Struktur Biaya dan Pendapatan Usahatani Ikan Patin

3.2.5 Struktur Biaya dan Pendapatan Usahatani Ikan Patin

  Agar suatu kegiatan usahatani ikan patin berjalan secara berkelanjutan, perlu dilakukan perhitungan analisis usahanya sehingga dapat diketahui besar kecilnya tingkat keuntungan, jumlah modal yang dibutuhkan, pengembalian investasi, maupun titik impas dari usaha tersebut. Dengan perhitungan ini dapat diketahui kelayakan suatu usaha baik dari segi ekonomis, teknis, maupun finansial. Analisis usaha ikan patin terbagi menjadi tiga, yaitu usaha pembenihan (produksi larva), pendederan (produksi benih), dan pembesaran (patin konsumsi).

  A. Usaha Pembenihan Patin (Produksi Larva)

  Usaha pembenihan patin tidak memerlukan modal yang terlalu besar seperti pada usaha pembesaran patin. Namun, pada usaha pembenihan patin, diperlukanketekunan,

  ketelitian dan kesabaran tinggi karena tingkat

  kematianmortalitas pada larva dan benih patin sangat tinggi. Perhitungan biaya dan perkiraan keuntungan yang akan diperoleh sebaiknya dilakukan sebelum membuka usaha pembenihan patin. Tujuannya untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha sehingga bisa dijadikan panduan bagi pembudi daya atau pengusaha yang mau terjun di usaha pembenihan patin. Berikut ini merupakan salah satu contoh perhitungan

  a. Induk yang dipijahkan sebanyak 1 ekor induk betina seberat 3 kg dan 2 ekor

  jantan ( 2 kgekor) atau seberat 4 kg. Harganya Rp 75.000kg untuk induk betina siap pijah dan induk jantan harganya Rp 40.000kg. Induk patin digunakan sebanyak 10 kali pemijahan sebelum diapkir.

  b. Tempat pemijahan dan pemeliharaan larvabenih milik sendiri

  c. Lama produksi larva ikan patin selama 7 hari

  d. Harga 1 botol ovaprim 10 ml Rp 200.000

  e. Hasil panen larva sebanyak 300.000 ekor

  f. Harga jual larva Rp 7ekor.

  1. Biaya Investasi

  Biaya investasi adalah jumlah modal yang dikeluarkan untuk memulai usaha. Biaya investasi biasanya digunakan untuk pengadaan peralatan proses produksi dan sarana penunjangnya. Adapaun rincian biaya investasi untuk usaha pembenihan ikan patin adalah seperti pada Tabel 8.

  Tabel 8. Biaya Investasi Usaha Pembenihan

  No. Keterangan

  Jumlah (Rp)

  i

  Bangunan hatchery atau ruangan tertutup ukuran 5 m x 5 m 15.000.000

  ii

  Satu unit penetasan telur

  2 buah corong penetasan ( Rp 300.000)

  1 buah bak fiberglass bulat volume 1.000 liter

  Rak kayu untuk tempat corong tetas

  Bak filter ukuran 2,5 m x 1 m x 1 m

  Pipa paralon untuk sirkulasi air

  1 buah tong plastik volume 200 liter untuk tandon air

  Tenaga kerja untuk pembuatan unit pembenihan

  iii Satu set peralatan perikanan (hapa,seser,waring, ember dan 700.000

  baskom)

  iv

  1 buah pompa air 125 watt

  v

  1 buah blower 60 watt

  vi

  1 buah genset 800 watt

  2. Biaya Produksi

  Biaya produksi adalah modal yang harus dikeluarkan untuk memproduksi larva patin. Adapun rincian biaya produksi untuk usaha pembenihan dalam setiap periode pembenihan adalah sebagai berikut.

  Tabel 9. Biaya Produksi Usaha Pembenihan

  No. Keterangan

  Jumlah (Rp)

  i

  Induk ikan patin

  1 ekor induk patin betina (3 kg x Rp 75.000kg : 10 kali 22.500 pemijahan)

  2 ekor induk patin jantan (4 kg x Rp 40.000kg : 10 kali 16.000 pemijahan

  ii

  Hormon perangsang ovaprim 1ekor induk betina (1,5 ml x Rp 200.000 : 10 ml)

  2 ekor induk jantan (0,8 ml x Rp 200.000 : 10 ml

  iii HCG 1 ampul (1 ampul berisi 1.500 IU)

  iv Aquabidest atau air mineral

  v

  1 botol larutan fisiologis (NaCl)

  vi

  2 buah spuit jarum suntik

  vii Tenaga Kerja

  viii Listrik

  3. Pendapatan dan Keuntungan

  Pendapatan adalah jumlah uang yang diperoleh dari hasil penjualan larva patin. Penjualan larva patin dilakukan setelah telur patin menetas, yaitu umur satu hari. Pendapatan yang diperoleh dengan penjualan larva patin sebanyak 300.000 ekor dengan harga jual benih Rp 7ekor adalah Rp 2.100.000. sedangkan keuntungan merupakan selusih antara pendapatan dengan total biaya (produksi). Keuntungan diperoleh jika selisih antara pendapatan dengan total pendapatan dengan total biaya adalah positif. Rumus keuntungan yaitu pendapatan – total biaya produksi. Adapun keuntungan yang diperoleh dari usaha pembenihan patin adalah Rp 2.100.000 – Rp 410.500 = Rp 1.689.500. dengan demikian, keuntungan yang diperoleh petani

  4. Analsisis Kelayakan Usaha

  Indikator yang sering digunakan untuk melihat kelayakan usaha, yaitu titik impasbreak even point (BEP), revenue cost ratio (RC ratio) dan pay back period (PBP). Adapun perhitungannya sebagai berikut :

  a. BEP

  BEP merupakan alat analisis yang digunakan untuk mengetahui batas nilai produksi atau volume produksi suat usaha mencapai titip impas yaitu tidak untung dan tidak rugi. Usaha dinyatakan layak apabila nilai BEP produksi lebih besar dari jumlah unit yang sedang diproduksi saat ini. Sedangkan nilai BEP harga harus lebih rendah daripada harga yang berlaku saat ini.

  1) BEP produksi = total biaya produksi harga jual per ekor

  = Rp 410.500 Rp 7 = 58.643 ekor

  Semua biaya produksi akan tertutupi bila terjual larva patin minimal sebanyak 58.643 ekor.

  2) BEP harga

  = total biaya produksi total produksi larva = Rp 410.500 300.000 = Rp 1,3 ekor

  Pada saat harga jual larva patin mencapai Rp 1,3 ekor, usaha pembenihan patin tersebut tidak mendapatkan keuntungan maupun kerugian (impas).

  b. RC ratio

  analisis RC ratio merupakan alat analisis yang digunakan untuk melihat keuntungan relatif suatu usaha dalam satu tahun terhadap biaya yang dipakai dalam kegiatan tersebut. Suatu usaha dikatakan layak jika nilai RC lebih besar dari 1 (RC

  > 1). Semakin tinggi nilai RC ratio maka tingkat usaha keuntungan suatu usaha akan semakin tinggi.

  RC ratio

  = total pendapatan total biaya produksi = Rp 2.100.000 Rp 410.500 = 5,115

  Artinya, setiap penambahan biaya sebesar Rp 1.000 akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 5.115. dengan demkian, usaha pembenihan (produksi larva) patin sangat layak diusahakan.

  c. PBP

  analisis PBP bertujuan untuk mengetahui waktu tingkat pengembalian investasi yang telah ditanamkan pada suatu usaha pembenihan patin.

  PBP = total investasi keuntungan 1 tahun x 1 tahun

  = Rp 21.350.000 Rp 81.096.000 x 1 tahun = 0,26 tahun

  Hasil analisis ini menggambarkan bahwa sleuruh modal investasi usaha pembenihan patin ini akan kembali dalam kurun waktu 0,26 tahun atau 3,1 bulan.

  B. Usaha Pemeliharaan Larva Patin

  Pemeliharaan larva patin dilakukan dari ukuran larva yang baru menetas sampai dihasilkan benih patin ukuran 1 inchi. Usaha pemeliharaan larva patin dilakukan di ruangan tertutup (hatchery) selama 30 hari atau 1 bulan dan harga diperhitungkan pada bulan Oktober 2009. Adapun asumsi usahanya adalah sebagai berikut.

  1. Usaha dilakukan pada hatchey atau ruangan tertutup berukuran 7 m x 7m.

  Hatchey yang digunakan milik sendiri.

  2. Wadah pemeliharaan larvabenih berupa bak terpal plastik ukuran 2 m x 1 m x

  0,8 m sebanyak 12 buah.

  3. Lama pemeliharaan 1 bulan (30 hari)

  4. Skala usaha pemeliharaan (padat tebar) yaitu 20.000 ekor

  5. Harga larva patin Rp 7ekor

  6. Pakan berupa artemia, cacing sutera, dan pakan Hiprofit (kode 581)

  7. Tingkat kelangsungan hidup hidup (SR) 50 atau hasil panen sebanyak

  100.000 ekor (ukuran 1 inchiekor)

  8. Harga jual benih patin ukuran 1 inchi Rp 100 ekor

  Tabel 10. Biaya investasi Pemeliharaan Larva Patin

  No. Keterangan

  Jumlah (Rp)

  I Bangunan hatchery atau ruangan tertutup ukuran 7 m x 7 m 24.500.000

  ii

  12 bak terpal plastik untuk pemeliharaan larva-benih, 2.400.000 ukuran bak 2 m x 1 m x 0,8 m ( Rp 200.000)

  2 buah tong plastik volume 200 liter untuk tandon ( 400.000 200.000)

  4 buah galon air mineral untuk penetasan artemia ( Rp 60.000 15.000)

  iv

  1 buah pompa air 125 watt

  V 1 buah blower 60 watt

  2 buah kompor untuk penghangat ruangan ( Rp 150.000) 300.000

  vi

  1 buah genset 800 watt

  Instalasi air

  vii Instalasi aerasi (pipa paralon, slang plastik, batu aerasi, 250.000

  atau kran udara) viii Instalasi listrik

  ix

  10 m selang plastik untuk penyiponan

  X 4 seser atau serokan halus ( Rp 12.000)

  xi

  4 ember plastik diameter 40 – 50 cm (Rp 15.000)

  Total

  2. Biaya Produksi

  Adapun biaya produksi untuk usaha pemeliharahaan larvabenih dalam setiap periode pemeliharaan 91 bulan) adalah sebagai berikut.

  Tabel 11. Biaya Produksi Pemeliharaan Larva Patin

  No. Keterangan

  Jumlah (Rp)

  I Larva patin sebanyak 200.000 ekor (Rp 7ekor)

  ii

  Pakan larvabenih patin

  2 kaleng artemia 500 gr ( Rp 400.000)

  40 l cacing sutera ( Rp 7.000)

  Pakan hiprofit (581) 10 kg

  Pakan hiprofit (582) 15 kg

  50 kg garam dapur untuk penetasan telur artemia dan 65.000 pengelolaan kualitas air media pemeliharaan larvabenih iv Obat-obatan

  iii

  V 50 liter minyak tanah (Rp 7.000l)

  vi

  2 sachet elbayu ( Rp 10.000)

  vii Kantong plastik untuk packing benih ukuran 5 kg 125.000

  ditambah karet ikat viii Gas oksigen

  ix Tenaga Kerja pengelola

  X Listrik

  3. Pendapatan dan keuntungan Pendapatan = SR x benih yang ditebar x harga jual per ekor

  = 50 x 200.000 x Rp 100 = Rp 10.000.000

  Keuntungan yang didapat dari usaha pemeliharaan larva hingga mencapai benih patin ukuran 1 inchi.

  Keuntungan = Pendapatan – Total biaya produksi

  = Rp 10.000.000 – Rp 3.965.000 = Rp 6.035.000

  Adapun keuntungan selama 1 bulan yang diperoleh adalah Rp 6.035.000 atau dalam satu tahun akan memperoleh keuntungan sebesar Rp 72.420.000.

  4. Analisis Kelayak Usaha

  a. BEP

  1. BEP Produksi

  = total biaya produksi harga jual per ekor = Rp 3.965.000 Rp 100 = 39.650 ekor

  Semua biaya produksi akan tertutupi bila terjual benih patin minimal 39.650 ekor

  2. BEP Harga = total biaya produksi Total Produksi benih

  = Rp 3.965.000 100.000 ekor = Rp 39,65ekor

  Pada saat harga jual benih patin mencapai Rp 39,65ekor, usaha pemeliharaan larva- benih patin tersebut tidak mendapatkan keuntungan maupun kerugian (impas).

  b. RC ratio

  RC ratio

  = Total pendapatan total biaya produksi = Rp 10.000.000 Rp 3.965.000 = 2,522

  Artinya, setiap penambahan biaya sebesar Rp 1.000 akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 2.522. dengan demikian usaha pemeliharaan larva-benih ikan patin sangat layak diusahakan.

  c. PBP

  PBP

  = total investasi keuntungan 1 tahun x 1 tahun = Rp 30.828.000 Rp 72.420.000 x 1 tahun = 0,4 tahun

  Hasil analisis ini menggambarkan bahwa seluruh modal investasi usaha pemeliharaan larva-benih patin ini akan kembali dalm kurun wakti 0,4 tahun atau 4,8 bulan.

  C. Usaha Pendederan Ikan Patin

  Usaha pendederan dilakukan untuk membesarkan benih ikan patin dari ukuran

  1 inchi menjadi patin ukuran 2 – 3 inchi. Adapaun harga yang digunakan adalah harga yang berlaku bulan Okteber 2009 dengan asumsi:

  1. Usaha dilakukan pada kolam berukuran 300 m 2 , tinggi air kolam 70 cm, dan

  kolam yang digunakan milik sendiri

  2. Lama pemeliharaan 1 bulan

  3. Skala usaha yaitu padat tebar dengan 30.000 ekor

  4. Benih patin yang ditebar ukuran 1 inchi, dimana hargnya Rp 100ekor

  5. Tingkat kelangsungan hidup (SR) 90

  6. Harga jual benih patin ukuran 2 inchi Rp 175ekor

  Tabel 12. Biaya investasi Pendederan Ikan Patin

  No. Keterangan

  Jumlah (Rp)

  i 2 Pembuatan kolam tanah ukuran 300 m

  ii

  Peralatan perikanan seperti seser dan ember

  Total

  Tabel 13. Biaya Produksi Pendederan Ikan Patin

  No. Keterangan

  Jumlah (Rp)

  i

  Benih patin ukuran 1inchi sebanyak 30.000 ekor ( 3.000.000 Rp 100)

  ii

  Pakan pelet dengan kandungan protein minimal 38 402.500 sebanyak 35 kg ( Rp 11.500kg)

  iii Pupuk kandang 125 kg

  iv Kapur 25 kg

  v

  Obat-obatan (antistres + vitamin)

  vi Garam dapur (30 kg)

  vii Kantong plastik untuk packing benih ukuran 5 kg ( 105.000

  Rp 21.000) viii Gas Oksigen

  ix Upah untuk panen benih

  x

  Tenaga kerja untuk pengelola ikan selama 1 bulan

  3. Pendapatan dan Keuntungan Pendapatan

  = SR x benih yang ditebar x harga jual per ekor = 90 x 30.000 x Rp 175 = Rp 4.725.000

  Keuntungan

  = pendapatan – biaya produksi = Rp 4.725.000 x Rp 4.047.500 = Rp 677.500

  Adapun keuntungan selama 1 bulan yang diperoleh adalah Rp 677.500 atau dalam 1 tahun akan memperoleh keuntungan sebesar Rp 8.130.000.

  4. Analisis Kelayakan Usaha

  a. BEP BEP Produksi

  = total biaya produksi harga jual per ekor = Rp 4.075.500 Rp 175 = 23.129 ekor

  Semua biaya produksi akan tertutupi bila terjual benih patin minimal sebanyak 23.129 ekor.

  BEP Harga

  = total biaya produksi total produksi benih = Rp 4.075.500 27.000 ekor = Rp 150ekor

  Pada saat harga jual benih mencapai Rp 150ekor, usaha pendederan patin tersebut tidak mendapatkan keuntungan maupun kerugian (impas).

  b. RC ratio

  RC ratio

  = total pendapatan total biaya produksi = Rp 4.725.000 Rp 4.075.500 = 1,167

  Artinya, setiap penambahan biaya sebesar rp 1.000 akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1.167. dengan demikian, usaha pendederan ikan patin ini layak diusahakan.

  c. PBP

  PBP

  = total investasi keuntungan 1 tahun x 1 tahun

  = Rp 6.250.000 Rp 8.130.000 x 1 tahun = 0,77 tahun

  Hasil analisis ini menggambarkan bahwa seluruh modal investasi usaha pendederan ini akan kembali dalam kurun waktu 0,77 tahum atau 9,2 bulan.

  D. Usaha Pembesaran Patin di Kolam Tanah

  Usaha pembesaran patin secara intensif dengan padat modal tinggi merupakan kegiatan yang membutuhkan perhitungan biaya dan prakiraan keuntungan yang dapat diperoleh. Berikut ini merupakan salah satu contoh perhitungan analisis usaha pembesaran ikan patin berdasarkan harga pada bulan Oktober 2009 (Mahyudin, 2010). Adapun asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut :

  1. Usaha dilakukan pada kolam seluas 250 m 2 . Tinggi air kolam 120 cm. Kolam

  milik sendiri.

  2. Lama pemeliharaan selama enam bulan

  3. Skala usaha yaitu padat tebar dengan 5000 ekor.

  4. Harga benih Rp 250ekor. Ukuran benih 3 inchiekor

  5. Pakan untuk pembesaran terdiri dari pakan pelet dan pakan ikan rucah

  6. Tingkat kematian ikan patin sebesar 15

  7. Hasil panen sebanyak 3.187 kg (FCR : 1,25)

  8. Size panen patin ukuran konsumsi di atas 500 grekor (rata-rata ukuran panen

  750 grekor)

  9. Harga jual ikan konsumsi Rp 9.000kg

  Tabel 14. Biaya investasi Pembesaran Patin di Kolam Tanah

  No. Keterangan

  Jumlah (Rp)

  I 2 Pembuatan kolam tanah seluas 250 m

  Diesel air

  V Selang Plastik 25 m (untuk diesel air)

  Vi

  Empat ember plastik ( Rp 20.000)

  Vii

  Dua buah seserserokan besar ( Rp 20.000)

  Total

  2. Biaya Produksi

  Rincian biaya produksi untuk pembesaran dalam satu periode pembesaran adalah sebagai berikut:

  Tabel 15. Biaya Produksi Pembesaran Patin di Kolam Tanah

  No. Uraian

  Jumlah (Rp)

  i

  Benih patin berukuran 3 inchiekor sebanyak 5.000 1.250.000 ekor ( Rp 250ekor)

  ii

  Pakan pelet dengan kandungan protein minimal 36 262.500 sebanyak 25 kg ( Rp 10.500kg)

  iii Pakan pelet sebanyak 2.320 kg ( Rp 6.200kg)

  iv Pakan tambahan berupa pakan ikan rucah sebanyak 2.325.000

  1.550 kg ( Rp 1.500kg)

  v

  Pupuk kandang sebanyak 125 kg

  vi Kapur dolomite 25 kg

  vii Obat-Obatan (anti stress + vitamin)

  viii Garam dapur sebanyak 150 kg

  ix Bensin sebanyak 72 liter

  x

  Upah tenaga kerja untuk panen

  xi Tenaga kerja untuk pengelola ikan selama 6 bulan

  3. Pendapatan dan Keuntungan

  Pendapatan yang diperoleh dari penjualan 3.187 kg ikan patin dengan harga Rp 9.000kg adalah Rp 28.683.000. Adapun keuntungan selama 6 bulan yang diperoleh dari pemasukan Rp 28.683.000 dengan pengeluaran Rp 20.215.500 adalah Rp 8.467.500 atau dalam satu tahun akan memperoleh keuntungan sebesar Rp 16.935.000.

  4. Analisis Kelayakan Usaha

  Indikator yang sering digunakan untuk melihat kelayakan usaha, yaitu titik impasbreak even point (BEP), revenue cost ratio (RC ratio) dan pay back period (PBP). Adapun perhitungannya sebagai berikut :