Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB VI Spesifikasi Teknis Halaman
4
7.2. Ukuran. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar
Kerja meliputi : As - As
Luar - Luar
Dalam -
Dalam Luar
- Dalam 7.3. Perbedaan
Gambar. a.
Bila Gambar Kerja tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat RKS, maka yang mengikatberlaku
adalah Gambar. b.
Bila suatu Gambar tidak cocok dengan Gambar yang lain dalam satu disiplin kerja, maka gambar yang
mempunyai skala yang lebih besar yang berlakumengikat.
7.4. Gambar Detail Pelaksanaan Shop Drawing. a.
Gambar Detail Pelaksanaan atau Shop Drawing adalah Gambar Kerja yang wajib dibuat Kontraktor
berdasarkan Gambar Kerja Dokumen yang telah disesuaikan dengan keadaan lapangan.
b. Kontraktor wajib membuat Shop Drawing untuk Detail-
detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam Gambar Kerja Dokumen, maupun yang diminta oleh
Konsultan PengawasDireksi dan atau Konsultan Perencana.
c. Dalam Shop Drawing ini harus dicantum Konsultan
PengawasDireksi dan digambarkan semua data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh jadi dari semua
bahan, keterangan produk, cara pemasangan dan atau spesifikasi persyaratan khusus seuai dengan
spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara lengkap didalam Gambar Kerja Dokumen maupun Rencana
Kerja dan Syarat-syarat RKS.
d. Kontraktor wajib mengajukan Shop Drawing kepada
Konsultan PengawasDireksi dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan tertulis bagi
pelaksanaan.
e. Kontraktor tidak dibenarkan mengtubah atau
mengganti ukuran-ukuran yang tercantum didalam gambar Kerja Dokumen tanpa sepengetahuan
Konsultan PengawasDireksi.
Segala akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor, baik dari segi biaya maupun waktu
pelaksanaan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB VI Spesifikasi Teknis Halaman
5
8. JADWAL PELAKSANAAN
8.1 Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib membuat rencana kerja pelaksanaan dan bagian-bagian
pekerjaan berupa Bar Chart S-Curve Bahan dan Tenaga dan mengkoordinasikan hasilnya kepada Konsultan PengawasDireksi,
sehingga pelaksanaan pekerjaan terkendali dan tidak mengganggu kelancaran proyek secara keseluruhan dan kelancaran kegiatan di
sekitar lokasi pekerjaan.
8.2. Rencana Kerja tersebut harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan PengawasDireksi, paling lambat dalam
waktu 21 dua puluh satu hari kalender setelah surat keputusan penunjukan SKP diterima oleh Kontraktor.
8.3. Rencana Kerja yang disetujui oleh Konsultan PengawasDireksi, akan disahkan oleh Pemberi Tugas.
8.4. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 empat kepada Konsultan PengawasDireksi, 1 satu salinan
Rencana Kerja harus ditempel pada bangsal Kontraktor di lapangan yang selaluy diikuti dengan grafik kemajuan
pekerjaanprestasi kerja.
8.5. Konsultan PengawasDireksi akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan Rencana Kerja tersebut.
9. KUASA KONTRAKTOR
DI LAPANGAN
9.1. Di lapangan pekerjaan, KontraktorPemborong ‘wajib’ menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau biasa disebut ‘Pelaksana’ yang
cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari KontraktorPemborong,
berpendidikan minimal sarjana muda teknik sipil atau sederajat dengan pengalaman minimum 5 lima tahun, atau STM jurusan
Bangunan dengan pengalaman minimum 10 sepuluh tahun.
9.2. Dengan adanya ‘Pelaksana’ tidak berarti bahwa
KontraktorPemborong lepas tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
9.3. KontraktorPemborong wajib memberi tahu secara tertulis kepada Tim Pengelola Teknis Wilayah dan Konsultan PengawasDireksi,
nama dan jabatan ‘Pelaksana’ untuk mendapat persetujuan. 9.4. Bila dikemudian hari menurut Tim Pengelola Teknis Wilayah dan
Konsultan PengawasDireksi bahwa ‘Pelaksana’ dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan
diberitahukan kepada KontraktorPemborong secara tertulis untuk mengganti ‘Pelaksana’.
9.5. Dalam waktu 7 tujuh hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan, KontraktorPemborong harus sudah menunjuk
‘Pelaksana’ yang baru atau KontraktorPemborong sendiri penanggung jawabDirektur Perusahaan yang akan memimpin
pelaksanaan pekerjaan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB VI Spesifikasi Teknis Halaman
6
10. TEMPAT TINGGAL
DOMISILI KONTRAKTOR
10.1. Untuk menjaga kemungkinan kerja diluar jam kerja apabila terjadi hal-hal yang mendesak, Kontraktor dan Pelaksana wajib
memberitahukan secara tertulis alamat dan nomor telepon di lokasi kepada Tim Pengelola Teknis setempat dan Konsultan
PengawasDireksi.
10.2. Kontraktor wajib memasukan identifikasi dan alamat Bengkel Kerja Workshop dan peralatan yang dimiliki dimana pekerjaan
pemborongan akan dilaksanakan. 10.3. Alamat Kontraktor dan pelaksana diharapkan tidak berubah
selama pekerjaan. Bila terjadi perubahan alamat Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis.
11. PENJAGA KEAMANAN
LAPANGAN
11.1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang milik proyek, Konsultan PengawasDireksi dan milik
Pihak Ketiga yang ada dilapangan. 11.2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui
Konsultan PengawasDireksiKonsultan Perencanaan, baik yang telah dipasang maupun yang belum, adalah tanggung jawab
Kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
11.3. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggungjawab atas akibatnya, baik yang berupa barang-barang maupun keselamatan
jiwa. Untuk itu Kontraktor diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap ditempatkan yang akan ditetapkan
kemudian oleh Konsultan PengawasDireksi.
12. JAMINAN DAN
KESELAMATAN KERJA
12.1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat- syarat Pertolongan Pertama pada Kecelakaan PPPK yang selalu
dalam keadaan siap digunakan dilapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja
dilapangan.
12.2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas yang ada
dibawah kekuasaan Kontraktor. 12.3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, Kamar Mandi dan WC
yang layak dan bersih bagi semua petugas dan pekerja. 12.4. Tidak diperkenankan, membuat penginapan didalam lapangan
pekerjaan untuk Pekerja, kecuali untuk penjaga keamanan. 12.5. Kontraktor Pelaksana Wajib Menjaga Keselamatan seluruh
personil yang terlibat di dalamnya 12.6. Segala hal yang menyangkut jaminan social dan keselamatan para
pekerja wajib diberikan oleh Kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
13. ALAT-ALAT PELAKSANAAN
13.1 Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor, sebelum pekerjaan fisik dimulai, dalam keadaan
baik dan siap pakai, antara lain :
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB VI Spesifikasi Teknis Halaman
7
a. Beton molen yang akan ditentukan kemudian oleh
Konsultan PengawasDireksi. b.
Theodolit dan Waterpass yang telah diijinkan oleh Konsultan PengawasDireksi.
c. Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur.
d. Pompa air sesuai kebutuhan untuk system pengeringan,
jika diperlukan. e.
Penggetar beton yang jumlah dan tipenya akan ditentukan kemudian oleh Konsultan PengawasDireksi.
f. Mesin Pemadat.
g. Alat-alat besar sesuai dengan besaran magnitude
pekerjaan tanah apabila diperlukan.
14. PEMERIKSAAN BAHAN
DAN KOMPONEN JADI
14.1 Semua bahan dan material dan komponen jadi yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam buku RKS
ini. 14.2. Konsultan PengawasDireksi berwenang menanyakan asal
bahanmaterial dan komponen jadi, dan Kontraktor wajib memberi tahu.
14.3. Contoh bahanmaterial dan komponen jadi yang akan digunakan harus diserahkan kepada Konsultan PengawasDireksi dan
Konsultan Perencana untuk mendapatkan “standard of appearance”. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan
adalah 2 dua minggu sebelum jadwal pelaksanaan. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur, dan produk yang dipilih; akan
diinformasikan oleh Konsultan PengawasDireksi kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 tujuh hari dari kalender
setelah penyerahan contoh bahan tersebut.
14.4. Semua bahanmaterial dan komponen jadi harus disetujui secara tertulis oleh Konsultan PengawasDireksi sebelum dipasang.
14.5. Bahanmaterial dan komponen jadi yang telah doidatangkamn oleh Kontraktor dilapangan pekerjaan tetapi ditolak pemakaiannya oleh
Konsultan PengawasDireksi harus segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2x27 jam
terhitung dari jam penolakan.
14.6. Penyimpanan dan pemeliharaan bahanmaterial dan komponen jadi harus sesuai dengan persyaratan dari pabrik pembuat, dan
atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.
15. PEMERIKSAAN HASIL
PEKERJAAN
15.1. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan Kontraktor tetapi karena bahanmaterial ataupun komponen jadi, maupun
mutu pekerjaannya sendiri ditolak oleh Konsultan PengawasDireksi harus segera dihentikan dan selanjutnya
dibongkar atas biaya Kontraktor
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB VI Spesifikasi Teknis Halaman
8
15.2. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila bagian pekerjaan ini telah selesai, akan tetapi belum diperiksa oleh
Konsultan PengawasDireksi, Kontraktor diwajibkan meminta persetujuan dari Konsultan PengawasDireksi. Baru apabila
Konsultan PengawasDireksi telah menyetujui bagian pekerjaan tersebut, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya.
15.3. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam dihitung dari jam diterimanya Surat Permohonan Pemeriksaan, maka
Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui Konsultan
PengawasDireksi. Hal ini dikecualikan bila Konsultan PengawasDireksi minta perpanjangan waktu.
16. PEKERJAAN TAMBAH
KURANG DAN PERSIAPAN PEKERJAAN
16.1. Pekerjaan Tambah Kurang. a.
Tugas mengerjakan pekerjaan tambah kurang diberitahukan dengan tertulis atau ditulis dalam buku
harian oleh Konsultan PengawasDireksi serta disetujui oleh Pemberi Tugas.
b. Pekerjaan tambah kurang hanya berlaku bila memang
nyata-nyata ada perintah tertulis dari Konsultan PengawasDireksi atas persetujuan Pemberi Tugas.
c. Biaya pekerjaan Tambah Kurang akan diperhitungkan
menurut daftar harga satuan pekerjaan, yang dimasukan oleh Kontraktor sesuai AV 41 Artikel 50 dan
51 yang pembayarannya diperhitungkan bersama angsuran terakhir.
d. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak
tercantum dalam harga satuan yang dimasukan dalam penawaran, maka harga satuannya akan ditentukan
lebih lanjut oleh Konsultan PengawasDireksi bersama- sama Kontraktor dengan persetujuan Pemberi Tugas.
e. Adanya pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan alas an
sebagai penyebab kelambatan penyerahan pekerjaan, tetapi Konsultan PengawasDireksiTim Pengelola
Teknis dapat mempertimbangkan perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan tambah tersebut.
16.2. Persiapan Pekerjaan
a. Izin Bangunan
Izin Bangunan secara administrasi akan diurus oleh Pemberi Tugas dalam pelaksanaannya izin bangunan
akan diurus oleh Kontraktor. Biaya izin bangunan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
b. Papan Reklame
Kontraktor tidak diperkenankan menempatkan papan reklame dalam bentuk apapun dalam lingkungan
halaman tapak pekerjaan atau pada pagar halaman pekerjaan.
c. Papan nama Proyek
Kontraktor diwajibkan memasang Papan Nama Proyek atas biaya sendiri sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB VI Spesifikasi Teknis Halaman
9
d. Ijin-ijin lain yang berkaitan dengan pelaksanaan, misalnya
ijin pemakaian jalan, ijin lingkungan menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1 LINGKUP PEKERJAAN :
Yang dimaksud pekerjaan persiapan meliputi dan tidak terbatas untuk pekerjaan permulaan, penunjang, pendukung atau pelengkap dari seluruh pekerjaan, yang terdiri dari :
a. Pengukuran Kembali Site
b. Penyediaan Air Kerja
c. Pembersihan Sisa Pekerjaan
1.2 PEKERJAAN PENGUKURAN
a. Untuk memudahkan pekerjaan di lapangan, dasar ukuran dipakai patok koordinat yang ada di
lapangan, ataupun sudut-sudut bangunan, serta elevasi lantai bangunan yang ada dilokasi pekerjaan.
d. Untuk mendapatkan posisi dan ketepatan dilapangan, setiap bagian pekerjaan harus diperhatikan
dan segala petunjuk yang ada dalam gambar kerja dan semua ketentuan yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat.
e. Alat ukur yang dipakai minimal adalah Waterpass dan Theodolit yang sesuai dan sudah dikalibrasi
untuk mendapatkan ukuran yang dapat dipertanggungjawabkan. f.
Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukuran selama pekerjaan berlangsung berikut ahli ukur yang berpengalaman sehingga apabila dianggap perlu setiap saat siap mengadakan
pengukuran ulang. g.
Pengukuran titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan menggunakan alat optik dan sudah ditera kebenarannya dikalibrasi.
Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian yang kecil dan atas persetujuan Pengawas.
1.3 PEKERJAAN PENYEDIAAN AIR LISTRIK KERJA
a. Kontraktor harus menyediakan sendiri sumber air bersih untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan
termasuk pompa dan bak air. Air harus selalu bersih, bebas dari lumpur, minyak, bahan organis lainnya yang merusak.
b. Kontraktor harus mengadakan sendiri fasilitas daya listrik secukupnya, dari generator guna
kebutuhan penerangan proyek dan untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan. c.
Semua biaya pengadaan fasilitas tersebut di atas dan lainnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. d.
Fasilitas air dan listrik yang ada ditapak tidak diperkenankan untuk dipergunakan, terkecuali ada izin tertulis dari pihak yang berwenang.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB VI Spesifikasi Teknis Halaman