Gravimetri Gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan paling

d. Cara pengeringan berdasarkan reaksi kimia air dengan titrasi langsung dari bahan basah dengan iodin, sulfur, dioksida, dan piridina dalam methanol. e. Cara titrasi yang menunjukkan perubahan warna pada titik terakhir titrasi M. A. K. Budianto, 2009.

2.6. Gravimetri Gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan paling

sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Kesederhaaan itu jelas kelihatan karena dalam gravimetri jumlah zat ditentukan dengan menimbang langsung massa zat yang dipisahkan dari zat-zat lain. Pada dasarnya pemisahan zat dilakukan dengan cara sebagai berikut. Mula-mula cuplikan zat dilarutkan dalam pelarut yang sesuai, lalu ditambahkan zat pengendap. Endapan yang terbentuk disaring, dicuci, dikeringkan atau dipijarkan dan setelah dingin ditimbang. Kemudian jumlah zat yang ditentukan dihitung dari faktor stoikiometrinya. Hasilnya disajikan sebagai persentase bobot zat dalam cuplikan semula. Meskipun gravimetri merupakan cara pemeriksaan kimia terhitung yang paling tua dan paling jelas urutan kerjanya, namun pemakaiannya terbatas karena pengerjaannnya memakan waktu lama. Selain itu berbagai persyaratan harus dipenuhi agar penentuan terhitung dapat dilakukan dengan memuaskan. Persyaratan itu antara lain: 1. Zat yang akan ditentukan harus dapat diendapkan secara terhitung sekurangnya 99,9 kesempurnaan pengendapannya. Ini berarti bahwa endapan yang terbentuk harus cukup sukar larut. Umumnya endapan yang dipakai dalam gravimetri mempunyai kelarutan atau hasil kali kelarutan yang sangat rendah, sehingga Universitas Sumatera Utara kehilangan yang disebabkan oleh kelarutannya dapat diabaikan. Selain itu zat pengendap yang berlebihan harus ditambahkan pada proses pengendapan karena jumlah zat pengendap yang dibutuhkan untuk pengendapan tidak diketahui dengan pasti. Penambahan zat pengendap yang berlebihan ini juga akan mengurangi kehilangan endapan. 2. Endapan yan terbentuk harus cukup murni dan dapat diperoleh dalam bentuk yang cocok untuk pengolahan selanjutnya. Endapan yang berbentuk hablur kasar lebih cocok untuk pengolahan selanjutnya dalam gravimetri daripada endapan yang berbentuk hablur halus atau endapan yang tak terbentuk. Sedangkan pengolahan selanjutnya itu akan menghasilkan senyawa yang akan ditimbang yang mengandung zat yang ditentukan Harrizul Rivai, 1994. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Metodologi

Metodologi yang digunakan dalam percobaan ini adalah dengan cara mengukur brix sprite dengan alat density meter kemudian kadar air diukur dengan metode gravimetri.

3.1.1. Alat

- Density meter DMA 4500 M - Pompa Vakum - Cawan - Oven - Pipet tetes - Neraca Analitik - Desikator - Erlenmeyer 500 ml

3.1.2. Bahan

- Air sprite - Aquadest Universitas Sumatera Utara