berdasarkan antibiotika alam, dapat pula dibuat antibiotika baru secara sintetis parsial yang sebagian mempunyai sifat yang lebih baik Mutschler, 1999.
Agen-agen antimikroba merupakan sebagian contoh kemajuan yang dramatis pada pengobatan modern. Banyak penyakit infeksi yang dulunya
dianggap tidak dapat disembuhkan dan bahkan mematikan kini dapat diobati hanya dengan beberapa pil. Aktivitas obat-obat antimikroba yang luar biasa kuat
dan spesifik ini disebabkan oleh kemampuan obat-obat tersebut memilih target yang sangat spesifik dan juga unik bagi mikroorganisme, atau memilih target yang
jauh lebih penting bagi mikroorganisme daripada bagi manusia Katzung, 2004.
1.2 Permasalahan
Apakah kadar amoksisilin yang terdapat pada omemox dari PT. MUTIFA Medan telah memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan PT. MUTIFA Medan.
1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan
Untuk mengetahui kadar amoksisilin yang terdapat dalam kaplet Omemox dari PT. MUTIFA Medan apakah telah sesuai dengan standar amoksisilin yang
telah di tetapkan dalam Farmakope Indonesia.
1.3.2 Manfaat
Setelah mengetahui kadar zat dalam obat maka kita dapat mengetahui kualitas obat yang dihasilkan apakah memenuhi syarat atau tidak.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 AMOKSISILIN
Amoksisilin mengandung tidak kurang dari 90,0 C
16
H
19
N
3
O
5
S, dihitung terhadap zat anhidrat. Mempunyai potensi setara dengan tidak kurang dari 900 µg
dan tidak lebih dari 1050 µg per mg C
16
H
19
N
3
O
5
S, dihitung terhadap zat anhidrat.
Pemerian: serbuk hablur, putih, praktis tidak berbau. Kelarutan: sukar larut dalam air dan methanol; tidak larut dalam benzen, dalam
karbon tetraklorida dan dalam kloroform.
Baku pembanding amoksisilin BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum
digunakan Anonim
c
, 1995. Penisilin ditemukan oleh Fleming pada tahun 1929 di London, setelah
mengamati pertumbuhan stafilokokus tertentu dihambat bila bakteri-bakteri tersebut terkontaminasi oleh jamur. Kemudian Florey dan Chain berhasil
mengisolasi substansia aktif dari jamur Fleming yang disebut penisilin. Pertama digunakan penisilin neonatum untuk pemakaian sistemik kemudian digunakan P.
Chrysogenum semasa perang dunia kedua karena kebutuhan meningkat. Penisilin
Universitas Sumatera Utara
terbagi atas dua yaitu penisilin alam dan penisilin semisintetis. Penisilin alam diperoleh dengan jalan mengubah struktur kimia penisilin alam atau dengan cara
sintetis inti penisilin yaitu asam amino penisilat Munaf, 1994. Tetapi penemuan ini baru dikembangkan dan digunakan pada permulaan
Perang Dunia kedua di tahun 1941, ketika obat-obat antibakteri sangat diperlukan untuk menanggulangi infeksi dari luka-luka akibat pertempuran Tjay dan Kirana,
2002. Menurut Siswandono dan Soekardjo 1995, antibiotika berasal dari
sumber-sumber berikut, yaitu Actiomycetales 58,2, jamur 18,1, tanaman tinggi 12,1, Eubacteriales terutama Bacilli 7,7, binatang 1,8,
Pseudomonales 1,2 dan ganggang atau lumut 0,9. Antibiotika dapat dikelompokkan berdasarkan tempat kerja, spektrum aktivitas dan struktur
kimianya. Penggolongan antibiotika berdasarkan spektrum aktivitasnya: 1.
Antibiotika dengan spektrum luas, efektif baik terhadap Gram-positif maupun Gram negatif.
Contoh: turunan tetrasiklin, turunan amfenikol, turunan aminoglikosida, turunan makrolida, rifamfisin, beberapa turunan penisilin, seperti
ampisilin, amoksisilin, bakampisilin, karbenisilin, hetasilin, rivampisilin, sulbenisilin dan tikarsilin, dan sebagian besar turunan sefalosporin.
2. Antibiotika yang aktivitasnya lebih dominan terhadap bakteri Gram-
positif. Contoh: Basitrin, eritromisin, sebagian besar turunan penisilin, seperti
benzilpenisilin, penisilin G prokain, penisilin V, fenesetin K, metisilin Na,
Universitas Sumatera Utara
nafsilin Na, oksasilin Na, kloksasilin Na, dikloksasilin Na dan floksasilin Na, turunan linkoksamida, asam fusidat dan beberapa turunan sefalosforin.
3. Antibiotika yang aktivitasnya lebih dominan terhadap bakteri Gram-
negatif. Contoh: Kolistin, polimiksin B sulfat dan sulfomisin.
4. Antibiotika yang aktivitasnya lebih dominan terhadap Mycobacteriae
antituberkulosis. Contoh: Streptomisin, kanamisin, rifampisin, viomisin dan kapreomisin.
5. Antibiotika yang aktif terhadap jamur antijamur.
Contoh: Gliseofulfin dan antibiotika polien, seperti nistatin, amfoterisin B dan kandisidin.
6. Antibiotika yang aktif terhadap neoplasma antikanker.
Contoh: Aktinomisin, bleomisin, daunorubisin, doksorubisin, mitomisin dan mitramisin.
Amoksisilin adalah antibiotika golongan β-laktam dengan spektrum luas, digunakan untuk pengobatan infeksi pada saluran napas, saluran empedu dan
saluran seni, gonorhu, gastroenteritis, meningitis dan infeksi karena Salmonella sp., seperti demam tipoid. Amoksisilin merupakan turunan penisilin yang tahan
asam tetapi tidak tahan terhadap penisilanase. Beberapa keuntungan dibandingkan ampisilin adalah penyerapan obat dalam saluran cerna lebih sempurna, sehingga
kadar darah dalam plasma dan saluran seni lebih tinggi, serta adanya makanan tidak mempengaruhi penyerapan obat Siswandono dan Soekardjo, 1995.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Munaf 1994, berdasarkan aktivitas antimikrobanya turunan penisilin dibagi menjadi beberapa kelompok sebagai berikut:
1. Penisilin G dan penisilin V yang sangat aktif terhadap kokus gram positif,
tetapi mudah dihidrolisir oleh penisilanase. Sehingga obat ini tidak aktif terhadap sebagian besar strain stafilokokus.
2. Penisilin retensi penisilanase seperti metisilin, nafsilin, oksasilin,
kloksasilin, diklosasilin, kurang sensitif terhadap mikroorganisme yang sensitif terhadap penisilin G, tetapi merupakan obat pilihan terhadap
stafilokokus aureus penghasil penisilanase. 3.
Ampisilin, amoksisilin dan hetasilin termasuk satu grup penisilin dimana aktivitas antimikrobanya lebih luas termasuk mikroba gram negatif seperti
Hemofilus influenza, Eshericia coli, Prosteus mirabilis. 4.
Karbenislin, tikarsilin, dan azlosilin digunakan untuk Pseudomonas, Enterobacter, dan spesies Proteus.
5. Grup penisilin baru. Mezlosin dan piperasilin berguna untuk Klebsiela dan
mikroorganisme gram negatif tertentu. Antibiotika adalah zat yang dibentuk oleh mikroorganisme yang dapat
menghambat atau membunuh pertumbuhan mikroorganisme lain. Antibiotika dapat juga dibentuk oleh beberapa hewan dan tanaman tinggi. Di samping itu
berdasarkan antibiotika alam, dapat pula dibuat antibiotika baru secara sintetis parsial yang sebagian mempunyai sifat yang lebih baik. Antibiotika yang berguna
hanyalah antibiotika yang mempunyai kadar hambat minimum KHM in vitro
Universitas Sumatera Utara
lebih kecil dari kadar zat yang dapat dicapai dalam tubuh dan tidak toksik. Mekanisme antibiotika umumnya:
1. Menghambat biosintesis dinding sel
2. Meninggikan permeabilitas membran sitoplasma
3. Mengganggu sintesis protein normal bakteri
Umumnya, antibiotika yang mempengaruhi pembentukan dinding sel atau permeabilitas membran sel bekerja bakterisida, sedangkan yang bekerja pada
sintesis protein bekerja bakteriostatik Mutschler, 1999. Antibiotika tidak aktif terhadap kebanyakan virus kecil, mungkin karena
virus tidak memiliki proses metabolisme sesungguhnya, melainkan tergantung seluruhnya dari proses tuan rumah Tjay dan Kirana, 2002.
Obat yang digunakan untuk membasmi mikroba, penyebab infeksi pada manusia, ditentukan harus memiliki sifat toksisitas selektif setinggi mungkin.
Artinya, obat haruslah bersifat sangat toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksis pada hospes. Sifat toksisitas selektif yang absolut belum atau mungkin juga
tidak diperoleh Anonim
b
, 2002. 2.2 MEKANISME KERJA
Setelah diabsorpsi amoksisilin didistribusikan ke berbagai jaringan tubuh. Kadar terapi dalam jaringan-jaringan seperti cairan sendi, pleural, pericardium dan
empedu. Dalam jumlah kecil ditemukan dalam sekresi prostate, jaringan otak, dan cairan intraokuler Munaf, 1994.
Amoksisilin adalah derivat-hidroksi 1972 dengan aktivitas sama dengan ampisilin. Tetapi resorbsinya lebih lengkap dan pesat dengan kadar darah dua kali
Universitas Sumatera Utara
lipat. Waktu paruhya 1-2 jam. Persentasi pengikatan pada protein jauh lebih ringan daripada pen-G dan pen-V. Difusinya ke jaringan dan cairan tubuh lebih
baik, antara lain ke dalam air liur pasien bronchitis kronis. Kadar bentuk aktifnya dalam kemih jauh lebih tinggi daripada ampisilin ca 70 hingga lebih banyak
digunakan pada infeksi saluran kemih. Efek samping. Gangguan lambung usus dan rash lebih jarang terjadi Tjay dan Kirana, 2002.
Amoksisilin merupakan antibiotika dari penisilin semisintetik yang stabil dalam suasana asam, kerja bakterisida, atau pembunuh bakterinya seperti
ampisilin. Amoksisilin diabsorbsi dengan cepat dan baik di saluran pencernaan, tidak tergantung adanya makanan dalam lambung dan setelah 1 jam
konsentrasinya dalam darah sangat tinggi sehingga efektivitasnya tinggi. Amoksisilin diekskresikan atau dibuang terutama melalui ginjal, dalam air kemih
terdapat dalm bentuk aktif. Amoksisilin sangat efektif terhadap organisme gram positif dan gram negatif. Penggunaan amoksisilin seringkali dikombinasikan
dengan asam klavulanat untuk meningkatkan potensi dalam membunuh bakteri Junaidi, 2009.
Dosis: oral 3 dd 375-1000mg, anak-anak 10 tahun 3 dd 10 mgkg, 3-10
tahun 3 dd 250 mg, 1-3 tahun 3 dd 125 mg, 0-1 tahun 3 dd 100 mg. juga diberikan secara i.m.iv Tjay dan Kirana, 2002.
2.3 TABLET