11
20. Pengeluaran pribadi mudharib yang tidak ada hubungannya dengan bisnis
mudharabah tidak boleh dibebankan atas beban rekening bisnis mudharabah. 21.
Mudharib berhak atas remunerasi atau pembagian keuntungan yang besarnya telah ditentukan.
22. Perjanjian mudharabah berakhir karena telah tercapainya tujuan dari usaha
tersebut sebagaimana yang dimaksud dalam perjanjian atau pada saat berakhirnya jangka waktu perjanjian, atau karena salah satu pihak meninggal
dunia, atau jika salah satu pihak ingin mengakhiri perjanjian tersebut dan disetujui oleh pihak lainnya.
23. Mudharaib harus memperhatikan prinsip kehati-hatian dan itikad baik
sebagaimana diwajibkan oleh Al-Quran Surat 5 ayat 1.
2. Aplikasi Perjanjian Mudharabah Pada Bank Syariah
Prinsip bagi hasil profit sharing merupakan karakteristik umum dan landasan dasar bagi operasional bank Islam secara keseluruhan. Secara Syariah prinsipnya
berdasarkan kaidah Al-Mudharabah. Beradasrkan prinsip ini bank Islam akan berfungsi sebagai mitra, baik dengan penanbung maupun dengan pengusaha yang
meminjam dana.
Dengan penabung,
bank akan
bertindak sebagai
mudhoribpengelola, sedangkan penabung sebagai shahibul malpenyandang dana.antara keduanya diadakan akad mudharabah yang menyatakan pembagian
keuntungan masing-masing pihak. Di sisi lain pengusahapeminjam dana, bank Islam akan bertindak sebagai
Shahibul mal penyandang dana, baik yang berasal dari tabungandepositomaupun dana
bank sendiri
berupa modal
pemegang saham.
Sementara itu
pengusahapeminjam akan berfungsi sebagai mudharibpengelola karena melakukan usaha dengan cara memutar dan mengelola dana bank.
31
Dari uraian di atas, tampak bahwa sebagai salah satu prinsip atau teknik finansial dalam ekonomi Islam, dalam operasional perbankan syariah mudharabah telah
diperluas meliputi 3 pihak, yaitu :
32
1. Para nasabah penyimpan dana depositor sebagai Shahibul mal
2. Bank sebagai suatu intermediary, dan
3. Pengusaha sebagai Mudharib yang membutuhkan dana. Bank bertindak
sebagai pengusaha mudharib dalam hal bank menerima dana dari nasabah penyimpan dana depositor
Selanjutnya untuk melihat lebih jelas aplikasi perjanjian mudharabah pada bank syariah dapat dilihat dua bagan di bawah ini.
30
Mudharabah mutlaqoh adalah mudharabah mutlaktidak terbatas. Mudharabah muqayyadah, yatu mudharabah yang terbatas.
31
Syafi’i Antonio, Op.Cit.,hal. 137.
32
Sutan Remy Syahdaeni, hal.47.
12
Shahibul mal Mudharib
Shahibul Mal Mudharib
Sumber : Syafi’i Antonio, hal. 138
Shahibul mal Shahibul mal
Akad Mudharabah
Musyarakah Akad Murabah
BBA, dll Mudharabah
Sumber : Syafi’i Antonio, hal 138 Dalam hal penghimpunan dana, perjanjian mudrahabah diaplikasikan dalam
bentuk : a.
Deposito mudharabah, yaitu simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara penyimpan dengan bank. Kepada penyimpan deposito mudharabah diberi hak untuk
memperoleh pembagian laba bank, misalnya 70 tujuh puluh prosen untuk penyimpan 30 tiga puluh proses untuk bank, yang diperhitungkan sesuai
dengan peranan dananya dalam pembentukan laba bank.
b. Tabungan mudharabah, yaitu simpanan yang penarikannya dilakukan
dengan syarat-syarat tertentu yang telah disepakati antara penyimpan dengan bank. Penyimpan tabungan mudharabah diberi hak untuk memeproleh
pembagian laba bank misalnya 50 lima puluh prosen untuk penyimpan dan 50 lima puluh prosen untuk bank yang diperhitungkan sesuai dengan
peranan dananya dalam pembentukan laba bank. PENABUNG
BANK
BANK
NASABAH PEMINJAM
PENABUNG BANK
NASABAH PEMINJAM
13
Variabel yang menentukan besarnya pembagian laba pada tabungan ini sama dengan deposito mudharabah. Namun karena dalam tabungan dimungkinkan adanya
mutasi variabel besarnya dana yang disimpan diperhitungkan menurut saldo rata- rata.
33
Syarat-syarat sahnya perjanjian mudharabah dalam perbankan Islam
34
: 1.
Bank menerima dan dari nasabah penyimpan dana dalam bentuk mudharabah tidak terbatas.
2. Bank boleh menggunakan dana yang diterima untuk keperluan investasi bank
3. Untuk menentukan besarnya keuntungan nasabah dan membayar keuntungan
itu, bank mengumpulkan keuntungan dari semua proyek investasi yang dibiayai bank.
4. Bank dalam memberikan pembiayaan dilakukan dengan mudharabah terbatas.
Bank tidak boleh mencampuri manajemen nasabah yang memperoleh pembiayaan mudharabah.
5. Dalam mudharabah, bank tidak boleh meminta jaminan apapun.
6. Tanggung jawab Shahibul mal dan mudharib.
Tanggung jawab dari bank dalam kedudukannya sebagai shahibul mal terbatas hanya sampai pada modal yang disediakan. Sedangkan tanggung
jawab nasabah dalam kedudukannya sebagai mudgarib terbatas semata-mata kepada kerja dan usahanya jerih payahnya saja. Namun, apabila dapat
dibuktikan terhadap kecurangan atau terjadi mismanajemen, maka nasabah tersebut harus bertanggung jawab atas terjadinya kerugian keuangan
perusahaan dan berkewajiban untuk mengganti kerugian tersebut kepada bank.
7. Pembagian keuntungan ditentukan dimuka
8. Mudharib boleh diberi gaji
3. Tanggung Jawab Direksi Bank sebagai Mudharib Dalam perjanjian