Identifikasi Masalah

D. Identifikasi Masalah

Dalam suatu pelaksanaan kegiatan pastinya tidak terlepas dari berbagai hambatan yang menyertainya. Hambatan merupakan hal yang menghambat, Dalam suatu pelaksanaan kegiatan pastinya tidak terlepas dari berbagai hambatan yang menyertainya. Hambatan merupakan hal yang menghambat,

1. Sarana dan Prasarana

Salah satu unsur pendukung di dalam pelaksanaan program pelatihan keterampilan automotif ialah adanya peralatan. Peralatan yang tersedia di UPTD BLK Boyolali saat ini sebagian sudah usang dan masih sederhana sehingga dirasa tidak sesuai lagi dengan perkembangan dibidang teknologi dan tuntutan di dalam dunia kerja.

Seiring kemajuan teknologi maka dibutuhkan peralatan yang maju agar tidak ketinggalan, selain itu banyaknya bermunculan perusahaan-perusahaan yang menggunakan teknologi yang lebih maju menuntut adanya tenaga kerja yang mampu untuk menguasai teknologi tersebut. Di UPTD BLK Boyolali peralatan yang dimiliki meskipun masih sederhana dengan peralatan yang ada saat ini masih dapat dioptimalkan hasilnya. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh instruktur automotif sub kejuruan sepeda motor UPTD BLK Boyolali,

Bapak Paimin, berikut ini : “Peralatan yang ada di BLK memang banyak yang usang, tetapi

dengan peralatan yang ada saat ini masih bisa dipakai untuk pelatihan.

Paling tidak peralatan yang ada saat ini sudah cukup memadai untuk keterampilan dasar, tetapi kalau dibandingkan dengan kemajuan teknologi saat ini peralatannya sudah ketinggalan maka perlu adanya pembaharuan” (Wawancara, 29 september 2012).

Hal yang sama juga diungkapkan oleh instruktur automotif sub kejuruan sepeda motor, Bapak Rochjani, berikut ini : “Untuk peralatan saya rasa cukup memadai tetapi harus tetap diadakan

pembaharuan agar tidak ketinggalan jaman, terlebih kemajuan teknologi saat ini pesat sekali” (Wawancara, 29 september 2012).

Mengenai kurangnya peralatan yang ada di UPTD BLK Boyolali saat ini disiasati dengan penggantian alat lain yang sejenis. Semisal untuk mobil avanza dapat diganti dengan mobil kijang, silinder bergauge digantikan dengan jangka sorong untuk radiator captester karena belum ada alat penggantinya maka instruktur memberikan penjelasan dengan menggunakan media player agar para peserta pelatihan tahu bagaimana bentuk alat tersebut dan kegunaannya apa.

Selain sarana dan prasarana yang berupa peralatan, sarana dan prasarana berikutnya ialah gedung. Gedung merupakan tempat di mana pelaksanaan pelatihan baik itu teori maupun praktek. Kondisi gedung yang ada di UPTD BLK saat ini untuk pelatihan keterampilan automotif baik itu untuk sepeda motor ataupun mobil bensin belum memadai karena ruang yang sama digunakan untuk pemberian materi praktek dan materi teori. Dilihat dari luasnya gedung yang ada saat ini harusnya juga harusnya 8x (delapan kali) Selain sarana dan prasarana yang berupa peralatan, sarana dan prasarana berikutnya ialah gedung. Gedung merupakan tempat di mana pelaksanaan pelatihan baik itu teori maupun praktek. Kondisi gedung yang ada di UPTD BLK saat ini untuk pelatihan keterampilan automotif baik itu untuk sepeda motor ataupun mobil bensin belum memadai karena ruang yang sama digunakan untuk pemberian materi praktek dan materi teori. Dilihat dari luasnya gedung yang ada saat ini harusnya juga harusnya 8x (delapan kali)

“Menurut saya pribadi kondisi gedung yang ada saat ini belum memadai karena standar gedungnya harusnya 8x (delapan kali) gedung yang ada saat ini. Kemudian seharusnya ada garis kuning dipinggir- pinggir itu untuk pejalan kaki” (Wawancara, 22 september 2012).

Hal senada juga diungkapkan oleh instruktur automotif sub kejuruan sepeda motor, Bapak Rochjani, berikut ini : “Gedung yang ada saat ini kurang memadai mbak, karena terkadang

dipakai praktek dan teori mbak, terkadang untuk praktek tertentu kami adakan diluar gedung mbak” (Wawancara 29 september 2012).

Seorang peserta pelatihan automotif sub kejuruan mobil bensin, Nova Galuh Pratama, mengatakan : “Benar mbak, gedung ini dipakai pemberian materi baik teori dan

praktek mbak, misalnya selesai teori kemudian dilanjut praktek kami perlu memindah kursi-kursinya terlebih dahulu. Ya,menurut saya gedungnya belum memadai mbak selain itu juga sempit gedungnya mbak” (Wawancara, 29 september 2012).

Kondisi gedung yang dimiliki UPTD BLK Boyolali saat ini yang masih menyatu antara ruang untuk teori dan praktek, dalam pelaksanaan kegiatan agar tidak mengganggu kegiatan pelatihan setiapa berakhir kegiatan, alat-alat yang telah digunakan setelah praktek ditata kembali pada tempat semula sehingga keesokan harinya telah tersedia ruang untuk kegiatan pelatihan.

2. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia didalam pelaksanaan keterampilan automotif di BLK ialah para pelaksana kegiatan yaitu instruktur. Dalam pelaksanaan keterampilan automotif instruktur memegang peranan yang dominan sebagai transformator ilmu. Jumlah instruktur yang ada di UPTD BLK Boyolali untuk kejuruan automotif berjumlah 7 instruktur. 5 instruktur untuk automotif sub kejuruan mobil bensin dan 2 instruktur untuk automotif sub kejuruan sepeda motor. Jumlah instruktur yang ada saat ini untuk mobil bensin dirasa sudah cukup mengingat tiap paket pelatihan peserta pelatihan berjumlah 16, namun untuk instruktur sub kejuruan sepeda motor kurang karena hanya berjumlah dua untuk lebih mengoptimalkan dalam kegiatan pemberian pelatihan dibutuhkan instruktur tambahan.hal ini sebagaimana diungkapkan oleh instruktur automotif sub kejuruan sepeda motor, Bapak Rochjani, sebagai berikut :

“Perlu adanya tambahan instruktur untuk sub kejuruan sepeda motor sehingga dalam memberikan pelatihan kepada peserta pelatihan lebih optimal meskipun sudah ada pembatasan jumlah peserta tiap pelatihan

16 peserta pelatihan jika dibandingkan di sekolah-sekolah satu guru dengan 40 siswa kondisi di BLK jauh lebih baik tapi akan lebih baik lagi jika ada penambahan instruktur” (Wawancara, 29 september 2012).