Proses Praktek Pekerjaan Sosial Generik Berbasis Pemberdayaan
A. Proses Praktek Pekerjaan Sosial Generik Berbasis Pemberdayaan
Kata mengandung kekuatan. Kata membentuk pemikiran kita, menginformasikan interpretasi kita, dan membangun kesimpulan kita. Kata berfungsi untuk memberi penalaran apakah pekerjaan sosial adalah suatu profesi yang memberdayakan, kemudian kata, cap, dan metafora yang digunakan oleh pekerja sosial untuk mendeskripsikan usahanya harus mempromosikan kekuatan-kekuatan dan memfasilitasi pemberdayaan. Pendekatan praktek pekerjaan sosial generik yang disajikan di dalam bab ini menerjemahkan langkah-langkah pemecahan masalah tradisional ke dalam proses-proses yang menerminkan bahasa praktek yang berbasis pemberdayaan (Tabel 8.1). Suatu transisi, dari pakar profesional kepada mitra kolaboratif, adalah sangat penting.
Tabel 8.1 Pendekatan Pemberdayaan dalam Praktek Generalis
Pembentukan Membangun pemberdayaan relasi kemitraan
pekerja sosial dengan klien yang menghormati privilese klien dan
Pemaknaan situasi menghormati keunikannya Mengases situasi-situasi yang menantang dengan memvalidasi pengalaman-pengalaman klien,
Pendefinisian arah menambahkan dimensi-dimensi
relasi untuk membangkitkan kekuatan-
motivasi dan memandu penjajakan kekuatan
atas sumberdaya-sumberdaya yang Asesmen
relevam
sumberdaya- Mencari kekuatan-kekuatan pada sumberdaya
keberfungsian umum, menghadapi situasi-situasi yang menantang, identitas-identitas budaya, dan
Pengembangan mengatasi penderitaan solusi-solusi
Menjajaki kemampuan-kemampuan sumberdaya dalam transaksinya dengan lingkungan termasuk di
Pengerahan dalamnya hubungan dengan sumberdaya-
keluarga, kelompok-kelompok sumberdaya
sosial, organisasi-organisasi, dan Pembentukan
lembaga-lembaga masyarakat sekutu-sekutu Mengembangkan suatu rencana Perluasan
tindakan yang memanfaatkan kesempatan-
sumberdaya-sumberdaya klien dan kesempatan
lingkungan serta mengarah kepada Pengakuan
tujuan-tujuan yang diinginkan keberhasilan
Mengimplementasikan rencana tindakan dengan cara mengerahkan seluruh Pengintegrasian
sumberdaya-sumberdaya yang hasil-hasil
tersedia Membentuk sekutu-sekutu di kalangan klien, di dalam jejaring dukungan alamiah klien, dan di dalam sistem penyelenggaraan pelayanan sosial
Mengembangkan kesempatan- kesempatan dan sumberdaya- sumberdaya baru melalui pengembangan program, pengorganisasian masyarakat, dan tindakan sosial
Mengevaluasi keberhasilan usaha-usaha perubahan untuk mengakui kemajuan-kemajuan dan menginformasikan tindakan-
1. Dari pakar profesional hingga mitra kolaboratif
Kaum profesional dan klien menderita apabila mereka memiliki suatu penghormatan yang tidak realistik kepada keahlian profesional. Pandangan ini membebani kaum profesional dengan suatu rasa tidak berdaya yang keliru dan membelenggu klien ke dalam suatu budaya ketergantungan kepada pakar (Rappaport, 1985; Holmes & Saleebey, 1993, dalam DuBois & Miley, 2005: 200). Pada dasarnya, ini menciptakan suatu hierarkhi antara “yang memiliki dan yang tidak memiliki informasi.” Kaum profesional yang cakap sekali mengambil bagian dan bertindak berdasarkan sistem klien yang tidak mengesankan dan pasif. Peningkatan keahlian profesional mengurangi potensi klien dan membatasi peran-perannya. Secara singkat, keahlian ini memperdayakan klien.
Pemberdayaan menganggap peran-peran yang aktif dan kolaboratif antara klien dan mitra. Paradoksnya, “memberdayakan sistem lain” atau secara paternalistik menambah kekuasaan pada orang lain memperdayakan orang-orang “yang disentuh oleh tongkat simsalabim.” Memberikan kekuasaan dapat membangkitkan hierarkhi kekuasaan dan ketidakberdayaan. Kaum profesional mendorong pemberdayaan hanya “dengan memberikan suatu suasana, relasi, sumberdaya, dan prosedur melalui mana manusia dapat meningkatkan kehidupan mereka sendiri” (Simon, 1990: 32, dalam DuBois & Miley, 2005: 200). Dalam praktek pekerjaan sosial berbasis pemberdayaan, pekerja sosial dan klien mendekati usaha bersama mereka sebagai mitra kolaboratif (Miley, O’Melia, & DuBois, 2004, dalam DuBois & Miley, 2005: 200). Bagi klien, kolaborasi mengaktualisasikan pemberdayaan (Tabel 8.2).
Tabel 8.2
Hak-hak Klien Berdasarkan Perspektif Pemberdayaan dalam Praktek
Klien berhak mengharapkan agar pekerja sosial mau • Menunjukkan rasa hormat • Berkomunikasi secara tidak menghakimi
• Memperlihatkan kompetensi budaya • Menghargai pilihan-pilihan klien • Menunjukkan akuntabilitas atas tindakan-
tindakannya • Mempromosikan keadilan sosial • Menjung tinggi kode etik profesional • Memfasilitasi proses-proses
Klien berhak mengharapkan agar proses-proses akan • Mendukung kemitraan kolaboratif • Memberikan kesempatan bercerita dari sudut
pandangannya • Melibatkannya dalam menentukan tujuan-tujuan dan mengembangkan strategi-strategi tindakan • Memberikan kesempatan untuk mengevaluasi hasil-
hasil
Klien berhak mengharapkan agar, sebagai pengguna pelayanan, ia dilibatkan dalam • Evaluasi program, penelitian, dan perencanaan • Meninjau kebijakan organisasi dan kegiatan-
kegiatan pengembangan • Pendidikan dan pelatihan staf • Mengadvokasikan kebijakan sosial dan
pembangunan koalisi
2. Pendekatan generik
Praktisioner pekerjaan sosial generalis mengalamatkan masalah-masalah melalui perumusan kebijakan pada level lembaga dan level masyarakat, mengatasi isu-isu yang berkaitan dengan penyelenggaraan pelayanan- pelayanan sosial di badan-badan sosial dan organisasi- organisasi sosial, dan bekerja dengan sistem klien
Melalui dialog, klien dan pekerja sosial membentuk relasi kemitraan mereka, mengalamatkan perbedaan- perbedaan kekuasaan, dan mengembangkan irama pelayanan-pelayanan sosial yang sesuai dengan kebutuhan klien. Dalam proses penemuan, mereka mengkontekstualisasikan masalah-masalah pribadi untuk mencakup dimensi-dimensi sosiopolitik yang relevan dan memperluas arena potensi solusi-solusi di luar penyesuaian pribadi untuk mencakup perubahan level makro. Pada akhirnya, proses-proses dalam fase pengembangan memberikan kesempatan-kesempatan bagi pengembangan suatu kesadaran yang sangat penting dengan bercermin pada ketidakadilan-ketidakadilan sosial dan bekerja menuju resolusi-resolusi yang mencakup masyakarat, organisasi, dan perubahan sosiopolitik. Bagian berikut ini mendeskripsikan secara singkat proses pemberdayaan generik yang berkaitan dengan dialog, penemuan, dan pengembangan.