Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB VI Spesifikasi Teknis Halaman
27
terperangkapnya kandungan air di bawah ubin. Siarcelah antara ubin dicor dengan semem pengisigrout yang berwarna sama dengan ubinnya,
seperti AM 50 colored ceramic gorut dengan campuran AM 54 liquid grout additive atau setara yang disetujui oleh Pengawas Lapangan.
Setelah semen pengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengeoran segera dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih.
2.1.6.4 Pembersihan dan
Perlindungan
Setelah pemasangan selesai, permukaan ubin harus benar-benar bersih, tidak ada cacat, bila dianggap perlu permukaan ubin harus diberi perlindungan misalnya dengan sabun anti karat atau
antara lain yang diperbolehkan, tanpa merusak permukaan ubin.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB VI Spesifikasi Teknis Halaman
28
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA MERAH
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, alat-alat bantu yang dibutuhkan, bahan dan semua pasangan bata merah pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan
Spesifiksi Teknis ini.
Pekerjaan ini terdiri dari pada hal-hal berikut : •
Pasangan bata merah, •
Adukan, •
Pengaplikasian bahan penutup celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding dengan bukaan dinding dan dinding dengan peralatan, sesuai dengan petunjuk Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis.
2. STANDARRUJUKAN •
Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia PUBI-1982 •
Standard Industri Indonesia SIIStandar Nasional Indonesia SNI •
American Society for Testing and Materials ASTM •
Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A SK SNI S-04-1989-F •
Spesifikasi Teknis : −
Adukan dan Plesteran −
Penutup dan Pengisi Celah
3. PROSEDUR UMUM
a. Contoh Bahan
Contoh bahan-bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirimkan ke lokasi proyek. Contoh bahan bata merah
diserahkan sebanyak minimal 10 buah, untuk keperluan pengujian kuat tekan yang disyaratkan. Biaya pengadaan contoh dan pengujian menjadi tanggung jawab Kontraktor.
b. Pengiriman dan
Penyimpanan Semua bahan harus disimpan dengan baik, terlindung dari kerusakan. Bata harus disusun
dengan baik dan teratur dengan tinggi maksimum 150 cm. Semen harus dikirim dalam kemasan aslinya yang tertutup rapat dimana tertera nama pabrik serta merk dagangnya.
4. BAHAN-BAHAN
a. Bata Merah
Bata merah harus dari mutu yang terbaik dengan pembakaran sempurna dan merata, produksi local dengan ukuran nominal 55 m x 110 mm x 230 mm atau sesuai dengan ukuran local yang
dapat diperoleh, yang dibakar dengan baik dan bersudut runcing dan rata, tanpa cacat dan tidak
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB VI Spesifikasi Teknis Halaman
29
mengandung kotoran. Meskipun ukuran bata yang biasa diperoleh di suatu daerah mungkn berbeda dengan ukuran
tersebut di atas, harus diusahakan supaya tidak terlalu menyimpang dari ukuran-ukuran tersebut.
Bata merah yang digunakan harus mempunyai tekan minimal 25 kgcm2, sesuai ketentuan SII- 0021-78SNI.15-2049-1991 dan SK SNI S-04-1989-F.
b. Adukan dan
Plesteran Adukan dan plesteran untuk pasangan bata merah harus memenuhi ketentuan Spesifikasi
Teknis seperti tertera di atas Spesifikasi Teknis Adukan dan Plesteran
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Adukan Adukan harus dicampur dalam alattempat mencampur yang telah disetujui. Sangat dilarang
memakai adukan yang sudah mulai mengeras dan membubuhkannya untuk dipakai lagi. Adukan yang dipakai seperti berikut :
− Untuk pasangan kedap air di daerah basah, 15 cm di bawah permukaan tanah sampai 20
cm di atas lantai tergambar ataupun tidak tergambar dalam Gambar Kerja dan di tempat- tempat lain sesuai petunjuk Gambar Kerja digunakan adukan 1 semen dengan 2 pasir.
− Untuk pasangan biasa digunakan adukan 1 semen dengan 5 pasir.
b. Pemasangan Sebelum pemasangan pekerjaan ini, Kontraktor wajib memeriksa dengan seksama Gambar
Kerja dan melihat keadaan tempat perkerjaan tersebut di atas yang akan dilaksanakan. Sebelum digunakan, bata merah harus direndam dalam air menggunakan bakdrum hingga jenuh. Dinding
harus dipasan dan didirikan menurut masing-masing ukuran, ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi 50 dan yang patah lebih dari dua.
Pasangan dinding bata merah yang luasnya lebih besar dari 12 m2 harus ditambahkan kolom dan balok penguat dengan ukuran minimal 120 mm x 120 mm, sesuai dengan lebar bata,
dengan tulangan pokok minimal 4 ∅ 10 mm, sengkang ∅ 8 mm – 200 mm atau sesuai dengan
Gambar Kerja. Pasangan dinding bata dengan luas setiap 6 m2 yang terletak di luar bangunan yang langsung
mendapat beban angin harus diberi kolom praktis ukuran minimum 120 mm x 120 mm dengan tulangan dan beugeul seperti di atas.
Pemasangan dinding bata merah dilaksanakan bertahap, setiap tahap terdiri maksimal 24 lapis setiap hari, dan kemudian diikuti dengan pengecoran kolom praktis.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB VI Spesifikasi Teknis Halaman
30
Tebal adukan pengikat tidak kurang dari 10 mm dan adukan harus padat sedemikian rupa sehingga membentuk sambungan yang lurusmenerus dan rata.
Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok rapih sedalam 10 mm dan dibersihkan dengan sapu lidi untuk kemudian disiram.
Sebelum diplester, pasangan bata harus disiram dengan air terlebih dahulu sampai jenuh. c.
Perawatan dan Perlindungan Pasangan bata merah harus dibasahi terus menerus.
Pasangan bata merah yang terkena udara terbuka, selama waktu-waktu hujan lebat harus diberi pelindung dengan penutup bagian atas dari tembok.
d. Plesteran Bahan plesteran harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis Adukan dan Plesteran.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB VI Spesifikasi Teknis Halaman
31
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ADUKAN DAN PLESTERAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan plesteran kasar dan halus, seperti dinyatakan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
2. STRANDARRUJUKAN •
American Society for Testing and Materials ASTM •
American Concrete Institute ACI •
Peraturan Beton Bertulang Indonesia N1-2, 1971 •
Standard Industri Indonesia SIIStandar Nasional Indonesia SNI : −
SII.0013-18SNI.115-2049-1992 Cement Portland, Mutu dan Cara Uji Cement. •
American Association of State Highway and Transportation Officials AASHTO. •
Spesifikasi Teknis – Beton Cor di tempat
3. PROSEDUR UMUM
3.1 Contoh bahan
Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk terlebih dahulu sebelum dikirimkan ke lokasi proyek.
3.2 Pengiriman dan Penyimpanan
Pengiriman dan penyimpanan bahan semen dan bahan lainnya harus sesuai dengan ketentuan Spesifikasi Teknis Spesifikasi Teknis Beton dan Cor di tempat.
Pasir harus disimpan di atas tanah yang bersih, bebas dari aliran air, dengan kata lain daerah sekitar penyimpanan dilengkapi dengan saluran pembuanganj yang memadai, dan bebas dari benda-benda
asing. Tinggi timbunan tidak lebih dari 1200 mm agar tidak berhamburan.
4. BAHAN-BAHAN 4.1 Semen
Semen tipe I harus memenuhi standard SII.0013-18SNI. 15-2049- 1992 atau ASTM C 150-89 serta Spesifikasi Teknis Beton Cor di tempat.
4.2 Pasir
Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung lumpur atau kotoran yang lain yang merusak.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB VI Spesifikasi Teknis Halaman
32
Perbandingan butir-butir harus seragam dari yang kasar sampai dengan yang halus, sesuai dengan ketentuan ASTM C 33.
4.3 Air
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat-zat organic yang bersifat merusak. Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak perlu diuji. Pada dasarnya semua air,
kecuali yang telah disebut di atas, harus diuji sesuai ketentuan AASHTO T 26 danatau disetujui Pengawas Lapangan.
4.4 Bahan Tambahan
Bahan tambahan untuk meningkatkan kekedapan air terhadap air dan menambah daya lekat harus berasal dari merk yang dikenal luas, seperti Super Cement, Febond SBR, Cemecryl, Barra Emulsion
57 atau yang setara.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1 Perbandingan Campuran Adukan danatau Plesteran
Campuran 1 semen dan 3 pasir digunakan untuk adukan kedap air, adukan kedap air 150 mm di bawah permukaan tanah sampai 200 mm di atas lantai, tergambar atau tidak tergambar dalam
Gambar Kerja, plesteran permukaan beton yang terlihat dan tempat-tempat lain seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Campuran 1 semen dan 5 pasir untuk semua pekerjaan adukan dan plesteran selain tersebut di atas. Bahan tambahan untuk menambah daya lekat dan meningkatkan kekedapan terhadap air harus
digunakan dalam jumlah yang sesuai dengan petunjuk penggunaan dari pabrik pembuat.
5.2 Pencampuran
Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau alat pencampur yang disetujui sampai deperoleh campuran yang merata, untuk kemudian ditambahkan sejumlah air dan
pencampuran minimal 1 sampai 2 menit sebelum pengaplikasian.
Adukan harus dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu pencampuran minimal 1 sampai 2 menit sebelum pengaplikasian.
Adukan yang tidak digunkan dalam jangka waktu 45 menit setelah pencampuran tidak diijinkan digunakan.
5.3 Persiapan dan Pembersihan Permukaan
Semua permukaan yang akan menerima adukan danatau plesteran harus bersih, bebas dari serpihan karbon lepas dan bahan lainnya yang mengganggu.
Pekerjaan plesteran hanya diperkenankan setelah selesainya pemasangan instalasi listrik dan air dan seluruh bagian yang akan menerima plesteran telah terlindung di bawah atap.
Permukaan yang akan dipleste harus telah berusia tidak kurang dari 2 dua minggu. Bidang permukaan tersebut harus disiram air terlebih dahulu dengan air hingga jenuh dan siar telah dikeron
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB VI Spesifikasi Teknis Halaman
33
sedalam 10 mm dan dibersihkan.
5.4 Pemasangan
a. Adukan dan
Plesteran −
Pekerjaan plesteran dapat dimullai setelah pekerjaan persiapan dan pembersihan selesai.
− Untuk memperoleh permukaan yang rapih dan sempurna, bidang plesteran dibagi-bagi
dengan kepala plesteran yang dipasangi kelos-kelos sementara dari bambu. −
Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak dengan menggunakan kepingan kayu lapis dengan ketebalan 6 mm untuk patokan kerataan bidang.
− Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya, permukaan dinding
baru dapat ditutup dengan plesteran sampai rata dan tidak ada kepingan-kepingan kayu yang tertinggal dalam plesteran.
− Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapih, kecuali bila pasangan akan dilapis
dengan bahan lain. Sisa-sisa pekerjaan yang telah selesai harus segera dibersihkan. −
Tali air naad selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian pertemuan dengan bukaan dinding atau bagian lain yang ditentukan dalam Gambar Kerja, dibuat dengan
menggunakan profil kayu khusus untuk itu yag telah diserut rata, rapih dan siku. Tidak diperkenankan membuat tali air dengan menggunakan baja tulangan.
b. Plesteran Permukaan Beton
− Permukaan beton yang akan diberi plesteran harus dikasarkan, dibersihkan dari bagian-
bagian yang lepas dan dibasahi air, kemudian diplester. −
Permukaan beton harus dibersihkan dari bahan-bahan cat, minyak, lemak, lumur dan sebagainya sebelum pekerjaan plesteran dimulai.
− Permukaan beton harus dibersihkan menggunakan kawat baja. Setelah plesteran selesai
dan mulai mengeras, permukaan plesteran dirawat dengan penyiraman air. Plesteran yang tidak sempurna, misalnya bergelombang, retak-retak, tidak tegak lurus dan
sebagainya harus diperbaiki.
5.5 Ketebalan Adukan dan Plesteran
Tebal adukan danatau plesteran minimal 10 mm, kecuali bila dinyatakan lain dalam Gambar Kerja atau sesuai dengan petunjuk Pengawas Lapangan.
5.6 Pengacian
Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh sehingga plesteran menjadi rata, halus, tidak ada bagian yang bergelombang, tidak ada bagian yang retak dan setelah plesteran
berumur 8 delapan hari atau sudah kering betul.
Selama 7 tujuh hari setelah pengacian selesai dilakukan, Kontraktor harus selalu menyiram bagian permukaan yang diaci dengan air sampai jenuh, sekurang-kurangnya dua kali setiap harinya.
5.7 Pemeriksaan dan Pengujian
Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa dan diuji. Kontraktor setiap waktu harus memberikan kemudahan kepada Pengawas Lapangan untuk dapat mengambil contoh pada bagian
yang telah diselesaikan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB VI Spesifikasi Teknis Halaman