Kadar Kotoran Kadar Abu Kadar Tembaga dan Mangan Kadar Nitrogen

2.6.3. Perbedaan Karet Alam dan Karet Sintetis

Walaupun karet alam saat ini jumlah produksi dan konsumsinya jauh dibawah karet sintetis atau karet buatan pabrik, tetapi sesungguhnya karet alam belum dapat digantikan oleh karet sintetis. Bagaimanapun keunggulan yang dimiliki karet alam sulit ditandingi oleh karet sintetis. Nazaruddin,dkk. 1991

2.7. Dasar – dasar Spesifikasi Standart Malaysian Rubber SMR

Dasar – dasar yang dipakai dalam menentukan kriteria spesifikasi Standart Malaysian Rubber SMR adalah sebagai berikut :

2.7.1. Kadar Kotoran

Kadar kotoran merupakan kriterium yang terpenting dan dipakai sebagai dasar penggolongan mutu. Hal ini disebabkan karena kotoran dapat merusak sifat-sifat baik karet jadi. Juga pada karet-karet konvensionil ternyata bahwa lebih banyak kotorannya lebih rendah mutunya.

2.7.2. Kadar Abu

Penentuan maksimal dari kadar abu dimaksudkan agar karet yang dijual tidak kemasukan bahan-bahan kimia dalam jumlah terlalu banyak. Dalam pengolahan karet memang beberapa bahan kimia dipakai, misalnya natrium bisulfit atau natrium karbonat. Banyak abu lebih dari 1,5 menunjukkan bahwa pencucian kurang bersih.

2.7.3. Kadar Tembaga dan Mangan

Tembaga dapat sangat merusak karet dalam jumlah yang kecil. Karet pada umumnya tidak boleh mengandung tembaga lebih 1-2 ppm. Mangan pun dapat merusak ketahanan karet tetapi dalam lateks alami, jumlah mangan pun sangat sedikit. Terdapatnya mangan jumlah lebih dari yang ditetapkan. Universitas Sumatera Utara

2.7.4. Kadar Nitrogen

Kadar nitrogen menunjukkan adanya zat-zat protein dalam karet. Karet skim yang mengandung bahan-bahan bukan karet lebih banyak daripada karet lainnya, mempunyai kadar nitrogen yang tinggi dan tidak boleh dicampur dengan karet jenis lain. Walujuno,K. 1970 Bahan-bahan tambahan proses vulkanisasi 1. Akselerator : Hingga tahun 1900-an, vulkanisasi karet masih merupakan proses yang lambat, sehingga lebih banyak sulfur yang digunakan daripada jumlah optimumnya. Waktu curing beberapa jam, oleh karena itu dibutuhkan bahan yang mampu mempercepat proses vulkanisasi. Kalsium, magnesium atau seng oksida akselerator anorganik dapat mempercepat proses vulkanisasi. Industri karet mengalami perubahan besar ketika diperkenalkan akselerator organik untuk vulkanisasi. Diantaranya ialah senyawa-senyawa yang mengandung sulfur seperti tiourea, tiofenol, merkaptan, ditiokarbamat, tiuram disulfida ditambah akselerator nonsulfur seperti urea. Selain dengan cara mengawali pembentukan radikal bebas atau dengan mengikat proton, beberapa akselerator dapat bekerja dengan bantuan panas. Beberapa akselerator memerlukan aktivator dalam kerjanya. 2. Aktivator : Keberadaan oksida logam atau garam dari kalsium, seng atau magnesium diperlukan untuk mencapai efek penuh dari hampir semua jenis akselerator. Kelarutan dari bahan sangat penting. Oleh karena itu, oksida- oksida logam banyak digunakan bersama asam organik seperti asam stearat atau sabun dari logam yang digunakan stearat, laurat. Disamping kebutuhan akan aktivator, dengan akselerator seperti merkaptobenzotiazol, adanya oksida logam menjadi sangat penting dalam menentukan jenis reaksi ikatan silang Universitas Sumatera Utara yang terjadi. Ikatan yang terbentuk adalah jembatan ion yang kuat yang terbentuk ketika vulkanisasi. 3. Bahan Pengisi filler : Vulkanisat dengan komposisi karet, sulfur, akselerator, aktivator dan asam organik relatif bersifat lembut. Nilainya dalam industri modern pun relatif rendah. Untuk memperbaiki nilai di industri perlu ditambahkan bahan pengisi. Penambahan ini meningkatkan sifat-sifat mekanik seperti tensile strength, stiffness, tear resistance, dan abrasion resistance. Bahan yang ditambahkan disebut reinforcing fillers dan perbaikan yang ditimbulkan disebut reinforcement. Hanya sedikit bahan pengisi yang bersifat memperbaiki satu atau dua sifat karet alam. Sementara yang lainnya melemahkan vulkanisat pada satu atau dua sifat. Bahan tersebut dikenal sebagai inert fillers. Kemampuan filler untuk memperbaiki sifat vulkanisat dipengaruhi oleh sifat alami filler, tipe elastomer dan jumlah filler yang digunakan. Komposisi kimia dari filler menentukan kemampuan kerja dari filler. Karbon hitam adalah filler yang paling efisien meskipun ukuran partikel, kondisi permukaan dan sifat lain dapat dikombinasikan secara luas. Sifat elastomer juga turut menentukan daya kerja dari filler. Bahan yang baik untuk memperbaiki sifat karet tertentu, belum tentu bekerja sama baiknya untuk jenis karet lain. Peningkatan jumlah filler menyebabkan perbaikan sifat vulkanisat. Karbon hitam adalah satu-satunya bahan murah yang dapat memperbaiki ketiga sifat penting vulkanisat yaitu tensile strength, tear resistance dan abrasion resistance. http:www.chem-is-try.orgartikel_kimiakimia_materialvulkanisasi_karet Universitas Sumatera Utara

2.8. Air Pengolahan