PAPARAN DATA

A. PAPARAN DATA

  Paparan data dalam penelitian ini meliputi deskripsi kegiatan pra siklus, tindakan siklus I dan II. Berikut pemaparannya:

1. Pra Siklus

  Kegiatan pada pra siklus ini meliputi observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran geografi di kelas X IPS serta wawancara dengan guru geografi yang mengajar untuk mengetahui permasalahan pembelajaran geografi di SMA Negeri 1 Malang, khususnya di kelas X IPS . Berdasarkan observasi yang dilaksanakan pada bulan Agustus semester gasal tahun ajaran 20152016, diketahui bahwa kemampuan berpikir kritis siswa masih rendah. Hal ini tampak dari hasil tes kemampuan berpikir kritis yang dilakukan pada tanggal 22 September 2015, rata-rata nilai yang diperoleh sebesar 70.33 dengan hasil ketuntasan sebesar

  64.00. Hasil ketuntasan siswa masih belum mencapai standar ketuntasan yang ditentukan, yaitu 85 (rekapitulasi nilai tes pra siklus siswa tercantum pada lampiran 1 sedangkan soal tes kemampuan berpikir kritis pra siklus tercantum pada lampiran 2). Berikut disajikan pada tabel 4.1 distribusi frekuensi hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa kelas X IPS.

  Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Pra Siklus

  Berdasarkan tabel 4.1 tersebut, dapat dijelaskan bahwa terdapat 2 siswa (8) yang berada pada kualifikasi sangat kurang. 2 siswa (8) berada pada kualifikasi kurang, 16 siswa

  (64) berada pada kualifikasi cukup, 4 siswa (16) berada pada kualifikasi baik dan 1 siswa (4) siswa berada pada kualifikasi sangat baik.

  Berikut disajikan tabel distribusi frekuensi hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa kelas X IPS pada pra siklus atau sebelum dilakukan tindakan.

  Tabel 4.2 Ketuntasan Hasil Kemampuan Berpikir Kritis Pra Siklus

  2. Tidak Tuntas

  Untuk lebih jelasnya, berikut disajikan grafik hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa kelas X IPS pada pra siklus atau sebelum dilakukan tindakan.

  hasil kemampuan berpikir kritis pra siklus

  tidak tuntas

  Gambar 4. 1 Grafik Prosentase Ketuntasan Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Pra Siklus

  Berdasarkan grafik tersebut, tampak bahwa kemampuan berpikir kritis siswa kelas X IPS masih belum mencapai standar yang ditentukan (85), Siswa yang memperoleh nilai ≥

  78 dan dinyatakan tuntas terdapat 5 orang (20 ), sedangkan 20 siswa (80) memperoleh nilai kurang dari 78 dinyatakan tidak tuntas. Dalam hal ini, ketuntasan belajar masih mencapai 20. Hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa kelas X IPS sebelum dilaksanakan tindakan tercantum pada lampiran 1.

  Hasil tersebut diperkuat dengan hasil wawancara dengan guru geografi dan juga sebagian siswa, bahwa pembelajaran yang dilakukan selama ini seringkali sebatas penyampaian konsep. Model pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaikan materi belum melatih siswa untuk berpikir kritis terhadap hal-hal yang terjadi di sekitar lingkungan mereka. Oleh karena itu diperlukan tindakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Malang.

2. Siklus I

  a. Perencanaan Tindakan Siklus I

  Langkah selanjutnya setelah mengetahui permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran geografi di kelas X IPS adalah menentukan dan merumuskan rancangan tindakan berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan. Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa kemampuan berpikir kritis siswa rendah.

  Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa di kelas X IPS, maka akan diterapkan model pembelajaran Group Investigation (GI). Tindakan tersebut direncakan akan dilaksanakan pada materi Lithosfer. Pelaksanaan tindakan ini adalah pada bulan September sampai Oktober 2015.

  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta kelengkapan instrumen yang diperlukan dalam penelitian disusun setelah ditentukan materi pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Group Investigation (GI). Pada model pembelajaran ini siswa akan dikelompokkan secara heterogen menjadi 6 kelompok masing-masing beranggotakan 4-5 siswa. Pembagian kelompok tersebut ditentukan secara heterogen oleh peneliti yang sekaligus menjadi guru pengajar berdasarkan kemampuan akademik mereka, artinya dalam setiap kelompok terdapat siswa yang memiliki kemampuan akademik lebih baik dibandingkan lainnya. Pembagian kelompok demikian bertujuan agar

  tidak ada pengelompokan siswa pandai dalam satu kelompok yang akan mendominasi aktivitas pembelajaran GI. Adapun daftar pembagian kelompok heterogen di kelas X IPS tercantum pada lampiran 8.

  Pada pembelajaran dengan model GI, masing-masing kelompok siswa diarahkan untuk melakukan sebuah investigasi mengenai permasalahan umum yang berkaitan dengan Lithosfer Indonesia, yakni permasalahan eksogen dan dampaknya di Indonesia. Permasalahan atau sub topik yang akan diinvestigasi merupakan hasil identifikasi siswa secara mandiri terhadap permasalahan yang disebabkan oleh tenaga eksogen dan dampaknya Indonesia. Setiap kelompok akan diberikan lembar investigasi yang berisi panduan kerja disesuaikan dengan tahapan-tahapan yang ada pada model pembelajaran GI. Lembar investigasi tersebut mengarahkan siswa pada kegiatan 1) penentuan topik, perumusan masalah dan tujuan investigasi; 2) perencanaan investigasi; 3) panduan pelaksanaan investigasi meliputi data yang ditemukan; 4) penulisan laporan investigasi meliputi pemaparan data, analisa, hingga membuat kesimpulan; serta pembuatan bahan presentasi yang menarik mengenai laporan investigasi yang telah mereka lakukan. Melalui model pembelajaran GI dengan beberapa tahap yang memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi, maka kemampuan berpikir kritis siswa dapat ditingkatkan.

  b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

  Sesuai dengan perencanaan pelaksanaan pembelajaran siklus I, tindakan siklus I dibagi menjadi 3 kali pertemuan masing-masing 90 menit disesuaikan dengan tahapan yang ada dalam model pembelajaran GI. Pada pelaksanaan tindakan, peneliti bertindak sebagai guru dan 3 orang teman sejawat bertindak sebagai observer. Adapun kegiatan belajar mengajar pada siklus I adalah sebagai berikut:

  1) Pertemuan ke-1 (2 x 45 menit)

  Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 22 September 2015. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama dua jam pelajaran yakni 90 menit dimulai pukul 11.30 –

13.00 WIB.

  a) Kegiatan Pendahuluan

  Pembelajaran diawali dengan salam pembuka dan presensi kehadiran siswa. Pada pertemuan pertama ini, semua siswa hadir. Setelah melakukan presensi kehadiran siswa, peneliti melakukan apersepsi dengan bertanya dampak letusan gunung api terhadap kondisi alam. Siswa diberikan kesempatan untuk mengutarakan pendapatnya. Selanjutnya peneliti menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran secara umum yang akan dilakukan selama 3 kali pertemuan pada siklus pertama. Pada kegiatan pendahuluan ini peneliti juga memberikan soal pretest pada siswa untuk mengetahui kemampuan awal materi sekaligus mengukur kemampuan kritis siswa

  b) Kegiatan Inti

  Kegiatan inti dimulai dengan penjelasan dengan media power point mengenai model pembelajaran GI yang akan digunakan selama tiga kali pertemuan beserta tahapan-tahapan yang harus dilalui siswa. Selanjutnya siswa menyaksikan video singkat tentang “pengaruh proses eksogen terhadap kehidupan”. peneliti menjelaskan materi secara singkat mengenai proses eksogen dan dampaknya bagi kehidupan. Kemudian peneliti membagi siswa menjadi 6 kelompok yang masing-masing beranggotakan 4-5 siswa dengan kemampuan akademik yang berbeda-beda. Pembagian kelompok secara heterogen ini bertujuan agar tidak ada pengelompokan siswa pandai dalam satu kelompok yang akan mendominasi aktivitas pembelajaran GI di dalam kelas. Adapun daftar pembagian kelompok heterogen di kelas X IPS tercantum pada lampiran 8. Peneliti menuliskan topik umum yang masuk materi eksogen. Selanjutnya masing-masing siswa berkumpul bersama anggota kelompoknya dan

  menentukan topik yang akan mereka investigasi. Berikut topik yang telah ditentukan oleh masing-masing kelompok: 1) macam macam tenaga eksogen yang ada di Indonesia, 2) pelapukan batuan di hutan Cangar, 3) erosi daerah Batu, 4) sedimentasi sungai Brantas 5) mass wasting di daerah Pujon dan 6) pengaruh tenaga eksogen bagi kehidupan, studi khasus bantaran sungai Banyumas. Setelah menentukan topik, setiap kelompok mendapatkan lembar investigasi sebagai panduan kerja selama siklus I. lembar investigasi disusun sesuai dengan tahapan-tahapan yang ada pada model pembelajaran GI untuk memudahkan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada siklus I ini. Adapun lembar investigasi siklus I tercantum pada lampiran 9.

  Siswa kemudian bekerja untuk merencanakan investigasi dengan membuat rumusan masalah dari topik yang mereka pilih dan merumuskan tujuan investigasi mereka berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat. Pada kegiatan ini mereka juga melakukan pembagian kerja setiap anggota kelompok, beberapa anggota mencari literatur yang akan mereka gunakan untuk menyusun laporan di perpustakaan atau media internet. Peneliti berkeliling untuk memantau aktivitas siswa. Setelah literatur telah terkumpul, selanjutnya kelompok menyusun laporan investigasi berdasarkan data-data yang mereka peroleh. Data hasil investigasi dituliskan ke dalam format penulisan yang telah tertera pada lembar investigasi kelompok, meliputi pendahuluan, kajian teori, hasil dan pembahasan, serta penutup. Selanjutnya mereka membuat power point untuk mempresentasikan hasil investigasi mereka pada pertemuan selanjutnya. Setelah semua kelompok menyelesaikan investigasi literatur secara umum, masing-masing perwakilan kelompok menyampaikan gambaran umum tentang temuan mereka dalam tahapan investigasi yang telah mereka lakukan dan sebagai bahan presentasi yang akan mereka lakukan pada pertemuan selanjutnya.

  c) Kegiatan Penutup

  Kegiatan penutup pada pertemuan ini dilakukan dengan menunjuk siswa untuk menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan sekaligus merefleksikan kegiatan pembelajaran. Selanjutnya peneliti mengingatkan siswa untuk membuat makalah dan mempersiapkan presentasi yang akan dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya. Sebelum kegiatan pembelajaran diakhiri, peneliti menawarkan kepada siswa untuk bertanya apabila ada hal yang masih belum jelas. Pembelajaran diakhiri dengan salam setelah tidak ada siswa yang bertanya.

  2) Pertemuan ke-2 (2 x 45 menit)

  Pertemuan kedua dilakukan pada hari Sabtu, 26 September 2015. Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan selama dua jam pelajaran yakni 90 menit yang dimulai pukul

  06.45 – 08.15 WIB.

  a) Kegiatan Pendahuluan

  Kegiatan pendahuluan pada pertemuan kedua ini dimulai dengan mengucapkan salam dan melakukan presensi kehadiran siswa. Pada pertemuan kedua ini, semua siswa hadir. Setelah melakukan presensi kehadiran siswa, peneliti menjelaskan secara singkat tahap kelima GI yang akan dilakukan pada hari ini, yakni mempresentasikan hasil akhir. Peneliti menjelaskan aturan main dalam kegiatan presentasi, dimana setiap presentasi hanya terdapat

  2 sesi pertanyaan, dengan satu sesi maksimal 3 pertanyaan. waktu untuk melakukan presentasi selama 10 menit.

  b) Kegiatan Inti

  Pada kegiatan ini, peneliti memberikan lembar penilaian presentasi kepada masing- masing kelompok agar siswa dapat menilai sendiri presentasi temannya. Selanjutnya peneliti mengundi kelompok yang akan presentasi terlebih dahulu. Berdasarkan hasil undian, presentasi pertama dilakukan oleh kelompok 1 dengan topik macam macam tenaga eksogen

  yang ada di Indonesia, disusul kelompok 4 sedimentasi, studi khasus sungai Brantas , kelompok 2 dengan topik pelapukan batuan di hutan Cangar, dan kelompok 3 topik Erosi daerah Batu.

  Kegiatan presentasi berjalan lancar, banyak siswa yang aktif bertanya dan bahkan beberapa siswa terlihat kecewa ketika tidak dipersilahkan oleh penyaji untuk bertanya. Beberapa kelompok (kelompok 3 dan kelompok 2) memutarkan video dalam presentasinya.

  c) Kegiatan Penutup

  Kegiatan penutup pada pertemuan kedua ini dilakukan dengan menunjuk beberapa siswa untuk menyimpulkan hasil presentasi kelompok dan memberikan refleksi tentang kegiatan yang telah dilaksanakan. Selanjutnya peneliti memberi kesempatan kepada semua siswa yang ada di dalam kelas untuk bertanya apabila ada hal yang belum jelas pada saat kegiatan presentasi. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan salam dan pemberitahuan bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan tes kemampuan berpikir kritis siklus pertama

  3) Pertemuan ke-3 (2 x 45 menit)

  Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin, 28 September 2015. Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan selama dua jam pelajaran yakni 90 menit yang dimulai pukul

  08.00 – 10.00 WIB.

  a) Kegiatan Pendahuluan

  Kegiatan pendahuluan pada pertemuan ketiga dimulai dengan salam dan presensi kehadiran siswa. Siswa semua hadir. Selanjutnya peneliti menanyakan kesiapan siswa untuk melanjutkan presentasi dan melaksanakan tes kemampuan berpikir kritis siklus I

  b) Kegiatan Inti

  Kegiatan inti pada pertemuan ketiga dimulai dengan melanjutkan 2 kelompok yang belum presentasi yaitu 6) pengaruh tenaga eksogen bagi kehidupan, studi khasus bantaran

  sungai Banyumas dan kelompok 5 mass wasting di daerah Pujon. Peraturan yang digunakan untuk presentasi masih sama seperti peraturan pertemuan sebelumnya. Setelah presentasi selesai, peneliti memberikan kesempatan kepada siswa terkait beberapa hal yang sekiranya belum dipahami.

  Kegiatan selanjutnya adalah pelaksanaan tes kemampuan berpikir kritis yang dilakukan selama 45 menit mulai dari pukul 08.45 – 09.30 WIB. Selanjutnya peneliti membagikan lembar soal dan lembar jawaban (format lembar jawaban siklus I tercantum pada lampiran 14).

  c) Kegiatan Penutup

  Kegiatan penutup pada pembelajaran ketiga ini dilakukan dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan kesan selama pembelajaran siklus I. Evaluasi dari siswa tersebut akan dijadikan salah satu pertimbangan dalam menyusun rencana tindakan pada siklus II. Kemudian peneliti mengingatkan siswa untuk mempelajari materi selanjutnya tentang pedosfer dengan menggunakan model pembelajaran yang sama, yaitu GI. Selanjutnya pembelajaran diakhiri dengan salam dan ucapan terima kasih telah melaksanakan pembelajaran dengan baik selama siklus I.

  c. Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I

  Selama proses pembelajaran berlangsung, 3 orang observer melakukan observasi terhadap kemampuan siswa berpikir kritis dengan menggunakan lembar observasi siswa. Observasi terhadap pelaksanaan tindakan siklus I ini menyangkut pelaksanaan kegiatan pembelajaran, apakah pelaksanaan telah sesuai dengan perencanaan ataukah belum. Hasil observasi siswa tindakan siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini:

  Tabel 4.3 Rata-rata Hasil Observasi Kemampuan Siswa Berpikir Kritis Siklus I

  No

  Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

  Rata-rata Skor

  Kualifikasi

  1 Merumuskan masalah

  80.00 Baik

  2 Memberikan argumen

  73.00 Cukup

  3 Melakukan Deduksi

  74.00 Cukup

  4 Melakukan Induksi

  75.00 Cukup

  5 Melakukan evaluasi

  75.00 Cukup

  6 Memutuskan solusi

  Tabel 4.3 tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus I tergolong cukup baik dengan perolehan nilai rata-rata pada semua indikator adalah 75.83. Perolehan rata-rata tertinggi terdapat pada indikator merumuskan masalah dengan perolehan 80,00, sedangkan perolehan rata-rata terendah terdapat pada indikator memberikan argumen dengan perolehan 73.00. Rekapitulasi nilai observasi kemampuan berpikir kritis siswa siklus

  I tercantum pada lampiran 19, sedangkan lembar observasi kemampuan berpikir siswa siklus

  I tercantum pada lampiran 17).

  d. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I

  Selain pengukuran kemampuan berpikir kritis secara kelompok melalui lembar observasi, juga dilakukan pengukuran kemampuan berpikir kritis secara individu yang berupa tes akhir siklus. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 75.83 (rekapitulasi nilai tes siklus I siswa tercantum pada lampiran 16, sedangkan soal tes kemampuan berpikir kritis siklus I tercantum pada lampiran 11). Berikut disajikan pada tabel 4.4 distribusi frekuensi hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa kelas X IPS pada siklus I.

  Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I

  Berdasarkan tabel 4.4 tersebut, dapat dijelaskan bahwa terdapat 17 (68) siswa berada pada kualifikasi cukup, 8 siswa (32) berada pada kualifikasi baik.

  Berikut disajikan tabel ketuntasan hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa kelas X IPS pada siklus I.

  Tabel 4.5 Ketuntasan Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I

  2. Tidak Tuntas

  Untuk lebih jelasnya, berikut disajikan grafik hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa kelas X IPS pada siklus I.

  kemampuan hasil tes berpikir kritis siklus I

  tidak tuntas

  Gambar 4. 2 Grafik Ketuntasan Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I

  Berdasarkan grafik tersebut tampak bahwa siswa yang tuntas sebanyak 32 artinya terdapat 8 siswa yang memiliki nilai lebih dari 78, sedangkan yang belum tuntas sebesar 68 atau sebanyak 17 siswa yang memiliki nilai kurang dari 78. Dalam hal ini, ketuntasan belajar siswa masih di bawah 85.

  e. Hasil Observasi Mengajar Guru

  Observasi terhadap pelaksanaan tindakan siklus I pada penelitian ini menyangkut pelaksanaan kegiatan pembelajaran, apakah telah sesuai dengan perencanaan yang telah dilakukan ataukah belum. Perencanaan kegiatan inti pembelajaran disesuaikan dengan sintaks atau langkah-langkah pada model pembelajaran GI.

  Pembelajaran telah dilaksanakan sesuai dengan tahapan-tahapan yang direncanakan pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mulai dari kegiatan pembuka hingga penutup dengan alokasi waktu yang juga telah ditentukan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer diperoleh hasil bahwa 100 kegiatan pembelajaran dengan model GI telah terlaksana. Adapun lembar observasi keterlaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I tercantum pada lampiran 20 dan hasil observasi keterlaksanaan kegiatan pembelajaran siklus

  I tercantum pada lampiran 21.

  f. Refleksi

  Sesuai dengan tahapan dalam penelitian tindakan kelas, tahap yang dilakukan setelah observasi hasil tindakan adalah melakukan refleksi. Tahap refleksi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan maupun kekurangan pelaksana-an tindakan pada siklus I yang akan dijadikan dasar untuk penentuan kegiatan pembelajaran pada siklus II. Selanjutnya disusun rencana perbaikan tindakan pada siklus II agar pembelajaran dapat mencapai standar ketuntasan yang diharapkan.

  Adapun keberhasilan maupun kekurangan tindakan serta rencana perbaikan tindakan siklus I adalah sebagai berikut:

  1) Keberhasilan

  a. Siswa terlibat secara aktif pada setiap tahapan GI mulai dari penentuan topik,

  perencanaan, melakukan investigasi, penulisan laporan, presentasi, hingga evaluasi. Hal ini dapat dilihat pada hasil penilaian observasi kemampuan berpikir kritis siswa serta hasil observasi kegiatan GI yang dilakukan oleh guru dan juga observer.

  b. Diskusi kelas (baik pada saat diskusi identifikasi topik permasalahan maupun pada saat

  presentasi kelompok) berjalan dengan lancar meskipun hanya beberapa siswa yang terlibat aktif dalam diskusi.

  c. Pada saat mengerjakan tes kemampuan berpikir kritis, siswa tampak tenang dan tidak ada

  yang menyontek pekerjaan teman lain .

  d. Adanya peningkatan hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa dari pra siklus ke siklus I dengan rata-rata nilai 70.67 menjadi 75.83 pada siklus I dan adanya kenaikan ketuntasan siswa sebesar 20.00 pada pra siklus menjadi 32.00 pada siklus I.

  2) Kekurangan

  a. Pembentukan anggota kelompok secara heterogen oleh guru kurang disetujui oleh

  sebagian besar siswa. Hal ini tampak dari adanya rasa ketidakyamanan beberapa kelompok pada saat melakukan kegiatan kelompok yang berimbas pada laporan mereka.

  b. Sebagian kelompok kurang memahami apa yang harus mereka lakukan pada kegiatan GI.

  c. Partisipasi siswa dalam diskusi dan presentasi hasil akhir masih kurang, terbukti hanya

  beberapa siswa yang bertanya maupun mengemukakan pendapatnya.

  d. Persiapan siswa dalam presentasi topik masih kurang, terbukti dalam kegiatan presentasi

  siswa membaca penuh power point yang ditampilkan.

  3) Rencana Perbaikan

  a. Pembentukan kelompok dipilih oleh siswa secara mandiri namun tetap heterogen agar

  mereka lebih nyaman dan lebih semangat serta fokus dalam melakukan setiap tahapan

GI.

  b. Menjelaskan tentang model pembelajaran GI agar siswa benar-benar memahami setiap

  langkah yang akan mereka lakukan.

  c. Guru lebih fokus dalam membimbing setiap kelompok dalam melakukan kegiatan GI

  agar semua kelompok mengerjakan dengan optimal dan sesuai dengan yang diharapkan.

  d. Memancing minat siswa untuk bertanya dengan memberikan reward.

3. Siklus II

  a. Perencanaan Tindakan Siklus II

  Berdasarkan hasil observasi tindakan siklus I, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa kelas X IPS belum mencapai standar ketuntasan minimal yang telah ditetapkan. Rata-rata nilai tes kemampuan berpikir kritis yang mereka peroleh adalah 75.83 dengan nilai ketuntasan sebesar 32.00. Hal ini menunjukkan bahwa perlu dilakukan tindakan siklus II dengan memperhatikan kekurangan yang ada pada tindakan siklus I.

  Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, terdapat beberapa perubahan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II yang meliputi perubahan anggota kelompok serta perhatian dan bimbingan guru terhadap masing-masing kelompok. Pada tahap perencanaan tindakan siklus II ini Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan kelengkapan instrumen yang juga digunakan pada tindakan siklus I dengan memperhatikan hasil refleksi tindakan siklus I.

  b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

  Sesuai dengan perencanaan pelaksanaan pembelajaran siklus II, tindakan pada siklus

  II ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan masing-masing berdurasi 90 menit disesuaikan dengan tahapan yang ada dalam model pembelajaran GI. Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dilakukan dengan memperhatikan hasil refleksi tindakan pada siklus I. Berikut paparan data pelaksanaan tindakan pada siklus II:

  1) Pertemuan ke-1 (2 x 45 menit)

  Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 29 September 2015. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama dua jam pelajaran yakni 90 menit dimulai pukul 11.30 –

13.00 WIB.

  a) Kegiatan Pendahuluan

  b) Kegiatan Pendahuluan

  Pembelajaran diawali dengan salam pembuka dan presensi kehadiran siswa. Pada pertemuan pertama ini, semua siswa hadir. Setelah melakukan presensi kehadiran siswa, peneliti melakukan apersepsi berkaitan dengan materi sebelumnya. Peneliti memberi pertanyaan berkaitan dengan pengaruh masswasting terhadap kondisi tanah. Siswa diberikan kesempatan untuk mengutarakan pendapatnya. Selanjutnya peneliti menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran secara umum yang akan dilakukan selama 3 kali pertemuan pada siklus kedua. Peneliti juga memperkenalkan dan mendemonstrasikan peralatan untuk meneliti tanah (test kit tanah ) pada siswa

  c) Kegiatan Inti

  Kegiatan inti dimulai dengan memberikan penjelasan pada media power point mengenai model pembelajaran GI yang akan digunakan selama tiga kali pertemuan beserta tahapan-tahapan yang harus dilalui siswa. Selanjutnya siswa menyaksikan video berkaitan dengan “Pedosfer dan pemanfaatannya”. Selanjutnya peneliti menjelaskan materi secara singkat mengenai Pedosfer. Kemudian peneliti membagi siswa menjadi 6 kelompok yang masing-masing beranggotakan 4-5 siswa dengan cara berhitung. Adapun daftar pembagian kelompok heterogen di kelas X IPS tercantum pada lampiran 25. Kemudian masing-masing siswa berkumpul bersama anggota kelompoknya dan menentukan topik yang akan mereka investigasi. Berikut topik yang telah ditentukan sendiri oleh masing-masing kelompok: 1) faktor pembentuk tanah,studi khasus bahan induk 2) ciri tanah, praktikum kandungan tanah

  3) jenis tanah dan penyebarannya bagian satu, studi khasus tanah gambut di Kalimantan 4) jenis tanah dan penyebarannya bagian dua, studi kasus tanah vulkanis di Batu 5) penyebab dan dampak kerusakan tanah, studi khasus pemanfaatan pupuk kimia 6) teraserring, usaha untuk mengurangi kerusakan tanah.

  Setelah menentukan topik, setiap kelompok memperolah lembar investigasi sebagai panduan kerja selama siklus II. Lembar investigasi disusun sesuai dengan tahapan-tahapan yang ada pada model pembelajaran GI untuk memudahkan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada siklus II ini. Adapun lembar investigasi siklus II tercantum pada lampiran

  Siswa kemudian bekerja untuk merencanakan investigasi dengan membuat rumusan masalah dari topik yang mereka pilih dan merumuskan tujuan investigasi mereka berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat. Pada kegiatan ini mereka juga melakukan pembagian kerja setiap anggota kelompok, beberapa anggota mencari literatur yang akan mereka gunakan untuk menyusun laporan di perpustakaan atau media internet. Peneliti berkeliling untuk memantau aktivitas siswa. Setelah literatur telah terkumpul, selanjutnya kelompok menyusun laporan investigasi berdasarkan data-data yang mereka peroleh. Data hasil investigasi dituliskan ke dalam format penulisan yang telah tertera pada lembar investigasi kelompok, meliputi pendahuluan, kajian teori, hasil dan pembahasan, serta penutup. Selanjutnya mereka membuat power point untuk mempresentasikan hasil investigasi mereka pada pertemuan selanjutnya. Setelah semua kelompok menyelesaikan investigasi literatur secara umum, masing-masing perwakilan kelompok menyampaikan gambaran umum tentang temuan mereka dalam tahapan investigasi yang telah mereka lakukan dan sebagai bahan presentasi yang akan mereka lakukan pada pertemuan selanjutnya.

  d) Kegiatan Penutup

  Kegiatan penutup pada pertemuan ini dilakukan dengan menunjuk siswa untuk menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan sekaligus merefleksikan kegiatan pembelajaran. Selanjutnya peneliti mengingatkan siswa untuk membuat makalah dan mempersiapkan presentasi yang akan dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya. Sebelum

  kegiatan pembelajaran diakhiri, peneliti menawarkan kepada siswa untuk bertanya apabila ada hal yang masih belum jelas. Pembelajaran diakhiri dengan salam setelah tidak ada siswa yang bertanya.

  2) Pertemuan ke-2 (2 x 45 menit)

  Pertemuan kedua dilakukan pada hari Sabtu, 3 Oktober 2015. Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan selama dua jam pelajaran yakni 90 menit yang dimulai pukul

  06. 45 – 08.15 WIB.

  a) Kegiatan Pendahuluan

  Kegiatan pendahuluan pada pertemuan kedua ini dimulai dengan mengucapkan salam dan melakukan presensi kehadiran siswa. Pada pertemuan kedua ini siswa yang hadir sebanyak 100. Setelah melakukan presensi kehadiran siswa, peneliti menjelaskan secara singkat tahap kelima GI yang akan dilakukan pada hari itu, yakni mempresentasikan hasil akhir. Peneliti menjelaskan aturan main dalam kegiatan presentasi, dimana setiap presentasi hanya terdapat 2 kali pertanyaan, dan waktu untuk melakukan presentasi selama 10 menit.

  b) Kegiatan Inti

  Pada kegiatan ini, peneliti memberikan lembar penilaian presentasi kepada masing- masing kelompok agar siswa dapat menilai sendiri presentasi temannya. Selanjutnya peneliti mengundi kelompok yang akan presentasi terlebih dahulu. Berdasarkan hasil undian yang telah dilakukan oleh guru, maka kelompok 1 faktor pembentuk tanah,studi khasus bahan induk sebagai penyaji pertama. disusul kelompok 4 mengenai jenis tanah dan penyebarannya bagian dua, studi kasus tanah vulkanis di Batu , kemudian kelompok 5 mengenai penyebab dan dampak kerusakan tanah, studi khasus pemanfaatan pupuk kimia dan kelompok 2 berkaitan dengan ciri tanah, praktikum kandungan tanah

  Kegiatan presentasi berjalan lancar, banyak siswa yang aktif bertanya dan terlihat kecewa ketika tidak dipersilahkan oleh penyaji untuk bertanya. Semua kelompok menampilkan video berkaitan dengan materi yang diinvestigasi. Bahkan kelompok 2 sempat mendemokan bagaimana cara mengidentifikasi kandungan asam basa tanah dengan menggunakan soil test kit

  c) Kegiatan Penutup

  Kegiatan penutup pada pertemuan kedua ini dilakukan dengan menunjuk beberapa siswa untuk menyimpulkan hasil presentasi kelompok dan memberikan refleksi tentang kegiatan yang telah dilaksanakan. Selanjutnya peneliti memberi kesempatan kepada semua siswa yang ada di dalam kelas untuk bertanya apabila ada hal yang belum jelas pada saat kegiatan presentasi. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan salam dan pemberitahuan bahwa pertemuan selanjutnya melanjutkan 2 kelompok yang belum presentasi serta akan diadakan tes kemampuan berpikir kritis siklus kedua.

  3) Pertemuan ke-3 (2 x 45 menit)

  Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin, 5 Oktober 2015. Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan selama dua jam pelajaran yakni 90 menit yang dimulai pukul

  08.00 – 10.00 WIB.

  a) Kegiatan Pendahuluan

  Kegiatan pendahuluan pada pertemuan ketiga dimulai dengan salam dan presensi kehadiran siswa. Siswa yang hadir pada pertemuan ini adalah 100. Kegiatan pendahuluan pada pertemuan ketiga dimulai dengan salam dan presensi kehadiran siswa. Siswa semua hadir. Selanjutnya peneliti menanyakan kesiapan siswa untuk melanjutkan presentasi dan melaksanakan tes kemampuan berpikir kritis siklus II

  d) Kegiatan Inti

  Kegiatan inti pada pertemuan ketiga dimulai dengan melanjutkan 2 kelompok yang belum presentasi yaitu kelompok 3 berkaitan dengan jenis tanah dan penyebarannya bagian satu, studi khasus tanah gambut di Kalimantan dan kelompok 6 mengenai teraserring, usaha untuk mengurangi kerusakan tanah. Peraturan yang digunakan untuk presentasi masih sama seperti peraturan pertemuan sebelumnya. Setelah presentasi selesai, peneliti memberikan kesempatan kepada siswa terkait beberapa hal yang sekiranya belum dipahami.

  Kegiatan selanjutnya adalah pelaksanaan tes kemampuan berpikir kritis yang dilakukan selama 45 menit mulai dari pukul 09.00 – 09.45 WIB. Selanjutnya peneliti membagikan lembar soal dan lembar jawaban (format lembar jawaban siklus II tercantum pada lampiran 31).

  e) Kegiatan Penutup

  Kegiatan penutup pada pembelajaran ketiga ini dilakukan dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan kesan selama pembelajaran siklus II. Selanjutnya pada pembelajaran keenam ini dilakukan dengan menegaskan kembali apa yang telah disampaikan peneliti sebelum penelitian dimulai mengenai tujuan dilakukannya tindakan dengan menggunakan model pembelajaran GI, yakni untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Selanjutnya peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan kesan selama pembelajaran siklus II yang kemudian dilanjutkan dengan salam dan ucapan terima kasih telah melaksanakan pembelajaran dengan baik selama siklus

  II dengan lebih baik.

  c. Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II

  Selama proses pembelajaran berlangsung, 3 orang observer melakukan observasi terhadap kemampuan siswa berpikir kritis dengan menggunakan lembar observasi siswa. Observasi terhadap pelaksanaan tindakan siklus II ini menyangkut pelaksanaan kegiatan

  pembelajaran, apakah pelaksanaan telah sesuai dengan perencanaan ataukah belum. Hasil observasi siswa tindakan siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini:

  Tabel 4.6 Rata-rata Hasil Observasi Kemampuan Siswa Berpikir Kritis Siklus II

  No

  Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

  Rata-rata Skor

  Kualifikasi

  1 Merumuskan masalah

  90 Sangat Baik

  2 Memberikan argumen

  85 Baik

  3 Melakukan Deduksi

  85 Baik

  4 Melakukan Induksi

  81 Baik

  5 Melakukan evaluasi

  84 Baik

  6 Memutuskan solusi

  Tabel 4.6 tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus

  II sudah tergolong baik dalam setiap indikator, namun indikator dengan perolehan hasil observasi pada kemampuan berpikir krtis terendah adalah indikator melakukan induksi dengan skor rata-rata 81, sedangkan skor tertinggi adalah indikator merumuskan masalah dengan skor rata-rata 90. Berdasarkan hasil observasi jumlah rata-rata skor kemampuan berpikir kritis siswa kelas X IPS pada siklus II tergolong baik yaitu dengan skor rata-rata 85,5.00. Rekapitulasi hasil observasi kemampuan berpikir kritis siklus II tercantum pada lampiran 36, sedangkan lembar observasi kemampuan berpikir kritis siklus II tercantum pada lampiran 34)

  d. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II

  Selain pengukuran kemampuan berpikir kritis secara kelompok melalui lembar observasi, juga dilakukan pengukuran kemampuan berpikir kritis secara individu yang berupa tes akhir siklus. Berikut disajikan pada tabel 4.7 distribusi frekuensi hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa kelas X IPS pada siklus II.

  Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II

  F

  No.

  Nilai

  1. 91-100

  2. 85-90

  3. 78-84

  4. 60-77

  ∑

  Berdasarkan tabel 4.7 tersebut, dapat dijelaskan bahwa terdapat 3 siswa (12) yang berada pada kualifikasi kurang, 9 siswa (36) yang berada pada kualifikasi cukup, 7 siswa (28) berada pada kualifikasi baik, dan 6 siswa (24) siswa berada pada kualifikasi sangat baik.

  Berikut disajikan tabel ketuntasan hasil kemampuan berpikir kritis siswa kelas X IPS pada siklus II.

  Tabel 4.8 Ketuntasan Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II

  2. Tidak Tuntas

  Untuk lebih jelasnya, berikut disajikan grafik hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa kelas X IPS pada siklus II.

  hasil kemampuan berpikir kritis siklus 2

  tuntas 22

  tidak tuntas 3

  Gambar 4. 3 Grafik Ketuntasan Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II

  Berdasarkan grafik tersebut tampak bahwa siswa yang tuntas sebanyak 88 artinya terdapat 22 siswa yang memiliki nilai lebih dari 78, sedangkan yang belum tuntas sebesar

  12 atau sebanyak 3 siswa yang memiliki nilai kurang dari 78. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar siswa telah mencapai lebih dari 85 yakni 88.

  e. Hasil Observasi Mengajar Guru

  Tindakan siklus II yang dilakukan selama 3 kali pertemuan telah selesai dilaksanakan. Kegiatan pembelajaran selama siklus II direkam melalui lembar observasi keterlaksanaan tindakan. Berikut akan dipaparkan hasil observasi selama tindakan II berlangsung.

  Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer diperoleh hasil bahwa 100 kegiatan pembelajaran dengan model GI telah terlaksana.Kegiatan diskusi dan investigasi kelompok berjalan lebih baik karena siswa merasa nyaman dengan anggota kelompok yang dipilih secara mandiri. Adapun lembar observasi keterlaksanaan tindakan pada siklus II tercantum pada lampiran 37.

  f. Refleksi

  Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, dapat disimpulkan bahwa pada siklus II ini sudah lebih baik daripada siklus I. Hasil tes kemampuan berpikir kritis yang dilakukan pada siklus II menunjukkan terjadinya peningkatan, baik dari hasil tes maupun dari hasil observasi. Berdasarkan hasil tes, diperoleh nilai rata-rata sebesar 86 dengan perolehan ketuntasan nilai tes kemampuan berpikir kritis sebesar 88. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan nilai tes sudah mencapai lebih dari 85. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Malang siklus II telah meningkat dengan mencapai ketuntasan hasil yang ditentukan.