Gambaran Umum tentang Perkantas
B. Gambaran Umum tentang Perkantas
1. Berdirinya Perkantas di Indonesia (Allah yang membuat Sejarah)
Berbicara mengenai pelayanan mahasiswa di Indonesia, khususnya Perkantas, maka tidak lepas dari salah satu universitas di Inggris yaitu Universitas Cambridge. Melalui pergumulan sekelompok mahasiswa Kristen di kampus ini, lahirlah Gerakan Pelayanan Mahasiswa Injili di seluruh dunia, yaitu International Felowship of Evangelical Students (IFES) pada tahun 1947. Persekutuan mahasiswa ini kemudian menghasilkan misionaris- misionaris yang sangat terkenal didunia dan memenangkan berjuta- juta orang bagi Kristus.
Gerakan Pelayaan Mahasiswa Injili di Universitas Cambridge mulai berkembang pada zaman Charles Simeon (1759-1836). Hamba Tuhan yang setia dan sungguh- sunguh mengasihi Tuhan ini dengan tekun melayani para mahasiswa. Tekanan pelayanan tersebut adalah doa bersama, mempelajari Alkitab bersama, menyaksikan Yesus Kristus kepada mereka yang belum percaya, dan mengambil bagian atau bahkan memotori gerakan misi dunia. Dimulainya pelayanan mahasiswa injili ini,juga tidak terlepas dari pengaruh David Livingstone, Hudson Taylor, dan John Wesley.
Setelah ,memulai pergumulan berpuluhan tahun, akhirnya tahun 1877 tepatnya bulan Maret, dimulailah Persekutuan Mahasiswa Kristen
commit to user
injili pertama di dunia yang tercatat dalam sejarah International Felowship of Evangelical Students (IFES) .
Perjalanan terus berkembang. Mereka semakin diberkati Tuhan ditengah- tengah pergulatan yang hebat, khususnya melawan ajaran- ajaran teologia liberal yang cukup kuat mempengaruhi pikiran mahasiswa- mahasiswa Kristen. Pengaruh teologia liberal ini mengakibatkan perpecahan dalam tubuh persekutuan. Dari perpecahan ini, ada segelintir mahasiswa yang masih berpegang teguh pada Firman Allah. Mereka kembali memulai pelayanan mahasiswa injili dengan satu kelompok kecil.
Seorang tokoh mahasiswa injili, Robert Wilter, kemudian menulis surat kepada temannya yang ragu- ragu terhadap ajaran liberal, ”Hal- hal yang paling memprihatinkan saya, hal- hal untuk mana saya hidup dan kalau perlu mati adalah hal- hal yang tidak terlalu berarti bagimu. Engkau tidak menolak mereka, tetapi juga tidak meyakini ajaran mereka”.
Walaupun mereka banyak mengalami pergumulan yang berat, mereka tetap berpegang teguh pada misi semula, yaitu untuk mencapai jiwa- jiwa terhilang di Inggris dan bagian dunia lain. Tidak heran, melalui persekutuan ini terjadi gerakan misi dunia yang luar biasa. Banyak mahasiswa terbaik dari universitas ini menyerahkan diri menjadi misionaris. Salah satu kelompok yang terkenal saat itu adalah The Cambridge Seven (Kelompok 7 Cambridge).
Persekutuan kampus ini kemudian mempengaruhi kampus- kampus lain di Inggris. Bersama dengan persekutuan kampus Oxford dan beberapa persekutuan kampus lainnya, mereka mendirikan Inter-varsity Fellowship Inggris yang kemudian berubah nama menjadi Universitas and Colleges Christian Felowship (UCCF) atau Perkantas Inggris pada tahun 1928.
Universitas and Colleges Christian Felowship (UCCF kemudian mengutus seorang hamba Tuhan, Howard Guinness untuk merintis
commit to user
pergi ke Australia dan Selandia Baru untuk merintis hal yang sama. Kemudian pada tahun 1936, Australia Fellowship of Evangelical Students (AFES) atau Perkantas Australia secara resmi berdiri.
Inilah kuasa Allah, Dia telah memulai pekerjaan ini di kalangan mahasiswa. Allah telah membuat sejarah pelayanan mahasiswa, dan Dia pulalah yang terus- menerus mengatur jalannya sejarah, termasuk sejarah kehidupan seseorang.
Perkembangan di Australia, Fellowship of Evangelical Students (AFES) kemudian membentuk satu persekutuan khusus untuk mahasiswa- mahasiswa yang datang dari luar negeri, yang diberi nama Overseas Christian Fellowship (OCF). Kehadirannya sungguh menjadi berkat bagi kita sekarang, karena di Universitas and Colleges Christian Felowship (UCCF inilah beberapa mahasiswa Indonesia ikut ambil bagian. Dari sinilah pelayanan Perkantas di Indonesia dimulai dalam doa.
Bulan Desember 1963, Jonathan Parapak ketika masih mahasiswa tingkat II Fakultas Teknik Elektro Universitas Hobart, bertemu dengan Ir. Soen Siregar seorang Sarjana Teknik Sipil dan Mesin lulusan Universitas Adelaide, Melbourne, Australia. Pertemuan ini merupakan titik permulaan pelayanan mereka melalui Perkantas di Indonesia. Pada kesempatan itu mereka berdoa bersama untuk pelayanan mahasiswa di Indonesia. Kerinduan itu semakin besar karena mereka telah merasakan banyak sekali berkat yang mereka terima melalui kelompok- kelompok Pemahaman Alkitab (PA) dan Persekutuan Doa (PD) di kampus masing-masing.
Perkembangan di Indonesia yaitu pada tahun 1964, Ir. Soen kembali ke Indonesia dam mulai merintis pelayanan melalui persekutuan yang dipimpinnya dan memberikan pembinaan di gerejanya. Kembalinya Soen ke Indonesia tidak berarti hubungan antaranya dengan Jonathan berhenti. Korespondensi/ komunikasi terus berjalan, saling menguatkan, saling
commit to user
Jonathan terus aktif di persekutuan kampusnya yang kemudian menghasilkan Jimmy Kuswadi yang ketika itu ada di Australia dalam rangka tugas belajar.
Pada tahun 1967, Chua Wee Hian, pada masa itu menjabat General Secretary , Australia Fellowship of Evangelical Students (AFES) Singapore dan tahun 1985 ia mengunjungi Indonesia. Bersama dengan Soen Siregar mulai merintis pelayanan diantara mahasiswa teologia di Jakarta. Persekutuan ini melibatkan beberapa (Sekolah Teologi) ST Jakarta, dan salah satunya adalah Charles Christiano yang memenangkan Linda Gondowinata.
Pada tahun 1969, Ada Lun yang menjabat sebagai Staf IFES datang mengunjungi Indonesia beberapa bulan. Dalam kunjungan inilah, pelayanan mahasiswa Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) semakin mendekati kenyataannya. Pada tahun yang sama, Jonathan kembali ke Indonesia dan mereka mulai merealisasikan apa yang sudah mereka rencanakan dan doakan bersama pada tahun 1963. Mereka mulai bersekutu ditambah dengan Alma, istri dari Ir. Soen dan Ir. David Wang, seorang alumnus dari Amerika yang selalu setia mengikuti dalam setiap pertemuan mereka.
Ketiga alumni ini mulai mencari mahasiswa yang mau dilibatkan dalam persekutuan mereka, terutama dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI). Dalam usaha pencarian ini, mereka melayani melalui Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI). Mereka memakai organisasi ini sebagai jalur pelayanan, sebab mereka tidak ingin membentuk organisasi lain di luar organisasi Kristen yang sudah ada. Tapi ternyata usaha ini juga tidak mewujudkan harapan yang diinginkan.
Sementara itu hubungan dengan Jimy Kuswadi yang ketika itu baru menyelesaikan studinya, mengalami perkembangan baru. Jimmy
commit to user
bercita- cita menjadi insinyur elektro, hal ini cukup berat baginya. Baru saja ia menyelesaikan studinya, Tuhan memanggil dia untuk tugas lain. Jimmy terpanggil untuk memberikan sepersepuluh dari masa kerjanya secara penuh kepada Tuhan, yaitu tiga tahun. Bulan September tahun 1970 mulai bekerja di pelayanan mahasiswa ini.
Dan pada akhirnya pada tangal 29 Juni 1971, keempat alumni ini yaitu Ir. Soen Siregar, Ir. Jonathan Parapak, Ir. David Wang dan Ir. Jimmy Kuswadi membentuk “Yayasan Persekutuan Antar Universitas” atau Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) dengan Ir.Soen sebagai ketuanya.
2. Visi- Misi, Pelayanan Perkantas VISI
1. Mahasiswa dan siswa bisa mengenal Kristus, bertumbuh menjadi murid Tuhan yang setia, taat, dewasa, tangguh dan menjadi teladan, sehingga menjadi berkat yang nyata bagi keluarga, gereja, dan masyarakat.
2. Indonesia di masa depan diperbaharui oleh kehadiran mahasiswa dan alumni yang mempunyai nilai- nilai moral yang mulia, oleh karena cinta kasih mereka kepada Tuhan dan sesama.
3. Adanya duta- duta Kristus yang dihasilkan dalam pelayanan pembinaan dan pemuridan mahasiswa dan siswa untuk memberitakan kabar keselamatan ke seluruh penjuru dunia.
MISI Misi pelayanan Perkantas adalah upaya yang dilakukan untuk
mewujudkan visi, seperti telah disebutkan diatas, strategi yang dikenal dengan istilah 4P yaitu:
commit to user
Untuk mewujudnyatakan visi yang sudah disebutkan diatas, maka pelayanan mahasiswa diatas, maka pelayanan mahasiswa telah dan melakukan program penginjilan terpadu, yaitu Pemberitaan Injil melalui pendekatan Pribadi (PIP), Pemberitaan Injil melalui Kelompok Kecil (PIPA), Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR), dll.
Tujuan penginjilan adalah agar mereka tertarik pada kekristenan, mau mendengarkan dan mempelajari isi Alkitab, menyadari dirinya sebagai manusia yang berdosa, mau bertobat dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruslamatnya secara pribadi.
2. P2 adalah Pembinaan dan Pemuridan (2 Pet 2:2)
Orang yang sudah diinjili tersebut diatas membutuhkan bimbingan lanjutan, sehingga orang itu dapat bertumbuh menjadi dewasa. Untuk itu dilakukan berbagai metode dan program, seperti konseling pribadi, kelompok kecil, persekutuan mingguan, seminar, retreat, lokakarya- lokakarya. Metode yang paling efektif di dalam melakukan pemuridan itu adalah melalui Kelompok Kecil (KK), karena melalui Kelompok Kecil ini banyak sekali kegiatan yang mendukung
lebih dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan pembinaan adalah agar bertumbuh di dalam iman, karakter, pengetahuan, nilai- nilai Kristen, dan ketrampilan; makin mengenal Tuhan dan FirmanNya, bertumbuh dalam persekutuan dengan Tuhan dan sesama, hidup semakin serupa dengan Kristus.
3. P3 adalah Pelipatgandaan (2Tim 2:2) Orang yang sudah dibina diatas membutuhkan berbagai macam persiapan dan pelatihan lagi, sampai akhirnya ia dapat diberikan kesempatan, kepercayaan dan tanggung jawab untuk mengembangkan karunianya masing- masing. Misalnya orang yang sudah dibina melalui KK selama lebih kurang 1,5 tahun sudah dapat diberikan tugas
commit to user
menjadi anggota di KK-nya yang lama. Tujuan pelipatgandaan adalah melatih dan memotivasi agar setiap orang yang telah dibina rindu untuk melayani, diperlengkapi dengan prinsip dan ketrampilan melayani serta kepemimpinan rohani, melatih dan memotivasi agar terlibat melayani dalam kepengurusan atau tim pelayanan.
4. P4 yaitu Pengutusan (Mar 16: 15) Mahasiswa pada suatu hari kelak harus meninggalkan statusnya sebagai mahasiswa dan kembali ke tengah- tengah masyarakat dari mana mahasiswa itu datang, sebagai abdi masyarakat. Ketika hal itu terjadi, maka sekaligus terjadi jugalah proses pengutusan mahasiswa yang sudah dibina itu sebagai utusan injil. Dengan kata lain dia dapat melakukan tugasnya sebagai seorang murid Kristus, ditengah- tengah masyarakat.
Tujuan pengutusan adalah menolong mereka mengetahui panggilan dan kehendak Allah bagi pekerjaan ataupun pelayanan mereka setelah lulus nanti, membina mereka agar lebih siap menghadapi kondisi nyata di dalam kehidupan sebagai pemuda, sebagai orang yang nantinya akan bekerja, bermasyarakat dan berbangsa.
3. Kekhususan/ Keunikan dalam Pelayanan Perkantas Beberapa hal yang menjadi kekhususan atau keunikan pelayanan
Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) adalah:
1. Pelayanan dan persekutuan yang berpusat pada Kristus (Christ Oriented)
commit to user
Karena itu Perkantas menekankan pola kepemimpinan yang melayani (servanthood leadership) dan kehidupan yang mengutamakan Ketuhanan Kristus.
2. Persekutuan yang mendasarkan diri pada Allah (Bible-based movement)
Kegiatan PA induktif, eksposisi Alkitab, dan pengajaran yang berdasarkan Alkitab menjadi program utama pelayanan.
3. Pelayanan yang mengutamakan doa (Prayer movement)
Perkantas merupakan hubungan dan persekutuan dengan Tuhan melalui kehidupan doa. Selain itu Perkantas juga percaya bahwa pelayanan adalah suatu peperangan rohani dimana doa merupakan salah satu pelayanan yang paling penting.
4. Penekanan pada prakarsa dan tanggung jawab mahasiswa dan siswa (Students intiative and responsibility)
Pelayanan Perkantas bukanlah pelayanan staf/ pembina, tetapi merupakan pelayanan oleh mahasiswa, untuk mahasiswa dan pelayanan oleh siswa dan untuk siswa. Peranan staf/ pembina dan alumni adalah memperlengkapi mereka dalam melakukan pekerjaan pelayanan, dengan tujuan mahasiswa dan siswa itu sendiri menjadi pemimpin/ pelayan kreatif dan berkualitas.
5. Bersifat antar aliran gereja (interdenominasi) Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) semua orang percaya adalah saudara seiman, sekalipun mereka berasal dari gereja yang berbeda. Kekhususan interdenominasi ini adalah untuk membangun kesatuan orang percaya di negara kita dan dunia kita.
6. Pelayanan yang menekankan pembinaan dan pelayanan melalui kelompok kecil (Small group movement)
Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) melakukan pelayanan yang bersifat masal dan pribadi, namun betuk pelayanan ini merupakan bagian utama dalam pembinaan pemuridan.
commit to user
(fellowship and friendship) Sekalipun Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) memiliki organisasi untuk ketertiban dan keteraturan namun lembaga ini bersifat organisme dan merupakan persekutuan saudara- saudara seiman di dalam Kristus yang saling melayani dan bahu- membahu melayani mahasiswa, siswa, medis dan alumni. Perkantas juga merupakan wadah pelayanan dari semua mahasiswa, siswa, dan alumni yang memiliki panggilan, visi, misi, dan kekhususan (ethos/ cores values) yang sama dengan Pelayanan Perkantas.
8. Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) bukanlah gereja, tetapi merupakan perpanjangan tangan dari pelayanan geraja diantara mahasiswa dan siswa.
Pelayanan Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) merupakan pelayanan dari tubuh Kristus yang bertujuan untuk membangun tubuh Kristus. Karena itu Perkantas melibatkan para pendeta dan pengajar dari berbagai gereja dan seminari. Perkantas juga akan membangun jaringan lainnya dalam mencapai visi dan misi Perkantas.
4. Pola dalam Pelayanan.Perkantas
a. Pembinaan melalui kelompok- kelompok kecil, seperti: Kelompok Tumbuh Bersama (KTB), Kelompok Pembinaan Dasar (KPD), Kelompok Kecil (KK), Pekabaran Injil melalui Pemahaman Alkitab (PIPA), dan Kelompok Pemahaman Alkitab (KPA).
b. Pelayanan melalui literatur, seperti: bahan Pemahaman Alkitab (PA) atau Kelompok Tumbuh Bersama (KTB) atau Pekabaran Injil melalui PIPA dan buku bacaan.
c. Pelayanan pembinaan atau pembantu Pembina atau Pembina khusus atau pembimbing.
commit to user
training, dan eksposisi.
5. Perkantas Di Kota Surakarta/ Solo Pelayanan siswa di Solo diawali dengan bertobatnya seorang
mahasiswa Sanata Dharma Yogyakarta bernama Inawati Kosasih pada tahun 1978. Sejak pertobatan itu, Inawati terlibat dalam pelayanan Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) Yogyakarta. Dari situ muncullah beban untuk melayani siswa- siswi di Solo mengalami seperti yang ia alami di Yogyakarta.
Beban itu makin diperkuat ketika Inawati mengikuti Kamp Kepemimpinan Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) di Lembang. Dalam kamp ini Inawati dibukakan mengenai pentingnya peran siswa dan mahasiswa bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sepulang dari kamp tersebut dibagikanlah beban itu kepada beberapa siswa dan 6 siswa yang meresponinya. Sebagai buahnya dimulailah persekutuan siswa Kristen Surakarta pada tangal 13 Juli 1979. Pelayanan antar siswa di kota Solo dilakukan dengan persekutuan dan pembinaan dalam kelompok kecil.
Ketika pelayanan terus berjalan ternyata ditemui berbagai hambatan. Kelompok Tumbuh Bersama (KTB) dibentuk tapi tidak segera berjalan. Orang- orang yang terkumpul dalam persekutuan juga cepat pergi. Akibatnya tidak tampak perkembangan yang berarti. Hal ini kadang- kadang membuat Inawati patah semangat. Padahal waktu itu ia harus pulang pergi Solo- Yogyakarta dua kali dalam satu minggunya.
Anugerah Tuhan dinyatakan ketika pada tahun 1982 Tuhan mempertemukan dengan Bapak Aquila Setiawan. Ia menekankan pentingnya pelayanan pribadi- pribadi dan bagaimana menjadi orang Kristen yang dewasa. Materi yang dibagikan tersebut sangat menolong
commit to user
siswa- siswa. Pada saat itu juga Inawati diteguhkan dengan Firman Yesaya 2:1-5, yang meyakinkan bahwa PSK akan dipakai untuk menolong siswa- siswa mengenal Allah. Isi dari Firman kitab Yesaya itu adalah:” Firman yang dinyatakan kepada Yesaya bin Amos tentang Yehuda dan Yerusalem. Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem." Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa; maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang. Hai kaum keturunan Yakub, mari kita berjalan di dalam terang TUHAN!.” Segera sesudah itu PSK Solo mulai memfokuskan pelayanan pribadi- pribadi melalui KPA dan pemuridan.
Sebagai buah pelayanan kelompok kecil mulai berkembang ke sekolah- sekolah khususnya sekolah- sekolah negeri dan banyak siswa mengalami pengenalan kepada Allah dan bertumbuh menjadi orang Kristen sejati dan bertumbuh menjadi orang Kristen yang dewasa.