Gambaran Umum Radio Immanuel.
A. Gambaran Umum Radio Immanuel.
Pada bagian ini penulis akan menjelaskan mengenai sejarah terbentuknya Radio Immanuel, status dan fungsi Radio Immanuel serta struktur organisasi Radio Immanuel.
1. Sejarah Pembentukan dan Beberapa Perkembangan Radio Immenuel Di Surakarta. Diawali pada tahun 1960, ada beberapa tokoh gereja di Surakarta yaitu Pdt. Tandya Widakno dari Gereja Kristen Indonesia Coyudan, Pdt. Rekso Darmodjo dari Gereja Kristen Jawa Margoyudan, dan Pdt. Petrus Iman Santoso dari Gereja Utusan Pantekosta Pasar Legi memiliki ide dan kerinduan untuk adanya media elektronik yang digunakan untuk mengabarkan/ menyebarluaskan injil dan menyatukan umat dari bebagai gereja di Kota Surakarta.
Kemudian ide itu dijalankan dengan menggunakan siaran radio percobaan pada tahun 1966. Pada saat itu siaran uji coba itu dilakukan dengan peralatan seadanya melalui pemancar radio dengan frekuensi 864 AM. Dan dari siaran itu didapati respon yang cukup baik dari para pendengarnya yang kebanyakan adalah masyarakat nasrani.
Kemudian pada tahun 1967, beberapa toko gereja yang tergabung dalam pengurus Badan Antar Gereja- Gereja Di Surakarta (BAGKS) mempunyai kesepakatan untuk mengembangkan siaran radio Immanuel ini dengan lebih berkualitas dan profesional yang juga didukung dengan peralatan canggih untuk mendukung visi itu. Kesepakatan itu direalisasikan dengan melaksanakan siaran percobaan yang kedua kalinya. Tentunya dengan peralatan dan persiapan yang lebih matang. Pelaksanaan tersebut dilaksanakan pada tanggal 25 Desember 1967 yang bersamaan dengan perayaan Hari Natal. Hal inilah yang mendasari
commit to user
Immanuel. Stasiun Radio Immanuel ini pada awalnya adalah sebuah yayasan, disebabkan Radio Immanuel merupakan bagian dari Badan Antar Gereja- Gereja Di Surakarta (BAGKS) itu sendiri. Namun dalam perkembangannya, pada tahun 1970 Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 1970 tentang Radio Siaran Non Pemerintah yang tercantum dalam pasal 2 ayat (3) menyebutkan bahwa “untuk mengadakan usaha Radio Siaran harus mendirikan Badan Penyelenggara Radio Siaran yang berbentuk badan hukum”. Hal ini mengakibatkan Radio Immanuel berubah status menjadi Badan Hukum Perseroan Terbatas. Hal ini didasarkan pada Akta Notaris No. 23 tertanggal 23 November 1971, dengan nama PT. RIMMA BAGKS.
Pemberian nama “RIMMA” sendiri berasal dari singkatan “Radio Immanuel”, sedangkan Badan Antar Gereja- Gereja Di Surakarta (BAGKS) diambil dari yayasan yang merupakan pemilik dari Radio Immanuel tersebut. Dengan status hukum tersebut berimplikasi kepengurusan Radio Immanuel terlepas dari kepengurusan Badan Antar Gereja- Gereja Di Surakarta (BAGKS), namun kepemilikannya tetap dibawah naungan Badan Antar Gereja- Gereja Di Surakarta (BAGKS).
Radio Immanuel juga dikenal dengan gospel stasiun yang berkedudukan di Jalan D.I. Panjaitan Nomor III Banjarsari Surakarta. Gospel Stasiun yang berarti stasiun penginjilan memiliki visi misi yang berbeda dengan kegiatan radio pada umumnya, bahkan berbeda dengan stasiun radio swasta pada khususnya. Sebagai radio yang memiliki karakteristik rohani, Radio Immanuel mempunyai visi dan misi sebagai berikut:
a. Radio Immanuel menjadi mimbar diudara. Arti menjadi mimbar diudara mempunyai arti;
1. Pekabaran Injil (Berita sukacita/ damai terbesar) melalui udara.
2. Pembinaan umat melalui udara.
commit to user
4. Penghiburan dan penguatan iman melalui udara.
b. Radio Immanuel menjadi wadah informasi, komunikasi dan alat pemersatu gereja- gereja di Surakarta. Pada awal mengudaranya, radio Immanuel mempunyai format yang mengikuti ketentuan baku siaran radio pada umumnya. Seperti pendidikan, informasi dan hiburan. Namun bila berangkat dari visinya yaitu Gospel Station, maka Radio Immanuel merubah acaranya kedalam bentuk siaran rohani. Dalam situasi dulu, Radio Immanuel dianggap cukup berhasil dalam mencapai visi misinya. Namun keberhasilan ini dianggap belum sampai maksimal dikarenakan kurangnya siaran rohani yang disajikan.
Dalam perkembangannya sekitar tahun 1996 sampai 1997, Radio Immanuel memulai untuk membuka diri dengan mengadakan kerja sama kepada bidang periklanan. Alasan yang mendasarinya adalah Radio Immanuel yang merupakan milik gabungan beberapa gereja di Surakarta kurang mendapat dukungan. Pihak gereja hanya memikirkan sebagian saja dari kebutuhan Radio Immanuel, seharusnya Radio Immanuel mendapat dukungan yang penuh yang tidak partial ( sebagian saja).
Dukungan yang kurang diperhatikan adalah pada bagian keuangan/ finansial. Namun untuk sumbangan pemikiran dan respon yang positif tetap diterima dari pihak gereja. Untuk bagian keuangan yang kurang support dari gereja, hal ini dimaklumi karena kondisi gereja saat itu membutuhkan banyak dana dalam menjalankan kegiatan- kegiatan vitalnya masing- masing. Dengan adanya kerja sama dibidang periklanan ini, diharapkan dapat menambah pemasukan keuangan untuk mempertahankan jalannya siaran Radio Immanuel.
Pemasukan keuangan ini dirasa sangat membantu Radio Immanuel, karena segala kebutuhan operasional Radio Immanuel dibiayai oleh periklanan. Dibiayai dimulai dari manajemen siaran,
commit to user
periklanan. Keadaan seperti inilah yang mengakibatkan kurangnya kinerja Radio Immanuel ditandai dengan:
1. Gereja- gereja mulai tidak percaya dan memilih meninggalkan.
2. Format acara berorientasi keuntungan semata/ profitoriented.
3. Karakteristik Radio Immanuel berubah menjadi radio swasta
sekuler. Keadaan ini menunjukan bahwa Radio Immanuel mulai kehilangan visi misi dalam kegiatan mengudaranya.
Pada tahun 1998 beberapa tokoh BAGKS melakukan perombakan tajam dengan menghentikan kerja sama dengan pihak periklanan serta perombakan terhadap stuktur serta perombakan dalam berbagai bidang seperti: budaya kerja, motivasi kerja, disiplin kerja, manajemen keuangan, siaran adminstrasi dan peralatan siaran. Perombakan ini dilakukan untuk mengembalikan visi misi utama Radio Immanuel yaitu Staion Gospel.
Tahun 2000 Radio Immanuel kembali kepada visi misi awalnya. Kebebasan pers yang merupakan salah satu hasil dari reformasi memacu Radio Immanuel sebagai radio rohani untuk semakin mengatur siaran rohani dengan porsi yang lebih banyak dalam siarannya. Pengaturannya ialah 90 % terdiri dari lagu rohani, hiburan, dan pendidikan dan sisanya yang 10 % digunakan untuk ruang informasi dan beberapa iklan.
Dalam perjalanannya Radio Immanuel mempunyai harapan beralih dari frekuensi siaran AM menjadi FM. Alasannya ialah dengan frekuensi siaran FM akan mendukung jangkauan siarannya serta memiliki kualitas suara yang lebih baik daripada siaran AM. Yang dengan keadaan itu berdampak bertambahnya masyarakat yang menjadi pendengar sementara atau setia dan diharapkan juga pendengarnya terdiri dari semua lapisan masyarakat. Semangat yang tidak pernah kendur membuat ide mulia ini tercapai karena pada
commit to user
frekuensi siaran 91,3 FM. Akhirnya Radio Immanuel kembali diterima dengan baik karena sudah sesuai dengan visinya kembali oleh masyarakat nasrani di Surakarta dan beberapa daerah disekitarnya. Bahkan dalam perkembangannya yang menjadi pendengar Radio Immanuel menjadi luas dengan ditandai pendengarnya tidak hanya orang nasrani saja. Hal ini diketahui melalui siaran acara yang melibatkan pendengarnya bisa berinteraksi, misalnya memberikan pendapat mengenai suatu topik yang diangkat dalam sebuah siaran.
Respon dari masyarakat luaspun semakin berkembang dikarenakan siaran Radio Immanuel lebih berfokus pada nlai- nilai yang berkembang dalam masyarakat saat itu dan banyak pesan- pesan moralitas yang dibagikan, mengurangi hal- hal yang bersifat dangkal serta siarannya menunjukan pluralisme yang berkaitan dengan Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA). Hal ini menggambarkan bahwa Radio Immanuel menjaga keseimbangan masyarakat yang menjadi tempat persinggahan antarbudaya dan sebagainya.
2. Status dan Tugas Radio Immanuel Pada awalnya status dari Radio Immanuel adalah sebuah yayasan yang berada dibawah Badan Antar Gereja- Gereja Di Surakarta (BAGKS), namun dengan adanya Peraturan Pemerintah NO
55 Tahun 1970 yang mengakibatkan semua siaran radio non pemerintah harus berbentuk badan hukum maka pada tanggal 23 November 1971 status Radio Immanuel berubah menjadi Badan Hukum Perseroan Terbatas. Status hukum itu berdasarkan Akta Notaris Nomor 23 tertanggal 23 November 1971.
Sebagai Perseroan Terbatas, maka Radio Immanuel termasuk badan hukum privat yang bertindak melalui perantaraan pengurus- pengurusnya. Radio Immanuel juga memiliki hak dan kewajiban yang
commit to user
yang bertanggungjawab kepada komisaris yang diangkat pengurus BAGKS,
melaporkan pertanggungjawabannya kepada BAGKS dalam pleno BAGKS. Pertanggungjawaban akhir seperti ini disebabkan karena sebenarnya Radio Immanuel merupakan stasiun radio dibawah payung hukum BAGKS. Komisaris hanya dipercaya untuk memegang saham Radio Immanuel dengan ketentuan bahwa saham tersebut bukan milik pribadi perorangan komisaris melainkan harta kekayaan BAGKS.
Radio Immanuel yang merupakan bagian dari BAGKS memiliki tugas yang berhubungan dengan visi dan misi dari BAGKS sendiri. Tugas Radio Immanuel sesuai dengan visi dan misinya yaitu sebagai gospel station adalah sebagai berikut:
a. Sebagai alat pemersatu yaitu Radio Immanuel bertugas menyatukan umat nasrani di Surakarta yang berasal dari berbagai denominasi, namun memiliki satu asas yang berfokus pada injil itu sendiri.
b. Sebagai alat informasi yaitu Radio Immanuel bertugas untuk memberikan informasi yang diperlukan, serta sebagai wadah interaksi umat kristiani di Surakarta dan sekitarnya untuk menjalin komunikasi.
Dalam menjalankan tugasnya diatas, Radio Immanuel dalam setiap siarannya harus mengandung unsur- unsur yang telah ditentukan oleh pemerintah, yaitu:
a. Unsur Pendidikan Mempunyai fungsi untuk mendidik, yaitu memberi pengetahuan bagi masyarakat dan memberikan pengajaran kepada masyarakat agar memiliki pengetahuan sebagai bekal untuk menciptakan sumber daya manusia yang handal.
commit to user
Mempunyai fungsi memberikan keterangan tentang suatu peristiwa atau kejadian yang nyata dengan sebenar- benarnya kepada masyarakat agar mengetahui perubahan dan fenomena yang terjadi didalam masyarakat itu sendiri.
c. Unsur hiburan Mempunyai fungsi untuk memberikan hiburan, dalam rangka menyenangkan, menyegarkan, dan mendamaikan hati serta perasaan para pendengarnya.
Siaran yang dilaksankan oleh Radio Immanuel selama ini telah memenuhi materi dari unsur siaran yang telah ditentukan oleh pemerintah. Dalam menyiarkan acaranya yang mengandung segmen pendidikan, Radio Immanuel membuat acaranya menjadi beberapa bagian, yaitu pendidikan orang tua pendidikan anak- anak dan pendidikan untuk khalayak umum. Untuk unsur berita maupun penerangan, maka \Radio Immanuel menyajikan siaran program acara/ informasi lainnya yang diperoleh dari berbagai sumber. Antara lain dari pemerintah, dan dari berbagai gereja yang ada di Surakarta dan daerah sekitarnya. Pengemasan unsur hiburan, Radio Immanuel mengemasnya dalam bentuk siaran lagu- lagu. Persentasi siaran lagu- lagu ini dibedakan menjadi dua, yaitu lagu rohani dengan skala 70% dan sisanya yang 30% disediakan untuk lagu- lagu Indonesia, lagu luar negeri dan lagu daerah.
Berdasarkan penjelasan diatas menunjukan Radio Immanuel dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan visi misinya sebagai gospel station sekaligus sebagai media massa pada umumnya secara baik dan efektif.
Radio Immanuel juga diharapkan mempertahankan keadaan ini dengan tetap berpedoman pada norma yang berlaku yang ada di
commit to user
atau siaran yang bertentangan dengan norma, yang jelas akan menghambat kemajuan Radio Immanuel. Radio Immanuel juga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin berkembang dan dapat memotivasi masyarakat untuk berperan aktif dalam mewujudkan dan meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.
3. Struktur Organisasi Radio Immanuel
Gambar Struktur Organisasi Radio Immanuel
Dewan Komisaris
Direktur
Wakil Direktur
Divisi Marketing
Divisi Siar
Divisi Keuangan
Accounting
Divisi Teknik
Staf Keuangan & Administrasi
Staf Marketing
Staf Teknik
Bagian Produksi
Bagian Siaran Kata
Bagian Penyiar
Siaran Musik
Staf Akunting
commit to user
A. Dewan Komisaris Sebagai orang yang dipercaya dari pihak untuk melaporkan pertanggungjawaban ke BAGKS. Dan sebagai pemegang saham Radio Immanuel sebagai milik BAGKS.
B. Direktur dan Wakil Direktur Sebagai pengarah dan penentu kebijakan dan nilai- nilai perusahaan.
C. Divisi siar
1. Menentukan operasional siaran harian.
2. Menegakan nilai- nilai dan aturan penyiaran
3. Mewakili direksi dalam menjalin kerja sama dan berhubungan dengan pihak luar yang berkaitan dengan penyiaran
4. Mengadakan evaluasi dan penelitian atas kinerja personil bagian siar
D. Bagian siaran kata
1. Bertanggungjawab atas pemberitaan dan perbincangan.
2. Membuat perencanaan bulanan untuk materi pemberitaan dan perbincangan.
3. Membuat perencanaan liputan dan atau perbincangan.
4. Menjaga ketepatan waktu siar.
5. Menjalin kerja sama dengan pihak eksternal berkaitan dengan pemberitaan dan perbincangan.
E. Bagian siaran Musik
1. Bertanggung jawab atas ketersediaan musik pendukung untuk semua siaran.
2. Membuat play list musik berdasarkan format yang telah ditentukan perusahaan.
F. Bagian Produksi
1. Bertanggung jawab atas produksi iklan dan siaran non-berita ataupun musik.
2. Membuat perencaan untuk materi produksi.
commit to user
G. Penyiar
1. Menyampaikan materi siar dari bagian siaran kata.
2. Menyampaikan/ memutar lagu berdasarkan play list yang tersedia.
3. Membuat run down siaran.
H. Divisi Teknik dan staf
1. Melakukan perawatan dan perbaikan semua peralatan teknis.
2. Bertanggungjawab untuk melaksanakan operasional peralatan dan kesiapan studio untuk keperluan siar.
3. Membantu kesiapan teknik semua bagian dalam memproduksi atau membuat rekaman.
I. Divisi Marketing
1. Melaksanakan instruksi dari Direktur di bidang pemasaran on-air dan off-air.
2. Bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan kerja sama pemasaran yang telah terjalin.
3. Mengatur kelancaran kegiatan di divisi bisnis.
4. Mengatur seluruh personil di divisi bisnis.
5. Melakukan pembagian account untuk staf marketing. J. Staf Marketing
1. Memasarkan seluruh produk on-air dan off-air.
2. Bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan kerja sama yang sudah terjalin.
K. Divisi Keuangan dan Admisnistrasi
1. Mempersiapkan tagihan iklan yang telah habis masa tayang dan dokumen yang berkaitan dengan proses pembayaran iklan.
2. Pengajuan budget dari bagian lain.
3. Mempersiapkan kontrak kerja sama karyawan.
4. Fasilitator antara perusahaan dengan klien untuk kerja sama penggunaan aset perusahaan oleh pihak luar.
commit to user
sama penggunaan aset perusahaan oleh pihak luar. L. Akunting dan staf
1. Merekap kas harian, pendapatan, utang- piutang dan pengeluaran.
2. Merekap buku bank.
3. Merekap gaji/ honor dan bonus untuk tim pemasaran.
4. Mempersiapkan laporan keuangan bulanan.