PILIHAN PENYELESAIAN MASALAH HUKUM

BAB III PILIHAN PENYELESAIAN MASALAH HUKUM

Kasus 1 : Penipuan Kamera Nikon AW 100 Lokasi Penelitian : Forum Jual Beli Online Tokobagus.com

 Waktu Penelitian : 14 Mei 2014  Hasil Wawancara:

Penelitian dilakukan di Pasar Minggu dengan mewawancarai korban penipuan berinisial LB. Cerita bermula dari ketika LB membutuhkan kamera yang tahan air dan suhu tinggi untuk berlibur ke negara yang tengah mengalami musim dingin. Karena butuh cepat, LB memutuskan untuk mencoba membeli di forum jual beli online yang karena sudah terkenal, ia pilih Tokobagus.com. Di tokobagus, ia menemukan ada beberapa iklan yang menjual kamera tersebut. Harga second kamera tersebut biasanya berkisar antara 2.8 Juta sampai 3 juta, namun ada satu iklan yang menjajakan kamera tersebut dengan harga yang amat miring : 1.6 Juta.

Melihat harga miring tersebut, LB langsung tertarik dan menghubungi penjual yang memasang iklan tersebut. Sms berlangsung intens diantara mereka. LB bertanya warna apa saja yang disediakan oleh penjual. Penjual mengatakan bahwa ia menjual warnah Hitam, Silver, dan Gold. LB kaget karena produk yang ia beli tidak memiliki opsi “warna gold”, penjual langsung meralat bahwa bukan warna gold yang ia maksud melainkan warna onrange. Kecurigaan pembeli pun sirna. Mengenai pembayaran, pada awalnya, penjual meminta agar transfer lunas terlebih dahulu baru setelah itu dikirim barangnya. LB bukanlah orang yang berpengalaman dalam jual beli online, namun untungnya ia tidak sepercaya itu. Ia hanya mengirim setengah uangnya baru kemudian melanjutkan sms.

Setelah mentrasfer sebanyak Rp 800.000,-, LB mengirim sms lagi ke penjual mengatakan bahwa sesuai perjanjian, penjual harus mengkirim barangnya sekarang. Namun tiba tiba setelah di SMS, penjual memaksa LB untuk mentrasnfer seluruhnya, baru ia akan kirim. Sejak saat itulah LB merasa sangat kecewa dan sedih karena merasa tertipu. Setelah itu nomor hape pelaku tidak pernah lagi bisa dihubungi, begitu pula akun di tokobagus nya.

Setelah tertipu, upaya yang dilakukan oleh LB hanyalah sekedar mencari tentang nama orang tersebut dan nomor rekening di google. Ternyata memang akun tersebut sudah terkenal sebagai penipu online. Meski telah terkenal sebagai penipu, Setelah tertipu, upaya yang dilakukan oleh LB hanyalah sekedar mencari tentang nama orang tersebut dan nomor rekening di google. Ternyata memang akun tersebut sudah terkenal sebagai penipu online. Meski telah terkenal sebagai penipu,

Kasus II : Penipuan Ombre Jeans Lokasi : Kaskus

Hasil wawancara :

Pada waktu itu, MGD menjual ombre jeans secara online menggunakan media grup blackberry messenger (BBM). Bisnis reseller MGD berjalan mulus dikarenakan harga yang terjangkau dan barang yang tentu berkualitas. Sekitar tahun 2012, MGD menemukan jasa pembuatan sekaligus penjualan ombre jeans yang terbilang sangat murah, sekitar Rp 100.000,- dari harga standar yang mencapai Rp 175.000,-, dibawah harga rata rata pasar. MGD berasumsi dia akan memperoleh untung yang besar apabila benar-benar mendapatkan harga ombre jeans yang murah tersebut dan menjadi reseller kembali dengan harga standar. Akhirnya, MGD pun berniat melakukan kerjasama dengan penjual tersebut yang merupakan seorang wanita. Setelah mengadakan kontak yang intensif, diketahui bahwa wanita tersebut menjual ombre jeans hasil buatan tangan seorang penjahit jeans. Lalu MGD sepakat ingin memesan ombre jeans dalam jumlah yang banyak. Sebelum dilakukan transfer uang, MGD menghubungi sekali lagi dengan maksud mengkonfirmasi transaksi mereka. MGD mendapat respon setuju dari penjual tersebut. Untuk mengkonfirmasi, MGD menghubungi penjahit tersebut dan mengatakan bahwa urusan transfer dana bukan menjadi tanggung jawabnya, melainkan melalui wanita yang bekerja sama dengannya tersebut, sehingga penjahit itu mengatakan setuju saja.

Pada saat itulah peristiwa penipuan itu terjadi, saat MGD kembali menghubungi wanita tersebut melalui SMS dengan mengatakan uang sudah di transfer MGD dengan jumlah Rp 1.500.000,- .

Namun sms dari MGD tidak mendapat respon dari wanita penjual ombre jeans hasil lelaki penjahit tersebut. Setelah dihubungi sesering mungkin, tetap tidak ada respon. MGD kembali menghubungi penjahit tadi, namun penjahit itu bilang tidak tahu menahu soal uang yang ditransfer, karena sepenuhnya diurus oleh wanita tadi. MGD mencoba menghubungi lagi pada keesokan harinya, namun nomor kedua orang tadi, yaitu wanita yang menjual ombre jeans dengan penjahit ombre jeans tadi sudah tidak dapat dihubungi lagi. Akhirnya, MGD berkesimpulan bahwa ia telah ditipu. Setelah kejadian itu, MGD menghubungi klien bisnisnya bahwa dia telah ditipu dan berusaha untuk mengembalikan kerugian yang diderita kliennya tersebut. Upaya untuk menghindari kerugian yang dia alami ialah pergi ke bank untuk mengusahakan agar transfer yang telah ia lakukan di batalkan oleh pihak bank. Namun, pihak Namun sms dari MGD tidak mendapat respon dari wanita penjual ombre jeans hasil lelaki penjahit tersebut. Setelah dihubungi sesering mungkin, tetap tidak ada respon. MGD kembali menghubungi penjahit tadi, namun penjahit itu bilang tidak tahu menahu soal uang yang ditransfer, karena sepenuhnya diurus oleh wanita tadi. MGD mencoba menghubungi lagi pada keesokan harinya, namun nomor kedua orang tadi, yaitu wanita yang menjual ombre jeans dengan penjahit ombre jeans tadi sudah tidak dapat dihubungi lagi. Akhirnya, MGD berkesimpulan bahwa ia telah ditipu. Setelah kejadian itu, MGD menghubungi klien bisnisnya bahwa dia telah ditipu dan berusaha untuk mengembalikan kerugian yang diderita kliennya tersebut. Upaya untuk menghindari kerugian yang dia alami ialah pergi ke bank untuk mengusahakan agar transfer yang telah ia lakukan di batalkan oleh pihak bank. Namun, pihak

Analisis Cara Penyelesaian Masalah Hukum:

Menurut Nader dan Fod dalam bukunya Dispute Procces In Fen Socities ada tiga fase atau tahap dalam proses bersengketa:

1. Pra konflik adalah keadaan yang mendasari rasa tidak puas sesorang.

2. Konflik adalah keadaan dimana para pihak menyadari atau mengetahui tentang adanya perasaan tidak puas tersebut.

3. Sengketa adalah keadaan dimana konflik tersebut dinyatakan dimuka umum atau melibatkan pihak ketiga. Pada fase pertama mempunyai ciri monodik yaitu ada satu pihak yang merasa diperlakukan tidak adil. Sedangkan fase kedua memiliki ciri dialik artinya kedua pihak merasa sadar telah masuk konflik dan terakhir mempunyai ciri triadik atau publik, sengketa antara mereka tidak dapat terselesaikan mereka sendiri sehingga telah mengikutsertakan pihak lain

untuk ikut menyelesaikan sengketa mereka. 10 Nader dan Todd dalam bukunya Dispute Process In Ten Societies mengemukakan cara-

cara untuk menyelesaikan sengketa : 1.Membiarkan saja ( lumping it ), salah satu pihak tidak menanggapi keluhan, gugatan,

tuntutan pihak lain atau mengabaikan konflik yang terjadi dengan pihak lain 2.Menghindar ( avoidance ), salah satu pihak menghindari konflik karena tidak berdaya atau untuk menjaga hubungan dengan pihak lain.

3. Kekerasan ( coersion ), penyelesaian dengan mengandalkan kekuatan fisik dan kekerasan, seperti melakukan tindakan hukum sendiri ( self-helf atau eigenrichting ) atau bentuk perang antar suku ( warfare )

4. Negosiasi, melalui proses kompromi antara pihak-pihak yang berkonflik

5. Mediasi, melalui kesepakatan antara pihak-pihak untuk melibatkan pihak ketiga (mediator dalam penyelesaian konflik, walau hanya berfungsi sebatas perantara ( go- between ) yang bersifat pasif, karena inisiatif untuk mengambil keputusan tetap didasarkan pada kesepakatan pihak-pihak yang berkonflik

6. Arbitrase, melalui kesepakatan untuk melibatkan pihak ketiga yang disebut arbitrator sebagai wasit yang memberi keputusan dan keputusan tersebut harus ditaati dan dilaksanakan oleh pihak-pihak yang berkonflik

7. Ajudikasi, melalui institusi pengadilan yang keputusannya mengikat para pihak. 11

10 Maria D. Muga, SH. Perana Kepala Adat dalam Penyelesaian Sengketa. Tesis. Hal 23 11 Opt.cit.. hal 29- 30

Jika dikaitkan dengan kedua kasus, maka sebenarnya kedua kasus dapat dikategorikan sebagai kasus pidana karena memenuhi unsur dalam pasal 378 KUHP yaitu:

Barangsiapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum dengan menggunakan nama palsu atau martabat (hoedaningheid) palsu; dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi utang maupun menghapuskan piutang, diancam, karena penipuan, dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

Maka unsur unsurnya adalah:

1. Barangsiapa : Dalam hal ini unsur barangsiapa adalah semua orang, dalam kasus ini “penjual”. Dalam kasus LB penjual adalah penjual di tokobagus.com dan dalam kasus MGD adalah penjual ombre jeans di Kaskus.com

2. Dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain: Tujuan utama dari kegiatan yang dilakukan oleh penjual yang menipu adalah menguntungkan diri sendiri atau orang lain.