Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Pengkondisian Ruang

59

4.2 Pendekatan Aspek Kontekstual

Lokasi rencana Perpustakaan Pusat Universitas Diponegoro berada di dekat pintu masuk wilayah kampus Universitas Diponegoro. Gambar 4.3 Tapak Perpustakaan Pusat Universitas Diponegoro Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Semarang Luas: ± 18.000 m KDB 40, GSB 17 meter 2 Batas-Batas: • Sebelah Utara : Kampus Fakultas FISIP • Sebelah Timur: Gedung PKM Baru • Sebelah Selatan: Lahan Kosong • Sebelah Barat: Permukiman warga

4.3 Pendekatan Aspek Kinerja

4.3.1 Sistem Pencahayaan

Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting bagi perpustakaan. Dengan pemilihan penerangan yang tepat akan memberikan kenyamanan dan keawetan pada buku. Besar pengaturan pencahayaan untuk perpustakaan adalah sebagai berikut: - Area baca majalah dan surat kabar 200 lumen - Meja baca ruang baca umum 400 lumen - Meja baca 9 ruang baca rujukan 600 lumen - Area sirkulasi 600 lumen 60 - Area pengolahan 400 lumen - Area akses tertutup closed access 100 lumen - Area koleksi buku 200 lumen - Area kerja 400 lumen - Area pandang dengar 100 lumen Terdapat dua sistem penerangan yang dapat dimanfaatkan, yaitu : 1. Penerangan alami Pada area atau ruang-ruang tertentu tidak memerlukan penerangan buatan pada siang hari, sehingga dibutuhkan penerangan alami. Penerangan alami didapat dari bukaan dinding seperti jendela, dinding kaca, maupun skylight. Sedangkan untuk silau yang ditimbulkan dari sinar matahari dapat dicegah atau dikurangi menggunakan sun shading atau peredam panassinar. 2. Penerangan buatan Penerangan buatan digunakan pada ruang-ruang yang tidak dapat diterangi oleh sinar matahari, ketika sinar matahari berkurang karena cuaca, atau sebagai penerangan di malam hari. Penerangan buatan pada siang hari utamanya digunakan pada ruang-ruang dengan fungsi khusus. Sistem penerangan buatan yang digunakan ada 2 macam, antara lain : a. Sistem penerangan umum Sistem penerangan ini memberikan sistem penerangan yang tersebar merata ke seluruh ruangan. Sistem ini baik digunakan untuk ruangan yang luas dengan aktivitas yang sama. b. Sistem penerangan khusus Pada sistem ini cahaya diarahkan secara khusus pada tempat tertentu. Digunakan untuk bagian ruang yang memerlukan penerangan lebih dibandingkan yang lain.

4.3.2 Sistem Penghawaan Pengkondisian Ruang

Penataan ruang perpustakaan harus dapat memungkinkan pengkondisian udara yang baik, sehingga memberikan kenyamanan bagi pengguna yang berkegiatan. Beberapa prinsip di bawah ini dapat diupayakan untuk mencapai kondisi pengudaraan yang baik: a. Idealnya sebuah ruang perpustakaan memiliki suhu ruang 20-25°C dan kelembaban berkisar 45-55 untuk ruang koleksi buku dan 20-21 untuk ruang koleksi microfilm. Karena kondisi tersebut sangat sulit dicapai pada iklim tropis di Indonesia hanya dengan mengandalkan penghawaan alami, maka sistem penghawaan buatan dapat diterapkan juga untuk mencapai kenyamanan bagi pengguna. 61 b. Untuk beberapa ruang yang dapat dikondisikan dengan penghawaan alami dapat menggunakan bukaan jendela atau lubang ventilasi yang memadai. Lubang ventilasi sebaiknya ditempatkan pada kedua dinding ruang yang berseberangan sehingga memungkinkan terjadinya ventilasi silang dan memberikan kenyamanan di dalam ruang perpustakaan. c. Pengudaraan buatan dapat diterapkan dengan memanfaatkan kipas angin atau exhaust van yang dapat membantu pertukaran udara dalam ruangan, serta Air Conditioner juga dapat digunakan untuk mencapai suhu udara yang diinginkan. d. Penempatan perabot dan benda-benda lain dalam ruangan perlu dipertimbangkan agar tidak menghalangi aliran angin dalam ruangan. Rak buku harus ditempatkan pada posisi yang tidak menutupi lubang ventilasi. Selain itu bila perlu dilakukan penyekatan ruang, maka harus dipertimbangkan agar tidak tercipta area yang tidak tercapai oleh aliran angin sehingga menjadi lebih panas atau pengap.

4.3.3 Sistem Jaringan Air Bersih