Unsur-Unsur Hara Dalam Tanah

2.2 Unsur-Unsur Hara Dalam Tanah

Secara sederhana unsur hara adalah senyawa organis atau anorganis yang ada di dalam tanah atau dengan kata lain nutrisi yang terkandung di dalam tanah. Unsur hara sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang tanaman. Berdasarkan tingkat kebutuhannya maka dapat digolongkan menjadi 2 bagian yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah besar, yang termasuk unsur hara makro adalah N, P, K, Ca, S dan Mg Unsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah kecilsedikit, yang termasuk unsur hara mikro adalah Fe, Cu, Zn, Mn, Mo, B, Na, Cl. Kebutuhan unsur hara ini mutlak bagi setiap tanaman dan tidak bisa digantikan oleh unsur yang lain tentunya dengan kadar yang berbeda sesuai jenis tanamannya sebab jika kekurangan unsur hara akan menghambat pertumbuhan tanaman itu sendiri. Pengetahuan awal tentang unsur hara dan unsur kimia dalam pertanian modern ditemukan pada tahun 1840 oleh Justus Von Leibig seorang ahli kimia berkebangsaan Jerman. Ia memberi bukti yang membantah teori humus sebagai unsur hara. Menurut Leibig, tanaman memperoleh zat karbon dari udara dan beberapa unsur mineral kalium, kalsium, sulfur, dan phosphor dari dalam tanah. Setelah penemuan Leibig, studi mengenai unsur hara mengalami kemajuan pesat di akhir abad ke-19, yang diikuti dengan perkembangan industri pupuk. Setiap jenis unsur hara mempunyai reaksi yang berbeda pada berbagai jenis tanah. Ada unsur hara mineral yang larut di dalam dan mudah hilang karena menguap atau tercuci oleh air. Ada juga unsur hara yang terikat oleh koloid tanah, bahkan ada yang menghambat ketersediaan unsur lain. Di dalam tanah, unsur tersebut saling berinteraksi. Tanaman menyerap setiap jenis unsur hara dalam bentuk ion poitif dan ion negatif yang terlarut di dalam tanah. Universitas Sumatera Utara Dengan mengetahui bentuk-bentuk ion tersebut akan terbuka gambaran mekanisme setiap unsur hara yang terikat pada koloid tanah yang bermuatan negatif dan mekanisme unsur hara yang diserap tanaman, tercuci oleh aliran air, atau terikat oleh ion lain yang muatannya berlawanan dan membentuk senyawa yang mengendap di dalam air. Bagian yang mengendap tersebut tidak dapat digunakan oleh tanaman. Mekanisme pertukaran ion-ion dapat dijelaskan sebagai berikut: Kation yang berada pada kompleks jerapan dapat di tukar dengan kation yang berada pada larutan. Reaksi ini disebut pertukaran kation. Jadi jika liat yang mengabsorbsi K + dimasukkan kedalam larutan CaCl 2 , maka: Liat-K + CaCl 2 Liat-Ca 2+ + 2 KCl Proses pertukaran kation ini dipengaruhi oleh valensi kation, ukuran kation, sifat mineral terhadap kation dan konsentrasi kation pada larutan. Ion bervalensi tinggi dapat dengan mudah mengganti ion bervalensi lebih rendah. Jadi Ca 2+ dapat dengan mudah mengganti K + , tetapi tidak sebaliknya. Jika kita ingin mengganti Ca 2+ dengan K + diperlukan persyaratan lain, yaitu konsentrasi K + pada larutan harus lebih tinggi dari konsentrasi Ca 2+ . Jika kedua kation yang akan melakukan proses pertukaran kation mempunyai valensi sama, kation yang mempunyai ukuran lebih besar mempunyai kemampuan menukar kation lebih besar dibandingkan kation berukuran lebih kecil.

2.3 Unsur Hara Kalium K Tanah