Pemaknaan Situasi

C. Pemaknaan Situasi

Klien melibatkan diri dalam pelayanan-pelayanan sosial karena suatu alasan. Alasan ini sering berkaitan dengan suatu masalah, isu, atau kebutuhan yang klien ingin atasi. Pemaknaan tantangan-tantangan ialah suatu proses yang diterapkan oleh pekerja sosial dalam dialognya dengan klien tentang alasan-alasan klien meminta bantuan.

Untuk mengidentifikasikan situasinya secara akurat, klien mendeskripsikan fakta-fakta, peristiwa-peristiwa, reaksi- reaksi dan usaha-usahanya sebelumnya dalam mengatasi masalah. Mendorong klien untuk mengungkapkan perasaan- perasaannya tentang situasinya dan usaha-usahanya sebelumnya dalam menghadapi situasi itu membantu menentukan dampak keseluruhan masalah. Pekerja sosial yang memberdayakan melihat persoalan klien sebagai tantangan, karena tantangan berarti potensi untuk mengatasi masalah. Pekerja sosial memulai diskusi tentang situasi klien sebagaimana klien memahami situasi itu. Pekerja sosial menguji faktor-faktor yang klien ketahui dan yakini berkaitan dari pengalaman profesionalnya. Klien dan pekerja sosial dapat menemukan seperangkat isu yang saling berkaitan yang harus dipertimbangkan di dalam konteks lingkungan sosial yang lebih luas. Tantangan-antangan yang berbeda cenderung terjadi pada masing-masing level sistem (Tabel 8.3).

Tabel 8.3

Isu-isu Khusus pada Level Sistem yang Berbeda

Isu-isu individu, keluarga, dan kelompok kecil • Penyesuaian interpersonal • Masalah perkawinan dan keluarga

• Viktimisasi

• Stres • Kebutuhan-kebutuhan advokasi • Kurangnya sumberdaya • Pelanggaran hukum atau hak-hak sipil • Kebutuhan akan pengembangan keterampilan-

keterampilan kehidupan • Kebutuhan akan pengembangan keterampilan-

keterampilan sosialisasi • Konflik interpersonal • Transisi kehidupan

• Penampilan peran yang kurang memadai • Akses kepada pelayanan-pelayanan • Kebutuhan akan pelayanan-pelayanan perlindungan • Kurangnya kesempatan-kesempatan • Kebutuhan akan informasi dan rujukan • Kebutuhan akan pengembangan keterampilan-

keterampilan pengasuhan

Isu-isu kelompok formal dan organisasi • Hubungan kerja

• Tindakan-tindakan yang tegas • Kebutuhan konseling karyawan • Perubahan kebijakan adminsitratif • Perencanan strategis • Usaha-usaha koordiansi • Pengembangan relawan-relawan • Kampanye sosial • Pengambilan keputusan manajemen • Kelelahan staf • Produktivitas karyawan • Penempatan kerja • Partisipasi anggota • Pemanfaatan sumberdaya-sumberdaya • Manajemen hibah • Kebutuhan pengembangan staf • Analisis program

Isu-isu komunitas dan masyarakat • Pengembangan ekonomi • Ketenagakerjaan

• Ketegangan antarkelompok • Realokasi sumberdaya-sumberdaya • Pembangunan koalisi • Perubahan kebijakan sosial • Konflik kepentingan • Kurangnya perumahan yang terbeli • Isu-isu kesehatan publik • Reformasi pelayanan kesehatan dan kemanusiaan • Kebutuhan-kebutuhan perundang-undangan • Pendidikan masyarakat • Reformasi perundang-undangan • Erosi hak-hak hukum atau hak-hak sipil

Isu-isu profesi pekerjaan sosial • Profesionalisasi • Pemantauan kaum profesional

• Diskusi antar-rekan sekerja • Jurang dan hambatan dalam pelayanan • Jaringan penyelenggaraan pelayanan sosial • Relasi antardisiplin • Kebutuhan-kebutuhan populasi klien yang tertindas • Citra pekerjaan sosial • Pengembangan teori • Pengkomunikasian hasil-hasil penelitian

Untuk memahami situasi klien, pekerja sosial mempelajari hakekat dan lingkup kebutuhan-kebutuhannya, mengidentifikasikan informasi lain yang relevan, dan menguji syarat-syarat untuk memperoleh pelayanan-pelayanan dan sumberdaya-sumberdaya.

Dengan mengambil variasi-variasi budaya dan faktor-faktor kesejarahan, fisik, perkembangan, emosi, demografi, dan organisasi sebagai bahan pertimbangan, pekerja sosial mempertimbangkan keunikan isu-isu yang diungkapkan dan karakteristik umumnya. Untuk mencapai ini, walaupun menggunakan pengetahuan yang tergeneralisasikan, pekerja sosial yang efektif mempertahankan perspektifnya tentang keunikan orang atau struktur sosial tertentu di dalam situasi- situasi tertentu.

258

Konteks budaya sangat penting, sebagaimana budaya secara khas mendefinisikan transaksi antara manusia dengan lingkungan sosial dan fisiknya. Keberagaman budaya dapat menjadi suatu sumber kekuatan-kekuatan pribadi dan sumberdaya-sumberdaya serta hambatan-hambatan lingkungan. Faktor-faktor budaya pekerja sosial dan klien dapat dipertimbangkan termasuk karakteritrik seperti keyakinan-keyakinan dan tradisi-tradisi budaya, definisi peran-peran dan kewenangan, dan pembangunan jejaring dukungan sosial. Selain itu, klien dan pekerja sosial harus menganalisis isu-isu lingkungan yang berkaitan dengan kekuasaan dan ketidakberdayan dalam ranah pribadi, interpersonal, dan sosiopolitik (Gutierrez & Lewis, 1999; Solomon, 1976, dalam DuBois & Miley, 2005: 206). Sebagai contoh, klien dan pekerja soaial dapat mempelajari bagaimana faktor-faktor seperti sikap-sikap prasangka buruk, stratifikasi soaial, akses yang tidak setara kepada sumberdaya- sumberdaya dan struktur-struktur kesempatan, serta perilaku- perilaku diskriminatif lainnya mempengaruhi klien secara personal dan interpersonal di dalam konteks transaksinya dengan lingkungan sosial dan fisiknya.