Peran lembaga penyuluh terhadap industri ikan patin di Indonesia

3.4.5 Peran lembaga penyuluh terhadap industri ikan patin di Indonesia

  Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyelenggarakan panen patin dan peluncuran perdana pengolahan fillet patin pada tanggal 6 April 2013 di Unit Pengolahan Ikan Fillet Patin, Desa Kemiking, Kecamatan Taman Rajo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Salah satu alasan pemilihan tempat di Jambi, dikarenakan provinsi ini memiliki potensi sektor kelautan dan perikanan yang sangat besar. Menurut data Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi Tahun 2010,

  provinsi ini memiliki luas laut dengan panjang pantai 44.496 km 2 , potensi perikanan budidaya air tawar dengan panjang sungai 1.740 km 2 , dan potensi kolam sebesar

  6.550 ha. Dari potensi tersebut, baru sekitar 60 yang dimanfaatkan secara optimal. Karena potensi yang dimiliki inilah, Jambi ditetapkan sebagai salah satu daerah industrialisasi yang terus didorong pengembangannya untuk menjadi salah satu sentra terbesar industri patin. Oleh karena itu, KKP memberikan sejumlah bantuan sektor kelautan dan perikanan bagi Provinsi Jambi yang diserahkan secara simbolis oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C Sutardjo.

  Salah satunya merupakan bantuan pengembangan SDM kelautan dan perikanan senilai Rp1,55 miliar. Bantuan tersebut berupa pelatihan pada Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) dan bantuan penyelenggaraan penyuluhan yang terdiri dari 10 unit sepeda motor, 12 test kit, Bantuan Operasional Penyuluh (BOP) PNS bagi 62 orang, Honor Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak (PPTK) bagi 20 orang, bantuan penyuluh swadaya bagi 82 orang, 90 paket penumbuhkembangkan kelompok pelaku utama, 5 buah jaket penyuluh perikanan, 10 paket alat komunikasi, 10 paket materi penyuluhan, dan 1 paket percontohan paket teknologi budidaya patin dalam rangka blue economy (demplot).

  Sebagai rangkaian kegiatan kunjungan kerja Menteri Kelautan dan Perikanan, sebelumnya dilakukan Temu Wicara dengan Penyuluh Perikanan Provinsi Jambi. Berdasarkan data terakhir dari Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Simluh KP) yang dikeluarkan oleh Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Pusluh KP) BPSDM KP, terdapat 74 orang Penyuluh perikanan di Kabupaten Muaro Jambi, yang terdiri dari 4 penyuluh PNS, 3 PPTK, dan 67

  Pada temu wicara tersebut, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP), Suseno Sukoyono, mengatakan penyuluhan kelautan dan perikanan mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembangunan SDM, khususnya dalam pemberdayaan masyarakat kelautan dan perikanan. Peran dan keterlibatan penyuluh perikanan dalam pemberdayaan pelaku utama perikanan adalah sebagai konsultan bisnis, pendamping, serta mitra kerja pelaku utama dan usaha perikanan, promotor dan agent of change pengembangan sumber daya kelautan dan perikanan di Provinsi Jambi. Selain sebagai ujung tombak dalam pendampingan pelaku utama perikanan, paradigma penyuluhan perikanan saat ini adalah profesionalisme, agent of advocation bagi Pelaku Utama dan Pelaku Usaha Perikanan, mitra sejati pelaku utamapelaku usaha.

  Untuk mencapai sasaran industrialisasi kelautan dan perikanan diperlukan sinergi pengembangan kebijakan minapolitan, industrialisasi dan blue economy baik yang diberikan oleh Pemerintah Pusat maupun daerah sebagai sasaran pembangunan kelautan dan perikanan. Hal ini dilakukan bersama melalui optimalisasi kawasan minapolitan sebagai basis wilayah dan kawasan serta penyiapan SDM pelaku utama dan aparaturpenyuluh daerah guna percepatan dan peningkatan nilai tambah dan daya saing serta pelaksanaan industrialisasi kelautan dan perikanan melalui pendekatan blue economy agar terwujud suatu ekonomi kelautan dan perikanan yang berkelanjutan. BPSDMKP akan pengembangan tambakkolam percontohan yang akan dikelola oleh para penyuluh dengan dukungan diseminasi tekonologi tepat guna yang dipersiapkan oleh Badan Litbang KKP, yang selanjutnya akan menjadi pusat informasi dan konseling dalam suatu kawasan tertentu untuk membantu para pelaku utama menyelesaikan beberapa masalah yang dihadapi didalam menjalani usaha yang dikembangkannya. Di samping pusat ini akan menjadi pusat pengembangan bagi para penyuluh untuk menjaga kedinamisan pengetahuan yang dimilikinya sehingga dapat terus menjadi narasumber bagi masyarakat yang membutuhkannya.

  Melalui kegiatan penyuluhan ditumbuhkembangkan kemampuan dan kemandirian pelaku utama perikanan yang terdiri atas nelayan, pembudidaya ikan, pengolah dan pemasar ikan serta petambak garam dan keluarganya. "Tujuannya, agar mampu mengelola usaha kelautan dan perikanan secara produktif, efektif, dan efisien, sehingga mempunyai daya saing tinggi dengan bercirikan tingginya produktivitas, mutu, dan efisiensi usaha, karena kehadirannya dirasakan perlu oleh masyarakat.