Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB VI Spesifikasi Teknis Halaman
35
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KAYU KASAR
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan secara lengkap tenaga, alat-alat dan bahan-bahan, serta pembuatan dan pemasangan pekerjaan kayu kasar yang terdiri sebagai berikut tetapi tidak terbatas
pada :
• Pekerjaan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja
2. STRANDARRUJUKAN •
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5, 1961. •
Standar Nasional Indonesia SNI. −
SNI.03-3233-1992 – Panduan Pengawetan Kayuj dengan Cara Pemulasan, Pencelupan dan Perendaman.
• Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A SK SNI S-04-01-1989-F.
• Spesifikasi Teknis – Pekerjaan Kayu Halus.
3. PROSEDUR UMUM
3.1 Contoh Bahan
Contoh bahan harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui terlebih dahulu sebelum pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan.
Semua kayu harus berasal dari pemasok yang dikenal yang dapat menjamin kualitas dan kadar air yang diminta.
3.2 Pengiriman dan Penyimpanan
Pekerjaan kayu harus didatangkan ke lokasi dalam kondisi terbaik, disimpan dalam gudang tertutup yang memiliki ventilasi, terlindung dari perubahan cuaca dan kelembaban.
4. BAHAN-BAHAN 4.1 Kayu
a. Mutu Kayu
− Kayu untuk jenis yang ditentukan harus dari kualitas yang baik, dengan kelas awet II dan
kelas kuat II, sesuai PKII NI-5, 1961 dan untuk semua jenis pekerjaan kayu kasar seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
− Kayu harus bebas dari getah, celah, mata kayu besar yang lepas atau mati, susut pinggir-
pinggirnya dan cacat lainnya yang parah.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB VI Spesifikasi Teknis Halaman
36
b. Kadar Air
− Kecuali ditentukan lain dalam Spesifikasi Teknis ini, semua kayu untuk pekerjaan kayu
konstruksi dalam, rangka, bilah-bilah harus dalam keadaan kering dan ketika didatangkan ke lokasi kadar air harus dalam batas-batas 15 – 18.
− Harus diperhatikan agar kadar air dimaksud tidak berubah selama pengangkutan,
penyimpanan dan pemasangan. c. Jenis
Kayu Kayu-kayu terpilih harus dari borneo yang memiliki penampilan baik dengan penyelesaian yang
berkualitas.
4.2 Alat Pengencang
Semua alat pengencang seperti kayu, sekrup, baut, angkur dan lainnya harus dari baja lapis galvanis dalam ukuran sesuai petunjuk Gambar Kerja atau sesuai kebutuhan standard yang berlaku.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1 Ukuran dan Pola
Kayu harus disesuaikandiratakan pada empat sisinya. Ukuran kayu harus sesuai dengan persyaratan PKKI NI-5, 1961. Kayu harus dikerjakan sesuai dengan poladesain yang ditentukan dalam Gambar
Kerja.
5.2 Pengawetan
Semua kayu yang dipasang tetap dalam bangunan atau struktur harus diberi bahan pengawet dengan cara pulasan atau leburan sebanyak 2 dua kali. Bila kayu yang telah diawetkan dipotong, maka
bagian permukaan kayu dipotong tersebut harus diulasdilabur dengan bahan pengawet yang sama. Bahan pengawet dan pelaksanaannya harus memenuhi ketentuan yang tersebut dalam SNI.03-3233-
1992.
5.3 Perbaikan Pekerjaan yang Tidak Sempurna
Bila diketahui pekerjaan-pekerjaan kayu tersebut menjadi mengkerut atau bengkok, atau kelihatan ada cacat-cacat lainnya pada pekerjaan kayu halus sebelum masa pemeliharaan berakhir maka
pekerjaan cacat tersebut harus dibongkar atau diganti hingga Pengawas Lapangan merasa puas dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang terganggu akibat pembongkaran terebut harus diperbaiki atas
biaya Kontraktor.
6. SUSUT MENGKERUT
Persiapan, penyambungan dan pemasangan semua pekerjaan kayu halus sedemikian rupa, hingga susut di bagian mana saja dan ke arah mana pun tidak akan mengurangimempengaruhi kekuatan
dan bentuk dari pekerjaan kayu yang sudah jadi, juga tidak menyebabkan rusaknya bahan-bahan yang bersentuhan.
7. PEMBERSIHAN
Semua tatal, puntung kayu dan kayu bekas harus dibersihkan secara teratur dan pada waktu penyelesaian pekerjaan.