kerja (SI K)

60 70 80 90 100 100

72

Persentase Sarana Pelayanan kesehatan yang memiliki Surat I zin Operasional

60 70 80 90 100 100

73

Persentase ketersediaan obat dan vaksin


(6)

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH

Page 70

BAB VII

PEN U T U P

Renstra SKPD Dinas Kesehatan merupakan dokumen penting untuk memberikan

arah pembangunan guna mendukung pencapaian Visi dan Misi Jangka Menengah

Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2016-2020. Renstra SKPD harus mampu mengakomodir

berbagai kepentingan masyarakat, mampu mewadahi Rencana Strategis Kementrian dan

Lembaga instansi serta menjadi cerminan dari perencanaan pembangunan Kabupaten

Lombok Tengah dalam pencapian target pembangunan jangka menengah. Untuk itu Renstra

SKPD harus holistik, logis, dinamis dan fleksibel agar berdayaguna dan berhasil guna serta

dapat mengantisipasi perubahan-perubahan global, nasional dan regional.

RENSTRA ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan

penilaian kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah dalam 5 tahun ke depan.

Melalui upaya penetapan kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah yang lebih

terarah dan terukur diharapkan hasil pembangunan kesehatan lebih bermakna dan

bermanfaat.

Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan RENSTRA ini disampaikan

terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas tersusunnya Renstra Dinas

Kesehatan Tahun 2016 – 2020 ini. Akhir kata semoga Rencana Strategis (RENSTRA) ini dapat

diimplementasikan dengan baik sesuai tahapan-tahapan yang telah ditetapkan secara

konsisten.