Universitas Sumatera Utara
masalah internal mereka dengan orang lain melalui penggunaan simbol Samovar, dkk, 2010:18. Bagi Everett M.Rogers, komunikasi adalah
proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
Sedangkan menurut Joseph A.Devito, komunikasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih, yakni kegiatan menyampaikan dan
menerima pesan yang mendapat distorsi dari gangguan-gangguan dalam suatu konteks yang menimbulkan efek dan kesempatan untuk arus balik
Uchjana, 2006:5. Segala perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua
orang atau lebih. Richard dan Yoshida mengatakan bahwa komunikasi terjadi jika setidaknya suatu sumber membangkitkan respons pada
penerima melalui penyampaian suatu pesan dalam bentuk tanda atau simbol, baik bentuk verbal ataupun nonverbal, tanpa harus memastikan
terlebih dahulu bahwa kedua pihak yang berkomunikasi punya suatu sistem simbol yang sama Mulyana, 2004:3. Simbol atau lambang
adalah sesuatu yang mewakili sesuatu lainnya berdasarkan kesepakatan bersama. Atau seperti yang dikatakan Geert Hofstede, simbol adalah
kata, jargon, isyarat, gambar, gaya, atau objek simbol status yang mengandung suatu makna tertentu yang hanya dikenali oleh mereka
yang menganut suatu budaya Mulyana, 2004:3.
1. Proses Komunikasi
Proses komunikasi dapat dikategorikan dari dua perspektif, yaitu perspektif psikologis dan perspektif mekanistis. Proses
perspektif psikologis terjadi pada diri komunikator dan komunikasi. Ketika seorang komunikator berniat akan
menyampaikan suatu pesan kepada komunikasn, maka dalam dirinya terjadi suatu proses. Proses “mengemas” atau
“membungkus” pikiran dengan bahasa yang dilakukan komunikator itu dalam bahasa komunikasi dinamakan encoding.
Hasil encoding berupa pesan itu kemudian ia transmisikan atau
Universitas Sumatera Utara
operkan atau kirimkan kepada komunikan. Kini giliran komunikasn terlibat dalam proses komunikasi intraapersonal.
Proses dalam diri komunikan disebut decoding seolah-olah membuka kemasan atau bungkus pesan yang ia terima dari
komunikator tadi. Isi bungkusan tadi adalah pikiran komunikator, maka komunikasi terjadi Effendy, 2003:32.
Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis berlangsung ketika komunikator mengoperkan atau “melemparkan” dengan
bibir kalau lisan atau tangan jika tulisan pesannya sampai ditangkap oleh komunikan. Penangkapan pesan dari komunikator
oleh komunikan itu dapat dilakukan dengan indra telinga atau indra mata, atau indra-indra lainnya. Proses komunikasi dalam perspektif
ini kompleks atau rumit, sebab bersifat situasional, bergantung pada situasi ketika komunikasiitu berlangsung. Adakalanya
komunikannya seorang, maka komunikasi dalam situasi seperti itu dinamakan komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi,
kadang-kadang komunikannya sekelompok orang, komunikasi dalam situasi seperti itu disebut komunikasi kelompok Effendy,
2003:32.
2. Sifat Komunikasi
Ditinjau dari sifatnya komunikasi diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Komunikasi verbal verbal communication
1 Komunikasi lisan oral communication
2 Komunikasi tulisan written communication
b. Komunikasi nonverbal nonverbal communication
1 Komunikasi kial gesturalbody communication
2 Komunikasi gambar pictorial communication
3 Lain-lain
c. Komunikasi tatap muka face-to-face communication
Universitas Sumatera Utara
d. Komunikasi bermedia medited communication Effendy,
2003:53.
3. Tujuan Komunikasi