TUJUAN PONDOK PESANTREN

F. TUJUAN PONDOK PESANTREN

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan swasta yang didirikan oleh seorang Kiai sebagai figur sentral yang berdaulat menetapkan tujuan pendidikan pondoknya. Tujuan pendidikan pesantren menurut Mastuhu adalah menciptakan kepribadian muslim yaitu kepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan, berakhlak mulia bermanfaat bagi masyarakat atau berhidmat kepada masyarakat dengan jalan menjadi kawula atau menjadi abdi masyarakat mampu berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam kepribadian, menyebarkan agama atau menegakkan Islam dan kejayaan umat Islam di tengah-tengah masyarakat dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian Indonesia. Idealnya pengembangan kepribadian yang ingin dituju ialah kepribadian mukhsin, bukan sekedar muslim. Adapun didirikannnya pendidikan pesantren pada dasarnya terbagi pada dua yaitu:

1. Tujuan Umum, Membina warga negara agar berkepribadian muslim sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam dan menanamkan rasa keagamaan tersebut pada semua segi kehidupannya serta

Vol. 2, No. 2, Desember 2015 An-Nuha 191

Muhammad Hasyim

menjadikan sebagian orang yang berguna bagi Agama, Masyarakat dan Negara

2. Tujuan Khusus:

a. Mendidik siswa/santri anggota masyarakat untuk menjadi seorang muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, memiliki kecerdasan ketrampilan, dan sehat lahir batin sebagai warga negara yang ber-Pancasila.

b. Mendidik siswa/santri untuk menjadikan manusia selaku kader-kader ulama dan mubaligh yang berjiwa ikhlas, tabah dan teguh dalam menjalankan syariat Islam secara utuh dan dinamis.

c. Mendidik siswa/santri untuk memperoleh kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat membangun dirinya dan bertanggung jawab kepada pembangunan bangsa dan negara.

d. Mendidik siswa/santri agar menjadi tenaga yang cakap dalam berbagai sektor pembangunan mental spiritual.

e. Mendidik siswa/santri untuk membantu meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat bangsanya.

Tujuan utama pondok pesantren sesungguhnya sangat sederhana yaitu mensinergiskan pelaku pendidikan yakni tenaga pendidik dan santri, dengan materi yang menjadi objek kajian dalam suatu lingkungan tersendiri. Kemandirian dalam mengelola sistem pembelajaran inilah yang terkadang diartikan sebagai ekskusif, anti sosial dan semacamnya. Objek yang dimaksud memang berorientasi keagamaan tetapi tetap dalam kerangka kurikulum nasional. Dengan kata lain fungsi kurikulum secara tidak langsung sudah diterapkan oleh kalangan pesantren secara konsisten sebagai syarat tercapainya tujuan-tujuan pendidikan nasional, meskipun dalam konteks yang lebih sederhana. Selain itu, kiprah pesantren dalam berbagai hal amat sangat dirasakan oleh masyarakat. 35

Berdasarkan tujuan umum dan tujuan khusus di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pondok pesantren tidak hanya bersifat keagamaan saja akan tetapi juga memiliki relevansi dengan berbagai segi kehidupan yang makin kompleks. Pondok pesantren diharapkan mampu

35 Umiarso, dan Nur Zazin. Pesantren Di Tengah Arus …., hal. 43

192 An-Nuha Vol. 2, No. 2, Desember 2015

Pemikiran K.H. Yahya Syabrawi dalam Pendidikan Islam

menghasilkan santri yang berkepribadian muslim dan berilmu pengetahuan yang luas, cinta kepada bangsa dan negara, sehingga santri menjalankan tugasnya sebagai pewaris perjuangan agama Islam, Bangsa, dan Negara.

Eksistensi pondok pesantren bermula dari fungsinya tempat pendidikan elementer keagamaan, setapak demi setapaak melangkah menuju fungsinya sebagai tempat pendidikan keagamaan lanjutan dan pendalaman, bahkan lebih jauh lagi dari itu. Dengan demikian, pandangan yang mengatakan bahwa pondok pesantren adalah lembaga pendidikan dan pusat penyiaran islam tertua dan asli di Indonesia. Bila dipetakan khazanah pondok pesantren tersebut paling tidak dapat ditinjau dari tiga sisi, yaitu (a) Sisi internal pondok pesantren (b) Jalinan mata rantai pondok pesantren, dan (c) Hubungan dunia pondok pesantren dengan lingkungan sekitar. 36

Pendidikan Islam dalam kaitannya dengan pondok pesantren adalah transformasi ilmu pengetahuan dan internalisasi nilai-nilai kepada santri dengan memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan fitrah demi memcapai kebahagiaan kehidupan di dunia dan di akhirat. Inti dari mendidik secara Islami adalah mentransfer ilmu dan memasukkan nilai-nilai. Ilmu pengetahuan yang dimaksud adalah ilmu pengetahuan yang memenuhi kriteria epistimologi Islam yang tujuan akhirnya hanya untuk mengenal dan menyadari diri pribadi dan relasinya terhadap Allah, sesama manusia dan alam semesta. Adapun nilai-nilai yang dimaksud adalah nilai-nilai Ilahiyah dan nilai-nilai Insaniyah. Nilai-nilai Ilahiyah bersumber dari sifat-sifat Allah dan hukum-hukum Allah, baik berupa hukum tertulis (Qur’aniyah) maupun tidak tertulis (Kauniyah). Sebaliknya Insaniyah merupakan nilai-nilai yang terpancar daya cipta, rasa dan karsa manusia yang tumbuh untuk memenuhi kebutuhan peradaban manusia yang memiliki sifat dinamis temporer.

Oleh karena itu, pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam mampu menyesuaikan diri dengan transformasi zaman dan bentuk masyarakat yang berbeda dengan lingkungannya. Keanekaragaman dalam masyarakat bagi pondok pesantren hanyalah merupakan sebagai pelengkap dalam kehidupan, sehingga santri yang sudah biasa dengan keadaan di sekitar pondok pesantren akan mampu memberikan warna bagi kehidupan masyarakat. Pada tataran ini, pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan

36 Mahmud Arif. Pendidikan Islam Transformatif, cetakan 1 (Yokyakarta: PT LKis Pelangi Aksara, 2008), hal. 171-172.

Vol. 2, No. 2, Desember 2015 An-Nuha 193

Muhammad Hasyim

Islam mempunyai pengaruh kuat bagi keberlangsungan eksisitensi nilai- nilai Islam di tengah pergulatan zaman. Bahkan hal tersebut menjadi upaya pembudayaan untuk mempersiapkan warga pondok pesantren menjadi masyarakat yang berguna serta mampu menyesuaikan diri secara konstruktif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di sekitarnya.