Pengembangan Solusi-solusi

G. Pengembangan Solusi-solusi

Praktisioner pekerjaan sosial dan klien bekerjasama untuk mengembangkan solusi-solusi. Mereka menggunakan pengetahuan, keterampilan-keterampilan, dan sumberdaya- sumberdaya masing-masing. Pekerja sosial membawa pengetahuan dan keterampilan-keterampilan profesional yang berkaitan dengan perilaku manusia, lingkungan sosial, sistem penyelenggaraan pelayanan sosial, dan metodologi praktek ke dalam relasi. Sistem klien—apakah individu dan keluarga,

1. Tujuan-tujuan jangka panjang dan jangka pendek

Tujuan-tujuan klien ialah pernyataan-pernyataan yang menspesifikasikan apa yang klien harapkan untuk dicapai melalui relasi pemberian bantuan. Pada dasarnya tujuan menyeluruh membentuk tujuan jangka panjang atau hasil. Tujuan-tujuan jangka pendek menspesifikasikan langkah-langkah yang akan diambil untuk mencapai tujuan jangka panjang. Tujuan-tujuan (jangka panjang dan jangka pendek) ialah indeks dengan mana klien dan pekerja sosial mengukur perubahan dan mengevaluasi keberhasilan.

Pekerja sosial dan klien menggunakan suatu teknik yang disebut parsialisasi untuk memisahkan tujuan menyeluruh ke dalam bagian-bagian yang dapat dikerjakan dan ditata. Teknik ini memudahkan pekerja sosial dan klien untuk lebih memfokuskan diri pada aspek-aspek spesifik dari kesulitan-kesulitan yang mereka dapat alamatkan, daripada perasaan dilingkupi oleh tugas-tugas yang nampaknya tidak dapat diselesaikan. Dengan kata lain, pengambilan langkah- langkah kecil mengarah kepada pencapaian tujuan yang lebih komprehensif. “Suatu masalah yang terparsialisasi ialah sesuatu yang sangat sering dilakukan oleh seseorang ketika ia tidak berdaya sebelum keseluruhan terjangkiti oleh ketidakberdayaan itu. Apabila seseorang dapat memulai mengerjakan walaupun sedikit saja dari keseluruhan, ia dapat memperoleh dorongan untuk

Pekerja sosial dan klien bekerjasama untuk menspesifikasikan tujuan-tujuan untuk mencapai solusi- solusi atas masalah-masalah, isu-isu, dan kebutuhan- kebutuhan yang telah didefinisikan. Klien cenderung memiliki gagasan-gagasan bagaimana masalah- masalahnya harus diatasi atau pelayanan-pelayanan apa yang ia butuhkan. Gagasan-gagasannya sering akurat tetapi kadang-kadang tidak akurat juga. Proses pengembangan tujuan mencakup merundingkan kesepakatan-kesepakatan tentang rangkaian tindakan. Pekerja sosial yang memberdayakan mempertimbangkan secara penuh perspektif klien. Apabila tujuan-tujuan yang dihasilkan berbeda dari rencana-rencana awal klien, perbedaan-perbedaan harus diperhitungkan dan ditengahi.

Pelaksanaan tugas-tugas dan pencapaian tujuan-tujuan berfungsi sebagai dasar pengukuran prestasi. Ketika klien mencapai tujuan-tujuan, rasa kompetensinya meningkat demikian pula level motivasinya. Akan tetapi, klien harus memiliki definisi tentang kesulitan- kesulitannya sendiri dan tujuan-tujuan serta tanggung jawab yang diembannya bagi kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada pencapaian tujuan-tujuannya apabila ia harus memandang dirinya sebagai sosok yang bertanggung jawab atas perubahan dan, oleh kaena itu, berkompeten.

2. Rencana tindakan

Rencana-rencana tindakan menerjemahkan tujuan-tujuan menjadi strategi-strategi kerja untuk mencapai solusi- solusi. Pedoman perumusan rencana-rencana tindakan berikut ini menjamin bahwa rencana-rencana ini mencerminkan nilai-nilai pekerjaan sosial dari suatu perspektif pemberdayaan:

• Memaksimumkan keterlibatan klien dalam semua aspek pengembangan dan pelaksanan rencana tindakan.

• Menyadari kesalingterkaitan antar-sistem sosial dalam menseleksi strategi-strategi perubahan. • Mengembangkan rencaa tindakan berdasarkan kekuatan-kekuatan klien dan mempromosikan

kompetensi klien. • Mendorong suatu kesadaran yang kritis akan kesalingterkaitan antara aspek-aspek pribadi dan

politik, dan mengidentifikasikan strategi-strategi yang mempromosikan keadilan sosial.

• Menciptakan peluang umpan balik bagi asesmen

kemajuan dan hasil yang berkelanjutan.

Rencana-rencana tindakan sering mencakup cara-cara untuk mengakses bantuan-bantuan formal dari sistem penyelenggaraan pelayanan sosial dan sumberdaya- sumberdaya informal di dalam jejaring sosial klien. Bantuan-bantuan formal mencakup banyak pelayanan- pelayanan yang tersedia bagi klien di dalam sistem penyelenggaraan pelayanan sosial itu sendiri. Rencana- rencana tindakan juga mempersatukan para pemberi bantuan informal seperti ulama, guru, keluarga, teman, tetangga. Jejaring pemberian bantuan formal dan informal memainkan peran-peran yang khas, dan masing-masing peran yang sangat penting itu memberikan sumbangannya sendiri yang khas.

Pekerja sosial dan klien menseleksi berbagai peran-peran dan strategi-strategi yang memfasilitasi penanganan isu- isu pada semua level sistem. Tabel 8.7 mencantumkan peran-peran ini di dalam konteks fungsi-fungsi pekerjaan sosial yaitu konsultansi, manajemen sumberdaya, dan pendidikan. Bab 9 menyajikannya secara rinci.

Tabel 8.7

Peran-peran Pekerjaan Sosial

Peran Tindakan

Konsultansi pemecahan masalah: • Enabler

Memberdayakan klien untuk memecahkan masalah Mendorong pengembangan

• Fasilitator organisasi • Perencana

Mengkoordinasikan pengembangan program dan • Rekan/Pemantau

kebijakan Bertindak sebagai mentor dan

pembimbing bagi dukungan Manajemen

dan akulturasi profesional sumberdaya:

• Broker/advokat Bertindak sebagai perantara • Pimpinan rapat/ antara individu dan

Mediator sumberdaya-sumberdaya Mempersatukan kelompok-

• Aktivis kelompok dan organisasi- • Katalisator organisasi bagi

pengembangan sumberdaya

Merangsang dan mendorong Pendidikan:

• Guru perubahan social

Mendorong kerjasama lintas

• Pelatih disiplin bagi pengembangan • Petugas sumberdaya

penjangkauan Mengidentifikasikan populasi

• Peneliti/pakar yang rentan dan

memberikan pendidikan Mengajarkan dan mendidik melalui pengembangan staf Menyampaikan informasi publik tentang isu-isu sosial dan pelayanan-pelayanan sosial

Melibatkan diri dalam penemuan bagi pengembangan pengetahuan