Hasil Analisis Peningkatan Kemandirian Siswa

Grafik 2. Hasil Analisis Peningkatan Kemandirian Siswa

Hasil analisis data tes terakhir akhirnya. Dan aspek kelima adanya tersebut menunjukkan seluruh aspek

kegiatan yang menyenangkan ketika meningkat, aspek adanya sikap mandiri

belajar (KMB) meningkat dan hasil tes belajar (SMB) meningkat dan 51,65%

awal 58,18% menjadi 77,12% pada tes menjadi 75,03%, aspek kesanggupan dan

akhirnya. Berdasarkan data tersebut dapat kebutuhan dalam belajar (KB) meningkat

disimpulkan bahwa program bimbingan dan hasil tes awal 45,97% menjadi

belajar yang diberikan kepada siswa 70,06% pada tes akhirnya. Aspek ketiga

cukup efektif untuk meningkatkan yaitu adanya keinginan dan cita-cita masa

kemandirian belajar siswa SMP Panti depan (KCM) meningkat dan hasil tes

Asuhan Desa Putera Jakarta. awal 54,88% menjadi 76,08% pada tes

Sementara itu, hasil t-test akhirnya. Aspek keempat yaitu adanya

menunjukkan bahwa harga t hitung >tabel kemandirian dan kemampuan dalam

dengàn derajat kebenaran (dk) 2 pada belajar (KKB) meningkat dan hasil tes

tingkat kepercayaan 0,05. Hasil awal 58,18% menjadi 77,12% pada tes

pengolahan data dengan menguji pengolahan data dengan menguji

Hasil penelitian yang berupa skor hasil menggambarkan prestasi akademik, dan yang berupa frekuensi bertanya menggambarkan keaktifan dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.

Uji Coba Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa SMP Panti Asuhan Desa Putera Jakarta.

Atas dasar hasil assessment yang telah diuraikan di atas, program yang direncanakan selanjutnya di uji coba, sesuai dengan metode penelitian yang digunakan. Sebelum program tersebut di uji coba, perlu adanya diskusi yang mendalam dengan guru bimbingan dan konseling di SMP Panti Asuhan Desa Putera pada tanggal I Desember 2010 mengenai penilaian program serta materi bimbingan direncanakan akan diberikan kepada siswa selama 3 siklus tindakan kelas. Tujuannya yaitu untuk mengetahui kesesuaian program yang akan terapkan dengan program yang telah dilaksanakan guru bimbingan dan konseling. Diharapkan dapat menghasilkan program yang betul-betul efektif untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa di SMP Panti Asuhan Desa Putera Jakarta.

Uji coba ini dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan penelitian tindakan kolaboratif dengan pendekatan klasikal untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa dengan melakukan tiga siklus tindakan kelas.

Pada siklus pertama tindakan kelas tersebut dilakukan peneliti dan guru bimbingan dan konseling denan

merancang dan mendiskusikan tindakan yang akan dilakukan, yaitu menetapkan materi bimbingan, teknik bimbingan, teknik observasi, dan evaluasi serta merumuskan rencana tindakan yang akan dilaksanakan untuk memperbaiki program yang telah berjalan. Pertemuan pertama ini siswa diajak melakukan “permainan cara mengatur waktu dan kiat-kiat belajar. Bertujuan supaya awal pertemuan menyenangkan bagi para siswa dan mengakibatkan perkenalan peneliti dengan siswa sebelum memasuki materi utama. Materi intinya yaitu kiat - kiat belajar, para siswa diajak mendiskusikan cara belajar, selanjutnya dilatih untuk membuat jadwal belajar dengan menggunakan kiat-kiat belajar, diharapkan siswa dapat membiasakan belajar dengan keadaan lingkungan yang ada.

Pada saat pelaksanaan siswa dikenalkan tentang alat-alat yang digunakan dalam permainan (angka yang dibuat dari kayu, angka 1 sampai dengan

50) memberikan petunjuk simulasi serta mengatur waktu, beberapa siswa diminta untuk kedepan melakukan simulasi tanpa petunjuk apapun, kecuali hanya untuk memisahkan angka ganjil dan genap. Setelah siswa-siswa mendemonstrasikan simulasi tersebut, peneliti menjelaskan apa yang dirnaksud dengan angka ganjil dan genap yang dibuat tersusun tersebut, yang sedang digunakan dalam simulasi. Tujuan dalam permainan ini adalah untuk melatih siswa untuk menentukan angka ganjil dan angka genap untuk dikelompokkan mulai angka yang terkecil ganjil dan genap. Jika siswa tidak dapat memisahkan angka ganjil dan genap secara berurutan, berarti ada kesalahan strategi dalam mengatur angka. Hal ini dapat diartikan sebagai kekeliruan dalam cara mengatur waktu.

Kemudian peneliti memberikan materi inti yaitu membuat jadwal belajar Kemudian peneliti memberikan materi inti yaitu membuat jadwal belajar

Tahap akhir, siklus ini siswa diberikan kesempatan mengungkapan kesan selama kegiatan berlangsung permainan cara menyususun waktu belajar para siswa mengatakan merasa terhibur dengan adanya permainan tersebut. Pada materi ini mereka sempat bingung dalam menyusun kegiatan yang ditugaskan. Setelah dijelaskan tujuan dan menuliskan kiat-kiat belajar dan mengatur waktu belajar berulang-ulang barulah mereka bisa membuat jadwal belajar yang baik. Walaupun belum maksimal pada semua siswa, namun mereka sudah mendapat pengetahuan penting dalam sebuah rencana atau jadwal belajar sehingga belajar mereka merasa punya tujuan.

Selanjutnya siswa menyusun rencana tindak lanjut kegiatan kegiatan bimbingan klasikal untuk mengetahui seberapa jauh adanya perubahan sikap prilaku yang berhasil diterapkan siswa sehari-hari. Sehubungan hal tersebut dilakukan terus menerus dengan bantuan guru bimbingan dan konseling dan wali kelas, dan guru mata pelajaran. Pertemuan Kedua

Pada pertemuan ini memerlukan kerjasama dengan wali kelas di luar jam bimbingan. Pertemuan bimbingan dilaksanakan tanggal 12 januari 2011 wib. Diadakan cek kehadiran siswa sebelum kegiatan dimulai, dan semuanya hadir sebanyak 28 siswa. Saat pertemuan ini, peneliti bersama-sama guru bimbingan dan konseling menilai hasil tugas pembuatan jadwal, sekaligus memberikan pujian agar siswa mandiri dalam belajar. Kemudian peneliti bersama guru bimbingan dan konseling menyampaikan materi tentang cara belajar yang baik.

Dalam pertemuan itu, pemberian materi ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yang dilanjutkan dengan kegiatan observasi. Selama proses observasi tersebut terlihat para siswa belum dapat mengontrol tingkah laku belajarnya dengan baik, seperti kurang konsentrasi ketika guru bimbingan dan konseling memberi layanan bimbingan kepada mereka dan mereka kurang bersemangat. Baru kemudian setelah diadakan sesi permainan mereka bersemangat untuk mengikuti permainan. Setelah itu mereka selanjutnya merasa nyaman untuk menerima materi layanan berikutnya. Mengerti arti dan tujuan belajar yang sesungguhnya hal ini terlihat dan tanggapan mereka yang memperhatikan dengan serius saat peneliti menerangkan tentang cara membuat jadwal dengan kiat-kiat belajar yang sederhana.

Pemberian materi secara klasikal sudah cukup baik, terutama dengan menggunakan media yang menarik melalui tayangan film. Metode diskusi dan simulasi yang digunakan, membuat siswa antusias ketika mengikuti kegiatan bimbingan.

Selanjutnya sesi refleksi ini, dan hasil yang telah tercatat melalui Observasi dan tanya jawab yang Selanjutnya sesi refleksi ini, dan hasil yang telah tercatat melalui Observasi dan tanya jawab yang

materi selanjutnya yang bisa lakukan belum maksimal, hanya belajar

meningkatkan kemandirian belajar siswa, kalau ada tugas, dan akan menghadapi

membicarakan tindakan yang akan ulangan saja. Dan mengakui belum

dilaksanakan yaitu materi bimbingan mempunyai jadwal belajar dan ada yang

pertemuan pertama tayangan short movie bingung tentang cara membuat jadwal

kemandirian belajar yang berjudul “Cara belajar bagi dirinya.

Menghadapi Ulangan”. Sedangkan pada Layanan bimbingan belajar

pertemuan kedua, materi yang yang diterapkan peneliti dan guru

disampaikan adalah “Cintailah Materi bimbingan dan konseling dalam dua kali

Pelajaran” yaitu mengajak siswa pertemuan, membuahkan hasil cukup

mengenal materi-materi belajar dan membahagiakan, ada beberapa tujuan

sumber-sumber belajar yang bisa yang tercapai. Tujuan tersebut antara lain

dimanfaatkan untuk memperkaya siswa mampu membuat jadwal belajar,

pengetahuan. Metode yang digunakan cara belajarnya sudah bisa diterapkan dan

yaitu diskusi dan observasi, dengan media kemandirian belajarnya sudah mulai

infokus yang dibawa peneliti, dan teknik nampak. Tugas guru bimbingan dan

obsevasi atau evaluasi sudah dipersiapkan konseling dan wali kelas terus menerus

untuk mengevaluasi hasil pemberian memberikan arahan agar kemandirian

tindakan pada hari tersebut dan belajarnya terus meningkat.

merumuskan rencana tindakan untuk Berdasarkan hasil laporan guru

meningkatkan hasil layanan agar menjadi bimbingan dan konseling, masih ada

lebih baik.

siswa yang kurang semangat belajar dengan alasan yang tidak jelas, sehingga

Pembahasan

guru bimbingan dan konseling perlu Pada tahap awal, keberhasilan melakukan konseling individual terhadap

dalam kegiatan pembelajaran siswa di siswa tersebut. Berarti masalah

sekolah dapat dinilai berbagai aspek dan kernandirian belajar beberapa siswa

kegiatan, pembelajaran yang kurang masih menjadi suatu masalah yang belum

menghasilkan tingkat prestasi hasil belajar terselesaikan. Masih perlu suatu tindakan

yang diinginkan siswa merupakan masalah sehingga siswa menyadari pentingnya

yang perlu dipecahkan. Juga kegiatan belajar di sekolah untuk masa depannya.

pembelajaran yang tidak mampu Melihat kenyataan yang ada,

memandirikan belajar siswa menjadi selanjutnya peneliti dan guru bimbingan

masalah siswa yang perlu segera dan konseling menentukan cara-cara

dipecahkan.

untuk meneruskan tindakan selanjutnya. Kegiatan pembelajaran di kelas Peneliti dan guru bimbingan dan

dalam suasana yang tidak kondusif yang konseling harus selalu mengarahkan

menimbulkan stress bagi setiap siswa atau kemandirian belajar siswa. hasil analisis

gurunya akan menyebabkan siswa tahap ini digunakan sebagai dasar untuk

kehilangan kemandirian belajar sehingga perencanaan bimbingan pada siklus kedua

sulit menguasai ketrampilan yang sedang tindakan kelas, (yaitu dua kali

dipelajari, serta mematikan kemampuan pertemuan).

sosial siswa seperti kemampuan dalam Siklus kedua dilaksanakan pada

kerjasama, kepedulian terhadap lingkungan tanggal 15 dan 17 Januari 2011 pada

siswa, yang kesemuanya merupakan tahap ini kegiatan yang dilakukan peneliti

masalah yang perlu dipecahkan.

Keberhasilan belajar siswa sangat Studi pendahuluan yang dilakukan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor peneliti di SMP Panti Asuhan Desa eksternal siswa. seperti kecerdasan, Putera Jakarta memberikan informasi motivasi, kemandirian belajar, cara guru yang penting. Selain hasil assessment mengajar, pujian, hukuman dan yang telah diuraikan di atas, data permasalahan yang ditemukan dalam pendukung yang lain dalam studi penelitian siswa SMP Panti Asuhan Desa pendahuluan ini yaitu wawancara dan Putera pada tahun ajaran 2010/2011 yaitu observasi. Dan hasil wawancara dengan kurangnya kemandirian belajar siswa. Hal kepala sekolah dan guru bimbingan dan ini terbukti dalam observasi awal penelitian konseling bahwa kegiatan bimbingan dan menunjukkan gejala-gejala seperti kurang konseling sudah dilaksanakan sesuai semangat dalam belajar di kelas, jadwal dengan program sekolah. Tetapi dalam belajar yang teratur tidak dimiliki siswa, kenyataannya masih ada hambatan yang konsentrasi belajar kurang, kurang berani dihadapi sehingga program bimbingan tanya jawab dengan guru.

dan konseling yang dilaksanakan belum Motivasi adalah hal penting yang dapat berjalan dengan optimal. sangat berpengaruh pada diri individu Hambatan-hambatan tersebut antara lain; kemandirian belajar merupakan unsur kerjasama guru mata pelajaran dan wali penting bagi siswa untuk mencapai tujuan kelas dalam program bimbingan belajar dalam belajarnya. Oleh karena itu peran kurang optimal, siswa enggan mendatangi guru untuk meningkatkan kemandirian ruang bimbingan dan konseling walaupun belajar siswa di kelas dengan cara yaitu mereka bermasalah yang serius. Adapun memberi arahan yang positif untuk langkah-langkah yang dilakukan untuk menyongsong cita-cita masa depan siswa, mengatasi hambatan-hambatan tersebut membangkitkan semangat belajar siswa yaitu : berusaha mengoptimalkan dengan memberikan suasana belajar kerjasama dengan personil sekolah, mengajar yang kondusif dan melalui informasi tentang perlunya menyenangkan.

layanan bimbingan dan konseling bagi Berdasarkan hasil assessment

siswa, guru bimbingan dan konseling yang dilakukan kepada siswa SMP Panti

memberikan contoh perilaku yang baik Asuhan Desa Putera Jakarta tahun ajaran

kepada siswa serta menyadarkan para 2010/2011 seperti diuraikan dalam tabel

siswa mau datang sendiri ke ruangan BK

4.1 yang menggambarkan tingkat secara suka rela karena kebutuhan. Hal kemandirian pada aspek adanya sikap

ini karena sesungguhnya guru bimbingan mandiri belajar, adanya keinginan dan

dan konseling perlu mendapatkan cita-cita masa depan, adanya kemandirian

informasi dan umpan balik tentang dan kemampuan belajar, adanya kegiatan

pelayanan bantuan yang telah diberikan yang menyenangkan ketika belajar, yang

kepada siswa, untuk meningkatkan kesemuanya temasuk dalam kategori

kualitas layanan program bimbingan dan kurang, karena masih banyak siswa yang

konseling.

tidak mau belajar dengan sungguh- Hasil dan penelitian ini sungguh, belajarnya hanya semata-mata

menunjukkan bahwa bimbingan belajar karena kewajiban. Sehingga perlu adanya

adalah salah satu layanan bimbingan dan layanan yang dapat meningkatkan

konseling yang sangat penting untuk kemandirian siswa untuk belajar yang

dilaksanakan di sekolah. Bimbingan lebih giat.

belajar merupakan bantuan bagi siswa untuk memecahkan kesulitan dalam belajar merupakan bantuan bagi siswa untuk memecahkan kesulitan dalam

menggunakan panca inderanya dengan agar dapat menyesuaikan diri dalam

baik. Peningkatan hasil penelitian yang situasi belajarnya, dan meningkatkan

terjadi pada diri siswa disebabkan oleh kemandirian belajarnya. Langkah yang

beberapa hal yaitu metode pemberian dapat dilakukan yaitu melalui penelitian

materi bimbingan dan peneliti dengan tindakan kolaboratif oleh peneliti dengan

guru bimbingan dan konseling berbeda, guru bimbingan dan konseling , memberikan

medianya lebih menarik, materi lebih layanan bimbingan belajar yang mampu

ringan dan menyenangkan, sehingga meningkatkan kemandirian belajar siswa.

minat siswa untuk mengikuti kegiatan Program bimbingan dan konseling yang

lebih tinggi. Siklus berikutnya terjadi diberikan yaitu bentuk program

peningkatan tingkah laku yang bimbingan belajar yang merupakan

menunjukan bahwa peningkatan pengembangan dari program yang ada di

kemandirian belajar terlihat lebih jelas. SMP Panti Asuhan Desa Putera Jakarta.

Peningkatan kemandirian belajar Selanjutnya diadakan pengujian program

tidak hanya memperlihatkan dalam melalui siklus tindakan penelitian

tingkah laku siswa saja. Melainkan juga kolaboratif sebanyak tiga siklus. Tujuan

hasil angket pada tes akhir akhir yang penelitian yaitu setelah para siswa

menunjukan peningkatan yang lebih baik mengikuti program belajar sebanyak

dan sebelumnya, seperti yang diuraikan enam kali pertemuan, diharapkan siswa

dalam tabel 4.6 diatas, yaitu terdapat mau dan menerima saran dari guru

peningkatan dari 53,57% menjadi bimbingan dan konseling di setiap

74,89%. Hasil perbandingan keseluruhan pertemuan serta mau mempraktekan

yaitu antara tes awal dan tes akhir dalam kehidupan sehari-harinya di

menunjukan perubahan data secara sekolah.

kuantitatif yang cukup signifikan, melalui Pada siklus pertama, para siswa

statistik t-Test (uji t) bahwa harga t hitung masih banyak yang ngobrol, ribut, tidak

sebesar 2,270 lebih besar dari t tabel memperhatikan apa yang disampaikan

sebesar 2,003 dengan signifikansi 95%, oleh peneliti dan guru bimbingan dan

artinya program bimbingan ini efektif konseling . Kemudian setelah tenang,

untuk meningkatkan kemandirian belajar peneliti menyampaikan beberapa

siswa di sekolah. Tujuan program petunjuk untuk pelaksanaa bimbingan

bimbingan belajar yang ingin dicapai di yang akan dilaksanakan agar siswa bisa

SMP Panti Asuhan Desa Putera yaitu melatih kiat-kiat belajar dan mengatur

perubahan tingkah laku siswa yang waktu belajar melalui cara-cara. Pertama

awalnya kurang memiliki kemandirian kali siswa diajak untuk melakukan

belajar menjadi meningkat. Keberhasilan permainan kiat-kiat belajar agar suasana

pemberian intervensi tersebut dapat lebih menyenangkan dan mereka tampak

dilihat dari siswa yang mampu membuat lebih bersemangat mengikuti permainan

jadwal, belajar yang teratur, mempunyai sebagai relaksasi awal perkenalan materi.

cita-cita, dapat menggali sumber belajar Kedua, siswa diajak untuk mengatur

yang ada, serta memiliki kemandirian waktu belajar sehingga siswa berusaha

belajar yang lebih baik dari sebelumnya. belajar menyesuaikan diri agar belajar

Oleh karena itu pengembangan materi menjadi lebih efektif dan optimal.

bimbingan klasikal untuk meningkatkan Pada sikius kedua, para siswa

kemandirian belajar sangat penting sudah terlihat menikmati materi yang

dilaksanakan, agar sikap rnasalah belajar dilaksanakan, agar sikap rnasalah belajar

siswa mempunyai kesanggupan dan siswa.

kebutuhan dalam belajar, siswa mempunyai keinginan dan cita-cita masa depan, siswa

KESIMPULAN DAN

mempunyai kemandirian dan kemampuan

REKOMENDASI

dalam belajar dan mempunyai ketertarikan kegiatan yang menyenangkan ketika

Kesimpulan

belajar. Maka dapat diartikan bahwa siswa Berdasarkan hasil penelitian dan mempunyai peningkatan kemandirian pembahasan penelitian

diperoleh belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kesimpulan sebagai berikut. (1) Siswa SMP program bimbingan belajar yang diberikan Panti Asuhan Desa Putera pada umumnya kepada siswa efektif untuk meningkatkan mempunyai masalah belajar yang kemandirian belajar siswa. dikarenakan kemandirian belajar siswa

kurang seperti tidak konsentrasi di kelas, Rekomendasi

tidak memiliki jadwal belajar yang teratur Berdasarkan penelitian yang telah sering tidak mengerjakan tugas-tugas di dilaksanakan dihasilkan rekomendasi sekolah, tidak berani menjawab pertanyaan untuk memperbaiki kekurangan yang guru. Hal tersebut disebabkan oleh terdapat dalam penelitian

ini. beberapa faktor antara lain kurangnya (a) Rekomendasi tersebut adalah sebagai sikap mandiri belajar, (b) kesanggupan dan berikut. (1) Untuk seluruh personil kebutuhan dalam belajar, (c) keinginan dan sekolah, program bimbingan belajar yang cita-cita masa depan, (d) kemandirian dan telah direkomendasikan hendaknya dapat kemampuan dalam belajar dan (e) adanya dilaksanakan secara kolaboratif, yaitu kegiatan menyenangkan ketika belajar. (2) adanya kerjasama seluruh personil Program bimbingan belajar yang telah sekolah demi keberhasilan kegiatan dilaksanakan guru bimbingan dan konseling bimbingan belajar, sehingga program selama ini disusun dengan baik, tetapi bimbingan belajar yang dilaksanakan dalam pelaksanaan belum sesuai dengan dapat lebih efektif dan efisien dan yang diharapkan. Faktor yang menghambat program bimbingan belajar tersebut pelaksanaannya yaitu keberadaan guru diharapkan dapat membantu para siswa bimbingan dan konseling penting di sekolah dalam meningkatkan kemandirian hanya berjumlah satu orang. (3) Program belajarnya. (2) Rekomendasi yang dapat bimbingan yang direkomendasikan dan diberikan kepada pihak pengelola SMP diujicobakan dalam penelitian ini yaitu Panti Asuhan Desa Putera yang berkaitan program bimbingan yang komprehensif dengan pengembangan program yang disesuaikan dengan program bimbingan belajar yaitu agar sekolah Bimbingan dan Konseling yang ada di SMP dapat: (a) memberikan dukungan Panti Asuhan Desa Putera. Program pelaksanaan program bimbingan belajar bimbingan tersebut diimplementasikan dengan memberikan sarana dan prasarana dalam tiga siklus penelitian tindakan yang anggaran yang diperlukan sesuai dengan dikolaborasikan. (4) Efektivitas program kebutuhan. (b) Menciptakan suasana yang bimbingan yang dilaksanakan dapat dilihat menyenangkan bagi para siswa ketika dari hasil tes akhir yang dilaksanakan belajar sehingga dapat merangsang siswa setelah kegiatan layanan selesai. Setelah belajar sehingga lebih mandiri. diberikan tindakan melalui tiga siklus

terdapat peningkatan yaitu siswa DAFTAR PUSTAKA

Musyaffa. Moh Ali. (2010). “Belajar Ali Imron. (1996). Belajar dan

Mandiri”. Ayo Sinau. Pembelajaran. Malang : Pustaka

http://www.gapiah.co.cc/2010/II/b Jaya

elajar mandiri.htm/ (diakses 12 Arikunto. Suharsimi. (2003). Managemen

November 2010) Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Manulang AMH Marihot. (2006). .

Manajemen Personalia. Arikunto. (2006). Prosedure Penelitian

Yogyakarta: Gajah Mada Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta

University Press : Rineka Cipta.

Prawira Dilaga dan Siregar.. (2008). Depdiknas. (2003). Undang-undang

Mozaik Teknologi Pendidikan. Republik Indonesia Nomor 20

Jakarta : Kencana Prenada Media Tahun 2003 Tentang Sistem

Group

Pendidikan Nasional. Jakarta : Suryanto Adi dan Tedjo Djatmiko.. Depdiknas

(2009). Evaluasi Pembelajaran di Daradjat Zakiah. (1990). Kesehatan

SD. Jakarta : Universitas Terbuka. Mental. Jakarta : Haji Masagung

Sukardi Dewa Ketut. (1983:49) Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar

Bimbingan Belajar. Surabaya : dan Pembelajaran. Bandung:

Usaha Nasional Rineka Cipta

Sukardi Dewa Ketut. (1988) Bimbingan Erman Amti dan Prayitno. (2004). Dasar-

dan Konseling Belajar. Surabaya : dasar Bimbingan dan Konseling.

Usaha Nasional. Jakarta :

Sukmadinata. Nara Syaodih. (2009). Rineke Cipta.

Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hartono B Agung dan Sunarto. (2002). Sugiyono. (2008).Metode Penelitian Perkembangan Peserta Didik.

Bisnis. Bandung: Alfabeta. Jakarta : Rineka Cipta

Sorya. Moh. (1991). Bimbingan dan Juntika Nurihsan dan Syamsu Yusuf.

Konsleing di Sekolah. Bandung (2009). Landasan Bimbingan dan

:CV Ilmu

Konseling . Bandung : Remaja Thantawy R. (1997). Bimbingan dan Rosdakarya

Konseling. Jakarta: Pamator Jerry Wyckoff (1997). Disiplin Tanpa

Yusuf Syamsu. Ipah Saripah. Mubiar Teriakan atau Pukulan. Jakarta :

Agustin. (2010). Bimbingan Etika Binarupa Aksara.

Pergaulan Bagi Pengembangan Karnita . (2008). “Kemandirian

Karakter Remaja. Bandung: Rizqi Belajar”Pikiran Rakyat.

Yusuf Syamsu. (2009). Mental Hygiene. http://pikiran

Bandung: Maestro rakyat.com/cetak/2006/04200/15/

99 forumguru.htm (diagses 20 Mei 2009).