Tahap Pelaksanaan
2. Tahap Pelaksanaan
Penyelenggaraan pelatihan keterampilan di UPTD BLK Boyolali pada dasarnya dibagi menjadi tiga yaitu pelatihan institusional, pelatihan non institusional dan pelatihan swadana.
a. Pelatihan Institusional Adalah pelatihan yang diselenggarakan di dalam UPTD Balai Latihan Kerja. Kegiatan ini dilaksanakan atau diselenggarakan dengan sumber dana dari pemerintah (APBN/APBD). Dalam hal ini jenis maupun jumlah pelatihan keterampilan yang dilaksanakan setiap bulan anggaran tidak tentu sama baik jenis kejuruan maupun volume kegiatannya, tergantung dari sumber dana yang dialokasikan oleh pemerintah. Untuk pelatihan jenis ini semua peserta tidak dipungut biaya.
b. Pelatihan Non Institusional Adalah pelatihan keliling/ Mobile Training Unit (MTU) yang dilaksanakan diluar lokasi UPTD BLK / di pedesaan. Sama halnya dengan program pelatihan institusional, untuk penyelenggaraanya dibiayai dari dana APBN maupun APBD , siswa tidak dipungut biaya dan waktu pelatihan lebih pendek dari pelatihan institusional.
c. Pelatihan Swadana Untuk pelatihan swadana di UPTD BLK Boyolali dibagi menjadi dua yaitu pelatihan swadana murni dan pelatihan swadana sistem ganda (PSG)
1) Pelatihan Swadana Murni
Adalah pelatihan institusional maupun non institusional yang segala pembiayaan ditanggung oleh peserta pelatihan atau pihak lain diluar biaya Negara. Dalam hal ini peserta dipungut biaya sesuai dengan jenis kejuruan dan lamanya kegiatan pelatihan. Pelaksanaanya diatur dengan Perjanjian Kerjasama antara UPTD BLK/ Disnakertrans dengan pihak pengguna. Lamanya pelatihan tergantung permintaan.
2) Pelatihan Swadana Sistem Ganda (PSG) Kegiatan ini dilaksanakan atas kerjasama antara Disnakertrans / UPTD BLK Boyolali dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK, MAN, dll), PNPM mandiri. untuk Pendidikan Sistim Ganda (PSG) lamanya pelatihan tergantung permintaan.
Mengenai berbagai jenis pelatihan yang diadakan oleh UPTD BLK Boyolali diungkapkan oleh instruktur jurusan automotif, sub kejuruan mobil bensin, Bapak Pimin sebagai berikut :
“Di sini kami mempunyai 3 pelatihan yaitu pelatihan institusional yang diselenggarakan di BLK, pelatihan non institusonal yang dilakukan diluar BLK dan pelatihan swadana, namun pada dasarnya tidak ada yang membedakan dari ketiga pelatihaan itu, paling yang membedakan tempat pelatihan dan sumber pembiayaan” (Wawancara 22 september 2012).
Tahap pelaksanaan pelatihan merupakan tahap terlaksananya pelatihan keterampilan automotif. Tahap pelaksanaan pelatihan keterampilan automotif terdiri dari pemberian materi dan praktek. Secara lebih jelas mengenai tahapan pelaksanaan pelatihan keterampilan automotif dapat dilihat sebagai berikut :
a. Pemberian Materi Latihan dan Evaluasi
Tahap pelaksanaan dimulai dengan pemberian materi pelatihan. Materi yang diberikan berupa materi dasar, materi inti dan evaluasi. Adapun materi yang diperoleh selama mengikuti pelatihan keterampilan automotif baik sub kejuruan mobil bensin maupun sub kejuruan sepeda motor dan lama pelatihan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.1
Materi dan Lama Pelatihan Keterampilan Automotif Mobil Bensin
No
Unit Kompetensi
Jam pelatihan Teori Praktek Jumlah
1 Unit kompetensi dasar
1.1 mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja
2 Unit kompetensi inti
1.1 menggunakan dan memelihara alat ukur
1.2 overhoul engine dan komponen- komponennya
1.3 memelihara/ servis sistem bahan bakar bensin
1.4 memperbaiki sistem pengapian
1.5 memperbaiki sistem starter dan pengisian
3 Evaluasi akhir
1.1 evaluasi teori
1.2 evaluasi praktek
Jumlah Total
Sumber : UPTD BLK Boyolali 2011
Tabel 4.2
Materi dan Lama Pelatihan Keterampilan Automotif Sepeda Motor
No Materi
Jam latihan
1 Unit kompetensi dasar
1.1 mengikuti prosedur keselamatan,
kesehatan
kerja dan lingkungan
2 Unit kompetensi inti
2.1 menggunakan dan memelihara alat ukur
2.2 pemeliharaan engine berikut
2.3 memelihara/ servis sistem bahan bakar
2.5 melakukan overhaul sistem transmisi manual
2.6 melakukan perbaikan ringan pada rangkaian sistem/ sistem kelistrikan
2.7 memperbaiki sistem pengapian
3 Evaluasi akhir
3.1 evaluasi teori
3.2 evaluasi praktek
Jumlah total
Sumber : UPTD BLK Boyolali 2011
Kedua Data tersebut menunjukkan bahwa baik jenis keterampilan automotif sub kejuruan mobil bensin maupun sub kejuruan sepeda motor dilaksanakan selama 240 jam/ 30 hari. Hal ini sesuai yang diungkapkan instruktur automotif sub kejuruan mobil bensin UPTD BLK, Bapak Heru sebagai berikut :
“Disini baik pelatihan mobil bensin maupun sepeda motor lamanya pelatihan 1 bulan, tidak ada pembedaan antara pelatihan automotif dan mobil bensin yang membedakan adalah kalau mobil bensin hanya membahas mobil yang berbahan bensin kalau sepeda motor ya hanya membahas mengenai sepeda motor” (Wawancara 29 september 2012).
Para peserta pelatihan nantinya akan mendapatkan materi berupa teori dan praktek, materi yang berupa praktek nantinya yang
akan lebih diutamakan karena mengingat diharapkannya setelah peserta mengikuti pelatihan kerja dapat bekerja dilapangan atau berwirausaha.
Senada diungkapkan oleh instruktur automotif sub kejuruan sepeda motor, Bapak Rochjani, berikut :
“Materi yang diberikan didalam pelatihan automotif lebih mengutamakan praktek daripada teori, kira-kira 75% praktek dan 25% teori” (Wawancara 22 september 2012).
Dari tabel diatas juga dapat ditarik kesimpulan bahwa lama materi yang diberikan antara praktek dan teori lebih banyak Dari tabel diatas juga dapat ditarik kesimpulan bahwa lama materi yang diberikan antara praktek dan teori lebih banyak
Selain peserta pelatihan mendapat materi dasar dan materi inti, peserta juga mendapat bimbingan berupa bimbingan Fisik, Mental dan Disiplin (FMD). Meskipun tidak ada di dalam kurikulum UPTD BLK Boyolali memberikan tambahan materi FMD (Fisik, Mental dan Disiplin ) hal ini sebagaimana yang diutarakan oleh Kepala UPTD BLK Boyolali, Ibu Siti Zumrotun berikut ini :
“FMD sebenarnya tidak pokok tidak masuk dalam program tapi kami haruskan karena tuntutan pasar. BLK sebenarnya hanya melatih saja yang penting bisa mobil bisa las. Tapi untuk pendidikan yang lain seperti FMD itu tidak ada dalam program tapi itu tambahan mbak, didunia kerja sering muncul mbak masalah seperti itu sikap dan kepribadian yang kurang istilahnya kurang pas, kurang menyenangkan, kemudian juga kadang disiplinnya tidak tertanam” (Wawancara 29 september 2012).
Bimbingan FMD diberikan pertama kali pada saat mengikuti pelatihan. Bimbingan FMD diberikan diawal pelatihan diharapkan dapat terbentuk sikap, mental dan disiplin yang baik dimulai dari awal yaitu saat pelaksanaan program pelatihan. Pelatihan FMD ini diajarkan dari KODIM. Hal ini sebagaimana yang diutarakan oleh Kepala UPTD BLK Boyolali, Ibu Siti Zumrotun berikut ini :
“Untuk FMD kita pinjam dari koramil tapi tahun ini tenaga kami yang sudah berpengalaman yang mengajar FMD sebenarnya bisa kita optimalkan apa yang ada. Karena saya “Untuk FMD kita pinjam dari koramil tapi tahun ini tenaga kami yang sudah berpengalaman yang mengajar FMD sebenarnya bisa kita optimalkan apa yang ada. Karena saya
Hal senada juga diungkapkan oleh peserta pelatihan sub kejuruan sepeda motor, Dimas Pradipta berikut ini :
“Ya mbak pertama kali masuk BLK dapat FMD mbak, ya isinya pelatihan PBB mbak pokoknya biar kita disiplin dan sikap selama pelatihan lebih baik biar nanti diperusahaan sudah terbiasa mbak” ( Wawancara, 29 september 2012).
Komunikasi antara instruktur dan peserta pelatihan automotif selama kegiatan pelatihan baik sepeda motor dan mobil bensin terjalin dengan baik, dimana para instruktur dan peserta seperti teman sendiri tidak seperti disekolah dimana terdapat gap antara guru dan siswa, sehingga apabila terjadi peserta pelatihan tidak paham dengan materi yang diajarkan tidak senggan untuk bertanya kepada instruktur. Jika instruktur salah dalam memberikan materi maka peserta akan menegur untuk mengingatkannya. Hal ini sebagai mana diungkapkan oleh instruktur mobil bensin, Bapak Paimin sebagai berikut:
“Di sini itu komunikasinya kekeluargaan sekali mbak, tidak seperti disekolah terkadang siswa takut bertanya kepada guru
karena gurunya galak, kalau di BLK tidak, seperti makan kita juga makan bersama dengan peserta sehingga akrab dengan peserta sehingga suasananya benar- benar kekeluargaan” (Wawancara, 22 september 2012).
Setiap berakhirnya suatu pelatihan untuk mengetahui daya serap materi yang diterima peserta pelatihan maka harus diadakan evaluasi. Evaluasi peserta dilakukan dengan ujian tulis dan praktek. Tes tertulis dilaksanakan untuk menilai aspek pengetahuan dalam arti untuk penguasaan, tingkat pemahaman peserta pelatihan mengenai teori yang diajarkan untuk diterapkan dalam prinsip-prinsip praktisnya. Sedangkan ujian
praktek dilaksanakan
untuk mengetahui pengembangan dan penguasaan keterampilan. Bagi setiap siswa yang lulus ujian diberikan sertifikat sebagai bukti telah mengikuti pelatihan di BLK dan dinyatakan lulus. Evaluasi diadakan setiap unit kompetensi yang diajarkan langsung evaluasi. Hal ini dibenarkan oleh instruktur automotif sub kejuruan mobil bensin, Bapak Paimin berikut ini :
“Setiap pemberian materi baik itu teori maupun praktek kami langsung adakan evaluasi mbak, misalnya materi menggunakan dan memelihara alat ukur, instruktur memberikan materi menggunakan dan memelihara alat ukur dulu kemudian di evaluasi, setelah teori, praktek selesai praktek diadakan evaluasi lagi“ (wawancara 29 september 2012).
b. Promosi
Promosi lulusan hasil pelatihan merupakan promosi keperusahaan-perusahaan, adapun perusahaan-perusahaan yang sudah
mendengar keunggulan BLK Datang sendiri ke BLK meminta agar mendengar keunggulan BLK Datang sendiri ke BLK meminta agar
“Iya yang datang kesini, iya sudah dengar kalau BLK gaung nya mulai mencuat, BLK sana bagus coba saya kesana, untuk jurusan tertentu saya coba dengan mou mbak kesepakatan kerjasama misalnya dengan tiga serangkai dia butuh tenaga apa, kita tawarkan bagaimana kalau BLK yang melatih, nanti lulusan peserta langsung ditempatkan di tiga serangkai tentunya dengan tes penyaringan lagi dari tiga serangkai. memang untuk jurusan automotif tahun 2011 saya masih seperti dahulu, yaitu dengan mencetak tenaga kerja dahulu baru penempatan jadi belum MOU untuk tahun 2011 ” (Wawancara 29 september 2012).
Dari hasil wawancara diatas diketahui bahwa BLK untuk jurusan tertentu pada tahun 2011 sudah melakukan kerjasama dengan sistem MOU, namun untuk jurusan automotif melatih peserta dahulu kemudian baru penempatan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan. Pada tahun 2011 penyaluran lulusan pelatihan yaitu melalui perusahaan yang telah bekerjasama dengan BLK, bisa perusahaan itu yang datang sendiri Ke BLK maupun BLK yang mendatangi perusahaan tersebut. Perusahaan-perusahaan yang bekerjasama dengan UPTD BLK untuk penempatan tenaga kerja selama ini untuk sub kejuruan mobil bensin adalah PT Sonice, Komatsu Indonesia, PT Sritex, PT Adhi Mitra Pratama, bengkel mobil Jakarta, dan PT Makmur Alam Santosa. Sedangkan untuk sub kejuruan sepeda motor penempatan tenaga kerja banyak terdapat pada bengkel-bengkel maupun magang dikorea ataupun usaha mandiri. Mengenai Dari hasil wawancara diatas diketahui bahwa BLK untuk jurusan tertentu pada tahun 2011 sudah melakukan kerjasama dengan sistem MOU, namun untuk jurusan automotif melatih peserta dahulu kemudian baru penempatan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan. Pada tahun 2011 penyaluran lulusan pelatihan yaitu melalui perusahaan yang telah bekerjasama dengan BLK, bisa perusahaan itu yang datang sendiri Ke BLK maupun BLK yang mendatangi perusahaan tersebut. Perusahaan-perusahaan yang bekerjasama dengan UPTD BLK untuk penempatan tenaga kerja selama ini untuk sub kejuruan mobil bensin adalah PT Sonice, Komatsu Indonesia, PT Sritex, PT Adhi Mitra Pratama, bengkel mobil Jakarta, dan PT Makmur Alam Santosa. Sedangkan untuk sub kejuruan sepeda motor penempatan tenaga kerja banyak terdapat pada bengkel-bengkel maupun magang dikorea ataupun usaha mandiri. Mengenai
“Perusahaan-perusahaan yang selama ini telah bekerjasama dengan UPTD BLK untuk penempatan para peserta yang telah mengikuti pelatihan diantaranya adalah PT Sonice, Komatsu Indonesia, PT Sritex, PT Adhi Mitra Pratama, bengkel mobil Jakarta, dan PT Makmur Alam Santosa” (Wawancara 22 september 2012).
Sedangkan menurut instruktur pelatihan automotif sub kejuruan sepeda motor, Bapak Sarno, sebagai berikut :
“Untuk peserta pelatihan sepeda motor setelah mengikuti pelatihan banyak para peserta yang kerjanya dibengkel-bengkel maupun ikut pemagangan di Korea ataupun usaha mandiri” (Wawancara, 29 september 2012)
Kendala didalam promosi yaitu ketika perusahaan mengalami resesi maka penempatan akan sulit. Mengatasi kondisi demikian maka imbasnya bagi BLK perlu untuk mencari perusahaan lain yang bersedia menampung lulusan BLK dan salah satu imbasnya lagi adalah tidak tersalurkannya semua lulusan pelatihan BLK. Mengantisipasi peseta lulusan BLK yang belum tersalurkan sebagai wujud tanggung jawab dalam penempatan tenaga kerja, BLK tetap memantau jika belum mendapat pekerjaan apabila ada penempatan maka mereka yang belum tersalurkan akan diberitahu bahwa ada penempatan tenaga kerja. Hal ini senada yang diungkapkan oleh instruktur automotif sub kejuruan mobil bensin, Bapak Paimin, berikut ini :
“Untuk peserta yang belum mendapatkan penempatan kerja kami pantau mbak, kalau ada penempatan lagi kami panggil mereka untuk datang ke BLK, karena mereka meninggal nomor handphone mbak jadi kita tinggal menghubungi kalau mereka sudah ganti nomor Hp ya bukan tanggung jawab BLK lagi mbak, soalnya kalau sudah ganti nomor handphone kami sulit menghubungi mbak“ (Wawancara 22 september 2012).
Promosi ditahun 2011 ini tidak mengalami kesulitan didalam penempatan tenaga kerja hal ini terbukti dengan penempatan seluruh peserta pelatihan pada tahun 2011, berikut daftar peserta pelatihan beserta penempatannya untuk sub kejuruan mobil bensin dan sepeda motor.
Tabel 4.3
Data Penempatan Peserta Pelatihan Automotif Sub Kejuruan
Sepeda Motor Tahun 2011
NO
NAMA PESERTA
PENYERAPAN LULUSAN PELATIHAN USAHA MANDIRI
BEKERJA DI INDUSTRI
1 DANU KRISTANTO
Usaha Mandiri
2 NGADIMIN Bengkel Manto
3 PRATOMO ARIF Magang ke Korea
4 SUPRIYATNO Kerja di Jakarta
5 AGUS TRIYANTO Bengkel Wiwis
6 SANDO SEPTIANA Bengkel Wiwis
7 NUR SALAM Bengkel Wiwis
8 ARIF HARYONO
Usaha Mandiri
9 ABDULLAH
Usaha Mandiri
10 JOKO PURNOMO Bengkel Wiwis
11 ROSID SETIAWAN Bengkel Prima Jasa Mtr
12 AULIA NIZAMUDIN Bengkel Prima Jasa Mtr
13 ISMA' IL SOLEH
Usaha Mandiri
14 ROHMAT MARDIYANTO Usaha Mandiri
15 MUSLIH DARMAWAN Bengkel Peng Yang
16 HARYANTO Bengkel Wiwis
Sumber: UPTD BLK Boyolali 2011
Tabel 4.4
Data Penempatan Peserta Pelatihan Automotif Sub Kejuruan
Mobil Bensin 2011
NO
NAMA PESERTA
PENYERAPAN LULUSAN PELATIHAN USAHA MANDIRI BEKERJA DI INDUSTRI
1 YAENAL ARIFIN Komatsu Undergarriage Ind
2 GUSRIANTO Komatsu Undergarriage Ind
3 VICKO DASIANTO, ST PT. Sonice, Boyolali
ROYAN FAHRUR ROMLI
Komatsu Indonesia
5 MUSTAQIM Komatsu Undergarriage Ind
6 FATHONI MULYANTO Komatsu Undergarriage Ind
7 ADITYA WAHYUDI Mebelair di Klaten
8 GANDUNG PURWANTO Banyuanyar Motor
9 WAHYU KURNIYANTO Komatsu Indonesia
10 YOHANES KRISTIANTO PT. Makmur Alam Santoso
11 ANTON SULISTYO Komatsu Indonesia
12 SUGENG PRASOJO PT. Adhi Mitra Pratama
13 USAMAH Bengkel Mobil Jakarta
14 WARDI
Usaha Mandiri
15 ARIF SULISTIONO PT. Sritex. Sukoharjo
16 NUNGKI NURDYANTO Komatsu Indonesia
Sumber: UPTD BLK Boyolali 2011