Rapat Koordinasi Dekonsentrasi Lingkup Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2011 (Tahap II)
5.4. Rapat Koordinasi Dekonsentrasi Lingkup Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2011 (Tahap II)
5.4.1. Latar belakang
Kegiatan Dekonsentrasi Tahun 2011 telah memasuki tahap akhir pelaksanaan. Dalam rangka menyiapkan Kegiatan Dekonsentrasi Tahun 2012, maka Kemenpera memandang perlu melaksanakan Rapat Koordinasi Dekonsentrasi Lingkup Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2011. Sebagai tindaklanjut dari Rapat Koordinasi I, maka diadakanlah Rapat Koordinasi Dekonsentrasi Lingkup Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2011 pada bulan November 2011. Rapat Koordinasi pada bulan November 2011 dilaksanakan dengan mengundang SKPD, Ketua/Sekretaris Pokja PKP Provinsi dan Tenaga Ahli Perumahan Provinsi (TAPP). Rapat Koordinasi ini merupakan sarana untuk mengetahui kondisi dan progress pelaksanaan Dekonsentrasi Tahun 2011. Berdasarkan progress pelaksanaan Dekonsentrasi tersebut, Kemenpera dapat mengetahui permasalahan yang ada agar dapat digunakan sebagai bahan penyiapan kegiatan Dekonsentrasi Tahun 2012. Dengan demikian diharapkan komponen kegiatan Dekonsentrasi Lingkup Kementerian Perumahan Rakyat selanjutnya dapat mengakomodasi kebutuhan Pemerintah Daerah dalam menjalankan urusan perumahan dan kawasan permukiman di provinsi masing-masing.
5.4.2. Maksud dan Tujuan
Pelaksanaan Rapat Koordinasi ini dimaksudkan sebagai pembinaan dalam rangka koordinasi dan pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011. Tujuan Rapat Koordinasi ini adalah untuk mengevaluasi pelaksanaan Dekonsentrasi Tahun 2011 dan penyempurnaan rancangan komponen kegiatan Dekonsentrasi Tahun 2012.
Laporan Pelaksanaan 55
Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011
5.4.3. Keluaran
Keluaran utama yang diharapkan dari Rapat Koordinasi adalah sebagai berikut:
1) Terkait dengan evaluasi pelaksanaan Dekonsentrasi Tahun 2011, diharapkan adanya solusi terhadap pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi Tahun 2011.
2) Usulan penyempurnaan komponen kegiatan Dekonsentrasi Lingkup Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2012.
5.4.4. Materi Pembahasan
Materi pembahasan dalam Rapat Koordinasi ini terdiri dari:
1) Pengantar Rapat Koordinasi dan Evaluasi Umum Pelaksanaan Dekonsentrasi;
2) Reviu Pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011;
3) Pengawasan Pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011;
4) Rancangan Kegiatan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2012;
5) Penyusunan RP3KP, dan Pembentukan Pokja PKP Kabupaten/Kota;
6) Mekanisme Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Dekonsentrasi 2012;
7) Struktur RAB Dekonsentrasi 2012;
8) Peran Pokja PKP dalam Percepatan Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman;
9) Evaluasi Pelaksanaan Tugas TAPP; dan
10) Rancangan Penghargaan Adiupaya Puritama kepada Pokja PKP Provinsi.
5.4.5. Peserta
Peserta dalam kegiatan Rapat Koordinasi ini adalah Perangkat Pengelola Keuangan/Pejabat Inti SKPD yang terdiri dari: (i) Kuasa Pengguna Anggaran atau Pejabat Pembuat Komitmen; dan (ii) Bendahara Pengeluaran; Tenaga Ahli Perumahan Provinsi (TAPP) dari 33 provinsi; dan Ketua/Sekretaris Pokja PKP Provinsi.
5.4.6. Waktu dan tempat
Rapat Koordinasi dilaksanakan pada tanggal 16 s.d. 19 November 2011 di Putri Duyung Ancol, Jakarta.
5.4.7. Metode Pelaksanaan
Rakor yang diselenggarakan selama 4 (empat) hari, dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
1) Pemaparan materi yang disampaikan oleh narasumber dari Kemenpera dan Bappenas;
2) Diskusi kelompok. Dalam diskusi kelompok, peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok dengan rincian sebagai berikut: - Pada hari kedua, peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok; - Pada hari ketiga, peserta dibagi menjadi 5 (lima) kelompok.
56 Laporan Pelaksanaan
Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011
3) Pleno yang menyampaikan hasil dalam diskusi kelompok sebagai bahan masukan/rekomendasi pelaksanaan Dekonsentrasi 2012. Penyampaian hasil pleno ini dilakukan oleh perwakilan dari masing-masing kelompok.
Adapun penjelasan mengenai rincian alur pelaksanaan Rakor dapat dilihat pada Gambar 5.4.
Gambar 5.4. Alur Pelaksanaan Rapat Koordinasi Dekonsentrasi
Lingkup Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2011
5.4.8. Mekanisme Diskusi
Pada pelaksanaan Rapat Koordinasi ini, terdapat beberapa kegiatan diskusi kelompok yang dilaksanakan dengan cara:
- Pemaparan hasil reviu; - Sharing pengalaman dari peserta diskusi kelompok; - Tanya jawab dan - Kesimpulan.
5.4.9. Status Pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011
Kegiatan Konsinyasi, hingga 16 November 2011 telah dilaksanakan sebanyak 17 (tujuh belas) provinsi, sedangkan sebanyak 16 (enam belas) provinsi belum melaksanakan, hal ini disebabkan oleh adanya pergantian TAPP, pergantian KPA, adanya perubahan jadwal serta perbaikan draf profil PKP dan dokumen perencanaan pembangunan PKP. Oleh karena itu, status pelaksanaan kegiatan s.d.
16 November 2011 adalah sebagaimana ditunjukan pada Gambar 5.5.
Laporan Pelaksanaan 57
Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011
Gambar 5.5. Status Pelaksanaan Dekonsentrasi Tahun 2011 (s.d.16 November 2011)
5.4.10. Status Pelaporan dan Pertangungjawaban
Status pelaporan dan pertanggungjawaban s.d. 16 November 2011, sebagai berikut:
a. Laporan Manajerial Triwulan I, 33 (tiga puluh tiga) provinsi telah menyampaikan laporan manajerial Triwulan I.
b. Laporan Manajerial Triwulan II, 33 (tiga puluh tiga) provinsi telah menyampaikan laporan manajerial Triwulan I.
c. Laporan Manajerial Triwulan III, terdapat 3 (tiga) provinsi yang belum menyampaikan laporan manajerial Triwulan III yaitu Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, dan Papua Barat.
d. Laporan teknis (Prosiding Kegiatan) adalah sebagaimana ditunjukan pada Gambar 5.6.
Gambar 5.6. Status Laporan Prosiding dan Pelaksanaan Dekonsentrasi Tahun 2011 (s.d 16 November 2011)
58 Laporan Pelaksanaan
Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011
5.4.11. Status Penyerapan Dana Dekonsentrasi
Status penyerapan dana Dekonsentrasi s.d. 16 November 2011 adalah Rp. 27.392.804.822,00 (54,79%) dari total Rp. 50.000.000.000,00. Berikut Tabel
5.8 mengenai rekapitulasi tingkat penyerapan dana Dekonsentrasi Tahun 2011 untuk 33 (tiga puluh tiga) provinsi.
Tabel 5.8. Status Penyerapan Dana Dekonsentrasi s.d. 16 November 2011
Tingkat Penyerapan Provinsi Jumlah (Provinsi)
Penyerapan < 30%
Penyerapan (30% < x < 60%)
5.4.12. Hasil Rapat Koordinasi
Rapat Koordinasi Dekonsentrasi Lingkup Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2011 telah dilaksanakan pada tanggal 16-19 November 2011 di Putri Duyung Ancol, Jakarta. Secara umum, rapat koordinasi ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan Dekonsentrasi Tahun 2011 dan penyempurnaan rancangan komponen kegiatan Dekonsentrasi 2012. Berdasarkan tujuan tersebut, maka hasil Rakor meliputi:
1) Reviu Kegiatan Dekonsentrasi Tahun 2011
a. Kegiatan Sosialisasi Kebijakan Bidang PKP - Informasi antara pusat dan daerah perlu disinkronkan kembali; - Perlu ditingkatkan komunikasi intensif antara tim Dekonsentrasi di
daerah.
b. Kegiatan Pembentukan Pokja PKP Provinsi - Untuk Pembentukan Pokja PKP Kabupaten/Kota, diharapkan dapat menggunakan tenaga narasumber dari Pokja PKP provinsi agar tidak bergantung pada narasumber dari pusat;
- Mekanisme dan tata kerja Pokja PKP perlu diformulasikan dengan baik.
c. Kegiatan Penyusunan Profil PKP dan Dokumen Perencanaan Pembangunan PKP - Outline profil PKP dan substansi harus sesuai dengan hasil kesepakatan
Lokalatih Manajemen Pendataan di daerah dengan memperhatikan kriteria yang ditetapkan oleh Kemenpera;
- Pada outline, data yang sudah ditampilkan pada Bab di depan tidak perlu di tampilkan lagi pada Bab di belakang;
- Perlu dilakukan reviu/klarifikasi terhadap data Dekon 2010, untuk kelengkapan up date pendataan; - Perlu dilakukan pengumpulan data primer oleh Kabupaten/Kota pada kegiatan selanjutnya;
Laporan Pelaksanaan 59
Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011
- Dokumen Perencanaan PKP diharapkan mencerminkan kondisi Kabupaten/Kota.
d. Kegiatan Administrasi dan Pelaksanaan Kegiatan - DIPA Diharapkan DIPA dapat diterima awal Januari; Perlu adanya penyesuaian dana Dekonsentrasi dengan kemampuan
daerah; Penyederhanaan kegiatan Dekonsentrasi pada struktur RKA-KL; Pembahasan penyusunan RAB secara bersama dengan Daerah.
- Penetapan Pejabat SKPD Inti Mekanisme penetapan Pejabat SKPD ditetapkan oleh Menpera dengan
usulan dari Provinsi untuk mempermudah dan mempercepat birokrasi apabila terdapat perubahan/revisi dapat langsung ke Kemenpera),
Dalam hal penetapan pejabat SKPD ditetapkan juga sekaligus mulai
dari KPA, PPK, Pejabat Penguji dan Penandatangan SPM, Bendahara Pengeluaran, dan Staf Pengelola,
Adanya kriteria/persyaratan teknis untuk penetapan pejabat inti SKPD mulai dari KPA, PPK, Pejabat Penguji dan Penandatanganan SPM; Petugas UAK dibedakan dengan UAB (Unit Akuntasi Barang), Diharapkan dapat dibentuk UPTD PKP di provinsi, agar dapat
mempercepat pelaksanaan kegiatan. Hal ini diperlukan untuk mengantisipasi keterlambatan penetapan pejabat inti SKPD.
- TAPP dan Tenaga Pendukung Peran TAPP perlu lebih dioptimalkan, Perlu seleksi TAPP yang lebih baik, Peningkatan kapasitas SDM TAPP, Tenaga pendukung ditambah (staf/orang yg terlibat diperbanyak dan
dibina), Tenaga Pendukung dialokasikan 1 tahun anggaran (12 bulan).
- Juknis/ Modul Daerah diberi kebebasan untuk fleksibel/tidak terlalu kaku dalam
mengikuti modul. - Kegiatan Dekonsentrasi dan Lintas Kedeputian Jadwal kegiatan Dekonsentrasi diharapkan dapat direvisi dan dimulai lebih awal, misal dimulai pada Bulan Februari; Adanya alokasi dana untuk pendampingan kegiatan yang ada di Kedeputian; Adanya sinergi pelaksanaan kegiatan Kemenpera di daerah; Terkait Konreg, Kemenpera sedang menyusun pedoman perencanaan
tahunan di Kemenpera dan merencanakan untuk menyelenggarakan Konreg pada Bulan Februari 2012.
60 Laporan Pelaksanaan
Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011
2) Rancangan Kegiatan Dekonsentrasi Tahun 2012
a. Untuk Dekonsentrasi 2012 akan tetap ada sosialisasi dan peningkatan kapasitas. Peningkatan kapasitas melalui kegiatan fasilitasi penyusunan RP3KP dan pembentukan Pokja PKP Kabupaten/Kota;
b. Kegiatan sosialiasasi pada prinsipnya adalah untuk meningkatkan pemahaman. Sosialisasi ini dilakukan karena adanya kebijakan-kebijakan baru di bidang PKP. Pelaksanaan sosialisasi direncanakan terbagi kedalam 3 bentuk, yaitu sesi umum, seksi teknis, dan sesi desk;
c. Untuk penyusunan RP3KP Provinsi sebenarnya hampir sama dengan RP4D. Saat ini menurut catatan Kemenpera baru ada 6 provinsi yang memiliki RP4D. Salah satu kriteria yang digunakan untuk menyusun RP3KP adalah tersedianya RTRW. Untuk itu, dalam rancangan kegiatan Dekonsentrasi Tahun 2012, tidak semua daerah mendapat perlakuan yang sama. Diperlukan penanganan yang berbeda antara daerah yang sudah memiliki RP4D, daerah yang sudah memiliki RTRW, dan daerah yang masih menyusun RTRW ataupun RTRW dalam tahap revisi. Untuk itu, terdapat 3 skenario pelaksanaan fasilitas penyusunan RP3KP yang berbeda untuk masing-masing provinsi berdasarkan kriteria tersebut;
d. Pembentukan Pokja Kabupaten/Kota ini sebenarnya adalah replikasi dari pembentukan Pokja PKP Provinsi yang dilaksanakan pada tahun 2011. Kriteria pembentukan Pokja Kabupaten/Kota berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh Kemenpera. Kedepannya, kriteria ini akan dibahas bersama untuk mendapatkan kesepakatan bersama;
e. Pertimbangan dalam penentuan kegiatan Dekonsentrasi Tahun 2012: Ketersediaan Anggaran Dekonsentrasi Tahun 2012; Rentang kendali dan keterbatasan narasumber Kemenpera; Beban kerja SKPD (terkait PKP).
3) Penyusunan RP3KP
a. Kondisi di daerah belum siap, terdapat kesulitan terkait penyusunan RP3KP terutama untuk menganalisis kondisi di daerah. Dibutuhkan tenaga ahli pemetaan permukiman dan tenaga ahli untuk analisa kawasan/permukiman;
b. Untuk kegiatan Dekonsentrasi tahun 2012, akan dialokasikan tenaga ahli
bagi daerah yang mendapat fasilitasi dalam penyusunan RP3KP;
c. Perlu melibatkan penggiat bidang perumahan di daerah dengan jumlah yang
banyak;
d. Perlunya melakukan pendekatan kepada Menteri Kehutanan;
e. Pedoman RP3KP ini akan digunakan sebagai dasar dalam pengembangan kota-kota baru dan disesuaikan dengan rencana tata ruang, agar memudahkan pengaturan tata ruang;
f. RP4D yang sudah/sedang tersusun nantinya akan menjadi dokumen RP3KP, sesuai dengan Permenpera yang sedang disiapkan oleh Kemenpera;
g. Daerah dapat mengirimkan surat ke Kemenpera untuk menyampaikan
permasalahan yang dihadapi terkait dengan penyusunan RP3KP;
Laporan Pelaksanaan 61
Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011 Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011
4) Pengawasan Pelaksanaan Kegiatan Dekonsentrasi
a. Perlu dilakukan sosialisasi mengenai mekanisme APBN;
b. Pemda dapat menghubungi Inspektorat maupun Kementerian Keuangan untuk mengkonsultasikan perihal anggaran Dekonsentrasi Kemenpera;
c. Kelengkapan dan ketepatan waktu pelaporan keuangan perlu diperhatikan;
d. Perlu penetapan petugas yang tetap sampai dengan akhir pelaksanaan kegiatan;
e. Kinerja TAPP perlu diawasi oleh Pemda. Jika tidak layak, maka dapat menyampaikan untuk meminta penggantian personil kepada Kemenpera;
f. SKPD turut mengawasi penggunaan anggaran Dekonsentrasi Kemenpera sesuai aturan yang berlaku.
5) Mekanisme Monitoring dan Evaluasi Dekonsentrasi
a. Perlu strategi mining di provinsi;
b. Terkait pendataan, akan dilakukan MoU antara Kemenpera dengan BPS Provinsi;
c. Perlu dilaksanakan pertemuan antara Pokja Nasional dengan Pokja PKP di daerah;
d. Akan dilakukan pengiriman ceklist/format isian untuk monev 2011 oleh Kemenpera;
e. Untuk menghindari multi tafsir terhadap format monev yang belum sederhana, maka akan dilakukan pengiriman softcopy format monev Dekonsentrasi 2011 kepada SKPD Provinsi, TAPP, dan Pokja PKP Daerah;
f. Untuk pemahaman lebih lanjut dapat dilakukan konsultasi langsung dengan Tenaga Ahli Kemenpera.
6) Struktur RAB Dekonsentrasi Tahun 2012
a. Telah dilakukan pembahasan terhadap struktur RAB dan hasilnya akan ditindaklanjuti;
b. Khusus usulan terkait belanja sewa, menunggu surat usulan dan bukti dukung dari SKPD Provinsi yang bersangkutan, selambat-lambatnya disampaikan pada tanggal 23 November 2011;
c. Honor Pokja;
d. Penambahan sewa kendaraan roda dua dan empat.
7) Evaluasi Pelaksanaan Tugas TAPP
a. Perlu diperjelas tanggung jawab dan pembagian tugas antara SKPD dan TAPP yang dapat dituangkan ke dalam TOR TAPP;
b. Narasumber diharapkan datang sebelum acara sehingga ada alokasi waktu untuk membahas skenario acara serta pembedahan modul sebelum acara dimulai;
c. Perlu adanya kontinuitas Narasumber dari Pusat di setiap daerah;
62 Laporan Pelaksanaan
Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011 Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011
e. Perlu dilakukan evaluasi bersama narasumber setelah rangkaian kegiatan
selesai;
f. Beberapa provinsi khusus, perlu dicari payung hukunya terkait tunjangan kinerja dari daerah;
g. Perlu dilakukan perkuatan modul-modul yang digunakan;
h. Pelaksanaan TOT perlu dilakukan lebih lama karena modul yang cukup
padat;
i. Isi laporan akhir TAPP terkait proses kegiatan yang sudah berjalan.
8) Pembentukan Pokja PKP Kab/Kota
a. Maksud pembentukan Pokja PKP Kabupaten/Kota ini adalah untuk membentuk suatu wadah yang akan membicarakan perumahan dengan tujuan untuk meningkatkan koordinasi dan sinergitas pembangunan PKP di daerah;
b. Pembentukan Pokja PKP Kabupaten/Kota dalam pelaksanaannya hampir sama dengan pembentukan Pokja PKP Provinsi. Hanya saja tidak semua proses yang dilakukan sama persis;
c. Untuk hal-hal prinsip dalam pembentukan Pokja Kabupaten/Kota tidak jauh
berbeda dengan pembentukan Pokja PKP Propinsi;
d. Narasumber akan dihadirkan dari provinsi, karena dianggap telah memiliki
kapasitas yang cukup baik;
e. Untuk provinsi yang mendapat fasilitasi pembentukan lebih dari 1 Pokja Kabupaten/Kota akan dibantu dengan ketersedian TAPP dan Asisten TAPP.
9) Peran Pokja PKP
a. Pembentukkan Pokja PKP sebagai wadah koordinasi yang melibatkan unsur-unsur terkait. Perlu adanya kekompakan antar unsur yang terlibat dalam program yang ditangani lintas sektoral;
b. Pokja PKP perlu difungsikan sebagai penggerak koordinasi antara program, katalisator, pemegang mandat fasilitasi dan monev. Program perlu direncanakan dengan tepat, dilaksanakan secara efektif, dan berorientasi pada proses yang berkelanjutan;
c. Dalam merencanakan setiap program, setiap anggota Pokja harus berkoordinasi untuk menyamakan persepsi atau visi terlebih dahulu, kemudian menyamakan misi dan hal-hal teknis termasuk mekanisme kerja Pokja;
d. Pokja PKP harus aktif, dan menjaga koordinasi yang baik dengan pihak pemerintah yang berperan penting dalam pengambilan keputusan di pusat. Setiap rekomendasi Pokja agar didukung dengan data yang lengkap dan kuat, serta analisis yang akurat;
e. Sangat direkomendasikan untuk melibatkan pihak-pihak politis/legislatif dan
kerjasama dengan media massa;
Laporan Pelaksanaan 63
Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011 Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011
g. Pemilihan Anggota Pokja PKP harus tepat sesuai dengan bidang PKP;
h. Pokja Pusat dan Daerah perlu saling mendukung dan diperlukan adanya
kesepakatan bersama terkait agenda rencana kerja atau rencana aksi;
i. Tetap mengundang instansi/lembaga terkait PKP, meskipun tidak masuk dalam keanggotaan Pokja; j. Perlu diperluas dan diperkuat kerjasama dan koordinasi antar Pokja. Anggota Pokja satu dengan Pokja yang lain bisa saja sama; k. Pokja Nasional merumuskan rekomendasi, langkah kerja, dan hal-hal terkait
advokasi, sosialisasi kebijakan, teknis pelaksanaan, dan koordinasi kemitraan serta kelembagaan;
l. Pokja Nasional harus mendorong dan mendukung rancangan program perumahan yang tepat sasaran bagi MBR; m. Perlunya keaktifan dalam hal koordinasi antar Pokja maupun dengan K/L
dan Pemerintah Daerah. Untuk itu Pokja PKP dapat mengkaji hal tersebut secara mendalam;
n. Nama Pokja dibuat agar diharapkan dapat berperan lebih fleksibel dalam menjalankan fungsinya.
5.4.13. Rekomendasi dan Rencana Tindak Lanjut
1) Rekomendasi Berdasarkan hasil dari feedback yang dilakukan oleh peserta Rapat Koordinasi,
terdapat beberapa rekomendasi mengenai pelaksanaan kegiatan Rapat Koordinasi Dekonsentrasi Tahun 2011 ini untuk perbaikan pelaksanaan pada Rapat Koordinasi Dekonsentrasi selanjutnya, antara lain:
Waktu
Perlu ada pengaturan jadwal antar kegiatan agar tidak bersamaan antara
kegiatan deputi yang satu dengan deputi yang lain; Dalam pengaturan jadwal kegiatan, sebaiknya sesi yang diperkirakan
banyak tanya jawab ditempatkan di pagi hari atau siang hari agar lebih efektif;
Pengusulan alokasi waktu sebanyak 3 (tiga) hari untuk kegiatan Rapat
Koordinasi dan 1 hari untuk ToT; Perlu penyinkronan jadwal kegiatan antara pelaksanaan Rakor dengan
jadwal dari deputi lain; Perlu ditingkatkannya ketepatan waktu dalam pelaksanaan Rapat
Koordinasi; Perlu adanya penambahan alokasi waktu bagi peserta untuk beristirahat
agar fokus dalam menghadiri Rakor.
64 Laporan Pelaksanaan
Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011
Materi Perlu adanya pendistribusian materi dalam bentuk softcopy untuk peserta; Dalam beberapa materi pembahasan seharusnya tidak perlu ada
penggabungan antara SKPD dengan TAPP; Teknik penyampaian materi yang dilakukan oleh narasumber harus lebih
komunikatif; Perlu adanya peningkatan kualitas dari alat pendukung dalam penyampaian
materi seperti pengeras suara dan layar presentasi. Lokasi
Lokasi pelaksanaan kegiatan Rapat Koordinasi dengan penginapan peserta sebaiknya dipertimbangkan agar menjadi lebih dekat. Hal ini diperlukan untuk memudahkan mobilitas dari peserta dalam mengikuti pelaksanaan kegiatan Rapat Koordinasi.
Berdasarkan hal yang disampaikan oleh Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran dalam sambutan penutupannya mengenai pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi Tahun 2011 terdapat beberapa hal yang menjadi rekomendasi, antara lain:
Hal-hal yang perlu mendapat perhatian SKPD Provinsi antara lain: Proses penetapan Perangkat Pengelola Keuangan untuk Tahun 2012; Proses pengesahan DIPA Dekonsentrasi Tahun 2012; Rencana kerja pelaksanaan kegiatan setelah mendapat gambaran terkait
rancangan maupun skenario kegiatan Dekonsentrasi Tahun 2012 yang telah disampaikan;
SKPD Provinsi segera menyelesaikan rangkaian kegiatan yang tersisa
mengingat waktu yang sangat terbatas. Perlu meningkatkan kerja sama antara pusat dan daerah dalam membangun
basis data PKP agar nantinya data tersebut dapat menjadi acuan dalam perencanaan pembangunan PKP ke depan ataupun dapat disinergikan dengan data instansi lainnya, baik pusat maupun daerah.
Segera dilakukannya perbaikan berdasarkan feedback yang diperoleh pada
saat pelaksanaan konsinyasi maupun konsultasi publik untuk meningkatkan kualitas dokumen perencanaan yang telah disusun.
2) Rencana Tindak Lanjut Dalam sambutan penutupan yang disampaikan oleh Kepala Biro Perencanaan
dan Anggaran terdapat beberapa hasil pembahasan Rakor yang perlu ditindaklanjuti, antara lain:
Usulan-usulan terkait anggaran biaya Dekonsentrasi; Proses percepatan DIPA Dekonsentrasi Tahun 2012; Bagaimana mekanisme dan tata kerja Pokja PKP kedepan; dan Perlunya peningkatan kualitas TAPP.
Laporan Pelaksanaan 65
Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera Tahun 2011