Pelayanan-pelayanan Level Jalanan
D. Pelayanan-pelayanan Level Jalanan
Seorang kader pegawai negeri sipil yang dipekerjakan di dalam arena pelayanan publik memberikan pelayanan- pelayanan yang disponsori oleh pemerintah. Pegawai negeri sipil seperti guru sekolah negeri, pegawai pengadilan dan penegakan hukum, pekerja sosial, pegawai kesehatan publik, dan pegawai publik lainnya memberikan pelayanan-pelayanan langsung kepada masyarakat. Pegawai pelayanan pemerintah mendidik masyarakat, melindungi keselamatan masyarakat, dan mempromosikan keberfungsian kesehatan dan sosial anggota-anggota masyarakat. Kebanyakan pgawai pelayanan publik atau birokrat level jalanan memiliki kekuasaan untuk melakukan keputusan-keputusan yang bijaksana atau luwes di dalam penampilan jabatan mereka sehari-hari. Mereka memutuskan siapa-siapa yang memenuhi syarat untuk menerima program-program pemerintah, keuntungan- keuntungan apa saja yang mereka terima, dan kepada siapa sanksi-sanksi diberikan (Lipsky, 1980, dalam DuBois & Miley, 2005: 261). Lipsky menyebut badan-badan sosial dan organisasi-organisasi publik yang mempekerjakan pegawai pelayanan publik sebagai birokrasi level jalanan.
1. Birokrasi level jalanan
Sektor pelayanan pemerintah dalam jejaring penyelenggaraan pelayanan sosial meliputi pelayanan- pelayanan yang diberikan oleh sekolah-sekolah, klinik-
Mereka mensosialisasikan masyarakat atas harapan-harapan akan pelayanan-pelayanan pemerintah dan suatu tempat di dalam masyarakat politik. Mereka menentukan elijibilitas masyarakat akan keuntungan-keuntungan dan sanksi-sanski pemerintah. Mereka mengamati perlakuan (pelayanan) yang diterima oleh masyarakat dalam program-program itu. Dengan demikian, dalam arti, para birokrat level jalanan secara tersirat menengahi aspek-aspek hubungan konstitusional masyarakat dengan pemerintah. Secara singkat, mereka memegang kunci terhadap suatu dimensi kewarganegaraan. (Lipsky, 1980: 4, dalam DuBois & Miley, 2005: 261).
Sistem kesejahteraan sosial meliputi bantuan-bantuan pelayanan yang didukung secara publik di dalam bidang- bidang pemeliharaan penghasilan, pengangguran, perlindungan anak, pelayanan-pelayanan lanjut usia, rehabilitasi, kesehatan mental, dan peradilan kriminal. Undang-undang (Amerika Serikat) Tahun 1935 tentang Jaminan Sosial dan amandemen selanjutnya adalah suatu sumber utama kebijakan kesejahteraan publik bagi masyarakat miskin atau menganggur, lanjut usia, cacat, dan anak-anak serta keluarga. Undang-undang dan ketentuan-ketentuan lain berkaitan dengan kelompok- kelompok tertentu seperti para tahanan dewasa dan remaja, anak-anak yang membutuhkan perlindungan, dan orang-orang yang mengalami penyakit mental.
2. Birokrat level jalanan
Para pegawai pelayanan pemerintah sebagian besar adalah penyedia pelayanan kesejahteran dan pelaku perlindungan keselamatan publik. Para pegawai ujung
Hambatan-hambatan birokratis di dalam sektor kesejahteraan publik mendorong perilaku-perilaku tertentu pada para pegawai yang nampaknya bertentangan dengan cita-cita pelayanan pekerjaan sosial. Individualisasi sering menghilang ketika para pegawai publik seperti pendidik, polisi, dan petugas pelayanan sosial menemukan cara-cara untuk berurusan dengan khalayak ramai secara tidak manusiawi (Lipsky, 1980). Barangkali ada suatu kecenderungan, atau bahkan suatu keasyikan, untuk mengembangkan ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang berurusan dengan pengecualian dimana, sebaliknya, dapat membebani situasi tertentu. Para pegawai di dalam badan-badan sosial publik sering menemukan dirinya ikut serta memperkuat pola-pola prosedural yang status quo, bukan malah ikut mereformasikan sistem. Para konsumen pelayanan-pelayanan publik dapat mengundurkan diri dari penerimaan keuntungan-keuntungan yang diberikan, bukan malah mencari keuntungan-keuntungan mana yang berhak mereka peroleh.
3. Klien level jalanan
Labeling, yang terjadi di dalam sistem ini, memiliki suatu kualitas yang buruk dan sering disebut mengabulkan apa yang dicap itu. Penstigmatisasian cap- cap sering terjadi di dalam arena publik, dimana klien dirujuk sebagai “ibu-ibu kesejahteraan,” “mantan
Orang-orang datang kepada birokrasi level jalanan sebagai individu-individu yang unik dengan pengalaman-pengalaman kehidupan, kepribadian- kepribadian, kondisi-kondisi terakhir yang berbeda. Dalam usaha mereka menghadapi birokrasi, mereka ditransformasikan menjadi klien, ditempatkan menurut identitas di dalam suatu kategori, diperlakukan seolah-olah dan memperlakukan diri mereka sendiri seolah-olah mereka sesuai dengan definisi-definisi standard tentang unit-unit yang diasingkan ke dalam celah- celah birokatis tertentu. Pemrosesan manusia menjadi klien, memasukkan mereka ke dalam kategori-kategori pelayanan oleh para birokrat, dan memperlakukan mereka sesuai dengan kategori- kategori itu, adalah suatu proses sosial. Karakteristik-karakteristik klien tidak berada di luar proses yang memberikan kebangkitan bagi mereka. Suatu bagian yang penting dari proses ini ialah cara manusia belajar memperlakukan dirinya sendiri seolah-olah ia adalah satuan-satuan kategoris. (DuBois & Miley, 2005: 262-263).
Para birokrat level jalanan menggunakan sejumlah besar pengaruh dan kendali atas klien di dalam kesejahteraan publik. Para petugas ini mengendalikan akses klien kepada struktur-struktur kesempatan masyarakat, dan keputusasn-keputusan mereka memiliki dampak-dampak yang mengubah kehidupan kliennya.
328