Pelaksanaan Kegiatan Konsultasi Publik
6.2.2. Pelaksanaan Kegiatan Konsultasi Publik
Pelaksanaan kegiatan Konsultasi Publik merupakan kegiatan terakhir yang harus dilakukan SKPD Provinsi setelah merevisi Draf Profil PKP dan Draf Dokumen Perencanaan Pembangunan PKP sebagaimana rekomendasi yang dihasilkan pada saat kegiatan Konsinyasi. Selain itu, Biro Perencanaan dan Anggaran tetap memberlakukan syarat penyampaian kedua dokumen tersebut minimal 5 (lima) hari kerja sebelum pelaksanaan kegiatan Konsultasi Publik agar dapat direviu kembali. Reviu ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan substansi berdasarkan nilai reviu sebelumnya.
Adapun kategori peningkatan nilai reviu sebagai berikut: - Sangat Signifikan (A+), apabila terjadi peningkatan > 350 poin dari nilai
sebelumnya; - Signifikan (A), apabila terjadi peningkatan sebesar 251-350 poin dari nilai sebelumnya; - Baik (B), apabila terjadi peningkatan sebesar 151-250 poin dari nilai sebelumnya; - Cukup (C), apabila terjadi peningkatan sebesar 50-150 poin dari nilai sebelumnya; - Kurang/Tidak (D), apabila terjadi peningkatan < 50 poin dari nilai sebelumnya.
Tabel 6.5. Hasil Reviu Dokumen Profil PKP dan Dokumen Perencanaan untuk Pelaksanaan
Konsultasi Publik
Dokumen Perencanaan No
Tanggal
Dokumen Profil PKP
Nilai Kategori
Dokumen
Konsultasi Publik
Reviu
Peningkatan
Reviu Peningkatan
(tinggi) 167 (B)
(tinggi) 158,5 (B)
4. Kep.Bangka
(sedang) 183 (B)
(tinggi) 41,5 (D)
(tinggi) 103 (C)
Laporan Pelaksanaan 79
Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011
Dokumen Perencanaan No
Tanggal
Dokumen Profil PKP
Provinsi Penyampaian
Nilai Kategori Dokumen
Reviu Peningkatan 7. DI 24 November
Konsultasi Publik
(tinggi) 362 (A+) 8. NTB
(tinggi) 9. Jawa Tengah
(sedang) 343,5 (A) 10. Sumatera
551,5 2,5 (D) Utara
(sedang) 11. Sulawesi
November 2011 (sedang)
(tinggi) 245 (B) 12. Sumatera
November 2011 (sedang)
75 (C)
802,5 83,5 (C) Barat
(tinggi) 13. Jawa Barat
(tinggi) 294 (A) 14. Aceh
(tinggi) 15. Maluku
(tinggi) 192,5 (B) 16. Banten
(tinggi) 46 (D) 17. Jawa Timur
(sedang) 38 (D) 18. Kepulauan
(tinggi) 140 (C) 19. Sumatera
(sedang) 160 (B) 20. Bengkulu
(tinggi) 68 (C) 21. Papua
(tinggi) 22. NTT
(tinggi) 343,5 (A+) 23. DKI Jakarta
(tinggi) 24. Jambi
(sedang) 45 (D) 25. Sulawesi
819 152 (B) Utara
(tinggi) 26. Sulawesi
(sedang) 95 (C) 27. Sulawesi
911 270 (A) Selatan
(tinggi) 28. Riau
(tinggi) 19,5 (D) 29. Papua Barat
(tinggi) 30. Kalimantan
(sedang) 6 (D) 31. Sulawesi
694,5 33 (D) Tengah
(sedang) 32. Maluku
(tinggi) 64 (C) 33. Kalimantan
798,5 54 (C) Selatan
80 Laporan Pelaksanaan
Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011
Beberapa catatan hasil reviu sebagai berikut:
a. Provinsi yang tercepat melaksanakan kegiatan Konsultasi Publik adalah Provinsi Gorontalo, yaitu tanggal 25 Oktober 2011. Tanggal penerimaan dokumen profil dan dokumen perencanaan adalah 22 Oktober 2011. Sedikit terlambat dalam menyerahkan dokumen mengingat penyerahan dokumen dilakukan 3 hari sebelum jadwal pelaksanaan. Sementara standar yang telah ditentukan oleh BPA Kemenpera adalah terhitung 5 hari kerja sebelum jadwal pelaksanaan Konsultasi Publik.
b. Ada 4 (empat) provinsi yang memiliki peningkatan signifikan (A/A+) untuk hasil reviu dari kedua dokumen, yaitu: Papua, DKI Jakarta, NTT, dan Sulawesi Selatan.
c. Ada 1 (satu) provinsi yang memiliki hasil D untuk peningkatan nilai reviu kedua dokumen, yaitu: Riau. Hal ini dikarenakan kedua dokumen tersebut sudah mendapat nilai reviu yang tinggi pada pelaksanaan konsinyasi.
d. Ada 4 (empat) provinsi yang melakukan revisi hanya sedikit terhadap kedua dokumen, yaitu:
(i) Lampung, hanya terlihat melakukan revisi pada Dokumen Perencanaan sehingga terjadi peningkatan dari sedang menjadi tinggi. Namun hal ini tidak disertai dengan peningkatan pada Dokumen Profil PKP karena SKPD tidak melakukan revisi meskipun nilai reviu sebelumnya masuk kategori rendah.
(ii) Aceh, tidak melakukan revisi terhadap Dokumen Profil PKP, hal ini disebabkan data terkait catatan untuk revisi belum bisa dipenuhi. Sedangkan Dokumen Perencanaan sudah termasuk kategori tinggi pada reviu sebelumnya.
(iii) Jawa Timur, revisi yang dilakukan tidak meningkatkan kategori hasil reviu sebelumnya. Kedua dokumen tetap dalam kategori sedang.
(iv) Kalimantan Barat, revisi yang dilakukan tidak meningkatkan kategori hasil reviu sebelumnya, padahal Dokumen Profil PKP masuk kategori rendah pada reviu sebelumnya.